PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang ibu ingin melahirkan dengan persalinan nomal. Tetapi karena beberapa
faktor, tidak bisa dilakukan persalinan normal. Ada beberapa proses yang membantu
ibu dalam persalinan salah satunya Adalah Sectio Caesarea (SC). Sectio Caesarea
(SC) adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut, sectio caesarea juga dapat didefinisikan sebagai
suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Amru Sofian, 2012).
Tindakan operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun janin (Manuaba, 2010).
SC mempunyai beberapa indikasi seperti partus lama, partus tak maju, ruptur uteri,
plasenta previa, panggul sempit, fetal distress, janin besar melebihi 4000 gram,
perdarahan antepartum, letak defleksi, dan gemeli.
Resiko infeksi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami peningkatan resiko
untuk terserang bakteri patogen. Tanda adanya infeksi dengan adalah bila suhu ibu
lebih”dari 38o C, leukosit darah lebih dari 15.000/mm, ruam kemerahan, rasa sakit
atau nyeri, luka terasa panas, pembengkakan, proses penyembuhan yang lama,
terbentuknya nanah(pus), perdarahan dan mengeluarkan bau. (Prawihardjo, 2008)
Pencegahan terjadinya infeksi dapat dilakukan dengan perawatan luka yang benar.
Dimana jika terdapat tanda-tanda kemerahan(rubor), nyeri(dolor),
pembengkakan(tumor) pada daerah operasi, peningkatan suhu(kalor) pada jaringan
luka dan fungsio laesa. Pada akhirnya, luka akan terisi oleh jaringan nekrotik, bakteri
yang bersama-sama akan membentuk nanah atau push, jika tidak segera ditangani
akan menyebabkan dihisensi atau jahitan atau jahitan tidak jadi dan menyebabkan
infeksi. Selain itu infeksi yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan kurangnya
perawatan diri sehingga ibu mengalami kesulitan dalam merawat bayinya
mengakibatkan kebutuhan ASI pada bayi tidak tercukupi ( Icemi Sukarni K – Wahyu
P, 2013 ).
Angka infeksi di Indonesia merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Angka
kematian ibu yang disebabkan oleh infeksi post SC di Indonesia pada tahun 2014
mencapai 7,3%, sedangkan angka kejadian infeksi post SC di Jawa Tengah adalah
2,76%(Dinkes Jateng, 2015).
Peran Bidan sangat penting dan dibutuhkan sekali dalam menangani resiko infeksi.
Peran Bidan untuk menangani resiko infeksi pada pasien post SC yaitu dengan
melakukan perawatan luka insisi secara aseptik. Menerangkan pada ibu tanda – tanda
infeksi dan menganjurkan ibu banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi protein
untuk mempercepat proses penyembuhan luka insisi.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik dan termotivasi untuk menyusun
laporan kasus sebagai salah satu syarat untuk menyeleseikan Pendidikan Program
Diploma III Kebidanan dengan mengambil kasus berjudul Asuhan Kebidanan Pada
Post Sectio Caesarea dengan Fokus Studi Pengelolaan Resiko Infeksi.
B. Batasan Masalah
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan kebidanan pada ibu post sectio
caesarea yang mengalami beresiko infeksi pada luka insisi sectio caesarea.
C. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan kebidanan pada post sectio caesarea yang beresiko infeksi?
D. Tujuan Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus :
1.Tujuan umum
Tujuan dari pembuatan laporan kasus ini agar penulis mampu melaksanakan Asuhan
Kebidanan pada Post Sectio Caesarea dengan Fokus Studi Pengelolaan Resiko Infeksi
menggunakan pendekatan proses keperawatan dan melaporkannya.
2.Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan laporan kasus ini supaya penulis dapat:
1.Manfaat Teoritis
2.Manfaat Praktik
a.Bagi Bidan
b.Bagi Pendidikan
c.Bagi Klien