Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

VALIDITAS DAN RELIABILITAS DATA DALAM PENELITIAN

Oleh
Soehalino
Ilmu Kesehatan Anak
011918116304

MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU)


METODOLOGI PENELITIAN DAN STATISTIK
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
DAFTAR ISI

Sampul ..................................................................................................................................... 1
Daftar Isi .................................................................................................................................. 2
Bab I Pendahuluan ................................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................. 3
1.2. Tujuan ............................................................................................................................... 3
Bab II Pembahasan .................................................................................................................. 4
2.1. Pengertian ......................................................................................................................... 4
2.2. Uji Validitas ....................................................................................................................... 5
2.3. Uji Reliabilitas .................................................................................................................. 7
2.4. Strategi untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas ..................................................... 8
2.5. Hubungan anatara validitas dan reliabilitas ...................................................................... 9
Bab III Kesimpulan ................................................................................................................ 10
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Di dalam membuat penelitian ilmiah, apapun jenisnya selalu dilakukan pengumpulan data
dengan cara apapun, selalu diperlukan suatu alat yang disebut instrumen pengumpul data. Alat
pengumpul data yang digunakan tergantung macam dan tujuan penelitian. Dua karakter alat ukur
dan pengukuran yang amat penting adalah validitas dan reliabilitas. Data yang kurang memiliki
validitas dan reliabilitas, akan menghasilkan kesimpulan yang bias, kurang sesuai dengan yang
seharusnya, dan bahkan bisa saja bertentangan dengan kelaziman. Sebaliliknya, data yang validitas
dan reliabilitasnya tinggi akan menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan kebenaran.

1.2.Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami tentang validitas data penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN

Valid atau tidaknya suatu penelitian sangat ditentukan oleh metode dan teknik
pengumpulan data yang digunakan. Data yang valid akan menghasilkan kesimpulan penelitian
yang valid. Dalam pengumpulan data selalu digunakan teknik pengukuran dan alat ukur. Dua
karakteristik alat ukur dan pengukuran yang amat penting yakni validitas (kesahihan) dan
reliabilitas (keandalan). Kedua karakteristik tersebut harus selalu diperhitungkan dalam tiap proses
pengukuran. Harus dipahami bahwa tidak pernah ada satu pengukuran pun yang memiliki validitas
dan reliabilitas yang sempurna. Untuk penilaian akurasi hasil suatu pengukuran diperlukan
informasi tentang populasi penelitian, periodee observasi, teknik atau cara pengukuran, penilaian
hasil, dan keandalan serta kesahihan pengukurannya.
2.1. Pengertian
a. Validitas
Menurut Azwar (1986), Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya. Selain itu,
Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006 juga menulis bahwa validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti
oleh peneliti. Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan dengan
suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan
derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji
yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur
apa yang diukur. Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu
alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki kecermatan
tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada
atribut yang diukurnya.
b. Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Walizer (1987) mengungkapkan pengertian dari
reliability (reliabilitas) adalah keajegan pengukuran. Sugiharto dan Situnjak (2006) menyatakan
bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam
penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan
data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan
bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
peubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test
merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Menurut Masri
Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala
yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut
reliable. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam
pengukur gejala yang sama. Menurut Sumadi Suryabrata (2004) reliabilitas menunjukkan
sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus
reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.Pengukuran yang
memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel.

2.2. Uji Validitas


Penilaian validitas alat ukur untuk variable berskala numerik dilakukan dengan
membandingkan alat ukur tersebut dengan alat ukur yang baku sebagai acuan. Misalnya timbangan
untuk mengukur berat badan dibandingkan dengan timbangan baku, kemudian dinyatakan sebagai
selisih rerata nilai baku dengan nilai pengukuran yang diperoleh, dibagi dengan nilai baku.
Validitas alat ukur untuk variable yang berskala nominal dapat dinilai dengan cara
membandingkan dengan alat diagnostic yang terbaik yang ada (gold standard). Dengan cara
tersebut diperoleh nilai sensitivitas, spesivisitas, nilai prediksi, serta rasio kemungkinan.
Validitas alat ukur paling sulit dilakukan apabila yang diukur bersifat abstrak, misalnya
derajat nyeri, atau kualitas hidup. Selain hasil pengukuran bukan berskala numeric atau ordinal,
penilaian variable abstrak mempunyai tingkat subyektivitas yang tinggi. Terdapat 3 hal yang
termasuk dalam validasi variable abstrak ini, yaitu
1) Validitas prediktif, merujuk pada apakah tingkat keakuratan pengukuran yang dilakukan
dapat memperkirakan variable tergantung yang dimaksud. Misalnya dalam faktor risiko
terjadinya penyakit jantung coroner dikenal klasifikasi tipe kepribadian tipe A atau tipe
B. Untuk menilai kesahihan klasifikasi tersebut kita perlu mengetahui betapa akuratkah
klasifikasi yang dipergunakan dapat memperkirakan besarnya insidens penyakit jantung
coroner pada sekelompok subyek yang diteliti.
2) Validitas kriteria atau validitas konvergen, menunjukkan berapa sahih hasil pengukuran
tersebut dibandingkan dengan cara pengukuran lain untuk variable yang sama. Misal
apakah validitas pertanyaan untuk ketaatan miunum obat pada suatu uji klinis sama
baiknya apabila dibandingkan dengan cara mengukur kadar obat dalam urin.
3) Validitas muka atau validitas isi, menunjuk pada keputusan subyektif pihak peneliti
berdasarkan akal sehat atau intuisi terhadap variable yang diukur. Untuk mengukur kualitas
hidup responden, mungkin peneliti memperkirakan dengan menggunakan hubungan
subyek dengan keluarga dan tetangga, atau dengan cara yang lain. Variabel yang digunakan
sebagai penduga variabel yang sulit diukur tersebut dinakmakan proxy. Hal tersebut
sepenuhnya bergantung kepada peneliti, tetapi alasan penggunaan alat ukur tersebut harus
dijelaskan atau didiskusikan.

Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu validitas faktor
dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu
faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan
cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total
faktor (total keseluruhan faktor).
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total),
perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila
kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan
antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor). Dari hasil
perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat
validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam
penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi
koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi
signifikan terhadap skor total.
Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS. Teknik pengujian yang
sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate
Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor
item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan
yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu
memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap à Valid. Jika r hitung ≥ r tabel
(uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan valid).

2.3. Uji Reliabilitas


Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau
serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan
tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah
dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama
dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi
belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh
mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek
dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang
konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu
memberikan hasil yang berbeda-beda.
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut
nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai rxx mendekati angka 1.
Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika ≥ 0.700.
Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena
instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat. Rumus Alpha Cronbach sevagai
berikut :

2.4. Strategi untuk meningkatkan Validitas dan reliabilitas


Untuk meningkatkan nilai validitas dan reliabilitas suatu penelitian perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut : (Sastroasmoro: 2008)
1) Standardisasi cara pengukuran
Hal ini harus dikemukakan dalam protokol penelitian, yaitu aturan khusus yang terinci
untuk melakukan pengukuran. Khususnya apabila pelaksaan penelitian dilakukan oleh
banyak orang, misalnya pada dtudi multi-senter, maka harus dibuat protocol yang rinci,
agar siapapun yang sudah dilatih untuk melakukan pengukuran tersebut dapat
melakukannya dengan cara yang sama.
2) Pelatihan pengukur
Pelatihan yang memadai selalu memberikan hasil yang lebih baik bagi para pengukur. Bila
perlu dapat diberikan sertifikat yang menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan telah
dilatih dan cakap melakukan pengukuran.
3) Penyempurnaan instrumen
4) Automatisasi
Variasi pada pemeriksaan dapat dikurangi secara bermakna bila instrumen dapat dibuat
automatis. Harus selalu diingat bahwa automatisasi tersebut sangat mengandalkan presisi
pada saat dilakukan automatisasi, sehingga hasil yang diperoleh lebih baik daripada bila
dilakukan secara manual.
5) Pengulangan pengukuran
6) Melakukan pemeriksaan tanpa setahu subyek
7) Melakukan pemeriksaan tanpa identitas subyek
8) Klaibrasi alat

2.5. Hubungan antara validitas dan reliabilitas


Validitas dan reliabilitas suatu penelitian bukanlah merupakan sesuatu yang all or none,
valid-reliabel atau tidak valid-tidak reliable, akan tetapi lebih merupakan ‘daerah abu-abu’.
Keandalan dan kesahihan alat ukur atau pengukuran biasanya dinyatakan secara kualitatif sebagai
amat buruk, buruk, kurang, cukup, baik, atau sangat baik. Kedua karakteristik pengukuran tersebut
hendaknya dipandang sebagai dua hal yang terpisah.
BAB III
KESIMPULAN

Validitas dan reliabilitas sangat penting untuk diperhatikan dalam meningkatkan kualitas
sebuah penelitian. Semakin tinggi validitas dan reliabilitas data sebuah penelitian semakin hasil
penelitian tersebut mendekati kebenaran. Beberapa langkah dapat dilakukan untuk meningkatkan
validitas dan reliabilitas penelitian yaitu pembuatan standar pengukuran, pelatihan, automatisasi,
blinding, pengukuran ulang, dan kalibrasi alat. Dalam penilian kedua karakteristik ini dipandang
sebagai dua hal terpisah yang dinyatakan dalam data kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA

Colton Theodore. 1984. Statistika Kedokteran. Gajah mada university press. Diterjemahkan oleh
dr. Rossi Sanusi

Sastroasmoro, S. 2008. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Sagung seto, Edisi ke-3 cetakan
ke- 2

Wahyuni, N. 2014. Uji Validitas dan reliabilitas. BInus university quality management center.
Dikutip dari http://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-
b-i-l-i-t-a-s/

Anda mungkin juga menyukai