Anda di halaman 1dari 13

PENJADWALAN PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT DENGAN MENGGUNAKAN

GOAL PROGRAMMING

Nama Mahasiswa : ATMASARI


NRP : 1206 100 064
Jurusan : Matematika
Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, MT

Abstrak
Penjadwalan perawat di Unit Gawat Darurat merupakan salah satu hal yang penting
yang sering terjadi di rumah sakit. Baik buruknya penjadwalan perawat yang dilakukan oleh
menejemen rumah sakit memegang peranan penting dalam mempengaruhi kinerja rumah sakit
dimata pengguna jasa rumah sakit. Oleh sebab itu, diperlukan suatu penjadwalan perawat yang
baik, sehingga pelayanan perawat terhadap pasien akan menjadi baik pula. Hal inilah yang
membuat Rumah Sakit Umum Haji Surabaya menjadikan permasalahan penjadwalan perawat
menjadi salah satu permasalahan yang penting dalam setiap evaluasi kinerjanya.
Pada tugas akhir ini, yang dibahas adalah bagaimana penerapan metode Goal
Programmig untuk membuat model penjadwalan perawat UGD di Rumah Sakit Umum Haji
Surabaya. Model yang dibuat didasarkan pada peraturan- yang berlaku di rumah sakit dan
preferensi dari perawat (keinginan perawat misalnya dalam hal pembagian shift secara adil dan
hari libur kerja). Disamping itu juga dipertimbangkan kebijakan dari rumah sakit. Preferensi
perawat diambil dari survey yang dilakukan untuk kepentingan penelitian yang meliputi
pertimbangan keadilan dalam hal pembagian shift malam dan hari libur kerja.
Dengan mengembangkan model penjadwalan yang sudah ada sebelumnya dan dengan
menggunakan bantuan program komputer LINGO diharapkan dapat memberikan hasil yang
dapat memberikan informasi mengenai bagaimana membuat model penjadwalan perawat yang
efektif dan efisien dengan menggunakan metode Goal Programming.

Kata kunci : Goal programming, penjadwalan perawat

itu biasanya terjadi karena perawat harus


I. PENDAHULUAN berjaga pada shift pagi, sore dan malam
Penjadwalan perawat ruang UGD secara berturut-turut sehingga
adalah permasalahan yang sangat rumit dan mengkibatkan mereka kurang tidur.
sering terjadi pada instansi-instansi Menurut penelitian oleh Grantcharov dkk,
kesehatan seperti rumah sakit. Hampir kurangnya jam tidur akan meningkatakan
setiap rumah sakit memiliki ruang UGD. tingginya tingkat kesalahan pada manusia.
Ruang unit gawat darurat adalah unit yang Untuk menghindari hal tersebut pihak
sangat sibuk yang siaga selama 24 jam per rumah sakit perlu membuat peraturan yang
hari. Oleh sebab itu dibutuhkan jam kerja jelas untuk mengatur jam kerja perawat
yang tinggi oleh perawat UGD yang harus agar dapat bekerja dengan baik sesuai
selalu siap berjaga pada shift yang berbeda dengan aturan-aturan yang ada.
yaitu pada shift pagi, sore dan malam. Untuk itu pada tugas akhir ini, akan
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan diterapkan suatu formulasi matematika
persiapan yang matang dalam pengaturan dengan menggunakan metode goal
penjadwalan untuk perawat. Hal itu programming (GP) untuk membuat sistem
diperlukan agar tidak terjadi kelelahan dan penjadwalan perawat UGD yang lebih
keletihan secara fisik, emosi dan psikologis optimal sehingga diharapkan mampu
pada perawat yang nantinya akan memberikan informasi pada para pengambil
memberikan dampak buruk bagi kinerja keputusan di rumah sakit atau klinik agar
perawat dalam memberikan pelayanan pada dapat melakukan penjadwalan menjadi
pasien. Kelelahan dan keletihan fisik seperti lebih efektif dan efisien. Metode Goal

1
programming sendiri adalah metode didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
pemrograman tujuan ganda dan merupakan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
solusi yang dapat dicapai secara optimal spiritual yang komprehensif, ditujukan
pada waktu yang bersamaan berdasarkan kepada individu, dan masyarakat baik yang
kendala-kendala yang dimiliki. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
siklus hidup manusia.
Dalam keperawatan fungsi perawat
II. TINJAUAN PUSTAKA terdiri dari tiga fungsi independen,
2.1 Tinjauan Umum interdependen, dan dependen.
2.1.1 Permasalahan Penjadwalan a. Fungsi independen perawat adalah
Melaksanakan pekerjaan secara perawat tidak memerlukan perintah
efektif dan efisien agar tujuan tercapai dokter. Tindakan perawat bersifat
adalah hal yang diinginkan oleh semua mandiri dengan berdasarkan ilmu
manajemen perusahaan. Masalah tindakan keperawatan.
penjadwalan tenaga kerja memiliki b. Fungsi interindependen perawat adalah
karakteristik yang spesifik, antara lain tindakan perawat berdasarkan pada
kebutuhan karyawan yang berfluktuasi, kerjasama dengan tim perawatan atau
kapasitas tenaga kerja yang tidak bisa tim kesehatan.
disimpan, dan faktor kenyamanan c. Fungsi dependen perawat adalah
pelanggan. Berbagai permasalahan pasti perawat bertindak membantu dokter
akan dihadapi setiap perusahaan dalam dalam memberikan pelayanan medik.
membuat jadwal untuk memenuhi semua Sedangkan peranan perawat antara lain:
kebutuhan jam kerja sesuai dengan jumlah a. Pelaksana palayanan perawatan.
pekerja yang ada. Terlebih lagi jika dalam b. Pengelola; perawat bertanggung jawab
suatu organisasi atau perusahaan jumlah dalam hal administrativf pengelolaan
pekerja sangat banyak, jumlah jam kerja pelayanan perawatan baik di
sangat panjang (misal 24 jam dalam sehari, masyarakat maupun dibalam institusi.
dan 7 hari dalam seminggu) dan variasi c. Pendidik; perawat bertanggung jawab
pekerjaan banyak. Contoh nyata yang dapat dalam hal pendidikan kesehatan.
diambil pada kasus ini adalah penjadwalan d. Peneliti; perawat melakukan penelitian
perawat dan penjadwalan dokter yang ada keperawatan untuk mengembangkan
di sebuah rumah sakit. Banyaknya jumlah ilmu dan praktek keperawatan, dan ikut
pasien yang membutuhkan pelayanan berperan serta aktif dalam kegiatan
kesehatan sangat kontras dengan jumlah penelitian di bidang kesehatan.
perawat dan dokter yang ada pada rumah
sakit. Hal ini mengakibatkan pihak rumah 2.2 Penjadwalan Perawat
sakit perlu melakukan pengaturan jadwal Di dalam rumah sakit keputusan yang
yang efisien untuk setiap sumber daya paling penting yang harus dibuat
manusia yang ada (termasuk perawat dan diantaranya adalah perencanaan kebutuhan
pasien) agar semua pasien dapat terlayani dan penjadwalan perawat. Ada tiga hal
dengan baik. yang berkaitan dengan proses dan
pengambilan keputusan perencanaan
2.1.2 Konsep keperawatan kebutuhan dan penjadwalan perawat yaitu:
Perawat merupakan tenaga kesehatan a. Staffing Decision
yang dominan di rumah sakit baik dari segi Yaitu merencanakan tingkat atau
jumlah maupun keberadaanya dalam jumlah kebutuhan akan perawat
memberikan pelayanan kesehatan kepada prakualifikasinya.
pasien. Menurut hasil Lokakarya b. Scheduling decisión
Keperawatan Nasional tahun 1983 yang Yaitu menjadwalkan hari masuk dan
ditulis oleh Sri Praptianingsih (2005) libur juga shift. Shift kerja untuk setiap
keperawatan adalah Suatu bentuk harinya sepanjang periode penjadwalan
pelayanan professional yang merupakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
bagian integral dari pelayanan yang

2
mínimum tenaga perawat yang harus 2.2.2 Model Sederhana Penjadwalan
tersedia Perawat di Ruang UGD
c. Allocation Decision Rumah sakit merupakan instansi yang
Yaitu membentuk kelompok perawat memiliki kesibukan kerja yang sangat
untuk dialosikan ke shift-shift atau hari- tinggi. Kesibukan ini akan lebih tampak
hari yang kekurangan tenaga kibat pada ruangan unit gawat darurat (UGD)
adanya variasi demand yang tidak dimana pada ruangan ini pengaturan
diprediksi, misalnya absennya perawat. seluruh sumber daya yang meliputi dokter,
perawat, kendaraan ambulan, obat-obatan
2.2.1 Karakteristik Penjadwalan perawat sampai pengaturan shift jaga harus
Menurut Warner (1976) seperti yang dioptimalkan.
dikutip oleh Jaumard (1998) penjadwalan Misalkan pada ruang UGD di sebuah rumah
perawat memiliki karakteristik yang sakit waktu jaga perawat dalam sehari
penting, antara lain: dibagi kedalam 3 shift, yaitu shift pagi, sore
a. Coverage dan shift malam. Penjelasan untuk masing-
Jumlah perawat dengan berbagai masing shift adalah sebagai berikut :
tingkat yang akan ditugaskan sesuai 1. shift pagi
jadwal berkenaan dengan a. kebutuhan dalam 1 hari = 7 jam
pemakaian minimum personel kerja
b. durasi waktu = antara pukul 7.00
perawat tersebut. pagi s.d 14.00 sore
b. Quality 2. shift sore
Sebuah alat untuk menilai keadaan a. Kebutuhan dalam 1 hari = 7 jam
pola jadwal. kerja
c. Stability b. Durasi waktu = antara pukul 14.00
Bagaimana agar seseorang perawat sore s.d 21.00 malam
mengetahui kepastian jadwal libur 3. shift malam
masuk untuk beberapa hari a. kebutuhan dalam 1 hari = 10 jam
mendatang dan supaya mereka kerja
mempunyai pandangan bahwa b. Durasi waktu = antara pukul 21.00
jadwal ditetapkan oleh suatu malam s.d 7.00 pagi dihari
berikutnya.
kebijaksanaan yang stabil dan Dalam memenuhi kebutuhan perawat
konsisten, seperti weekend policy, untuk seluruh shift, haruslah mematuhi
rotation policy. peraturan-peraturan yang ada pada rumah
d. Flexibility sakit. Karena banyaknya batasan-batasan
Kemampuan jadwal untuk dalam pembuatan jadwal, hal ini
mengantisipasi setiap perubahan- mengakibatkan hampir tidak ada solusi
perubahan seperti pembagian yang benar-benar feasible untuk digunakan.
fulltime, part time, rotasi shift dan Dalam prakteknya pasti terdapat
permanen shift. pelanggaran-pelanggaran terhadap satu atau
e. Fairness beberapa peraturan.Oleh karena itu,
Alat untuk menyatakan bahwa tiap- batasan-batasan model dibagi kedalam dua
jenis yaitu :
tiap perawat akan merasa 1. Kendala utama
diberlakukan sama. Merupakan batasan-batasan yang
f. Cost merepresentasikan peraturan-peraturan
Jumlah resource yang dikonsumsi kerja yang tidak boleh dilanggar. Contoh
untuk penyusunan maupun kendala utama adalah :
operasional penjadwalan. a. Seorang perawat tidak dapat berjaga
pada shift pagi, sore dan malam dalam
secara berturut-turut.

3
b. Setiap perawat tidak boleh ditugaskan c. Goal
pada lebih dari empat hari aktif kerja Suatu pencapaian objektif yang sesuai
berturut-turut. dengan tingkat aspirasi pengambil
2. Kendala tambahan keputusan.
Merupakan batasan-batasan yang Ada beberapa formulasi model goal
merepresentasikan peraturan-peraturan programming yang dibentuk dari
kerja yang sewaktu-waktu dapat dilanggar, modifikasi model linear prigramming
namun sebisa mungkin pelanggaran dengan criteria pemilihan keputusan yang
terhadap kendala tambahan tersebut memuaskan adalah yang meminimumkan
diminimalkan. Contoh kendala tambahan masing-masing variable deviasinya.
adalah: Variabel deviasi ini yang menyebabkan
a. Setiap perawat tidak boleh ditugaskan penyimpangan terhadap pencapaian tingkat
pada dua shift malam berturut-turut aspirasi goal yang ditetapkan pengmbil
b. Setiap perawat tidak boleh ditugaskan keputusan.
pada tiga shift sore berturut-turut. Untuk setiap model goal
Contoh kasus-kasus diatas, merupakan programming paling sedikit memiliki tiga
bagian dari permasalahan yang akan komponen yaitu: fungsi tujuan, pembatas
diselesaikan dalam tugas tujuan dan pembatas tujuan dan pembatas
akhir ini. non-negatif. Adapun formulasi goal secara
umum (ignizio, 1982) adalah:
2.3 Goal Programming Minimize
Goal Programming (selanjutnya a = [ g1 (n,p),………………..,gk (n,p)]
disingkat dengan GP) merupakan (2-4)
pengembangan dari program linear. GP Subject to:
diperkenalkan oleh Charnes dan Cooper fi(x) + ni – pi = bi
pada awal tahun enam puluhan. GP untuk i = 1,2……,m
merupakan salah satu teknik optimasi x,n,p ≥ 0
dengan tujuan ganda yang dikembangkan dimana
dari pemrograman linear dalam riset a = Vektor pencapaian
operasi. gk (n,p) = Fungsi linear variable deviasi
Pendekatan dasar dari GP adalah fi(x) =
untuk menetapkan suatu tujuan yang = Ci,j adalah koefisien yang
dinyatakan dengan angka tertentu untuk berhubungan dengan variable j dalam goal
setiap tujuan, merumuskan suatu fungsi atau kendala i.
tujuan untuk setiap tujuan, dan kemudian
mencari penyelesaian yang meminimumkan 2.4.1 Metode Penyelesaian dalam Goal
jumlah (tertimbang) penyimpangan- Programming
penyimpangan dari fungsi-fungsi tujuan Ada 2 metode dalam menyelesaikan
terhadap tujuan masing-masing (Hillier dan permasalahan GP. Kedua metode sama-
Lieberman, 1990) sama menggabungkan tujuan yang banyak
Terminologi yang mendasari GP adalah: menjadi tujuan tunggal. Kedua metode
a. Objektif tersebut adalah :
Suatu pernyataan yang menyatakan 1.metode non-preemptive (pembobotan)
atau mempresentasikan suatu aspirasi 2. metode preemptive
atau kainginan untuk dapat Cara penyelesaian kedua metode berbeda
memaksimumkan pemenuhan dan belum tentu menghasilkan solusi yang
permintaan dan lain-lain. sama untuk permasalahan yang sama. Pada
b. Tingkat aspirasi atau nilai target tugas akhir ini metode yang digunakan
Suatu nilai yang membatasi pencapaian adalah metode non-preemtive atau
objektif diterima atau ditolak atau pembobotan.
merupakan tingkat pencapaian yang
diinginkan untuk setiap atribut atau
objektif.

4
2.4.1.1 Non-Preemptive (Pembobotan) Rumah sakit, baik dari pihak karyawan
Pada metode ini masing-masing (perawat) maupun dari pihak menejemen.
koefisien di fungsi tujuan dapat diberikan
bobot yang berbeda-beda sesuai dengan 3.3 Tahap Pengembangan Model
kepentingan. Misalkan dalam model goal Dalam melakukan model matematik
programming terdapat n tujuan dan pada penjadwalan, perawat dijadwalkan selama
tujuan ke-i diberikan fungsi sebagai berikut satu bulan. Berdasarkan model yang dibuat
: oleh M.N Aziez, S.S Al .Sharif (2005) dan
Minimize G i , i= 1,2,........,n juga Seyda Topalagu (2006), maka dapat
Bentuk kombinasi dari fungsi tujuan dikembangkan lagi model yang disesuaikan
dengan metode pembobotan adalah : dengan permasalahan yang ada di RSU Haji
Surabaya.
Minimize Z = w 1 G 1 + w 2 G 2 + ….+ Di RSU Haji Surabaya di bagian Unit
wnGn Gawat Darurat terdapat 24 orang perawat
Parameter dari w i , i= 1,2,…,n merupakan yang akan dijadwalkan per–bulannya. Pada
Unit tersebut terdapat tiga level perawat
bobot positif yang mencerminkan yaitu kepala bagian perawat (PJ), perawat
preferensi dari pembuat keputusan terhadap penanggung jawab dan perawat pelaksana.
kepentingan relatif dari masing-masing Namun dari tiga level perawat tersebut
tujuan. Tujuan yang paling penting yang dijadwalkan selama satu bulan adalah
mempunyai nilai bobot yang paling besar. perawat pelaksana.
Parameter G i , i 1,2,...,n merupakan
variabel yang akan diminimalkan nilainya. 3.3.1 Menentukan Fungsi Tujuan
Fungsi tujuan yang diinginkan adalah
untuk meminimalkan perawat ditugaskan
III. METODOLOGI PENELITIAN pada shift malam, shift sore atau shift pagi
3.1 Tahap Identifikasi secara berturut-turut melebihi range yang
Tahapan pertama dalam penelitian ini ditentukan.
yaitu tahap identifikasi.Tahap ini meliputi
penentuan tujuan penelitian, survey 3.3.2 Menentukan Fungsi Pembatas dari
pendahuluan, tinjauan pustaka, identifikasi Fungsi Tujuan
metode analisis serta identifikasi sampel Berdasarkan hasil wawancara dengan
penelitian. kepala bagian keperawatan RSU Haji
Surabaya, maka dapat dibuat batasan-
3.2 Tahap pengumpulan data batasan masalah yang terdapat dalam rumah
Terhadap dua jenis data yang sakit. Dalam penjadwalan perawatnya, ada
dikumpulkan yaitu data primer dan tiga kali waktu pergantian kerja/ shift, yaitu
sekunder. Data primer adalah jumlah pagi (shift 1), sore (shift 2) dan malam
perawat UGD, jumlah perawat yang harus (shift 3). Untuk kepala bagian perawat dan
ada pada masing-masing shift, dan jumlah perawat penanggung jawab hanya
total hari kerja perawat. Adapun data mendapat shift pagi dan diasumsikan libur
sekundernya adalah data penjadwalan tiap hari sabtu dan minggu sehingga tidak
perawat yang selama ini dilakukan oleh akan masuk dalam penjadwalan, sedangkan
rumah sakit dalam satu bulan. perawat bagian pelaksana akan dijadwalkan
Metoda pengumpulan datanya pada tiga shift secara bergantian selama
dilakukan dengan membuat daftar satu bulan penjadwalan. Dalam sehari
pertanyaan untuk wawancara pada kepala perawat tidak boleh dijadwalkan pada shift
bagian perawat UGD dan juga beberapa yang berurutan. Apabila seorang perawat
perawat yang bertugas. Dari pertanyaan- berjaga pada shift malam, maka perawat
pertanyaan yang digunakan itu, diharapkan tersebut tidak boleh berjaga pada shift pagi
dapat diperoleh informasi tentang berbagai dihari berikutnya. Dalam satu hari terdapat
hal yang digunakan, dibutuhkan oleh minimal empat perawat yang berjaga dalam

5
satu shift. Setiap minggunya perawat tambahan adalah batasan-batasan yang
minimal mendapat jatah ibur satu kali. sewaktu-waktu dapat dilanggar namun
Dari ilustrasi di atas, maka dapat sebisa mungkin pelanggarannya minimal.
diidentifikasikan permasalahan pokok yang Tujuan utama dari penjadwalan
yang dapat dijadikan sebagai batasan model adalah memperoleh jadwal yang memenuhi
dalam penjadwalan perawat di Rumah Sakit seluruh batasan-batasan pada kendala
Haji Surabaya. utama dan meminimalkan setiap
pelanggaran terhadap kendala tambahan.
3.4 Tahap analisis dan Pembahasan Semakin minimal pelanggaran terhadap
Dalam proses perhitungan untuk kendala tambahan, maka jadwal yang
mendapatkan solusi optimal digunakan dihasilkan akan semakin optimal.
aplikasi software LINGO. Dari hasil
perhitungan tersebut akan dibuat suatu 4.2 Pengembangan model
jadwal setiap perawat selama satu bulan. Pembuatan model disini yaitu
Setelah itu, dibuat analisis untuk pembuatan model matematik penjadwalan
membandingkan perbedaan antara jadwal untuk menjadwalkan perawat selama satu
yang lama dengan yang baru. bulan. Model matematik penjadwalan
perawat dibuat berdasarkan model yang
3.5 Tahap Kesimpulan dan saran dibuat oleh M.N Azaiez , S.S.Al Sharif
Tahap terakhir dalam penelitian (2005) dan Seyda Topalagu (2006) tetapi
adalah menarik kesimpulan berdasarkan tidak diaplikasikan secara langsung karena
hasl analisis serta saran-saran untuk memerlukan perubahan-perubahan dari
perbaikan pihak perusahaan di masa model tersebut agar sesuai dengan kondisi
mendatang dan saran-saran bagi penelitian nyata.
lebih lanjut.
4.2.1 Notasi dan asumsi
IV. PENGEMBANGAN MODEL DAN Penjadwalan diasumsikan dimulai
PENGUMPULAN DATA pada hari pertama pada minggu pertama
4.1 Permasalahan penjadwalan. Hari kerja dimulai pada pukul
Permasalahan yang akan diselesaikan 7:00 pagi hingga pukul 7:00 pagi pada hari
pada tugas akhir ini meliputi proses berikutnya (tiga shift setiap 24 jam). Akhir
penjadwalan perawat di ruangan UGD, pekan terdiri dari dua hari. Lebar
dimana dalam membuat jadwal harus penjadwalan adalah 30 hari (4 minggu).
diperhatikan setiap peraturan-peraturan Notasi-notasi yang digunakan adalah:
yang ada pada rumah sakit. Peraturan yang 1. i = index untuk hari
ada diformulasikan kedalam bentuk Dalam model ini terdapat 30 hari
batasan-batasan model. Seluruh sumber periode penjadwalan. Hari
daya perawat yang ada berjumlah 22 pada dimisalkan dengan i, dimana i
bulan April yang akan dijadwalkan selama adalah index untuk hari ke sekian,
periode satu bulan, jumlah minimum dan
2. k = index untuk perawat
maksimum perawat per-shift dan juga total
hari kerja perawat akan disesuaikan dengan Dalam model ini terdapat 22
data yang diambil dari RSU Haji Surabaya. perawat yang akan dijadwalkan.
Dari begitu banyaknya peraturan- Perawat dimisalkan dengan k,
peraturan yang ada, hampir tidak mungkin dimana k adalah index untuk
ditemukan solusi fisibel yang benar-benar perawat ke sekian,
optimal. Untuk mempermudah
menyelesaikan permasalahan, batasan- 4.2.2 Variabel Keputusan
batasan model dibagi kedalam 2 jenis yaitu
kendala utama dan kendala tambahan.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya,
kendala utama adalah batasan-batasan yang
tidak boleh dilanggar. Sedangkan kendala

6
kepentingan relatif dari masing-masing
tujuan. Bobot-bobot tersebut akan
direpresentasikan sebagai berikut:
W1 = 4, yaitu bobot untuk
meminimalkan deviasi
perawat ditugaskan pada dua
shift malam berturut- turut.
W2 = 5, yaitu bobot untuk
memnimalkan deviasi perawat
ditugaskan pada lebh dari dua
shift malam berturut- turut.
W3 = 3,yaitu bobot untuk
meminimalkan deviasi
perawat ditugaskan pada tiga
shift sore berturut- turut.
W4 = 3, yaitu bobot untuk
meminimalkan deviasi
perawat ditugaskan pada
labih dari tiga shift sore
berturut- turut.
W5 = 2, yaitu bobot untuk
meminimalkan deviasi
perawat ditugaskan pada tiga
shift pagi berturut- turut.
W6 = 2, yaitu bobot untuk
meminimalkan deviasi perawat
ditugaskan pada lebih dari tiga
shift pagi berturut- turut.

4.2.4 Fungsi Tujuan


Pada tugas akhir ini fungsi tujuan
yang akan diselesaikan meliputi enam
bagian. Keenam bagian tersebut adalah
variabel deviasi yang merupakan
pelanggaran terhadap soft constraints. Pada
keenam bagian tersebut akan dilakukan
minimasi sehingga pada hasil akhir akan
diperoleh jadwal yang seminimal mungkin
4.2.3 Pemberian bobot pada fungsi tujuan melanggar aturan soft constraints.
Pada tugas akhir ini metode goal Meminimumkan
programming yang digunakan adalah z= 4 +5 +3
metode non-preemtive atau pembobotan. +3 +2
Metode non-preemtive adalah metode yang +2 (4.1)
digunakan bilamana kita menghadapi
tujuan-tujuan pada tingkat prioritas yang 4.2.5 Batasan- batasan
sama. Walaupun memiliki tingkat prioritas Seperti yang telah disebutkan
yang sama, tujuan-tujuan tersebut tetap sebelumnya, batasan-batasan pada model
dapat diberikan bobot yang berbeda-beda ini dibagi ke dalam dua jenis yaitu kendala
sesuai dengan kepentingan pembuat utama dan kendala tambahan. Berikut
keputusan dan bersifat sangat subyektif. penjelasan batasan-batasan tersebut.
Bobot yang diberikan mencerminkan
preferensi dari pembuat keputusan terhadap

7
4.2.5.1 Kendala utama e. Batasan 5
Kendala utama merupakan batasan Batasan ini mensyaratkan agar jumlah
yang merepresentasikan peraturan rumah total shift setiap perawat sesuai dengan
sakit yang tidak boleh dilanggar. Ada enam range yang ditentukan oleh rmenejemen
batasan yang termasuk ke dalam kendala rumah sakit.
utama Untuk setiap k = 1,2,3,...22, berlaku
ik + Xsik + Xmik) ≥ 15
a. Batasan1
Pemenuhan persyaratan staff harian (4.11)
Jumlah perawat minimal yang
ik + Xsik + Xmik) ≤ 22
ditugaskan per-shift
Untuk setiap i = 1,2,3,...30, berlaku (4.12)
(4.2) f. Batasan 6
(4.3) Batasan ini mensyaratkan agar jumlah
(4.4) shift malam selama penjadwalan
Jumlah perawat maksimal yang berkisar30 % dari total shift yang ada.
ditugaskan per-shift Untuk setiap k = 1,2,3...22, berlaku
Untuk setiap i = 1,2,3,...30, berlaku ≥5 (4.13)
(4.5)
(4.6) 4.2.5.2 Kendala tambahan
(4.7) Kendala tambahan merupakan
batasan yang merepresentasikan peraturan
b. Batasan 2 rumah sakit yang dapat dilanggar sewaktu-
Batasan ini mensyaratkan agar perawat waktu, namun pelanggarannya diusahakan
tidak ditugaskan pada dua shift seminimal mungkin. Ada enam batasan
berturut-turut dalam sehari. yang termasuk ke dalam kendala tambahan.
Untuk setiap i = 1,2,3...30 dan k = g. Batasan 7
Batasan ini mensyaratkan agar perawat
1,2,3...22, berlaku
tidak ditugaskan pada dua shift malam
Xpik + Xsik + Xmik + Xlik <= 1 (4.8) berturut-turut.
Untuk setiap i = 1,2,3...29 dan k =
c. Batasan 3
1,2,3...22, berlaku
Batasan ini mensyaratkan agar setiap
perawat tidak ditugaskan pada shift Xmik + Xm(i+1)k – M1ik <=1 (4.14)
malam pada hari i lalu kembali
ditugaskan pada shift pagi di hari
berikutnya secara berturut-turut. h. Batasan 8
Untuk setiap i = 1,2,3...29 dan k = Batasan ini mensyaratkan agar perawat
tidak ditugaskan pada lebih dari dua
1,2,3,...22, berlaku
shift malam berturut-turut.
Xpik + Xsik + Xmik + Xlik+ Xp(i+1)k
Untuk setiap i = 1,2,3...28 dan k =
<= 1 (4.9)
1,2,3...22, berlaku
d. Batasan 4 Xmik + Xm(i+1)k + Xm(i+2)k – M2ik
Batasan ini mensyaratkan agar perawat <=2 (4.15)
tidak ditugaskan pada lebih dari 3 hari
aktif kerja berturut-turut. i. Batasan 9
Untuk setiap i = 1,2,3...27 dan k = Batasan ini mensyaratkan agar perawat
tidak ditugaskan pada tiga shift sore
1,2,3,...22, berlaku
berturut-turut.
Untuk semua i = 1,2,3...28 dan k =
Xlik + Xl(i+1)k + Xl(i+2)k + Xl(i+3)k ≥ 1
1,2,3...22, berlaku
(4.10)
Xsik + Xs(i+1)k + Xs(i+2)k – S1ik <=2
(4.16)

8
j. Batasan 10
Batasan ini mensyaratkan agar perawat V. HASIL PENJADWALAN DAN
tidak ditugaskan pada lebih dari tiga PEMBAHASAN
shift sore berturut-turut. Model yang telah dibuat pada bab IV,
Untuk semua i = 1,2,3...27 dan k = kemudian diproses menggunakan program
1,2,3...22, berlaku komputer LINGO 8 versi unlimited. Pada
Xsik + Xs(i+1)k + Xs(i+2)k + Xs(i+3)k – program ini didapatkan output data.
S2ik <=3 (4.17) Kemudian data itu dibandingkan dengan
data penjadwalan yang telah berjalan di
k. Batasan 11 Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.
Batasan ini mensyaratkan agar perawat
tidak ditugaskan pada tiga shift pagi 5.1 Data Masukan
berturut-turut. Model yang dipakai mempunyai data
Untuk semua i = 1,2,3...28 dan k = masukan sebagai berikut:
1,2,3...22, berlaku 1. Jumlah perawat UGD
Xpik + Xp(i+1)k + Xp(i+2)k – P1ik <=2 2. Jumlah minimal dan maksimal perawat
(4.18) jaga shift pagi
3. Jumlah minimal dan maksimal perawat
l. Batasan 12
jaga shift sore
Batasan ini mensyaratkan agar perawat
4. Jumlah minimal dan maksimal perawat
tidak ditugaskan pada lebih dari tiga
jaga shift malam
shift pagi berturut-turut.
5. Jumlah minimal dan maksimal hari
Untuk semua i = 1,2,3...27 dan k =
aktif kerja perawat selama satu bulan.
1,2,3...22, berlaku
Xpik + Xp(i+1)k + Xp(i+2)k + Xp(i+3)k – 5.2 Variabel Keputusan
P2ik <=3 (4.19) Pada model matematis terdapat variabel
keputusan sebagai berikut :
4.3 Pengumpulan Data 1. Jadwal kerja perawat untuk shift pagi
Data yang akan dikumpulkan adalah pada hari tertentu (tipe binary 1 atau 0)
data yang diperoleh pada April 2010 yang 2. Jadwal kerja perawat untuk shift sore
berupa data primer dan sekunder, yaitu pada hari tertentu (tipe binary 1 atau 0)
jumlah total perawat di UGD, jumlah 3. Jadwal kerja perawat untuk shift malam
kebutuhan perawat yang harus ada di pada hari tertentu (tipe binary 1 atau 0)
masing – masing shift, jumlah total hari 4. Jadwal kerja perawat untuk untuk tidak
kerja perawat tiap bulannya dan juga jadwal bertugas pada hari tertentu (tipe binary
riil perawat selama satu bulan. 1 atau 0)
5. Deviasi pelanggaran dua shift malam
Tabel 4.3 Data Perawat UGD RSU Haji berturut-turut (tipe binari 1 atau 0
Surabaya 6. Deviasi pelanggaran lebih dari dua shift
Jumlah Total perawat 24 malam berturut-turut (tipe binari 1 atau
Jumlah perawat yang mengmbil cuti
2 0).
pada bulan April 2010
Jumlah perawat yang dijadwalkan 7. Deviasi pelanggaran tiga shift sore
22
pada bulan april 2010 berturut-turut (tipe binari 1 atau 0).
Jumlah total minimal hari aktif kerja
perawat selama 1 bulan
15 8. Deviasi pelanggaran lebih dari tiga shift
Jumlah total maksimal hari aktif
22 sore berturut-turut (tipe binari 1 atau 0).
kerja perawat selama 1 bulan
Jumlahminimal kebutuhan perawat 9. Deviasi pelanggaran tiga shift pagi
4
pada shift pagi, sore dan malam berturut-turut (tipe binari 1 atau 0).
Jumlahmaksimal kebutuhan perawat
5 10. Deviasi pelanggaran lebih dari tiga shift
pada shift pagi, sore dan malam
Jam kerja shift pagi
07.00- 14.00 pagi berturut-turut (tipe binari 1 atau 0).
Jam kerja shift sore 14.00- 21.00

Jam kerja shift malam 21.00- 07.00

9
5.3 Hasil Pemodelan
Setelah model matematik 5.4 Perbandingan Jadwal GP hasil
diformulasikan dalam bentuk Goal komputasi dengan Jadwal Manual
Programming dan selanjutnya diproses Jadwal yang dihasilkan secara
dengan menggunakan paket LINGO maka manual akan dibandingkan dengan jadwal
dihasilkan jadwal kerja perawat untuk Unit dari GP hasil komputasi berdasarkan
Gawat Darurat dalam periode satu bulan. pelanggaran yang dilakukan terhadap
Dari jadwal GP hasil komputasi aturan kendala utama dan kendala
jumlah kebutuhan minimal dan maksimal tambahan.
perawat untuk tiap shift dalam satu hari
sudah memenuhi range yang ditentukan 5.4.1 Pelanggaran terhadap Kendala
pihak manajemen rumah sakit. utama
Untuk setiap perawat dari jadwal GP Seperti yang telah dijelaskan pada
hasil komputasi tidak terdapat perawat yang bab sebelumnya, kendala utama merupakan
ditugaskan pada lebih dari satu shift peraturan Rumah Sakit yang tidak boleh
berturut-turut dalam sehari. Selain itu juga dilanggar, namun pada prakteknya pada
tidak ditemukan perawat ditugaskan pada jadwal yang dibuat secara manual masih
shift malam di hari i lalu kembali terdapat beberapa pelanggaran. Beberapa
ditugaskan pada shift pagi di hari pelanggaran terhadap aturan kendala
berikutnya. tambahan oleh jadwal yang dibuat manual
Day off dari masing-masing perawat adalah sebagai berikut:
dipenuhi dengan cara memberikan hari 1. Pada jadwal manual, kebutuhan
libur maksimal setelah perawat ditugaskan perawat tiap shift masih mengalami
pada tiga hari aktif kerja. Dari jadwal GP kelebihan dan kekurangan, yaitu pada
hasil komputasi terlihat bahwa perawat shift pagi, sore dan malam. Pelanggaran
mendapat jatah libur secara merata dan pada batasan ini terjadi sebanyak 18
tidak ada perawat yang tidak mendapat hari kali. Misalnya saja pada hari ke-1
libur setelah maksimal bekerja selama tiga untuk shift pagi, jumlah perawat yang
hari. ditugaskan melebihi ketentuan yang ada
Untuk total jumlah shift perawat yaitu sebanyak 6 orang perawat.
dalam satu periode sudah memenuhi range Adapun jadwal GP, semua
yang ditentukan oleh pihak manajemen kebutuhan perawat tiap shiftnya telah
rumah sakit yaitu antara 15 sampai 22 hari. terpenuhi sesuai dengan range yang
Terlihat dari jadwal GP hasil komputasi telah ditentukan oleh pihak manajemen
bahwa tidak ada satupun perawat yang rumah sakit.
jumlah total shiftnya kurang dari 15 hari 2. Pada jadwal manual, masih terdapat
atau melebihi 22 hari. pelanggaran perawat ditugaskan pada
Untuk pembagian shift malam dari dua shift berturut-turut dalam sehari.
jadwal GP hasil komputasi setiap perawat Hal ini terjadi pada perawat 11 yang
memiliki jatah shift malam kurang lebih ditugaskan pada shift pagi dan sore
30% dari jumlah shift yang ada. secara berturut-turut pada hari ke-11
Untuk pelanggaran perawat dan perawat 16 yang ditugaskan pada
ditugaskan pada dua atau lebih shift malam shift pagi dan siang secara berturut-
secara berturut- turut tidak didapati pada turut pada hari ke-21 penjadwalan.
jadwal GP hasil komputasi. Adapun pada jadwal GP, selama
Untuk pelanggaran perawat periode penjadwalan bulan April tidak
ditugaskan pada tiga atau lebih shift sore terdapat perawat yang ditugaskan pada
secara berturut- turut tidak didapati pada shift yang berturut-turut dalam sehari.
jadwal GP hasil komputasi. 3. Pada jadwal GP kebutuhan day off dari
Untuk pelanggaran perawat masing- masing perawat dipenuhi
ditugaskan pada tiga atau lebih dari tiga dengan cara memberikan libur
shift pagi secara berturut- turut tidak maksimal setelah tiga hari aktif kerja.
didapati pada jadwal GP hasil komputasi. Sedangkan pada jadwal manual, masih

10
terdapat perawat yang baru mendapat malam berturut-turut. Analisis yang
libur setelah lima hari kerja misalnya dilakukan pada bagian ini adalah
saja pada perawat 1 yang mendapat hari membandingkan pelanggaran dua shift
libur setelah lima hari kerja yaitu pada malam masing-masing perawat antara
hari 5, 6, 7, 8, 9. jadwal yang dibuat manual dengan
4. Pada jadwal manual total shift perawat jadwal GP hasil komputasi.
selama 30 hari masih ada yang Pada jadwal manual terdapat 2
melanggar range yang telah ditentukan perawat yang memiliki jadwal yang
pihak menejemen rumah sakit. melanggar aturan ini, yaitu pada
Contohnya saja pada perawat 2 yang perawat 13 pada hari ke-22 dan hari ke-
memiliki total shift sebanyak 23 shift 23, selain itu pelanggaran juga terjadi
dan perawat 12 yang memiliki total pada perawat 19 yang jadwalnya
shift sebanyak 24 shift selama satu melanggar pada hari ke-26 dan ke-27.
bulan, yang melebihi jumlah range Adapun pada jadwal GP tidak ada
yang ada. Pelanggaran juga terjadi satupun jadwal perawat yang
terjadi pada perawat 3 dengan total shift melanggar aturan ini.
sebanyak 11 dan perawat 4 dengan total 2. Perbandingan pelanggaran perawat
shift sebanyak 14 dimana jumlah total ditugaskan pada lebih dari dua shift
shiftnya kurang dari range total shift malam berturut-turut (deviasi
yang ditentukan oleh rumah sakit. night2ik)
Adapun pada jadwal GP hasil Fungsi tujuan yang kedua adalah
komputasi, semua kebutuhan shift kerja meminimalkan pelanggaran lebih dari
setiap perawat dapat dipenuhi sesuai dua shift malam berturut-turut. Analisis
dengan range minimum dan maksimum yang dilakukan pada bagian ini adalah
total shift kerja sesuai peraturan rumah membandingkan pelanggaran lebih dari
sakit. dua shift malam masing-masing
5. Pada jadwal GP hasil komputasi perawat antara jadwal yang dibuat
kebutuhan akan shift malam memenuhi manual dengan jadwal yang dihasilkan
range yang ditentukan yaitu kurang dengan model GP hasil komputasi.
lebih 30 % dari total shift yang ada. Pada jadwal manual pelanggaran
Sedangkan pada jadwal manual terjadi sebanyak 32 kali, misalnya saja
terdapat beberapa pelanggaran yaitu hal ini terjadi pada perawat 4 yang
pada perawat 1, 2, dan 3 yang tidak ditugaskan pada lebih dari dua shift
memiliki shift malam sama sekali malam berturut-turut pada hari ke-19,
selama periode penjadwalan, atau shift 20 dan 21.
malam yang diberikan kepada perawat- Adapun jadwal yang dihasilkan dari
perawat tersebut sebesar 0% dari total hasil komputasi tidak ada satupun ada
shift yang ada. pelanggaran. Dalam dua hari perawat
maksimal ditugaskan pada satu shift
5.5 Perbandingan pelanggaran terhadap malam saja.
kendala tambahan 3. Perbandingan pelanggaran perawat
Analisis perbandingan keoptimalan ditugaskan pada tiga shift sore
dilakukan dengan cara membandingkan berturut-turut (deviasi aftr1ik).
jadwal yang dibuat secara manual dengan Fungsi tujuan yang ketiga adalah
jadwal yang dihasilkan melalui model GP. meminimalkan pelanggaran tiga shift
Penilaian keoptimalan jadwal yang sore berturut-turut. Analisis yang
dihasilkan dapat dilihat dari jumlah dilakukan pada bagian ini adalah
pelanggaran terhadap kendala tambahan. membandingkan pelanggaran tiga shift
1. Perbandingan pelanggaran perawat sore masing-masing perawat antara
ditugaskan pada 2 shift malam jadwal yang dibuat manual dengan
berturut- turut. (deviasi night1ik). jadwal yang dihasilkan GP.
Fungsi tujuan yang pertama adalah Pada jadwal manual terjadi
meminimalkan pelanggaran dua shift pelanggaran sebanyak 35 kali, misalnya

11
terjadi pada perawat 3 yang ditugaskan pagi masing-masing perawat antara
pada tiga shift sore berturut-turut pada jadwal yang dibuat manual dengan
hari ke- 28, 29 dan 30. jadwal yang dihasilkan GP.
Adapun pada jadwal GP hasil Pada jadwal manual pelanggaran
komputasi tidak ada jadwal perawat terjadi sebanyak 12 kali, mislnya saja
yang melanggar aturan ini, setiap terjadi pada perawat 1 dimana perawat
perawat maksimal ditugaskan pada 2 tersebut memiliki jadwal yang
shift sore berturut.turut. melanggar aturan ditugaskan pada lebih
4. Perbandingan pelanggaran perawat dari tiga shift pagi berturut-turut pada
ditugaskan pada lebih dari tiga shift hari 5, 6, 7, 8 dan 9.
sore berturut-turut (deviasi aftr2ik) Adapun pada jadwal GP hasil
Fungsi tujuan yang keempat adalah komputasi tidak ada jadwal perawat
meminimalkan pelanggaran lebih dari yang melanggar aturan ini, setiap
tiga shift sore berturut-turut. Analisis perawat maksimal ditugaskan pada 2
yang dilakukan pada bagian ini adalah shift pagi berturut.turut.
membandingkan lebih dari tiga shift
sore masing-masing perawat antara VI. KESIMPULAN DAN SARAN
jadwal yang dibuat manual dengan Pada bab ini akan dijelaskan
jadwal yang dihasilkan GP. mengenai simpulan yang didapatkan dari
Pada batasan ini baik jadwal GP hasil analisis yang dilakukan dan saran sebagai
komputasi maupun jadwal manual tidak pertimbangan dalam pengembangan atau
ada satupun pelanggaran yang terjadi. penelitian kembali tugas akhir ini.
5. Perbandingan pelanggaran perawat
ditugaskan pada tiga shift pagi 6.1 Kesimpulan
berturut-turut (deviasi mrng1ik) Berdasarkan hasil yang didapatkan
Fungsi tujuan yang kelima adalah dalam penelitian ini, maka dapat dibuat
meminimalkan pelanggaran tiga shift beberapa kesimpulan sebagai berikut:
pagi berturut-turut. Analisis yang 1. Dengan menggunakan model
dilakukan pada bagian ini adalah penjadwalan goal Programming, maka
membandingkan pelanggaran tiga shift diperoleh penjadwalan perawat yang
pagi masing-masing perawat antara lebih baik dibandingkan jadwal yang
jadwal yang dibuat manual dengan dibuat secara manual.
jadwal yang dihasilkan GP. 2. Jadwal yang dihasilkan dengan model
Pada jadwal manual pelanggaran goal programming dapat memenuhi
terjadi sebanyak 7 kali, misalnya saja seluruh kendala utama yang merupakan
hal ini terjadi pada perawat 3 dimana presentasi peraturan rumah sakit yang
perawat tersebut memiliki jadwal yang tidak boleh dilanggar, dan juga
melanggar aturan ditugaskan pada tiga memenuhi seluruh kendala tambahan
shift pagi berturut-turut pada hari ke- yang merupakan presentasi peraturan
25, 26 dan 27. rumah sakit yang dapat dilanggar.
Adapun pada jadwal GP hasil
komputasi tidak ada jadwal perawat 6.2 Saran
yang melanggar aturan ini, setiap Berikut ini adalah beberapa
perawat maksimal ditugaskan pada 2 pertimbangan yang dapat dipakai untuk
shift pagi berturut.turut. pengembangan dan penelitian kedepan :
6. Perbandingan perawat ditugaskan 1. Perencanaan penjadwalan perawat di
pada lebih dari tiga shift pagi rumah sakit sebaiknya dilakukan diawal
berturut-turut (deviasi mrng2ik) pembuatan jadwal dan memperhatikan
Fungsi tujuan yang keempat adalah aturan yang ditetapkan oleh manajemen
meminimalkan pelanggaran lebih dari rumah sakit.
tiga shift pagi berturut-turut. Analisis
yang dilakukan pada bagian ini adalah
membandingkan lebih dari tiga shift

12
2. Penggunaan model penjadwalan Goal
Programming, dapat menjadi
alternative bagi manajemen rumah sakit
dalam menentukan jadwal perawatnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan
untuk melakukan penelitian pada kasus
dimana terdapat permintaan hari libur,
permintaan shift pagi, sore dan shift
malam dari perawat atau pada kasus
dimana setiap perawat mendapatkan
jumlah shift yang merata.

DAFTAR PUSTAKA Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit,


Raya Grafindo Persada, Jakarta
[1] Azaiez, M. N., & Al Sharif, S. S.
(2005). A 0–1 goal programming model [6] Tabucanon, Mario T. (1988). Multiple
for nurse scheduling.Computers& criteri Decision Making in Industry
Operations Research, 32(3), 491–507. Elsevier Science PublishingCompany,
New york.
[2] Ignizio, James P. (1982). Linear
Programming inSingle – and Multiple – [7] Taha, Hamdy A. (2007). Operations
Objective System. The Pennsylvania State Research : An Introduction Eighth
University, Prentice – Hall,Inc, 32(3), Inc. Edition. Prentice-Hall Inc., Upper Saddle
River, New Jersey.
[3] Jeumard, Brigitte, Semet, Frederic,
Vovor, Tsevi, 1998. A genereralized [8] Tamiz, M., Jones, D., & Romero, C
linear programming model for (1998). Goal programming for decision
nursescheduling 107: 1-18, European making: An overview of the current state
Journal of Operation Research. of-the-art. European Journal of Operational
Research, 111, 569–581
[4] Jian – Bo Yang. (1999). Gradient
Projection and Local Region Search for [9] Topalagu, Seyda.(2006). A multi-
Multiobjective Optimisation. European objective programming model for
Journal of operation Research 112, 432 - scheduling emergency medicine
459. residents. Computers & Operations
[5] Sri Praptiningsih.(2006). Kedudukan Research, 375-388
Hukum Perawat dalam Upaya

13

Anda mungkin juga menyukai