5 Klasifikasi Jamur
5 Klasifikasi Jamur
Jamur adalah organisme eukariot yang memiliki dinding sel tetapi tidak memiliki klorofil.
Awalnya jamur dimasukkan ke dalam kingdom plantae, tetapi kini jamur membentuk
kingdom tersendiri yaitu kingdom fungi karena tidak dapat berfotosintesis. Berdasarkan cara
berkembang biaknya, klasifikasi jamur dibagi menjadi empat divisi yaitu zygomycota,
ascomycota, basidiomycota, deuteromycota, dan chytridiomycota. Berikut adalah ciri-ciri dan
gambar keempat divisi tersebut. Langsung saja kita simak yang pertama:
1. Zygomycota
Ciri-Ciri dan Cara Reproduksi Zygomycota| Sebenarnya bukan hanya ciri-ciri Zygomycota dan
reproduksi zygomycota, tapi pembahasan pada kali ini akan dilengkapi dengan cara hidup dan
habitat zygomycota serta dengan manfaat atau peranannya. Zygomycota merupakan salah satu
pembagian dari devisi fungi berdasarkan cara reproduksinya dimana Zygomycota
menghasilkan zigospora sebagai hasil dari reproduksi seksual. Zigospora adalah spora yang
tidak berflagela.
Zygomycota terdiri atas hifa yang tak bersekat dengan memiliki banyak inti sel. Septa hanya
terdapat pada sel untuk reproduksi. Dinding sel Zygomycota mengandung zat kitin. Zygomycota
tidak memiliki tubuh buah. Beberapa dari hifa berdiri tegak dan membentuk sporangiofor. Dari
ujung sporangiofor terbentuk sporangium yang memiliki bentuk bulat dan didalam sporangium
terdapat spora aseksual. Pada sporangium yang sudah tua akan berwarna kehitaman.
Zygomycota dapat membentuk alat reproduksi secara seksual yang berupa zigosporangium
dengan dinding tebal sehingga dapat tahan dengan kondisi kering atau pada lingkungan yang
buruk. Zigosporangium secara metabolis tidak aktif sehingga dapat tahan pada kondisi beku dan
kering. Akan tetapi, setelah kondisi lingkungan membaik, maka sporangium yang mengandung
zigospora akan berkecambah dengan menghasilkan sporangium yang didalamnya terdapat
spora seksual. Jamur Rhizopus sp. memiliki rizoid dengan fungsi yang menyerap nutrisi dan hifa
horizontal yang disebut dengan stolon.
1. Cara Hidup Zygomycota - Sebagian besar dari Zygomycota hidup dalam saproba (pengurai)
di tanah, pada sisa-sisa organisme yang sudah mati atau sudah membusuk, dan makanan
seperti tempe, nasi dan roti. Beberapa dari jenis Zygomycota hidup dengan bersimbiosis
mutualisme pada akar tumbuhan dengan membentuk mikoriza. Hubungan simbiosis mutualisme
Zygomycota dengan tumbuhan adalah Zygomycota akan memperoleh nutrisi yang berupa zat
organik yang berasal dari inang tumbuhan, sedangkan akar tumbuhan inang dapat
meningkatkan penyerapan air dan mineral yang berasal dari dalam tanah. Ada juga jenis jamur
Zygomycota hidup parasit yang menyebabkan penyakit, seperti jamur penyebab pembusukan
pada tanaman ubi-ubian.
2. Daur Hidup Zygomycota atau Reproduksinya - Zygomycota menjalani dua macam cara
dalam bereproduksi. Reproduksi yang dilakukan secara aseksual terjadi bila kondisi lingkungan
baik dan mendukung, sedangkan pada reproduksi yang dilakukan secara seksual terjadi pada
kondisi lingkungan yang kering dan tidak menguntungkan.
4. Ciri-Ciri Zygomycota - Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan ciri-ciri
Zygomycota. Ciri-ciri Zygomycota adalah sebagai berikut....
Bersifat multiseluler
Hifat tidak bersekat dan memiliki banyak inti sel
Dinding sel mengandung zat kitin
Tidak memiliki tubuh buah
Ada yang memiliki rizoid dan stolon
Reproduksi secara vegetatif (aseksual) dengan fragmentasi hifa yang membentuk
sporangiospora dan generatif (seksual) dengan menghasilkan zigospora,
Zygomycota hidup dengan saproba, parasit, dan simbiosis mutualisme
2. Ascomycota
Ascomycota adalah jamur yang berkembang biak dengan membentuk spora di dalam
selnya yang disebut askus. Askus berbentuk seperti kantung kecil. Alat reproduksi aseksual
berupa hifa. Contoh ascomycota adalah Saccharomyces cerevisiae (fermentasi
alkohol) dan Aspergillus flavus (penghasil racun aflatoksin). Berikut adalah ciri-ciri
ascomycota:
1. Hifa bersekat
2. Alat reproduksi seksual berupa askus
3. Umumnya hidup saprofit
4. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan pembentukan
konidium, fragmentasi, dan pertunasan
5. Memiliki banyak inti sel
6. Sebagian besar multiseluler
7. Spora tidak berflagela
8. Bentuk tubuh seperti mangkuk
Ascomycota adalah jamur yang berkembang biak dengan membentuk spora di dalam
selnya yang disebut askus. Askus berbentuk seperti kantung kecil. Alat reproduksi aseksual
berupa hifa. Contoh ascomycota adalah Saccharomyces cerevisiae (fermentasi
alkohol) dan Aspergillus flavus (penghasil racun aflatoksin). Berikut adalah ciri-ciri
ascomycota:
1. Hifa bersekat
2. Alat reproduksi seksual berupa askus
3. Umumnya hidup saprofit
4. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan pembentukan
konidium, fragmentasi, dan pertunasan
5. Memiliki banyak inti sel
6. Sebagian besar multiseluler
7. Spora tidak berflagela
8. Bentuk tubuh seperti mangkuk
Ciri-Ciri dan Cara Reproduksi Ascomycota
Ciri-Ciri dan Cara Reproduksi Ascomycota|Selain dari ciri-ciri Ascomycota dan reproduksi
Ascomycota, ada juga pembahasan tambahan seperti cara hidup Ascomycota dan contoh-
contoh Ascomycota. Ascomycota bercirikan talus yang terdiri dari miselium bersekat.
Reproduksi seksual membentuk askospora di dalam askus. Ada yang hidup sebagai saproba
dan ada yang juga hidup sebagai parasit. Ascomycota yang hidup sebagai parasit banyak
menimbulkan penyakit pada tumbuh-tumbuhan.
Reproduksi seksual Ascomycota menghasilkan spora konidium yang terbentuk pada ujung hifa
khusus yang disebut dengan konidiofor. Kecuali dari beberapa kelompok kecil, umumnya askus
dibentuk di dalam tubuh buah yang disebut dengan askokarp atau askoma.
A. Cara Hidup Ascomycota - Ascomycota hidup sebagai pengurai bahan organik khususnya
dari tumbuhan atau sisa-sisa dari organisme yang ada didalam tanah dan juga dilaut.
Ascomycota bersel satu atau ragi hidup di bahan yang mengandung gula atau karbohidrat,
seperti singkong yang menghasilkan tapai atau sari anggur yang digunakan untuk membuat
minuman anggur merah (wine). Sebagian jenis ada yang hidupnya sebagai parasit di organisme
lain.
Jamur morel atau Morchella esculenta hidup dengan bersimbiosis mutualisme kepada tumbuhan
dengan membentuk mikoriza. Ascomycota dapat melindungi tumbuhan dari serangan hama
serangga dengan cara mengeluarkan racun bagi Ascomycota yang hidup di permukaan sel
mesofil daun. Terdapat sekitar 30.000 spesies atau separuh dari jumlah spesies Ascomycota
yang ada ditemukan hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk lichen (lumut kerak).
Karena kebanyakan jamur yang tertanam dalam medium di mana mereka tumbuh, paling sering
di tanah, mereka sering tidak terlihat.
Meskipun jamur kekurangan organ yang sejati, miselia dapat menjadi disusun dalam struktur
reproduksi yang lebih kompleks yang disebut tubuh buah, atau sporocarps, di bawah kondisi
yang tepat.
Sporocarp atau tubuh buah adalah struktur multiseluler di mana struktur yang memproduksi
spora, seperti basidia. Tubuh buah adalah bagian dari fase seksual dari siklus hidup jamur,
siklus hidup lainnya ditandai dengan pertumbuhan miselium vegetatif nya. Sporocarp dari
basidiomycota ini dikenal sebagai basidiocarp, sementara tubuh buah dari askomiset dikenal
sebagai ascocarp.
Fungi adalah nama umum yang diberikan kepada tubuh buah dari banyak spesies jamur.
Meskipun struktur ini biasanya berada di atas tanah dan sering terlihat paling mencolok bagi
manusia, mereka menyusun hanya sebagian kecil dari seluruh tubuh jamur.
Divisi utama (filum) jamur terutama diklasifikasikan berdasarkan struktur reproduksi seksual
mereka. Saat ini, empat atau lima divisi utama diakui, salah satunya adalah Basidiomycota atau
klub jamur. Divisi utama lainnya adalah Ascomycota, atau jamur kantung. Bersama-sama,
Basidiomycota dan Ascomycota umumnya dikenal sebagai “jamur tingkat tinggi” (subkingdom
Dikarya).
Produksi basidia adalah fitur yang paling sering diperhatikan. Basidium adalah sel di mana fusi
inti dan meiosis terjadi sebelum mengembangkan basidiospora biasanya haploid. Namun,
basidia terbatas pada Basidiomycota seksual. Fitur lain yang menjadi karakteristik adalah
dikaryon berumur panjang, di mana semua sel dalam talus mengandung dua inti haploid sebagai
akibat dari peristiwa kawin (Swann dan Hibbert 2007).
Pada dasarnya, Basidiomycota adalah jamur filamen terdiri dari hifa (kecuali yang membentuk
ragi), dan mereproduksi secara seksual melalui pembentukan sel-sel khusus berbentuk
kelompok (basidia) yang biasanya memiliki spora eksternal (biasanya empat), yang merupakan
meiospora khusus yang dikenal sebagai basidiospora.
b. Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan
tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan
tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
1) Miselium primer, yaitu miselium yang sel-selnya berinti satu hasil pertumbuhan basidiospora.
3) Miselium tersier, yaitu miselium yang terdiri atas miselium sekunder yang terhimpun
membentuk jaringan yang teratur pada pembentukan basidiokarp dan basidiofor yang
menghasilkan basidiospora.
Contoh Basidiomycota:
a. Volvariella volvacea (jamur merang), enak dimakan.
b. Auricularia politricha (jamur kuping), enak dimakan.
2. Reproduksi Basidiomycotina
Reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).
a. Aseksual
b. Seksual
1) Spora berinti haploid+ dan haploid– tumbuh menjadi hifa+ dan hifa–.
3) Hifa dikariotik tumbuh menjadi miselium dan akhirnya membentuk tubuh buah (basidiokarp).
4) Ujung-ujung hifa pada basidiokarp menggelembung (disebut basidium) dan dua inti haploid
menjadi satu inti diploid.
5) Inti diploid membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid. Basidium membentuk 4 tonjolan
dan masing-masing tonjolan diisi 1 inti haploid yang akan berkembang menjadi spora disebut
basidiospora.
6) Basidiospora yang sudah masak akan terlepas dari basidium dan jika jatuh di tempat yang
cocok akan tumbuh menjadi hifa.
4. Deuteromycetes
Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya dimasukkan ke dalam
Deuteromycota. Kelompok jamur ini juga sering disebut sebagai jamur tidak sempurna atau the imperfect
fungi. Jamur ini tidak mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap aseksual (anamorph)
dari jamur yang memiliki tahap seksual (teleomorph). Jamur ini menyerupai Ascomycotina (septanya
sederhana). Jadi, kelompok ini bisa dikatakan sebagai “keranjang sampah”, tempat sementara untuk
menampung jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya. Apabila pada penelitian berikutnya ditemukan
cara reproduksi seksualnya, maka suatu jenis jamur anggota
Deuteromycota akan bisa dikelompokkan ke dalam Divisi Ascomycotina atau Divisi Basidiomycotina.
Contohnya adalah Neurospora crassa yang saat ini dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycota. Semua
jamur anggota divisi artifisial ini bereproduksi secara aseksual dengan konidia. Konidia dibentuk diujung
konidiosfora, secara langsung pada hifa yang bebas. Beberapa jenis hidup pada dedaunan dan sisa-sisa
tumbuhan yang tenggelam di dasar sungai yang berarus deras. Beberapa kelompok yang lain merupakan
parasit pada protozoa dan hewan-hewan kecil lainnya dengan berbagai cara. Beberapa jenis juga ditemui
pada semut dan sarang rayap.
Beberapa jamur parasit pada hewan-hewan kecil mengembangkan unbranched body di dalam tubuh
korbannya, kemudian secara perlahan-lahan menyerap nutrien sampai korbannya mati. Setelah itu jamur
tersebut memproduksi rantai spora yang mungkin menempel atau termakan oleh hewan-hewan lain yang
akan menjadi korbannya.
Cara lain adalah dengan menangkap mangsanya dengan hifa yang dapat menusuk, dengan menumpangi
dan melekat pada amuba. Salah satu kelompok jamur penghuni tanah ada yang mampu menangkap cacing
nematoda dengan membentuk cincin hifa atau hyphal loop. Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dari
ukuran tubuh nematoda dan runcing pada kedua ujungnya. Ketika nematoda memasukkan kepalanya ke
dalam cincin hifa, cacing tersebut cenderung berusaha keluar dengan bergerak maju, bukan mundur,
sehingga cacing tersebut justru terjebak pada kumparan hifa jamur tersebut. Perhatikan gamber berikut:
;">
Jamur penjebak cacing nematoda dan korbannya
Setelah berhasil menjerat korbannya, jamur tersebut kemudian membentuk haustoria yang tumbuh
menembus ke dalam tubuh cacing dan mencernanya.
Deuteromycota juga memiliki beberapa anggota yang merupakan penyebab penyakit pada
tanaman. Sclerotium rolfsie adalah jamur yang menyebabkan penyakit busuk pada tanaman budidaya.
Sedangkan Helminthosporium oryzae adalah contoh jamur parasit yang dapat merusak kecambah dan
buah serta dapat menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada daun inangnya.
Jamur yang tergolong pada jamur imperfeksi banyak yang menimbulkan penyakit, misalnya, jamur
Helminthosporium oryzae, dapat merusak kecambah, terutama menyerang buah dan menimbulkan
nodanoda hitam pada daun inang; Sclerotium rolfsii merupakan penyakit busuk
pada berbagai tanaman. Jenis jamur dalam kelompok ini yang menguntungkan adalah jamur oncom
(Monilia sitophila atau sekarang bernama Neurospora sitophila).
;">
Jamur penjebak cacing nematoda dan korbannya
Setelah berhasil menjerat korbannya, jamur tersebut kemudian membentuk haustoria yang tumbuh
menembus ke dalam tubuh cacing dan mencernanya.
5. Chytridiomycota
Chytridiomycota adalah jamur yang bereproduksi dengan zoospora. Divisi ini sering disebut
sebagai peralihan antara protista dan fungi. Chytridiomycota dinyatakan termasuk ke dalam
kingdom fungi setelah membandingkan susunan DNA pada divisi tersebut. Contoh
chytridiomycota adalah Synchytrium endobioticum (patogen pada umbi
kentang), Chytridium, dan Physoderma maydis (noda pirang pada jagung). Berikut
adalah ciri-ciri chytridiomycota:
1. Sebagian besar hidup di air
2. Beberapa bersifat saprofitik
3. Bersifat parasit pada invertebrata di air
4. Mendapatkan nutrisi dengan cara absorpsi
5. Dinding sel tersusun atas senyawa chitin
6. Memiliki hifa senositik
7. Bereproduksi dengan membentuk zoospora berflagel