29 Bu Mei 1
29 Bu Mei 1
SKRIPSI
Oleh
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat
dan kasih karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Evaluasi
Kapasitas Kolam Sedimen Dalam Memenuhi Target Produksi Bauksit Pada Bukit
7 PT. Antam (Persero), Tbk. Tayan Kab. Sanggau, Kalimantan Barat” ini dapat
diselesaikan. Penyusunan seminar proposal skripsi ini merupakan syarat untuk
dapat melanjutkan ke tahapan pengambilan data, hingga mendapatkan gelar
Sarjana Teknik Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik, Universitas
Tanjungpura,Pontianak.
Penelitian skripsi ini dilaksanakan di PT. Antam (Persero) Tbk. Unit Bisnis
Pertambangan Bauksit Tayan. Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, yang
dilaksanakan pada tanggal 1April -31 April 2019.
Adapun, penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth, dalam rangka
membantu penyusunan sminar proposal berikut.:
1. Budi Purwoko, ST, MT, selaku Kajur sekaligus sebagai Dosen Pembimbing
akademik, yang telah membimbing penulis dari awal kuliah hingga tahap
penyusunan skripsi ini.
2. Pihak jajaran pengurus Comdev Universitas Tanjungpura yang telah membantu
dalam hal keuangan selama perkuliahan 4 tahun.
3. Ibu Ir.Azwa Nirmala, MT, sebagai Dosen Pembimbing I yang telah begitu baik
dengan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak M.Khalid Syafrianto ST, MT sebagai sebagai Dosen Pembimbing II,
yang telah begitu baik bersedia meluangkan waktunya, dalam membimbing
penulis menyelesaikan skripsi ini
5. Bapak Dr.Ir.Marsudi,MT sebagai Dosen Penguji I, yang telah memberi
masukan masukan yang berarti dan membangun dalam penyusunan skripsi ini.
2
6. Ibu Fitriana Meilasari,S.Si,MT sebagai Dosen Penguji II, yang telah bersedia
menjadi penguji untuk memberi masukan masukan yang berarti dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Rory Basrian, yang begitu baik selaku pembimbing lapangan dalam
membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh karyawan UBPB PT ANTAM, meliputi ibu Linda,pak Sukirno pak
Wawan, dan masih banyak lagi yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini.
9. Bapak dan Mama yang telah menjadi orang tua terbaik dan pendoa dalam setiap
pergumulan penulis mengerjakan skripsi ini
10. Saudara Amos yang telah mengijinkan penulis untuk pencetakan berkas skripsi
ini.
11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini baik secara
langsung maupun tidak langsung yang namanya tidak dapat diesbutkan satu
persatu.
Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pada
umumnya, dan khususnya ilmu pertambangan
Penulis,
ABSTRAK
DAFTAR ISI
18 2.3 Kolam
2. Produktivitas Pengerukan................................................................ 25
5
3. Perhitungan Waktu Perawatan Kolam Pengendapan ...................... 30
Penelitian ................................................................ 2
8. Perhitungan Debit
Tailing ................................................................. 8
6
12. Perhitungan kecepatan pengendapan. ............................................... 9
1. Air Limpasan...........................................................................................4
2. Perhitungan Debit Tailing.......................................................................11
1. Debit Evapotranspirasi..........................................................................16
4.2 Pembahasan................................................................................................24
SARAN .................................................................. 1
DAFTAR GAMBAR
8
DAFTAR TABEL
9
DAFTAR PERSAMAAN
1
0
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Industri pertambangan bijih Bauksit di daerah Tayan merupakan salah satu
proyek penambangan bijih Bauksit milik PT. ANTAM, Tbk yang terletak di
Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Metode
penambangan yang diterapkan yaitu tambang terbuka (open cast) dengan sistem
penambangan shovel and truck.
Setelah bijih bauksit ditambang maka dilanjutkan dengan proses
pencucian bijih bauksit, sehingga didapat hasil akhir bijih bauksit yang telah
tercuci.Hasil pencucian bijih bauksit tersebut juga menghasilkan tailing, sehingga
tailing ini harus ditampung di suatu kolam. Hal ini dimaksudkan agar tailing
dapat diendapkan dan air yang ada tersebut dapat digunakan kembali sebagai
cadangan air untuk pencucian bauksit.
Oleh karena rencana penambangan bijih bauksit, pada bukit 7 ditargetkan
dapat selesai ditambang hingga akhir tahun 2019, sehingga diperlukan evaluasi
kolam sedimen apakah dapat menampung material padatan dan air hingga akhir
tahun 2019 nanti. Sehingga dapat ditentukan langkah untuk dapat memperpanjang
siklus penampungan kolam sedimen hingga akhir tahun 2019.
I-2
III-1
Gambar 2.1. Peta IUP PT ANTAM
II-2
II-3
1 2009 385 230.5 228 424.5 182.5 154.1 141.5 88.5 119 521 482.5 343.5 3,300.60
2 2010 507 375 450.5 301.5 279 153 351 133.5 234 208.5 327.5 416.5 3,737.00
3 2011 234.5 75.5 291 200.5 238.5 199.5 173 104 146 348 439 395.5 2,845.00
4 2012 218.00 440.5 229.5 200.5 240.5 106.5 242 67 222 471.5 233 423 3,094.00
5 2013 279 475 137 168 463 125 158 131 168 305 516 27 2,952.00
6 2014 180 117 236 258 452.5 376 112 163 127 171 496 197 2,885.50
8 2016 430 549 503 228.5 317 174 195.5 55 232 261.5 417 338 3,700.50
9 2017 195 316 239 406 244 196 212 343 326 307 439 408 3,631.00
10 2018 326 216.5 361.5 213 407 322.5 45 56 339 264 386 237 3,173.50
Jumlah 3,165.5 3,038.0 2,932.5 2,601 3,232. 2,089.60 1,630 1,141.0 1,913.0 2,857.50 3,736.0 2,800.5
Rank Curah
3 4 5 8 2 9 11 12 10 6 1 7
Hujan
Sumber : Department HSE PT ANTAM ,2019
II-5
II-6
Gambar 2.3. Peta Geologi Regional Gambar 2.4. Peta
Geologi Lokal
II-7
II-8
Formasi Gabro Biwa (Kub), tersusun dari formasi batuan Gabro Hornblenda
Batuan Malihan Pinoh (PzTrp), terdiri batuan kuarsit berwarna kelabu tua,
terhablur ulang mengandung anorit, kaya turmalin, genes
klinopiroksinhornblende, mengandung klinozoisit dan skapolit, dan batuan
migmatik; sekis mika dan kuarsit mika dengan biotit porfiroblastik, andalusit,
garnet, muskovit sekunder dan turmalin local; sekis andalusit-mika. Batuan ini
diperkirakan
berumur Paleozoik – Trias
2.1.5 Topografi dan Morfologi
Wilayah rencana penambangan bauksit membentang arah Utara - Selatan
mulai dari tepi Sungai Kapuas ke arah selatan sampai pada jarak 31 km. Secara
umum kondisi topografi pada wilayah IUP terbagi menjadi 2 wilayah satuan
II-9
topografi yaitu satuan topografi daerah datar dan daerah bergelombang. Satuan
topografi daerah datar terletak terbatas di sepanjang tepi Sungai
Kapuas kearah darat sampai dengan jarak ± 500 m serta pada daerah yang
terletak antara 2 bukit. Kemiringan lereng pada bagian ini berkisar antara 3-5%
terletak pada ketinggian antara 62 m di tepi Sungai Kapuas sampai dengan 65 m.
Satuan topografi ini merupakan daerah dataran banjir dan rawa.
II-10
II-12
Gambar 2.8 Peta Topografi Daerah Wilayah IUP
II -13
II-13
II-17
Endapan bauksit yang terdapat di daerah IUP sebagian besar berupa bauksit
silika tinggi yang dicirikan oleh kenampakan warna coklat kekuningan, rapuh. Di
beberapa tempat komposisi kadar oksida besi juga cukup tinggi sebagaimana
dicirikan oleh kenampakan warna coklat kehitaman pada konkresi bauksitnya
2.1.8 Keadaan Endapan Bijih Bauksit
Bentuk dan penyebaran endapan Bauksit sangat dipengaruhi oleh kondisi
morfologi dan geologi lokal. Berdasarkan hasil eksplorasi PT ANTAM, Tbk
morfologi daerah IUP terdiri dari perbukitan bergelombang, yang dicirikan oleh
bukit-bukit terisolir dibatasi oleh rawa-rawa, lembah antar perbukitan cukup lebar
dengan sungai-sungai meandering sebagai penciri daerah stadia dewasa–tua.
Daerah tersebut ideal bagi tempat pembentukan endapan bauksit. Pada kondisi
morfologi tersebut sangat sulit ditemukan singkapan batuan segar. Bongkah batuan
segar hanya kadang-kadang dijumpai pada alur-alur sungai yang dimanfaatkan
penduduk untuk bahan bangunan.
Untuk mendukung data geologi dilakukan penggalian sumur uji (test pitting)
dengan jarak tertentu untuk memenuhi standar penaksiran sumberdaya. Penentuan
titik-titik test pit ini dilakukan untuk mendefinisikan bentuk dan arah penyebaran
endapan bijih bauksit.
2.2.1 Prespitasi
Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan sebagainya .
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan.
Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang
selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, dan es. Sehingga
II-20
2.2.2 Infiltrasi
Merupakan proses masuknya air dari permukaan ke dalam tanah. Perkolasi
adalah gerakan aliran air di dalam tanah (dari zone of aeration ke zone of
saturation). Infiltrasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan
dan juga berpengaruh terhadap laju aliran permukaan (run off).
Proses infiltrasi terjadi karena hujan yang jatuh di atas permukaan tanah
sebagian atau seluruhnya akan mengisi pori-pori tanah. Curah hujan yang
mencapai permukaan tanah akan bergerak sebagai air limpasan permukaan
(runoff) atau sebagai infiltrasi.
2.2.4 Evapotranspirasi
Evapotranspirasi merupakan gabungan dari evaporasi dan transpirasi.
Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air di pemukaan menjadi molekul uap
air di atmosfer akibat panas, sedangkan transpirasi adalah proses penguapan pada
tumbuh-tumbuhan melalui sel-sel stomata
P = I + R + ET + S ....................................................(2.1)
Dimana :
P = Presipitasi (mm)
I = Infiltrasi (mm)
R = Limpasan (m3/det)
ET = Evapotranspirasi (mm/det)
pengendap ini. Jika area untuk kolam pengendap ini tidak terlalu luas maka
dibuatlah jadwal pengurasan secara rutin pada kolan pengendap tersebut.
Dalam pembuatan dan operasional Kolam Sedimen haruslah efektif dan
efisien, maka rencana pembuatan Kolam Sedimen haruslah mengacu pada kriteria
sebagai berikut :
1. Dapat mengendapkan lumpur sehingga air yang dibuang ke perairan umum
memenuhi baku mutu lingkungan.
2. Penentuan lokasi disesuaikan dengan rencana tambang jangka panjang agar
dapat difungsikan untuk jangka waktu yang lama.
3. Daya tampung diupayakan semaksimal mungkin untuk menurunkan
frekuensi pengurasan.
4. Biaya pembuatan serendah mungkin.
5. Penanganan lumpur murah dan mudah.
6. Reklamasi bekas KPL relatif mudah dan murah.
7. Harus memiliki kompartemen pengapuran air asam tambang untuk
normalisasi pH air limpasan yang dapat meningkatkan efektifitas
pengapuran.
Hal yang penting untuk diketahui dalam rencana pembuatan dan
pengelolaan Kolam sedimen untuk mengolah air bekas pencucian bauksit dari
washing plant dan air asam tambang adalah total rencana debit air yang akan
masuk ke kolam sedimen, dimensi rencana kolam sedimen, dan persentase
pengendapan rencana agar dapat diketahui waktu perawatan kolam sedimen.
2.3.1 Total Debit Recharge
1. Debit Limpasan
Limpasan adalah semua air yang mengalir akibat hujan yang
bergerak dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah tanpa
memperhatikan asal atau jalan yang di tempuh sebelum mencapai saluran.
Debit limpasan dapat dihitung dengan persamaan rasional berikut
(Soemarto, 1995) :
Q = 0,278 x C x I x A.....................................................(2.2)
Dimana:
II-23
• Kemiringan tanah
Daerah dengan kemiringan yang kecil (<3%) akan memberikan nilai C
yang kecil daripada daerah dengan kemiringan tanah yang sedang
sampai curam untuk keadaan yang sama.
Tabel 2.3 Harga Koefisien Limpasan
Kemiringan Jenis lahan C
Sawah, rawa 0.2
<3%
Hutan, perkebunan 0.3
Datar
Perumahan 0.4
3% - 15% Hutan, perkebunan 0.4
Sedang Perumahan 0.5
II-24
It
Dimana :
It = Intensitas hujan untuk durasi hujan t jam (mm/jam).
Xt (R24) = �� + k . S............................................(2.3)
k = (Yt – Yn) / Sn
Xt )S
Dimana :
Xt = Curah hujan harian rencana maksimum (mm/hari) ;
k = Reduced variate factor
II-25
S=
Dimana :
Xi = Curah hujan maksimum harian(mm/hari)
�� = Rata rata curah hujan
n = Jumlah data curah hujan
Nilai untuk Reduce Standar Deviasi
Sn =
Dimana :
Yn = Reduced mean
Nilai Reduce Variate
Yt = -ln(-ln(Tr-1)/Tr) ......................................................(2.7)
Dimana
Tr = Periode ulang (tahun)
2) Perhitungan Waktu Terjadi nya Hujan
Perhitungan waktu terjadinya hujan, dilakukan untuk menentukan rata rata
lamanya hujan selama 1 hari. Dengan persamaan
2. Debit Tailing
Tailing, dihasilkan pada saat proses pencucian bauksit dari pengotornya,
sehingga ukuran setelah bijih bauksit di proses di unit pencucian washing
plant, menjadi ± 2mm. Debit material tailing yang masuk ke kolam tailing di
ketahui dari perhitungan faktor konkresi dan target produksi pencucian bauksit,
sehingga dalam perhitungan menggunakan cara sebagai berikut :
Tailing (ton/thn)= CBX – WBX
a Faktor Konkresi
Faktor konkresi, merupakan perbandingan daripada tonase Wash Bauxite
dengan Crude Bauxit.Faktor konkresi adalah perbandingan antara berat bauksit
berukuran +2 mm dengan berat bauksit kotor sebelum di cuci. Setelah
melakukan pengamatan pada washing plant.Perhitungan faktor kongkresi
didapat dari data pengamatan dilapangan.
P 5)
E= 2 0.5 ..................................(2.9)
P
0.9L(T)
Dimana :
E = evapotranspirasi (mm/tahun)
P = curah hujan tahunan rata-rata (mm/tahun)
T = temperatur rata-rata (oC)
2. Produktivitas Pengerukan
Pengerukan kolam sedimen dilakukan oleh unit alat PC Long Arm 210.
Produktivitas pengerukan kolam sedimen, dipengaruhi oleh kapasitas
LongArm tersebut, dan juga oleh efektifitas reach area yang dapat dijangkau
alat untuk melakukan pengerukan kolam sedimen. qx60Eff
Q = .................................................(2.10)
CT
Dimana :
Q = Produksi alat (m³/jam) ql = Kapasitas
muncung alat muat (1,62 m³) K = Faktor pengisian
II-28
A=
Kolam pengendapan yang dibuat agar dapat berfungsi lebih efektif, harus
memenuhi beberapa persyaratan teknis, seperti :
Sebaiknya bentuk kolam pengendapan dibuat berkelok-kelok, agar
kecepatan aliran lumpur relatif rendah sehingga partikel padatan cepat
mengendap.
Geometri kolam pengendapan harus disesuaikan dengan ukuran
Exavator yang biasanya dipakai untuk melakukan perawatan kolam
pengendapan, seperti mengeruk lumpur dalam kolam dan memperbaiki
tanggul kolam
Persen Solid
g D2 p a
vp ……........................…...(2.15)
18
Dimana : vp = kecepatan pengendapan partikel
(m/detik) g = percepatan gravitasi (m/detik2)
0,5
4xgxD xpa
vp .............….............(2.16)
3xFgxa
Dimana :
vp = kecepatan pengendapan partikel (m/detik)
g = percepatan gravitasi (m/detik2)
Qtotal
vh …….........................................(2.18)
Lxh
kestabilan lereng batuan akan berbeda dengan analisa kestabilan lereng pada
material tanah.
Batuan didefinisikan oleh ahli teknik sipil dan ahli geoteknik sebagai
material lepas yang keras dan solid dari kulit bumi, sedangkan tanah adalah hasil
disintergerasi batuan menjadi partikel-partikel lebih kecil akibat pengaruh
temperatur, gravitasi, angin dan hujan secara terus menerus. Berdasarkan sifat
mekanika material dikatakan tanah jika mempunyai nilai kuat tekan lebih kecil
dari 1 MPa, sedangkan material dikatakan batuan jika mempunyai nilai kuat tekan
lebih besar dari 1 MPa.
Adapun ciri-ciri perbedaan dalam kelongsorannya anatara lain :
1. Pada batuan, longsoran yang terjadi lebih banyak dipengaruhi oleh
struktur geologi yang berhubungan dengan cacat geologi dan kondisi
air tanah yang berhubungan dengan kekutan batuan.
2. Pada tanah, Longsoran yang terjadi lebih banyak dipengaruhi oleh
kondisi air tanah, dimana struktur geologi pada tanah tidak lagi tampak.
Kuat geser pada tanah atau batuan disebabkan oleh kohesi dan bagian yang
mengalami gesekan yang tergantung pada tegangan efektif pada bidang
1 sec
II-36
FK FK W
sin c'bW
Dimana :
W = gaya berat (N) ubtan 1
N
ul
(gambar 2.12).
Puncak lereng
Kaki lereng
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mengukur
Meteran kedalaman sisa pada
kolam sedimen
Untuk menghitung
Stopwatch cycle time unit
LongArm
1
Untuk menghitung
Counter
jumlah ritase DT
1
Autocad Untuk menentukan
2010 luas catchment area
III-1
III-2
1
Arcmap Untuk penggambaran
10.3 peta
1
Microsoft Untuk melakukan
Office pengolahan data
Untuk melakukan 1
pengolahan sifat fisik
Slide 6.0 mekanik tanah
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari pengamatan
dan observasi di lapangan dengan bimbingan dari karyawan terkait.
Pengambilan data seluruh data primer dapat dilihat pada Gambar 3.2 Layout
Kolam Sedimen Data primer yang akan diambil oleh penulis meliputi:
a) Kedalaman Kolam Sedimen Hingga Ke Permukaan Slurry
Kedalaman kolam sedimen yang masih tersedia didapat dengan cara
menggunakan meteran dan mengukur panjang nya dimulai dari
permukaan air hingga tanggul kolam. Titik pengukuran kedalaman
III-3
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer ataupun data
yang telah tersedia yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menguatkan
data primer yang didapatkan. Dalam hal ini seperti
a) Peta topografi,peta IUP, layout tambang
Data sekunder tersebut digunakan, untuk menentukan luasan
catchment area dan letak dimana kolam sedimen berada. Untuk
memperoleh catchment area diperlukan data kontur dan layout
penambangannya, kemudian di plot area mana saja yang mempengaruhi
aktivitas penambangan menggunakan software Autocad 2010.
b) Curah Hujan periode 10 tahun
Curah hujan dengan periode 10 tahun didapatkan dari stasiun curah hujan
Piasan Kec Tayan Hilir,Kabupaten Sanggau.Data curah hujan digunakan,
untuk mendapatkan curah hujan harian rencana maksimum, dan jam
terjadinya hujan.
c) Kekentalan Dinamik Air
Kekentalan dinamik air didapatkan dari data sekunder, yang
digunakan untuk menghitung viskositas air. Dengan nilai sebesar 1.31 x
10.-6kg/m.detik(Rijn, L.C. Van, 1985).
Xt (R24) = �� + k . S
Dimana
Xt = Curah hujan rencana (mm/hari) ;
K = Reduced variate factor
�� = Curah hujan rata – rata (mm/hari)
S = Standart deviation
Dimana
WBX = Total Bauksit Tercuci (Ton)
CBX = Total Bauksit Sebelum Dicuci (Ton)
It
Dimana :
It = Intensitas hujan untuk durasi hujan t jam (mm/jam).
g D2 p
a vp
18
Dimana :
vp = kecepatan pengendapan partikel (m/detik)
g = percepatan gravitasi (m/detik2)
%P x100%
th tv
Dimana
%P = Persentase Pengendapan
th = Waktu Yang Dibutuhkan Partikel Untuk Keluar
tv = Waktu Yang Dibutuhkan Partikel Untuk Mengendap
Dimana
V = Volume Kolam Sedimen
Q = Debit Yang Masuk Kolam
3.2.5 Kesimpulan
Hasil kesimpulan yang dimaksud meliputi, hasil berupa
1. Kedalaman aktual yang masih tersedia pada kolam sedimen.
2. Total debit rencana yang masuk dan keluar pada kolam sedimen
3. Selisih slurry yang masuk pada kolam sedimen
4. Umur kolam sedimen yang masih tersedia
III-11
Mulai
Studi Literatur
Orientasi Lapangan
Pengambilan Data
Data Sekunder
Data Primer 1.Peta Layout Penambangan
1.Kedalaman Aktual Kolam 2.Curah Hujan Periode 10 Tahun
2.Tonase WBX Per Hari 3.Berat Jenis Bauksit
3.Tonase CBX Per Hari 4.Target Produksi WBX Per
4.Waktu Edar Unit Longarm Bulan dan Suhu Kolam Sedimen
5.Spesifikasi Alat
6.Jam Kerja PerHari
IV-2
1. Air Limpasan
Air limpasan merupakan air hujan yang melimpas ke permukaan bumi dan air
tersebut dibatasi dengan luasan catchment area yang hanya melingkupi daerah
kolam pengendapan.(Persamaan 2.1) Perhitungan debit limpasan menggunakan
data curah hujan harian dengan periode tahun 2009 hingga 2018.Persamaan untuk
menghitung debit limpasan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Q = 0.278 .C.I.A
Nilai untuk masing masing variabel untuk perhitungan debit limpasan a
Koefisien Limpasan (C)
Koefesien limpasan merupakan nilai yang didapat dari hasil
pembacaan (Tabel 2.2). Dimana pembacaan dilakukan dengan melihat
bagaimana kondisi asli dilapangannya. Nilai C berdasarkan kondisi di
lapang didapakan sebesar 0.7
Tabel 4.2 Koefesien Limpasan
Kemiringan Jenis lahan C
<3% Sawah, rawa 0.2
Datar Hutan, perkebunan 0.3
Perumahan 0.4
3% - 15% Hutan, perkebunan 0.4
Sedang Perumahan 0.5
Semak-semak agak jarang 0.6
Lahan terbuka, daerah timbunan 0.7
Hutan 0.6
15%
Curam Perumahan 0.7
`IV-5
Dimana :
�� = Rata-rata Curah Hujan
S = Standar Deviation
Sn = Reduce Standar Deviation
Yt = Reduce Variate
Yn = Rata-rata Reduce Mean
Didapat :
�� = 130 mm/hari
S = 32.05
Sn =1
Yt = 1.50 (Periode Ulang 5 Tahun)
� ���
𝑌 = 0.50
Kemudian diolah hingga didapatkan curah hujan rencana sebesar,
XT = 162.17 mm/hari
1) Perhitungan Curah Hujan Maksimum Rata Rata
Data curah hujan yang diambil, merupakan data curah hujan maksimum
tiap tahun nya, sehingga didapat hasil perhitungan pada tabel sebagai
berikut
`IV-6
Maka dari Tabel 4.3, didapatkan perhitungan curah hujan rata-rata sebesar
�� = Xi = 1300
n 10
�� = 130 mm/hari
2) Perhitungan Reduce Mean, Standar Deviasi, Reduce Standar
Deviasi. Reduce Variate.
(a) Perhitungan Reduce Mean,
Yn = -ln (-ln((n+1-m)/(n+1))
Dimana :
n = Jumlah sample (10 sample) m
= Urutan sample (m = 1,2,3 ...dst)
Yn1 = -ln (-ln((10+1-9)/( 10+1)) = -0.53
Yn2 = -ln (-ln((10+1-1)/( 10+1)) = 2.35
Yn3 = -ln (-ln((10+1-3)/( 10+1)) = 1.14
Yn4 = -ln (-ln((10+1-7)/( 10+1)) = -0.01
`IV-7
S=
Dimana
I = Intensitas Curah Hujan (mm/hari)
R24 = Curah Hujan Rencana (mm/jam) t
= Waktu Hujan (jam)
`IV-10
IV-14
26 9,720.80 5,527.20 Ton/hari
27 9,720.80 4,637.80 Ton/hari
28 4,630.00 4,517.90 Ton/hari
29 6,515.50 4,518.80 Ton/hari
30 5,791.82 4511.78 Ton/hari
31 3,387.42 3308.45 Ton/hari
32 9,431.64 3064.215 Ton/hari
33 9,874.44 4398.145 Ton/hari
34 8,944.56 4499.39 Ton/hari
35 10,051.56 4745.03 Ton/hari
36 4,760.10 2163.04 Ton/hari
37 9,475.92 5378.07 Ton/hari
38 7,749.00 4346.61 Ton/hari
39 8,479.62 3969.565 Ton/hari
40 9,874.44 4454.07 Ton/hari
41 10,870.74 4128.172 Ton/hari
42 10,162.22 4545.4475 Ton/hari
43 7,082.00 2530 Ton/hari
44 9,387.36 4361.21 Ton/hari
45 8,678.88 3235.58 Ton/hari
46 4,848.66 2132.88 Ton/hari
47 12,752.64 4985.125 Ton/hari
48 9,719.46 3959.318 Ton/hari
Total 379,114.18 163,405.30 Ton/hari
Faktor Konkresi 43.10 %
Sumber : Perhitungan Tugas Akhir
IV-15
Tabel 4.10 Perhitungan Produksi Tailing
NO BULAN WBX(Ton) CF RATA RATA(%) CBX(Ton) TAILING(Ton) TAILING(VOLUME/BULAN)
1 APRL 55,888.50 129,671.69 73,783.19 45,545.18
2 MEI 80,000.00 185,614.85 105,614.85 65,194.35
3 JUNI 85,000.00 197,215.78 112,215.78 69,269.00
4 JULI 90,000.00 208,816.71 118,816.71 73,343.65
5 AGUS 90,000.00 43.10 208,816.71 118,816.71 73,343.65
6 SEPT 90,000.00 208,816.71 118,816.71 73,343.65
7 OKT 90,000.00 208,816.71 118,816.71 73,343.65
8 NOV 90,000.00 208,816.71 118,816.71 73,343.65
9 DES 90,000.00 208,816.71 118,816.71 73,343.65
Jumlah 760,888.50 1,765,402.55 1,004,514.05 620,070.40
Jam Kerja/Hari 18.07 Perhari
Berat Jenis Material 1.62 Ton/M3
Sumber : Perhitungan Tugas Akhir
IV-16
IV-17
1. Debit Evapotranspirasi
Evapotranspirasi merupakan proses penguapan air yang diakibatkan oleh
adanya panas matahari dan proses transpirasi oleh tumbuhan. Data yang
diperlukan dalam perhitungan debit evapotranspirasi merupakan data suhu
pengamatan pada kolam sedimen pada awal hingga akhir bulan April Dengan
suhu rata rata pengukuran sebesar 28.14(oC). Persamaan dalam menghitung
debit evapotranspirasi menggunakan rumus Turc.
2 2-Apr-19 29.10
3 3-Apr-19 29.60
4 4-Apr-19 31.40
5 5-Apr-19 29.00
6 6-Apr-19 21.60
7 7-Apr-19 21.80
8 8-Apr-19 29.20
9 9-Apr-19 29.40
10 10-Apr-19 28.90
11 11-Apr-19 28.70
12 12-Apr-19 28.80
13 13-Apr-19 28.20
14 14-Apr-19 31.20
15 15-Apr-19 27.60
16 16-Apr-19 28.30
17 17-Apr-19 28.60
18 18-Apr-19 29.00
19 19-Apr-19 28.60
20 20-Apr-19 28.50
21 21-Apr-19 29.30
22 22-Apr-19 28.40
23 23-Apr-19 26.60
24 24-Apr-19 29.00
25 25-Apr-19 29.40
26 26-Apr-19 28.90
27 27-Apr-19 29.20
28 28-Apr-19 28.70
29 29-Apr-19 28.50
30 30-Apr-19 28.00
Rata Rata 28.40
P
E= 2 0.5
P
0.9L(T)
Dimana :
E =Evapotranspirasi
P = Curah hujan tahunan rata-rata (mm/tahun)
IV-19
Diketahui :
P = 3,113.71 mm/tahun
T = 28.4 Cº
E = 1,801.59 mm/tahun
E = 0.205 mm/jam
Laju Evapotranspirasi
E
% Evapotranspirasi =
I
% Evapotranspirasi =
% Evapotranspirasi = 0.671 %
Laju Evapotranspirasi
= % Evapotranspirasi x Qlimpasan
= 0.671 % x 2.02
Hujan perBulan)
= 17,657.433 m3/bulan.
mobile pada tiap kolam yang diperlukan. Produktivitas normal untuk 1 unit
longarm didapatkan sebesar 22,393.88m3/bulan. Namun untuk mobile unit
alat longarm didapatkan sebesar 7,748.284 m3/bulan. Produksi mobile unit
longarm berkurang karena jangkauan rata rata unit Long Arm PC 210 dengan
efektifitas pengerukan hanya sebesar 34.6%. a Produktivitas Unit Alat
LongArm
qx60Eff
Q
CT
Dimana
Q = Produksi alat (m³/jam) q l = Kapasitas muncung
alat muat (0.46 m3) K = Faktor pengisian mangkuk
alat muat (1,1 tabel 1) q = Kapasitas nyata alat muat
(ql x K)
Eff = Efisiensi kerja alat muat (0,8 tabel )
CT = Waktu edar alat muat (0,61 menit)
Q
Q = 41.14 m³/jam
Jam Kerja Tiap Harinya = 18.07 Jam
Produksifitas Excavator Per Harinya = 41.14 m ³/Jam X 18.07
= 725.71 m³/Hari
Produksifitas Excavator Per Bulannya = 22,302.16 m3/bulan
b Produktivitas Mobile Unit Alat LongArm
Produktivitas mobile unit LongArm dipengaruhi oleh kemampuan
jangkauan(reach) bucket area kolam sedimen yang akan dikeruk. Dengan
efektifitas reach bucket LongArm rata rata pada (Tabel 4.12).Pada
Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa yang berwarna merah merupakan zona
kolam yang tidak dapat dijangkau oleh unit LongArm.
Sehingga untuk mendapatkan Jangkauan Area Pengerukan, dengan
cara.Contoh perhitungan pada kolam 1
= Luas Area Total – Luas Area Tak Terjangkau Longarm
= 28,300 - 20,174
IV-21
= 8,125
Tabel 4.12 Efektivitas Pengerukan Kolam Sedimen
EFEKTIVITAS PENGERUKAN
Jangkauan Luas Area %
Kola Luas Area
No Area Tidak Efektivitas
m Total(m2) 2 2
Pengerukan m Terjangkau m Pengerukan
1 1 28,300.00 8,125.35 20,174.65 28.71
2 2 33,200.00 7,953.45 25,246.55 23.96
3 3 4,500.00 2,128.47 2,371.53 47.30
4 4 7,800.00 3,438.92 4,361.08 44.09
5 5 14,200.00 4,411.27 9,788.73 31.07
6 6 8,200.00 3,248.78 4,951.22 39.62
7 8 17,687.36 4,862.81 12,824.55 27.49
Rata Rata Efektivitas 34.60
R = A/P
=
0.08/1
= 0.08 m
v = ((1/n) x R2/3 x S1/2
= 2.08 m/s
Q = A.v
= 0.08 x 2.08
= 0.17 m3/detik (Konversi ke m3/jam,dengan dikalikan 3,600)
=600.69 m3/jam (Konversi ke m3/hari, dengan dikalikan 12
Jam) 12 Jam/hari didapat dari penjadwalan pembukaan pipa kolam
14 ke sungai Beganjing
= 7,208.34 m3/hari (Konversi ke m3/bulan, dengan dikalikan 30 )
= 216,250.08 m3/bulan
Hasil konversi m3/detik dengan mengkalikan 12 jam/hari, dimana 12 jam
tersebut dimulai dari jam 6 pagi hingga 6 sore. Untuk hasil perhitungan, dapat
dilihat pada Tabel 4.13 Perhitungan Debit Pembuangan
0.17 m3/detik
600.69 m3/Jam
7,208.34 m3/Hari
216,250.08 m3/bulan
Sumber : Perhitungan Tugas Akhir
hingga akhir tahun 2019 maka perlu dicari alternatif yang dapat dilakukan hingga
dapat memenuhi kekurangan kapasitas sebesar 235,994.17 lagi.
Contoh perhitungan pada bulan April, didapatkan hasil sebesar -794.76 dari Air
Lumpur Yang Masuk Perbulan – Kapasitas Volume Sisa Kolam 1, Kolam 2 dan
Kolam 3, sehhingga
= 31,474.24 – (11,320.00 + 18,924.00 + 2,025.00)
= -794.76
= Artinya tanda (-) bahwa masih terdapat sisa pada jumlah kapasitas kolam
1,kolam 2 dan kolam 3.Sedangkan tanda (+) menunjukan terdapat kelebihan
volume air lumpur yang masuk ke kolam sedimen.
Tabel 4.16 Perhitungan Umur Sisa Kolam
AIR LUMPUR MASUK PER BULAN (m3)
Kolam Kedalaman Sisa - Tinggi Jagaan(m) Kapasitas Volume Sisa(m3) April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 0.40 11,320.00
3 0.45 2,025.00
4 0.82 6,396.00
-23,365.45
5 0.10 1,420.00
-44,327.40
6 0.85 6,970.00
-19,909.34
19 1.10 28,293.10
-1,096.64 235,994.17
8 0.65 30,615.00
9 1.25 22,125.00
10 1.07 54,035.00
11 0.50 10,200.00
12 0.60 20,580.00
13 1.10 26,950.00
14 0.70 13,510.00
Sumber : Perhitungan Tugas Akhir
IV-25
IV-28
Dimana
Rt = Residu tersuspensi (gr/detik)
� = Berat jenis padatan ( kg/m3)
IV-33
: 0.0000321 m3/detik
Maka, persentase padatan(%Solid) didaptkan dari persamaan
g D2 p a
vp …….................…....(2.15)
18
Dimana :
vp = kecepatan pengendapan partikel (m/detik)
D = Ukuran Mesh Saringan
g = percepatan gravitasi (m/detik2)
vh0.00127m/det
3. Waktu Yang Dibutuhkan Partikel Untuk Mengendap (tv)
Perhitungan waktu pengendapan yang direncanakan pada kolam
baru dengan menggunakan Persamaan 2.17 didapatkan sebesar 12,068.96
detik atau 3.35 jam.
h
tv ................................................(2.17)
vp
tv 12,068.96det 3.35Jam
4. Waktu Yang Dibutuhkan Partikel Tersuspensi Keluar Kolam (th)
IV-35
Dimana :
P = panjang kolam pengendapan
th = Waktu yang dibutuhkan partikel untuk keluar dari kolam
pengendapan
th
0.
th 144,881.89det 40.24Jam
5. Persentase Pengendapan
Persentase pengendapan didapatkan dengan menggunaka
(Persamaan 2.20)
th
%P= x100% ......................................................(2.20)
th tv
40.24 %P=
x100%.
40.24 3.35
%Pengendapan = 92.31%
1. Debit Pipa
Debit pipa yang digunakan untuk memindahkan air dari kolam 14 ke
kolam baru diasumsikan kondisi dan perhitungan debit yang dikeluarkan
sama besar nya yaitu sebesar 0.17 m3/detik.
1. Waktu Pengerukan
V
t =
Q
=
= ±24,452 Bulan
A B
Faktor Faktor
No Kondisi Sifat
Keamanan A Keamanan B
1 Kering 2.333 2.171
2 Jenuh 1.899 1.762
Kolam Hingga Tinggi Aman
3 1.707 1.572
Jagaan
4 Kolam Penuh 1.609 1.48
Sumber : Perhitungan Tugas Akhir
Gambar 4.8. Analisa Tanggul Kolam A Kondisi Air Hingga Tinggi Jagaan
IV-46
Gambar 4.9. Analisa Tanggul Kolam A Kondisi Air Hingga Tinggi Jagaan
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik selama melakukan kegiatan penelitian di
PT ANTAM Kecamatan Tayan, Provinsi Kalimantan Barat, adalah sebagai
berikut.
1. Total debit recharge yang masuk ke kolam mulai dari pertengahan bulan
April hingga Desember 2019 didapatkan air limpasan sebesar 2,249,809
m3 dan tailing sebesar 615,995.76 m3.
2. Total debit discharge yang keluar dari kolam mulai dari pertengahan bulan
April hingga Desember 2019 didapatkan debit evapotranspirasi sebesar
158,917 m3, debit pengerukan 271,280 m3 debit pembuangan ke sungai
beganjing 1,946,251 m3.
3. Selisih slurry yang yang masuk ke kolam pada pertengahan bulan April
hingga Desember didapatkan sebesar 489,357 m3.
4. Kapasitas sisa kolam sedimen didapatkan sebesar 253,363.10m3
5. Umur kolam sedimen diperhitungkan dapat bertahan hingga bulan Agustus
dan memiliki kekurangan kapasitas sebesar 235,994.17 m3 untuk
pencapaian target hingga bulan Desember 2019
6. Rancangan kapasitas kolam baru diperkirakan dapat menambah umur
kolam hingga bulan November dengan kekurangan kapasitas sebesar
42,920.87.
7. Dimensi kolam sedimen rancangan didapatkan
a. Luas Kolam Sedimen : 27,581.89 m2
b. Kedalaman kolam : 7 meter
c. Volume kolam total : 193,073.30m3
d. Lebar tanggul kolam : 5 meter
V-1
V-2
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan selama kegiatan penelitian di PT ANTAM,
baik untuk perusahaan maupun pembaca adalah sebagai berikut:
1. Diperlukan pembuatan kolam baru pada awal bulan September 2019,
sehingga pencapaian target produksi dapat berjalan hingga akhir
November 2019
2. Diperlukan penambahan 1 unit mobile LongArm pada bulan Juli hingga
akhir Desember tahun 2019, sehingga target produksi dapat berjalan
hingga akhir bulan Desember 2019.
3. Perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut secara teknis pembuatan kolam
sedimen dan kajian secara ekonomis dalam memperpanjang umur kolam,
bagi pembaca yang akan melakukan kegiatan penelitian yang sama,
sehingga dapat meningkatkan keyakinan dalam mengambil keputusan dan
memperkaya ilmu bagi kegiatan akademis.
DAFTAR PUSTAKA
Christanto, H. (2019, Maret Senin). infotambang. Dipetik Maret Senin, 2019, dari
Anonymous: http://infotambang.blogspot.co.id
Ray L.K. 1986. Water Resources and Enviromental Engineering. New York :
McGraw-Hill Book Company.
V. Ranald Giles, 1993, Mekanika Fluida dan Hidraulika, Jakarta : PT. Erlangga
Sudjana, Prof, DR, MA, MSc. 1992. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito
Sularso dan Haruo Tahara, 1991, Pompa dan Kompresor, Cetakan keempat,
Jakarta : PT. Pradnya Paramitha
Sutiarto Bambang, Ir., 1996, Sistem Drainase Tambang Terbuka. PT. Tambang
Bukit Asam. Tanjung Enim