3, Oktober 2017
Abstrak: Penelitian ini dilator belakangi oleh kurangnya media pembelajaran di SMP
Negeri 3 Batu Ampar terutama pada materi usaha dan energi. Oleh karena itu, dilakukan
penelitian berupa pengembangan alat peraga pada materi usaha dan energi yang mampu
melatihkan keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan kelayakan alat peraga meliputi: (1) validitas alat peraga (2) kepraktisan
alat peraga dilihat dari respon siswa (3) keefektifan alat peraga dilihat dari hasil belajar
siswa pada aspek pengetahuan dan proses. Model pengembangan yang digunakan pada
penelitian ini adalah ADDIE dengan subjek uji coba 23 siswa kelas VIII A SMP Negeri 3
Batu Ampar. Hasil penelitian menunjukkan (1) validitas alat peraga termasuk dalam
kategori valid (2) kepraktisan alat peraga dilihat dari respon siswa menunjukkan kategori
sangat praktis (3) efektivitas alat peraga menunjukkan kategori sangat efektif dilihat dari
hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan dengan kategori gain tinggi dan pada aspek
keterampilan proses sains dengan kategori sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
alat peraga telah layak digunakan.
Kata Kunci: alat peraga, usaha dan energi, keterampilan proses sains.
Abstract: This research is motivated by the lack of learning media in SMP Negeri 3 Batu
Ampar especially in work and energy topic. Therefore, the research is conducted in the
form of the development of props in work and energy topic that able to trained students's
skill in science process. This study aims to describe the feasibility of props include: (1) the
validity of props (2) practicality of props seen from the student's response (3) the
effectiveness of props seen from student’s learning outcomes on knowledge and process.
The development model that used in this research is ADDIE with the test subject of 23
students of class VIII A SMP Negeri 3 Batu Ampar. The results showed that (1) the validity
of props included in the valid category (2) the practicality of the props seen from the
student’s response showed very practical category (3) the effectiveness of the props showed
very effective category seen from student’s learning outcomes on the knowledge aspect with
high gain category and on aspects of students's skill in science process with very good
category. The results show that props have been feasible to use.
351
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
352
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
merasa bosan dan bersikap pasif. Peserta dan aspek keterampilan proses sains?.
didik lebih antusias dalam Tujuan penelitian secara umum
melakukanpercobaan dengan berdasarkan latar belakang di atas adalah
menggunakan alat peraga tertentu mendeskripsikan kelayakan alat peraga
dibandingkan dengan proses pada materi usaha dan energi untuk
pembelajaran konvensional di dalam melatihkan keterampilan proses sains
kelas. Pembelajaran dengan melakukan melalui model pembelajaran inquiry
percobaan jarang dilakukan dikarenakan discovery learning (IDL) Terbimbing”.
kurangnya alat yang tersedia sehingga Adapun tujuan khusus penelitian adalah
keterampilan proses dan sikap ilmiah sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan
peserta didik masih tergolong rendah. validitas alat peraga yang dikembangkan
Oleh karena itu diperlukan alat peraga (2) Mendeskripsikan kepraktisan alat
yang dapat memfasilitasi proses belajar peraga yang dikembangkan dilihat dari
mengajar peserta didik.Dengan respon siswa (3) Mendeskripsikan
diciptakannya alat peraga, peserta didik keefektifan alat peraga yang
dapat turut aktif dalam proses dikembangkan dilihat dari hasil belajar
pembelajaran. siswa pada aspek pengetahuan dan aspek
Berdasarkan latar belakang yang keterampilan proses sains.
telah diuraikan oleh peneliti, dapat ditarik
rumusan masalah yaitu “Bagaimana KAJIAN PUSTAKA
kelayakan alat peraga pada materi usaha
Penelitian yang dilakukan oleh
dan energi untuk melatihkan
peneliti adalah penelitian pengembangan
keterampilan proses sains melalui model
dalam bidang pendidikan yang akan
pembelajaran inquiry discovery learning
menghasilkan suatu produk berupa alat
(IDL) terbimbing?”. Adapun pertanyaan
peraga. Pada penelitian ini,
penelitian yang sesuai dengan rumusan
pengembangan alat peraga yang
masalah tersebut adalah: (1) Bagaimana
dikembangkan oleh peneliti beracuan
validitas alat peraga yang
pada model pengembangan ADDIE.
dikembangkan? (2) Bagaimana
Menurut Hasyim(2016) model
kepraktisan alat peraga yang
pengembangan ADDIE adalah proses
dikembangkan dilihat dari respon siswa?
generik tradisional yang memiliki lima
(3) Bagaimana keefektifan alat peraga
fase yaitu Analisis, Desain,
yang dikembangkan dilihat dari hasil
belajar siswa pada aspek pengetahuan
353
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
354
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
semakin banyak pula pengetahuan yang sehingga siswa akan lebih mandiri dan
akan diterima oleh siswa. kreatif serta tidak menjadikan guru
Metode pembelajaran yang dapat sebagai satu-satunya sumber belajar
digunakan dengan menggunakan alat (Zulhelmi, 2009). Model IDL ini efektif
peraga adalah percobaan. Melalui untuk mendorong keterlibatan dan
percobaan, siswa dilatih untuk dapat motivasi siswa dalam memahami topik-
berpikir kritis dan bersikap ilmiah dalam topik yang jelas (Eggel & Kauchak,
memecahkan persoalan-persoalan yang 2012).
berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam
(Pramesty, 2013). Dengan kata lain, METODE PENELITIAN
penggunaan alat peraga secara
Jenis penelitian yang digunakan
berkesinambungan dapat melatihkan
oleh peneliti adalah penelitian dan
keterampilan proses sains siswa.
pengembangan yang dilakukan terhadap
Gega (1997) dalam Markawi (2008)
alat peraga pada materi usaha dan energi.
menyatakan bahwa keterampilan proses
Model pengembangan yang digunakan
sains merupakan keterampilan berpikir
oleh peneliti adalah model
yang digunakan oleh para ilmuan
pengembangan ADDIE dengan tahapan
meliputi: pengamatan, komunikasi,
analisis, desain, pengembangan,
klasifikasi, inferensi, pengukuran, dan
implementasi, dan evaluasi. Tahapan
eksperimen. Keterampilan proses sains
analisis dilakukan dengan menganalisis
yang akan dilatihkan dengan
untuk mengetahui masalah yang
menggunakan alat peraga yang
berkaitan dengan kurangnya keaktifan
dikembangkan adalah adalah observasi,
dan motivasi siswa dalam pembelajaran
pembuatan hipotesis, merencanakan
yang dapat diselesaikan dengan
penelitian/eksperimen, menginterpretasi
melatihkan keterampilan proses sains
atau menafsirkan data, menyusun
dengan menggunakan alat peraga.
kesimpulan, dan mengkomunikasikan.
Tahapan selanjutnya adalah desain yaitu
Model yang cocok digunakan
mendesain alat peraga yang akan
untuk dapat melatihkan keterampilan
digunakan dengan memilih materi
proses sains siswa adalah model Inquiry
kemudian merancang desain alat yang
Discovery Learning (IDL). Model IDL
disesuaikan dengan tujuan atau
adalah model yang memberi kesempatan
kompetensi pembelajaran. Setelah
kepada siswa untuk dapat belajar
menyelesaikan tahapan desain
memanfaatkan berbagai sumber belajar
355
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
356
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
f = nilai skor total respon siswa Peningkatan hasil belajar siswa pada
357
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
358
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
359
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
sebesar 3,85. Nilai tersebut kemudian yang terdapat dalam lembar validasi yang
dikategorikan ke dalam kriteria validitas digunakan untuk memvalidasi alat peraga
alat peraga. Menurut Widoyoko, nilai usaha dan energi. Dengan diperolehnya
validitas sebesar 3,85 termasuk kedalam nilai validasi alat peraga sebesar 3,89
kategori valid dengan sedikit revisi. maka kriteria kelayakan alat peraga
Validitas konstruk ditinjau dari sudah terpenuhi. Hal ini berarti alat
kemudahan alat peraga dalam peraga yang dikembangkan telah layak
pemeliharaan dan pengoperasian, digunakan.
keamanan bagi siswa, kreatifitas dan Berdasarkan penjelasan di atas,
keterbaruan media, dan kemampuan dapat disimpulkan bahwa alat peraga
untuk meningkatkan rasa ingin tahu serta usaha dan energi serta LKS panduan
motivasi siswa. Rata-rata keseluruhan yang dikembangkan telah divalidasi oleh
hasil validasi pada validitas ini sebesar 3 validator dan dinyatakan valid dan
3,89. Menurut Widoyoko (2016) nilai reliabel. Alat peraga dan LKS yang
validitas sebesar 3,89 termasuk kedalam dikembangkan dapat diujicobakan
kategori valid dengan sedikit revisi. Pada kepada siswa.
alat peraga juga diperoleh nilai Kepraktisan alat peraga
reliabilitas sebesar 0,734.Ratumanan & Respon siswa terhadap alat peraga
Laurens (2006) mengatakan bahwa nilai ditunjukkan oleh tabel 6 berikut:
reliabilitas sebesar 0,734 termasuk dalam Tabel 6. Hasil respon siswa terhadap alat
peraga
kategori derajat reliabilitas sedang.
Persentase
No Aspek Kategori
Menurut Wicaksoni, Kurniawan, (%)
1 Peranan alat
& Maftukhin (2014), alat peraga peraga dalam Sangat
80,8
dikatakan layak apabila telah memenuhi memperjelas Baik
materi
kriteria kelayakan yang meliputi: alat 2 Motivasi
83, 3
Sangat
belajar Baik
peraga harus sesuai dengan konsep fisika, 3 Efisiensi Sangat
82,2
alat peraga harus sesuai dengan waktu Baik
4 Efisiensi Sangat
83,0
kurikulum, bentuk dan performa dari alat tenaga Baik
5 Kemudahan
peraga harus menarik dan sesuai dengan dalam
Sangat
subjek (siswa) yang hendak diteliti, alat penggunaan 83,1
Baik
dan
peraga mudah dipahami oleh pemeliharaan
6 Sikap Sangat
siswa/keterbacaan alat mudah dan alat 82,0
Baik
peraga hendaknya mudah digunakan. Hal Rata-rata Sangat
82, 4
Baik
ini sesuai dengan kriteria alat peraga
360
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
361
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
362
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
keterampilan proses sains siswa selama oleh Batoq, Susila, & Rijanto (2015)
proses pembelajaran berlangsung. Nilai maka alat peraga dan LKS yang
gain hasil belajar kognitif siswa dikembangkan dapat dikatakan efektif
ditunjukkan pada tabel berikut: karena bisa meningkatkan hasil belajar
Tabel 7. Hasil perhitungan uji gain siswa.
Jumlah Rata-rata Berdasarkan pemaparan di atas,
Kriteria
Siswa gain skor
23 0,80 Tinggi dapat disimpulkan bahwa penggunaan
alat peraga usaha dan energi disertai
Tabel 7 menunjukkan nilai uji gain
dengan LKS dalam proses belajar
terhadap nilai pretes dan postes yang
mengajar dinilai efektif dalam proses
dilakukan oleh 23 siswa di SMPN 3 Batu
belajar mengajar. Hal ini dikarenakan
Ampar. Berdasarkan tabel tersebut
penggunaan dari alat peraga dan LKS
diketahui bahwa nilai n-gain rata-rata 23
dapat meningkatkan hasil belajar kognitif
siswa di SMPN 3 Batu Ampar yaitu
siswa.
sebesar 0,80 dengan kategori tinggi. Ini
Pada penelitian kali ini, hasil
berarti terdapat peningkatan yang
belajar psikomotorik dapat dinilai dari
signifikan antara nilai pretes dan postes
keterampilan proses sains siswa. Untuk
siswa setelah mengikuti proses
dapat memiliki suatu keterampilan proses
pembelajaran dengan menggunakan alat
sains maka siswa harus berlatih secara
peraga usaha dan energi.
terus-menerus terkait dengan tahapan-
Batoq, Susila, & Rijanto (2015)
tahapan yang terdapat dalam
mengatakan bahwa suatu media
keterampilan proses sains. Keterampilan
dikatakan efektif apabila hasil belajar
proses sains merupakan keterampilan
siswa setelah menggunakan media sesuai
dasar yang harus dimiliki seseorang
dengan tujuan yang diharapkan yaitu
untuk dapat lebih jauh mempelajari
mengalami peningkatan. Dari
konsep serta fakta yang ada pada sains.
perhitungan uji gain terhadap nilai pretes
IPA merupakan salah satu
dan postes siswa diperoleh nilai gain rata-
pelajaran yang menggunakan berbagai
rata sebesar 0,80. Hake (1999)
macam indera untuk melakukan
mengkategorikan nilai gain 0,80 ke
pengamatan ataupun percobaan terkait
dalam kategori tinggi. Hal tersebut
dengan materi yang diajarkan. Dengan
menunjukkan nilai pretes dan postes
demikian, keterampilan proses sains
siswa mengalami peningkatan yang
sangat erat kaitannya dengan keterlibatan
tinggi.Sesuai dengan yang dikemukakan
siswa dalam menggunakan indera
363
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
364
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
pada LKS 2 menurun menjadi 89,0. Pada persentase rata-rata keterampilan proses
LKS 3 persentase rata-rata keterampilan sains siswa tiap kelompok sebesar 87,55.
proses sains tiap kelompok sebesar 84,0 Menurut Widoyoko (2016), keterampilan
dan persentase rata-rata keterampilan proses sains dikatakan sangat baik
proses sains tiap kelompok pada LKS 4 apabila memperoleh persentase antara 81
meningkat kembali sebesar 86,3. Dari sampai 100. Mengacu pada hal tersebut,
data tersebut, terlihat perubahan maka rata-rata keterampilan proses sains
persentase rata-rata ketercapaian siswa baik ditinjau dari tiap indikator
keterampilan proses sains pada tiap LKS ataupun tiap kelompok termasuk dalam
nya. Persentase rata-rata ketercapaian kategori yang sangat baik. Hal ini
pada LKS 2 mengalami penurunan menunjukkan terdapat peningkatan yang
terhadap LKS 1, persentase rata-rata signifikan mengingat siswa jarang sekali
ketercapaian LKS 3 mengalami penuruan melakukan keterampilan proses sains.
terhadap LKS 2, sedangkan persentase Sesuai dengan pendapat Batoq, Susila, &
rata-rata ketercapaian LKS 4 mengalami Rijanto (2015) alat peraga dan LKS
peningkatan terhadap LKS 3. LKS 1 dikatakan efektif karena dapat
tentang usaha, LKS 2 tertang energi dan meningkatkan keterampilan proses sains
perubahannya, LKS 3 tentang energi siswa
kinetik dan energi potensial, dan LKS 4
tentang hukum kekekalan energi.
SIMPULAN
Penurunan dan peningkatan yang terjadi
pada tiap LKS diperkirakan disebabkan Berdasarkan perhitungan dan
oleh tingkat kesulitan materi serta tingkat pembahasan dari hasil penelitian yang
rata wajar saja terjadi karena dalam dikembangkan telah memenuhi kriteria
proses dapat dimiliki dengan baik oleh kelayakan yang dimaksud meliputi: (1)
siswa jika sering dilatihkan dan Validasi alat peraga dan LKS secara
Secara umum diperoleh persentase valid (2) Kepraktisan alat peraga usaha
rata-rata keterampilan proses sains siswa dan energi yang dikembangkan termasuk
tiap indikator sebesar 87,3 sedangkan dalam kategori sangat praktis (3)
365
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
Giyantono, R. A., & Iskandar. (2013). Wicaksoni, H. T., Kurniawan, E. S., &
Penerapan Model Pembelajaran Maftukhin, A. (2014).
Problem Base Learning Pada Mata Pengembangan Alat Peraga
Diklat Las Kelas X TPM SMK Resonator sebagai Alternatif
Taman Siswa Surabaya. JPTM, 02 Media Pembelajaran pada Materi
(1). Gelombang Bunyi Kelas XII
SMA. Radiasi, 3.
Hake, R. R. (1999). Analyzing
Change/Gain Scores. Woodland Widoyoko, E. P. (2016). Penilaian Hasil
Hills: Indiana University. Pembelajaran Di Sekolah.
Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR.
366
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
367