Anda di halaman 1dari 9

Arinda Lironika S, Asupan Lemak Dan Nitric Oxide Pada Penderita Hipertensi Primer Dan Normotensi

ASUPAN LEMAK DAN KADAR NITRIC OXIDE PADA PENDERITA


HIPERTENSI PRIMER DAN NORMOTENSI

Oleh :
ARINDA LIRONIKA SURYANA *)

ABSTRAK

Pola konsumsi tinggi lemak dapat berisiko tinggi terhadap kejadian hipertensi. Konsumsi lemak jenuh
berlebihan dapat menimbulkan gangguan fungsi sel endotel pembuluh darah. Adanya kerusakan sel endotel
ini kemudian menyebabkan penurunan kemampuan vasodilatasi dinding pembuluh darah sehingga terjadi
peningkatan tekanan darah. Hal ini ditandai dengan penurunan kadar nitric oxide pada hipertensi. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan asupan lemak dan kadar serum nitric oxide pada penderita
hipertensi primer dan normotensi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
rancangan cross sectional. Sampel penelitian terdiri dari 15 orang kelompok hipertensi primer dan 15 orang
kelompok normal sebagai kelompok pembanding, berusia antara 40-70 tahun, dan yang mengunjungi Rumah
Sakit Umum Haji Surabaya. Sampel dibagi secara acak. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
food recall 2x24 jam dan pemeriksaan sampel darah. Kadar serum Nitric Oxide diukur dengan menggunakan
metode ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay). Data dianalisis dengan uji t-test independen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat konsumsi lemak lebih tinggi pada penderita hipertensi
sedangkan kadar nitric oxide lebih rendah pada penderita hipertensi dibandingkan dengan subyek normal.
Secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok mengenai kadar serum nitric
oxide (p = 0,023) dan tingkat konsumsi lemak (p = 0,004). Kesimpulannya adalah ada perbedaan tingkat
konsumsi lemak dan kadar serum nitric oxide antara penderita hipertensi primer dengan normotensi.

Kata Kunci : Asupan Lemak, Kadar Nitric Oxide, Hipertensi Primer

PENDAHULUAN kesehatan dan hanya 0,4% kasus yang sudah


minum obat hipertensi.
Data Global Burden of Disease (GBD) tahun Menurut The Eighth Report of the Joint
2010, hipertensi merupakan faktor risiko utama National Committee on detection, education, and
penyakit kardiovaskular (termasuk stroke dan treatment of high blood pressure (JNC VIII),
penyakit jantung iskemik) yang menjadi penyebab hipertensi merupakan suatu keadaan dimana
utama kematian di dunia (Murray, 2013). tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan
Sementara itu, Hasil survey Riskesdas tahun 2007, darah diastolik ≥ 90 mmHg. "Tekanan darah"
melaporkan bahwa penyebab kematian tertinggi di adalah kekuatan darah untuk mendorong dinding
Indonesia pada semua kelompok umur didominasi arteri saat jantung memompa darah (NHLBI,
penyakit degeneratif dengan stroke (26,9%) pada 2012).
urutan pertama diikuti hipertensi (12,3%), diabetes Hipertensi dijuluki sebagai “The Sillent Killer
mellitus (10,2%) dan penyakit jantung iskemik Disease”. Penyebabnya bersifat multifaktorial dan
(9,3%). Oleh sebab itu, hipertensi masih menjadi merupakan hasil interaksi faktor genetik dan
masalah kesehatan serius baik di dunia maupun di lingkungan. Disamping itu, faktor sosial-ekonomi,
Indonesia. seperti pendapatan dan pendidikan juga dapat
Prevalensi hipertensi di dunia menurut WHO, berdampak negatif terhadap faktor risiko perilaku.
pada tahun 2000 sebesar 26,3% dan diprediksi Ada banyak faktor risiko perilaku yang
akan meningkat pada tahun 2025 menjadi 29,2% menyebabkan hipertensi termasuk konsumsi
(Kemenkes RI, 2013). Sedangkan di Indonesia, makanan yang mengandung terlalu banyak garam
prevalensi nasional hipertensi pada penduduk dan lemak, tidak cukup makan buah dan sayuran,
umur 18 tahun keatas menurut hasil Riskesdas konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, aktivitas
2007 masih cukup tinggi, angkanya mencapai fisik dan kurang olahraga serta manajemen stres
31,7%. Sebagian besar kasus hipertensi belum yang buruk. Faktor risiko perilaku ini sangat
terdiagnosis. Dari 31,7% hanya 7,2% kasus dipengaruhi oleh gaya hidup dan faktor lingkungan
(WHO, 2013). Namun demikian, sebagian besar
yang sudah didiagnosis hipertensi oleh tenaga penyebab hipertensi masih belum diketahui secara

*) Staf Pengajar Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember


Arinda Lironika S, Asupan Lemak Dan Nitric Oxide Pada Penderia Hipertensi Primer Dan Normotensi

pasti (hipertensi primer) dan sebagian lagi Jenis penelitian ini adalah penelitian
terjadinya menyertai penyakit lain yang observasional analitik dengan desain penelitian
penyebabnya sudah diketahui (hipertensi Comparative Cross Sectional Study. Pada survey
sekunder). Sebagian besar penderita baru ini peneliti akan melakukan pendekatan atau
menyadari bahwa dirinya terkena hipertensi saat pengukuran terhadap sampel yang berbeda disaat
tekanan darahnya sudah terlalu tinggi dan mungkin yang hampir bersamaan untuk mengetahui faktor
telah terjadi komplikasi yang dapat mengakibatkan risiko pada kelompok sampel.
kematian. b. Populasi
Hipertensi yang tidak segera memperoleh Populasi penelitian yaitu seluruh pasien
pengobatan optimal akan mengakibatkan hipertensi primer yang berkunjung ke Poli Jantung
timbulnya penyakit degeneratif seperti penyakit Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.
jantung koroner, infark miokard, gagal jantung c. Sampel
kongestif, stroke dan gagal ginjal terminal. Sampel penelitian dibagi menjadi dua
Hipertensi seringkali disertai dengan peningkatan kelompok yaitu kelompok penderita hipertensi
kadar kolesterol yang dipicu oleh diit tinggi lemak. primer dan kelompok normotensi sebagai kontrol.
Pengaruh intake makanan yang mengandung asam Kriteria inklusi sampel penelitian yaitu, berusia
lemak jenuh terhadap kadar kolesterol darah telah 40-70 tahun dengan hipertensi primer dan
banyak dijelaskan pada beberapa penelitian normotensi, berjenis kelamin laki-laki dan
eksperimental. Kinsell et al, 1952 ; Grundy & perempuan, bersedia mengikuti penelitian dan
Denke, 1990 melaporkan hasil penelitiannya telah menandatangani informed consent, bersedia
bahwa asam lemak jenuh berhubungan dengan diambil darahnya untuk mengukur kadar nitric
kenaikan kadar serum kolesterol. oxide. Sedangkan untuk kriteria eksklusinya yaitu,
Kolesterol yang tinggi (terutama LDL yang wanita hamil dan menyusui, menderita penyakit
teroksidasi) memicu terjadinya kerusakan endotel lain (seperti, diabetes mellitus, stroke, penyakit
vaskular yang meningkatkan paparan molekul jantung koroner, penyakit ginjal dan pasien pre-
adesi pada sel endotel dan menurunkan operasi kanker) (Linder, 2010).
kemampuan endotel untuk merilis NO (Nitric d. Besar Sampel
Oxide) yang merupakan vasodilator. Akibatnya Besar sampel penelitian adalah 15 orang
pembuluh darah mengalami vasokontriksi dan dengan hipertensi primer dan 15 orang normotensi.
tekanan darah meningkat (Guyton & Hall, 2014). Sehingga total sampel yang dibutuhkan sebanyak
Dengan dasar pemikiran tersebut diatas, maka 30 orang.
perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis e. Teknik Pengambilan Sampel
“Perbedaan Asupan Lemak dan Kadar Nitric Oxide Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
Pada Penderita Hipertensi Dan Normotensi” ini adalah dengan metode simple random
sampling. Pengambilan sampel disesuaikan dengan
METODOLOGI jumlah semua penderita hipertensi dan normotensi
yang tercatat berkunjung ke Poli Jantung Instalasi
Tempat dan Jangka Waktu Penelitian Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit dan selanjutnya diambil secara acak pada masing-
Umum Haji Surabaya pada tahun 2014. masing kelompok sesuai dengan jumlah sampel.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan di Instalasi Definisi Operasional Variabel
Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Haji a. Asupan Lemak
Surabaya dan Laboratorium Kesehatan Daerah Asupan lemak yang dimaksudkan pada
Surabaya. penelitian ini adalah asupan makanan mengandung
Sumber Data dan Instrumen Penelitian lemak yang dikonsumsi responden dalam sehari.
Sumber data yang dipakai dalam penelitian Diukur dengan Food Recall 2x24 jam. Angka
ini adalah hasil pengukuran antropometri untuk kecukupan zat gizi lemak per hari adalah 65
penentuan indeks massa tubuh, food recall 2 x 24 gram/hari (Permenkes RI No.75 Tahun 2013).
jam untuk data asupan lemak dan hasil tes b. Kadar Nitric Oxide
laboratorium untuk kadar serum nitric oxide. Kadar Nitric Oxide yang diperiksa dalam
Sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kadar Nitric Oxide dalam
penelitian ini meliputi, status rekam medis pasien, serum responden yang diketahui sebagai faktor
lembar kuesioner, lembar food recall, formulir relaksasi endotelium. Diukur melalui uji
food frequency, tensimeter, spektrofotometer, alat laboratorium menggunakan metode ELISA
pengukur berat badan (timbangan injak) dan (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay). Kadar
pengukur tinggi badan (microtoise). normal serum Nitric Oxide yaitu 25-45 μmol/L
Metode Penelitian (Delmi dkk, 2010).
a. Desain Penelitian Prosedur Pengumpulan Data

203
Arinda Lironika S, Asupan Lemak Dan Nitric Oxide Pada Penderia Hipertensi Primer Dan Normotensi

Data dikumpulkan dengan prosedur sebagai lebih lanjut dengan metode ELISA di
berikut : Laboratorium Kesehatan Daerah Surabaya.
1. Memberi penjelasan kepada responden tentang Teknik Pengolahan dan Analisis Data
tujuan, manfaat dan dampak penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
khususnya terhadap responden dan umumnya perbedaan asupan lemak dan kadar Nitric Oxide
terhadap dunia kesehatan masyarakat. pada penderita hipertensi dan normotensi. Data
2. Meminta persetujuan responden dengan yang terkumpul kemudian dikoding, ditabulasi dan
menandatangani informed consent. dimasukkan ke dalam program komputer. Data
3. Melakukan wawancara terhadap responden dianalisis secara statistik dengan bantuan SPSS
tentang identitas dan karakteristik responden. versi 16 for Window.
4. Melakukan recall 24 jam untuk menilai asupan Uji statistik yang digunakan dalam penelitian
lemak sebanyak 2 (dua) kali pengukuran ini adalah : Chi-square test untuk mengevaluasi
(selama 2 hari) dan tidak berturut-turut, bukan perbedaan proporsi karakteristik responden antara
pada hari libur/hari besar. kelompok hipertensi dan normotensi. Untuk
5. Melakukan pengambilan darah sebanyak 3 ml menganalisis perbedaan asupan lemak dan kadar
dengan bantuan petugas laboratorium RSU nitric oxide antara kelompok hipertensi dan
Haji Surabaya. normotensi digunakan uji independent T-test untuk
6. Melakukan pemeriksaan kadar serum Nitric data berskala rasio, uji Mann Whitney untuk data
Oxide dengan bantuan petugas laboratorium berskala ordinal dan uji Chi Square untuk data
Labkesda Surabaya. berskala nominal. Normalitas distribusi data diuji
Teknik Pengumpulan Data dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
Data penelitian dikumpulkan dengan teknik
wawancara, kuesioner, recall 2x24 jam, HASIL DAN PEMBAHASAN
pengukuran antropometri dan pemeriksaan
laboratorium. Teknik wawancara dilakukan untuk Karakteristik Responden
mendapatkan data tentang karakteristik responden Penelitian ini melibatkan 30 orang responden
meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, yang terdiri dari 15 orang penderita hipertensi
pekerjaan, kebiasaan merokok, olahraga dan primer dan 15 orang dengan tensi normal
riwayat keluarga menderita hipertensi. Data Indeks (normotensi). Jumlah responden yang berjenis
Massa Tubuh (IMT) diperoleh dari pengukuran kelamin laki-laki lebih banyak daripada
antropometri yaitu berat dan tinggi badan. perempuan pada kelompok penderita hipertensi
Sedangkan data asupan lemak didapatkan melalui primer dengan nilai rerata tekanan darah sistolik
metode wawancara dan perhitungan food recall 145.67 ± 9.04 mmHg dan tekanan darah diastolik
2x24 jam. 93,33 ± 6,17 mmHg (tabel 1). Karakteristik
Pengambilan darah dilakukan dengan responden dalam penelitian ini dilihat berdasarkan
bantuan petugas Laboratorium Patologi Klinik jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan,
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Selanjutnya tingkat pendapatan, Indeks Massa Tubuh (IMT),
dilakukan sentrifugasi pada sampel darah sehingga kebiasaan olahraga dan riwayat hipertensi dalam
didapatkan serum Nitric Oxide untuk dianalisis keluarga (tabel 2).

Tabel 1. Data Pengukuran Tekanan Darah Pada Kedua Kelompok Responden

Mean SD Nilai p
Umur (tahun)
Hipertensi 55.67 8.88 0.003
Normotensi 45.20 5.54
Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
Hipertensi 145.67 9.04 0.000
Normotensi 107.53 7.06
Tekanan Darah Diastolik (mmHg)
Hipertensi 93.33 6.17 0.000
Normotensi 71.20 4.16

Hipertensi primer diklasifikasikan menurut menjadi 4 stadium yaitu normal jika TDD <120
JNC VIII (The Eighth Joint National Committee) mmHg dan TDS <80 mmHg, pre-hipertensi jika

203
Arinda Lironika S, Asupan Lemak Dan Nitric Oxide Pada Penderia Hipertensi Primer Dan Normotensi

TDD 120-139 mmHg dan TDS 80-89 mmHg, mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
hipertensi stadium I jika TDD 140-159 mmHg dan jantung menurun, menyebabkan penurunan curah
TDS 90-99 mmHg dan hipertensi stadium II jika jantung dan peningkatan tahanan perifer sehingga
TDD ≥160 mmHg dan TDS ≥100 mmHg. Pada terjadi peningkatan tekanan darah (Martiningsih,
penelitian ini, sebagian besar responden termasuk 2011). Dari hasil penelitian ini tampak adanya
dalam hipertensi stadium I (Tabel 1). perbedaan yang bermakna (p<α) menurut umur
Hipertensi primer dapat muncul sejak umur antara kelompok hipertensi dengan normotensi
30-50 tahun. Umur merupakan faktor risiko (Tabel 1).
hipertensi yang tidak dapat diubah. Dengan Selain itu terdapat keterkaitan antara umur
semakin meningkatnya umur seseorang, dinding dengan paparan radikal bebas yang dapat
pembuluh darah akan mulai kehilangan menyebabkan kejadian hipertensi. Tanpa disadari
elastisitasnya. Perubahan struktur dan fungsi tubuh menghasilkan radikal bebas secara terus
sistem pembuluh darah perifer ini menyebabkan menerus, baik melalui metabolisme normal
perubahan tekanan darah, khususnya pada usia maupun dari lingkungan seperti polusi udara,
lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, ultraviolet, asap rokok, makanan (tinggi lemak,
penurunan elastisitas jaringan ikat dan relaksasi rendah serat) dan lain-lain. Oleh karena itu, seiring
otot polos pembuluh darah yang pada akhirnya dengan umur yang bertambah, maka bertambah
mengakibatkan penurunan kemampuan distensi pula penumpukan radikal bebas dalam tubuh
dan daya regang pembuluh darah sehingga hingga terjadi stres oksidatif dan peningkatan
kemampuan aorta dan arteri besar dalam tekanan darah (Winarsih, 2013).

Tabel 2. Data Karakteristik Responden Pada Kedua Kelompok

Hipertensi Normotensi Nilai p


% %
Jenis kelamin
Laki-laki 53,3 33,3 0,461
Perempuan 46,7 66,7
Tingkat pendidikan
Tidak sekolah 0 0 0,117
Lulus SD 0 0
Lulus SLTP 13,3 0
Lulus SMU 46,7 26,7
Lulus S1 40 73,3
Jenis pekerjaan
Pegawai Negeri 26,7 73,3 0,017
Swasta 6,6 20
Wiraswasta 20 0
Pensiunan 20 0
Tidak Bekerja 26,7 6,7
IMT
Normal 26,7 93,3 0,001
Kelebihan BB 53,3 6,7
Obesitas 20 0
Kebiasaan Olahraga
Tidak pernah 46,7 13,3 0,092
≤ 3x dalam seminggu 33,3 53,4
> 3x dalam seminggu 20 33,3
Kebiasaan Merokok
Ya, pernah 33,3 0 0,042
Tidak pernah 66,7 100
Riwayat Hipertensi
Ada 66,7 26,7 0,028
Tidak ada 33,3 73,3

203
Arinda Lironika S, Asupan Lemak Dan Nitric Oxide Pada Penderia Hipertensi Primer Dan Normotensi

Selain umur, ada beberapa faktor risiko pendidikan berhubungan dengan kontrol tekanan
hipertensi yang tidak dapat diubah lainnya yaitu darah yang lebih baik. Semakin tinggi tingkat
jenis kelamin dan faktor genetik. Sedangkan untuk pendidikan semakin tinggi pula pengetahuan dan
faktor risiko hipertensi yang dapat diubah antara kesadaran untuk melakukan kontrol terhadap
lain, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, indeks tekanan darah.
massa tubuh, kebiasaan olahraga dan merokok Sedangkan untuk jenis pekerjaan, hasil
serta ada atau tidak riwayat hipertensi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
keluarga. Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa perbedaan bermakna dari jenis pekerjaan antara
terdapat perbedaan yang bermakna (p < α) kedua kelompok. Hal ini telah sesuai dengan
menurut jenis pekerjaan, indeks massa tubuh, penelitian yang dilakukan Van Minh (2006) dan
kebiasaan merokok dan adanya riwayat hipertensi Pandit (2009), yang memberikan hasil terdapat
dalam keluarga antara kelompok hipertensi dengan hubungan antara jenis pekerjaan dengan hipertensi.
kelompok normotensi. Sebaliknya, jika dipandang Semakin tinggi jenis pekerjaan, tingkat stress
dari karakteristik jenis kelamin, tingkat pendidikan semakin tinggi juga sehingga mempengaruhi
dan kebiasaan olahraga tidak ditemukan adanya tekanan darah.
perbedaan (p > α) pada kedua kelompok. Selain itu, jenis pekerjaan menentukan
tingkat pendapatan dimana tingkat pendapatan
Jenis kelamin yang lebih besar mendorong kecenderungan untuk
Insiden hipertensi pada laki-laki lebih tinggi bergaya hidup mewah terutama dalam hal
dibandingkan perempuan sampai usia sekitar 55 konsumsi makanan diit tinggi lemak, seperti fast
tahun. Pada usia antara 55-74 tahun risiko food dan makanan praktis lainnya, kebiasaan
hipertensi hampir sama pada laki-laki dan merokok dan konsumsi alkohol yang dapat
perempuan. Namun, perempuan akan berisiko menyebabkan hipertensi.
lebih tinggi terkena hipertensi setelah usia 74
tahun (AHA, 2008; Black & Hwaks, 2009). Hal ini Indeks Massa Tubuh
dikaitkan dengan penurunan kadar hormon Faktor berat badan juga berperan terhadap
esterogen (Kumar V, 2005). terjadinya hipertensi. Terutama peningkatan lemak
Esterogen sebenarnya bukan sekedar hormon tubuh di daerah perut pada penderita obesitas
pada perempuan, karena diketahui bahwa (Black & Hawks, 2009). Pada penelitian ini,
esterogen juga dapat menjalankan fungsi sebagai menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (
antioksidan. Peranan estrogen sebagai antioksidan p < α ) dilihat dari IMT responden pada kedua
adalah mencegah proses oksidasi LDL sehingga kelompok. Berdasarkan (National Health and
kemampuan LDL untuk menembus plak Nutrition Examination Examination Survey
berkurang. Peranan estrogen yang lain adalah (NHANES III), prevalensi hipertensi pada orang
sebagai pelebar pembuluh darah dan elastisitas yang memiliki IMT >30 kg/m2 adalah 42% pada
pembuluh darah. Dengan berkurangnya estrogen pria dan 38% pada wanita dibandingkan dengan
pada saat menopause maka tubuh wanita menjadi prevalensi hipertensi pada orang yang memiliki
rentan terhadap risiko hipertensi (Guyton & Hall, IMT normal <25 kg/m2 adalah 15% pada pria dan
2014). wanita (Brown CD, 2000). Risiko peningkatan
Namun, hasil penelitian menunjukkan tidak tekanan darah pada orang yang overweight dua
adanya perbedaan ( p > α ) jenis kelamin antara sampai enam kali lebih besar daripada orang yang
penderita hipertensi dan normotensi. Hal ini memiliki berat badan normal (NIH, 2004).
diduga, perempuan dan laki-laki memiliki peluang Framingham Heart Study menunjukkan
yang sama terpapar berbagai faktor risiko bahwa, 78% hipertensi yang terjadi pada laki-laki
hipertensi eksternal seperti pergeseran gaya hidup dan 65% pada wanita diakibatkan secara langsung
dalam pola makan yang tidak sehat, aktivitas fisik oleh kegemukan atau obesitas (Lilyasari, 2007).
kurang dan stess akibat pekerjaan, pendidikan Hipertensi primer dengan kenaikan berat
ataupun ekonomi. badan berlebih atau obesitas bisa terjadi karena
peningkatan curah jantung akibat aliran darah
Tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan tambahan yang diperlukan untuk jaringan adiposa
Tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan ekstra dan meningkatnya laju metabolik seiring
merupakan kondisi dasar eksternal terkait faktor dengan peningkatan berat badan (Guyton & Hall,
sosial-ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan 2014). Disamping itu, juga dipengaruhi oleh
bahwa persentase responden yang berpendidikan beberapa perubahan fisiologis seperti
lebih banyak terkena hipertensi daripada yang overactivation sistem saraf simpatis , resistensi
tidak sekolah. Pendidikan berkaitan dengan tingkat natrium dan disregulasi salt regulating hormone
pengetahuan yang berperan dalam berperilaku (Lilyasari, 2007), sistem renin-angiotensin (Engeli
sehat. Pandit (2009) mengatakan bahwa

203
Arinda Lironika S, Asupan Lemak Dan Nitric Oxide Pada Penderia Hipertensi Primer Dan Normotensi

S, Sharma AM, 2001) dan peningkatan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan
inflammatory pathways (Meerarani P et al, 2006). darah sistolik dan diastolik sebesar 5–7 mm Hg.
Penurunan tekanan darah sebanyak 2 mmHg dapat
Kebiasaan olahraga mengurangi risiko stroke 14–17 % dan menekan
Melakukan aktivitas fisik atau olahraga risiko penyakit kardiovaskuler sampai 9%
secara teratur selama 30-45 menit/hari diketahui (Yuliantini & Maigoda, 2011).
sangat efektif dapat mengurangi risiko hipertensi
hingga mencapai 19-30%. Begitu juga halnya Kebiasaan Merokok
dengan kebugaran kardio respirasi tinggi pada usia Kebiasaan merokok berkorelasi dengan hipertensi,
lansia diduga menurunkan risiko hipertensi sebesar dimana dijelaskan bahwa pengaruh nikotin dalam
50% (Rahajeng, 2009). peredaran darah menyebabkan meningkatnya
Hal ini berlawanan dengan hasil penelitian ini denyut jantung dan tekanan darah. Zat kimia
yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan beracun ini dihisap melalui rokok kemudian masuk
bermakna dengan nilai p > α (p = 0,092) dalam ke dalam aliran darah dan merusak lapisan endotel
kebiasaan berolahraga antara kelompok hipertensi pembuluh darah arteri sehingga mengakibatkan
dan normotensi. Artinya responden pada kedua proses artereosklerosis dan tekanan darah tinggi
kelompok sama-sama memiliki kebiasaan (Martiningsih, 2011). Kerusakan membran
berolahraga. endotelial pembuluh darah dapat mempengaruhi
Olahraga dapat mengurangi tekanan darah penurunan rilis NO (Nitric Oxide).
melalui penurunan berat badan dan bagaimana
tekanan darah dihasilkan. Tekanan darah Riwayat Hipertensi Dalam Keluarga
ditentukan oleh dua hal yaitu jumlah darah yang Faktor genetik memiliki peranan 30% terhadap
dipompa jantung per detik dan hambatan yang kejadian hipertensi. Faktor genetik mempengaruhi
dihadapi darah dalam melakukan tugasnya melalui regulasi sistem renin-angiotensin-aldosteron dan
arteri. Olahraga dapat menyebabkan pertumbuhan lainnya yang mempengaruhi tonus vaskuler,
pembuluh darah kapiler yang baru dan jalan darah trasportasi garam dan air pada ginjal yang
yang baru. Hal yang dapat menghambat pengaliran berhubungan dengan perkembangan hipertensi.
darah dapat dikurangi yang berarti mengurangi Meskipun demikian, keterkaitan faktor genetik
tekanan darah (Choudhury, 2005). secara langsung terhadap kejadian hipertensi masih
Selain itu, olahraga fisik dapat mencegah Left belum diketahui (Kasper et al, 2005 dalam Lemone
ventricular hypertrophy (LVH), menurunkan & Burke, 2006).

Tabel 3. Data Asupan Lemak dan Kadar Nitric Oxide Pada Penderita Hipertensi dan Normotensi

Mean SD Nilai p
Asupan Lemak
Hipertensi 57,64 11,31 0,004
Normotensi 43,86 12,86
Kadar Nitric Oxide
Hipertensi 25,14 16,74 0,023
Normotensi 55,28 25,73

Asupan Lemak
Disamping beberapa faktor risiko tersebut pembatasan lemak jenuh < 10% dari total energi
diatas, hipertensi juga dapat terjadi oleh karena yang dibutuhkan. Asupan tinggi lemak jenuh dapat
faktor nutrisi/makanan. Salah satu faktor makanan menyebabkan dislipidemia yang merupakan salah
yang dianggap memiliki peranan penting adalah satu faktor utama risiko aterosklerosis.
asupan lemak. Aterosklerosis akan meningkatkan resistensi
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dinding pembuluh darah yang dapat memicu
rerata asupan lemak pada penderita hipertensi lebih terjadinya peningkatan denyut jantung.
tinggi daripada normotensi. Setelah dianalisis Selanjutnya peningkatan denyut jantung dapat
menggunakan uji independent T-Test ternyata meningkatkan volume aliran darah yang berefek
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna terhadap peningkatan tekanan darah. Sumber
antara jumlah konsumsi lemak pada kelompok lemak jenuh banyak terdapat pada protein hewani,
hipertensi dan normotensi dengan nilai p < α (p = apabila asupan protein hewani berlebihan
0,004). cenderung dapat meningkatkan kadar kolesterol
Lemak dibutuhkan oleh tubuh sekitar 20-30% darah (Emiria, 2012).
dari total kebutuhan energi per hari dengan

203
Arinda Lironika S, Asupan Lemak Dan Nitric Oxide Pada Penderia Hipertensi Primer Dan Normotensi

Kadar Nitric Oxide 2013). Endotelium rentan mengalami shear stress


Nitric Oxide (NO) merupakan Endothel atau deformitas akibat aliran darah. Akibatnya,
Derived Releasing Factor (EDRF) yang bersifat terjadi disfungsi endotelium.
sebagai vasodilator dan pelicin untuk mencegah Bentuk kolesterol LDL yang teroksidasi
perlekatan Low Density Lipoprotein (LDL) dan (oxLDL) berperan penting pada patogenesis
sel-sel darah. Nitric oxide diproduksi oleh sel disfungsi endotel. Jejas vaskuler awal dari yang
endotel dari asal amino L-arginin dalam suatu dapat menyebabkan aterosklerosis mengakibatkan
rekasi yang dikatalisis oleh enzim Nitric Oxide dinding vaskuler permeabel terhadap berbagai
Sintase (NOS). Nitric oxide dapat menyebabkan lipoprotein seperti VLDL kolesterol, kilomikron,
guanilil siklase dalam otot polos vaskuler tidak dan kolesterol LDL, sehingga mengakibatkan
aktif, sehingga terjadi akumulasi guanosin terperangkapnya lipid tersebut pada lapisan intima
monofosfatsitosol (cGMP) dan relaksasi (Sunarti dari vaskuler. Kolesterol LDL kemudian akan
dkk, 2007). mengalami oksidasi oleh superoxide yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dihasilkan oleh NAD(P)H oxidase makrofag.
perbedaan yang bermakna dari kadar Nitric Oxide OxLDL dapat merangsang sejumlah proses redox-
responden pada kelompok normotensi dan sensitive yang mempunyai dampak jelek terhadap
hipertensi dengan nilai p < α (p=0,023). Nilai fungsi endotel. Melalui penghambatan terhadap
rerata kadar Nitric Oxide pada kelompok hipertensi aktivitas eNOS dan inaktifasi NO,oxLDL dapat
lebih rendah daripada normotensi. Hal ini sesuai menurunkan bioavailabilitas NO (Amelia dkk,
dengan beberapa penelitian yang menunjukkan 2011).
bahwa pada penderita hipertensi primer terjadi Jadi, pengaruh asupan tinggi asam lemak
gangguan vasodilatasi tergantung endotel yang terhadap kerusakan sel endotel yang ditandai
disebabkan oleh penurunan ketersediaan Nitric dengan penurunan kadar Nitric Oxide berdampak
Oxide (Sunarti dkk, 2007). pada terjadinya hipertensi. Penurunan kadar Nitric
Oxide yang terjadi karena sintesa Nitric Oxide
Hubungan Asupan Lemak dengan kadar serum menurun atau akibat degradasi yang meningkat
Nitric Oxide sehingga produksi anion superoksid berlebihan
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa mengakibatkan penurunan penghambatan proses
asupan tinggi lemak ternyata berhubungan (p < α) aterogenik dan trombogenik dan penurunan
dengan kadar serum Nitric Oxide. Seperti halnya kemampuan dilatasi arteri koroner (Zieman, 2001).
pada penelitian sebelumnya (Delmi, 2011),
didapatkan hubungan antara asupan lemak dengan KESIMPULAN DAN SARAN
kadar Nitric Oxide plasma. Hasil yang sama juga
telah dilaporkan Cook et al pada hewan percobaan Kesimpulan
dengan delesi gen eNOS3. Hewan percobaan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai
dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok berikut :
diberi diit tinggi lemak dan kelompok yang lain 1. Terdapat perbedaan yang bermakna dari jumlah
diberi diit biasa. Hasil penelitian ini adalah konsumsi lemak antara kelompok normotensi
kelompok yang diberi diit tinggi lemak dan hipertensi. Jumlah konsumsi lemak tinggi
memproduksi Nitric Oxide 60% lebih rendah terjadi pada kelompok hipertensi.
dibandingkan kelompok diit biasa dan tekanan 2. Terdapat perbedaan yang bermakna dari kadar
darah secara bermakna lebih tinggi. nitric oxide antara kedua kelompok dimana
Konsumsi makanan yang mengandung tinggi kelompok hipertensi memiliki kadar nitric
asam lemak jenuh dapat meningkatkan kadar oxide lebih rendah daripada kelompok
kolesterol dalam darah dan menyebabkan normotensi.
aterosklerosis. Menurut Ganong (2010), proses 3. Asupan lemak tinggi berhubungan dengan
awal terjadinya aterosklerosis yaitu infiltrasi penurunan kadar nitric oxide pada penderita
LowDensity Lipoprotein (LDL) ke dalam sub hipertensi
endotelium. LDL merupakan lipoprotein yang
berperan dalam transport kolesterol ke hepar dan Saran
jaringan perifer yang membutuhkan. Jika terdapat 1. Penderita hipertensi sebaiknya melakukan
kelebihan LDL dalam darah, LDL tersebut akan upaya pencegahan melalui pengaturan diit
masuk ke lapisan sub-endotel pembuluh darah dan dengan membatasi asupan lemak dengan
memicu pembentukan sel busa yang selanjutnya harapan penderita dapat mengontrol tekanan
dapat berkembang menjadi fatty streak (Haryanto,
darah sehingga meminimalkan terjadinya 2. Penelitian berikutnya perlu dilakukan karena
komplikasi hipertensi. penelitian ini hanya sebatas menemukan

203
Arinda Lironika S, Asupan Lemak Dan Nitric Oxide Pada Penderia Hipertensi Primer Dan Normotensi

penurunan kadar nitric oxide pada penderita Basic of Disease7th Edition (hal. 528-9).
hipertensi. Philadelpia: Elsevier Saunders
Kuntoro. 2010. Metode Sampling Dan Penentuan
DAFTAR PUSTAKA Besar Sampel. Surabaya: Pustaka Melati.
Lilyasari, O. (2007). Hipertensi Dengan Obesitas:
Amelia, R., Oenziel, F., & Nasrul, E. (2011). Adakah Peran Endotelin-1? Jurnal
Pengaruh Diet Tinggi Asam Kardiologi Indonesia Vol. 28, No. 6 , 460-
LemakTerhadap FungsiEndotel Pembuluh 475.
darah Tikus Jantan Strain Wistar. Tesis , Martiningsih. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang
Pasca Sarjana Universitas Andalas Padang. Berhubungan Dengan Terjadinya Hipertensi
American Heart Association. 2008. Hypertension. Primer Pada Pasien Di Poliklinik Penyakit
http/hyper.ahajournals.org/cgi diakses Dalam RSUD Bima Ditinjau Dari Perspektif
tanggal 10 Desember 2014. Self-Care Orem. Tesis. Program
Black, M.J., & Hawks, H.J. 2009. Medical Pascasarjana Universitas Indonesia.
Surgical Nursing : Clinical Management For Meerarani P et al. 2006. Metabolic Sybdrome and
Positive Outcomes. Edition 8. Volume 2. Diabetic Atherorhtombosis : Implications in
Singapore : Elsevier Vascular Complications. Curr Mol Med
Choudhury A and G Y H Lip. (2205). Exercise 6a95aO :501
and Hypertension. Journal of Human Murray, Christopher. J., Lopez, Alan. D., & Phil,
Hypertension ;19:585 D. 2013. Global Health Measuring the
Balitbangkes. (2008). Laporan Nasional Riset Global Burden of Disease. The New England
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun Journal Journal of Medicine, 369 , p
2007. Jakarta: Badan Penelitian dan ages448-457.
Pengembangan Kesehatan, Departemen National Institutes of Health, National Heart,
Kesehatan RI. Lung, and Blood Institute, National High
Brown CD. 2000. Body Mass Index And The Blood Pressure Education Program. 2004.
Prevalence of Hypertension And The Seventh Report of The Joint National
Dyslipidemia. Obes Res 8 : 605 Committee on Prevention. Detection,
Delmi, S., Rahmatini, Indrawati, N., Edwar, Z. Evaluation and Treatment of High Blood
(2010). Pengaruh Asupan Antioksidan Pressure. NIH Publication No. 04-5230
Terhadap Ekspresi Gen eNOS3 Pada National Heart, Lung, Blood Institution. 2012.
Penderita Hipertensi Etnik Minangkabau. What Is High Blood Pressure? Retrieved
Maj Kedokt Indonesia,Vol : 60, No:12 , 564- February 10, 2014, from NHLBI:
570. http://www.nhlbi.nih.gov/
Engeli S, Sharma AM. 2001. The Renin- Pandit, A.U. 2009. Education, Literacy, and
Angiotensin System And Natriuretic Health : Mediating Effects on Hypertension
Peptides In Obesity-Associated Knowledge and Control. Patient Education
Hypertension. J Mol Med 79:21 And Conseling Volume 75, Issue 3, June
Emiria, R. 2012. Asupan Protein, Lemak Jenuh, 2009, pages 381-385
Natrium, Serat Dan IMT Terkait Dengan Rahajeng, E & Tuminah, S. (2009). Prevalensi
Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di RSUD Hipertensi dan Determinannya di
Tugurejo Semarang. Artikel Penelitian : Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia,
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas vol : 59, nomor : 12
Kedokteran Universitas Diponegoro Sunarti, Husain,A., Hakimi,M,. Sofro, A. (2007).
Semarang Hubungan Antara Homosistein dan Nitrit
Ganong, W. F. (2010). Penyakit Kardiovaskular : Oksid Pada Hipertensi Esensial di Jawa
Penyakit Vaskular. In W. F. Ganong, & S. J. Tengah, Indonesia. Berita Kedokteran
McPhee, Patofisiologi Penyakit : Pengantar Masyarakat, Vol. 23, No. 2 , 58-63
Menuju Kedokteran Klinis Edisi 5 (pp. 322- WHO. (2013). A Global Brief on Hypertension
350). Jakarta: EGC Silent killer, global public health crisis.
Guyton & Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Geneva : World Health Organization.
Kedokteran Edisi Keduabelas. Singapore : Winarsi, H., Yuniati, A., Purwanto, A. 2013.
Saunder Elsevier. Deteksi Aging Pada Perempuan Berdasarkan
Haryanto, A., Sayogo, Savitri. (2013). Status Antioksidan. Maj Kedokt Bandung,
Hiperkolesterolemia: Bagaimana Peran Volume 45 No. 3 , hal 141-146.
Hesperidin? CDK-200/ vol. 40 no. 1 , 12-15. Wresdiyati T, Astawan M, Nurwati V. 2006.
Kumar V, A. A. (2005). Hypertensive Vascular Level Antioksidan Superoksida Dismutase
Disease. Dalam R. a. Cotran, Pathologic (SOD) Menurun Pada Jaringan Ginjal Tikus

203
Arinda Lironika S, Asupan Lemak Dan Nitric Oxide Pada Penderia Hipertensi Primer Dan Normotensi

Hiperkolesterolemia : Suatu Kajian Van Minh, Byass P, Chuc, Wall S. (2006).


Imunohistokimia . J. Sains Vet. Vol.24. No.2 Gender differences in prevalence
, hal 168-176. andsocioeconomic determinants of
Yuliantini, E., & Maigoda, T. C. 2011. Impact of hypertension: findings from the WHO
Sports And Nutrition Counseling To Blood STEPs survey in a rural community. Journal
Pressure And Nutritional Status Based On of Human Hypertension 20 , 109-115.
Waist Circumference In Hypertensive
Patients At Bengkulu. Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan – Vol. 14 No. 3 , pages
290–300.

203

Anda mungkin juga menyukai