Anda di halaman 1dari 6

Makalah

Di
S
U
S
U
N
Oleh

GUNADI
SMK Negeri 2 Takengon
2016-2017
Bercakap-cakap secara sopan dengan mitra
bicara dakam konteks bekerja

1. Ungkapan dalam memulai percakapan.

Ada 2 cara dalam berkomunikasi, yaitu secara langsung dan tidak langsung. maksud
dari langsung ialah berhadapan atau bretatap muka dengan mitra bicara. sedangkan tidak
langsug ialah dengan menggunakan sarana seperti telepon atau media komunikasi yang
lainya. yang jelas proses komunikasi dilakukan untuk menyampaikan pesan agar dipahami
oleh semua pihak.
ungkapan memulai percakapan dalam situasi formal

selamat pagi.
selamat sore.
selamat datang.
selamat malam para pendengar radio.
salam sejahtera bagi kita semua.
selamat malam pak, boleh saya bertemu dengan Dina ?
selamat menikmati hidangannya

ungkapan memulai percakapan dalam situasi formal lewat telepon :


halo, Assalamualaikum..
Cafe cup. ada yang bisa kami bantu ?
Halo, ini saya andi bisa bicara dengan Ria ?
halo, selamat pagi ada yang bias saya bantu?
Selamat pagi, maaf mengganggu, boleh saya berbicara dengan Dina ?

ungkapan memulai percakapan dalam situasi nonformal lewat telepon :


Halo, gimana kabarnya?
Halo, Riana ada?
Halo,Nia kamu lagi ngapain ?
Assalamualaikum Ria ?
2. Ungkapan dalam Mengakhiri Percakapan

Ketika akan mengakhiri percakapan biasanya seseorang akan menegaskan kembali


hal-hal pokok yang berkaitan dengan materi.
pembicaraan yang dianggap penting untuk diingat atau dilakukan kepada kawan
bicaranya. Selanjutnya baru menyampaikan ucapan penutup pembicaraan. Saat akan
mengakhiri percakapan, biasanya pembicaramengucapkan hal-hal seperti di samping ini.
1. Menegaskan kembali yang hal penting dari apa yang telah dibicarakan agar tetap diingat
atau tak lupa untuk dilakukan
Dalam situasi formal
Contoh :
Baiklah, jangan lupa datang di acara wisudaku.
Baiklah pemirsa dirumah, jika ada saran dan kritik, kirimkan ke ....
Jadi, jangan sampai lupa rencana kita.
Ingat ya anak anak belajar dirumah besok ibu adakan Ulangan lisan..
Nanti malam kita jadi dinner kan ya
Besok jadi kerja di tempat saya ya

Dalam situasi nonformal


Contoh :
Oke, jangan lupa besok ketemu ....
Udah dulu, ya, pokoknya besok ....
Oke, jadi, kan besok?

2) Mengucapkan terima kasih.


Dalam situasai formal
Contoh :
Atas perhatian Bapak dan Ibu sekalian, kami mengucapkan terima kasih.
Terima kasih atas waktu dan kesempatannya.
Terima kasih atas kesediaan waktunya.
Atas kehadirannya kami ucapkan terima kasih.

Dalam situasi nonformal


Contoh :
Makasih banyak !
Makasih, ya !
Trims, yuk !

3) Permintaan maaf
Dalam situasi formal
Contoh :
Kami mohon maaf jika ada pelayanan yang tak berkenan.
Mohon maaf jika ada kata-kata yang tak pantas.
Sebelumnya kami mohon maaf bila tak berkenan ....
Kami ucapkan maaf yang sebesar-besaarnya..

Dalam situasi nonformal


Contoh :
ü Maaf, ya, kalau ada salah ucap.
ü Maafin ya, kalau ada salah kata.
ü Maaf, ya !
4) Ungkapan perpisahan serta harapan
Dalam situasi formal
Contoh :
o Selamat jalan semoga sampai tujuan.
o Semoga berhasil, sampai jumpa.
o Selamat berpisah, semoga kita bertemu lagi.
o Semoga selamat sampai tujuan
 Hati-hati dijalan, semoga bertemu lagi.

Ucapan perpisahan nonformal


Contoh :
Dada ....
Bye ....
Goodbye ....
sampai nanti, ya ....

5. Menutup percakapan dengan salam penutup berdasarkan waktu.


Dalam situasi formal
Contoh :
Assalmu’alaikum.
Selamat malam.
Selamat siang.
Selamat sore.
Selamat beraktifitas..

Salam penutup dalam situasi nonformal


Contoh :
Met malam !
Malam !
Assalamu’alaikum.

3. Penerapan Pola gilir dalam Percakapan secara Aktif

Dalam percakapan terkadang terjadi pola satu arah diakibatkan oleh seseorang
mendominasi pembicaraan. Agar percakapan dapat berlangsung dengan merata dalam arti
setiap orang yang terlibat percakapan mendapat giliran yang sama dalam berbicara, dapat
diterapkan sistem pola gilir. Penerapan pola gilir dapat dilakukan dengan cara melemparkan
pertanyaan. Apalagi jika anda moderator atau pemimpin dalam diskusi, bisa meminta
anggota lainnya memberikan pendapat, gagasan, atau penilaian.
Di bawah ini beberapa contoh ungkapannya.
v Bagaimana menurut pendapat anda?
v Mungkin diantara kalian ada yang berpendapat lain?
v Menurut pandanganmu gimana?
v Adakah yang memiliki pendapat lain?
4. Mengalihkan Topik Pembicaraan secara Halus

Dalam suatu percakapan baik formal, semi formal, maupun nonforma, pengalihan
pembicaraan ke topik lain bisa terjadi. Hal ini bisa diakibatkan karena adanya keterkaitan
antara satu masalah terhadap masalah lainnya atau satu topik terhadap topik lainnya.
Dalam suatu pembicaran, pengembangan gagassan atau meluasnya pembicaraan kepada
pokok pembicaraan yang lain masih dianggap wajar jika tetap pada pokok persoalan yang
sedang dibahas. Proses pengalihan topik pembicaraan bisa disadari dan juga tidak disadari.
Jika memang harus dilakukan, pengalihan topik dapat dilakukan secara halus dan santun
agar tak mengganggu kenyamanan proses percakapan yang tengah berlangsung.

Pengalihan topik dapat dilakukan dengan ungkapan berikut.


Mungkin ada kaitannya dengan ....
Mungkin menyimpang sedikit, tapi ....
Bagaimana menurut anda mengenai faktor lain seperti ....
Maaf, saya dengar Ibu suka juga pada .....
Bagaimana jika kita meninjau sisi lain misalnya ....

Dalam situasi nonformal, pengalihan topik pembicaraan dapat dilakukan dengan


menyatakan ungkapan :
Saya dengar Bapak bisa melakukan hal lain, seperti ....
Wah, makin seru kalau kita bicara soal ....
Boleh tau pandangan Ibu tentang ....
Bagaimana kalau nanti siang kita main saja ..
Mungkin belajar lebih baik daripada ….

Pengalihan topik dalam suatu diskusi bisa saja menyimpang dari pokok persoalan
semula. Hal ini tidak boleh dibiarkan. Jika anda moderator, anda harus bisa mengembalikan
pembicaraan yang menyimpang tersebut kembali pada topik pembicaraan yang sebenarnya,
dengan mengucapkan :
Maaf, agar pertanyaan dipersingkat.
Maaf, pertanyaan langsung kepokok permasalahan.
Pertanyaan agar terfokus pada topik pembicaraan ....

5. Mengungkapkan Perbedaan Pendapat secara Halus

Perbedaan pendapat diantara pembicara baik pada forum diskusi atau situasi semi
formal sudah biasa terjadi. Tidak setiap orang selalu menyetujui pendapat mitra bicaranya.
Masing-masing orang memiliki pandangan atau pemikiran sendiri. Tetapi, perbedaan
pendapat itu tak boleh menjadi pemicu konflik.
Perbedaan pendapat dapat semakin memberi wawasan yang lebih luas tentang suatu pokok
permasalahan. Mencari solusinya bisa lebih variatif. Segala unsur yang berbeda dicarikan
sudut persamaanya atau disinergikan ntuk mengarah pada satu kesimpulan atau
penyelesaian.
Menyampaikan pendapat yang berbeda atau menyanggah pendapat orang lain yang
berbeda dengan pendapat kita dapat dilakukuan secara halus dengan mempertimbangkan
hal-hal berikut.
Nyatakan permohonan “maaf” dahulu.
Berikan kesan mendukung gagasan yang akan disanggah sebelum menyertakan
kekurangannya.
Ungkapkan kekurangan dengan perkataan yang halus seperti, “kurang” atau
“belum”, bukan kata-kata “tidak”.

Anda mungkin juga menyukai