Disusun Oleh:
Kelompok 5
PALANGKA RAYA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya kami
bisa menyusun sebuah makalah yang berjudul "Praktik Tradisional Yang Berakibat Buruk
Terhadap Kesehatan Reproduksi" dengan lancar.
Tujuan penulisan ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Pelayanan Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Kami mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang
telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami berharap pembaca dapat memberikan kritik maupun saran. Kritik dan saran tersebut akan
menjadi bahan evaluasi kami kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
C. Tujuan .................................................................................................................................. 8
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 21
B. Saran .................................................................................................................................. 21
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan
masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan
biologi, perubahan psikologi, dan perubahan sosial. Di sebagian masyarakat dan budaya masa
remaja pada umumnya di mulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
World Health Organization (WHO) remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa
peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan
jiwa dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari
ketergantungan menjadi relatif mandiri.
Mohammad (1994) mengemukakan bahwa remaja adalah anak berusia 13-25 tahun, di mana
usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada umummnya, yaitu ketika secara biologis sudah
mengalami kematangan seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka pada umumnya,
secara sosial dan psikologis mampu mandiri. Berdasarkan uraian di atas ada dua hal penting
menyangkut, batasan remaja, yaitu mereka sedang mengalami perubahan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa dan perubahan tersebut menyangkut perubahan fisik dan psikologi.
Mengakhiri pada abad ke-20 dan mengawali abad ke-21 ditandai oleh fenomena transisi
demografi ini menyebabkan perubahan pada struktur penduduk,terutama struktur penduduk
menurut umur.Apabila sebelumnya penduduk yang terbesar adalah anak- anak maka dalam masa
transisi ini proporsi penduduk usia remaja semakin besar.Terdapat 36.600.000 (21% dari total
penduduk) remaja di indonesia dan diperkirakan jumlahnya mencapai 43.650.000.Pada awal abd
ke-21.
Jumlah remaja yang tidak sedikit merupakan potensi yang sangat berarti dalam melanjutkan
pembangunan di indonesia.Seperti yang tercantum dalam garis-garis besar pembangunan
indonesia bahwa pembinaan anak dan remaja dilaksanakan melalui peningkatan gizi,pembinaan
perilaku kehidupan beragama dan budi pekerti luhur,penumbuhan minat belajar,peningkatan
daya cipta dan daya nalar serta kreatifitas,penumbuhan idealisme dan patriotisme.Akan tetapi
adanya ketidakseimbangan upaya pembangunan yang di lakukan terutama terhadap
remaja,akhirnya menimbulkan masalah bagi pembangunan itu sendiri.
Salah satu dampak ketidakseimbangan pembangunan itu adalah terjadinya perubahan
mendasar yang menyangkut sikap dan prilaku seksual pranikah dikalangan remaja.Di amerika
latin anak muda berusia 15-24 tahun melakukan intercourse (hubungan seksual) rata-rata pada
usia 15 tahun bagi laki-laki dan usia 17 tahun bagi perempuan,Sedangkan di indonesia satu dari
lima anak pertama yang dilahirkan pada wanita menikah pada usia 20-24 tahun merupakan anak
hasil hubungan seksual sebelum menikah.Tidak tepat dan tidak benarnya informasi mengenai
seksual dan reproduksi yang mereka terima semakin membuat runyam masalah perilaku seksual
remaja pranikah.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan remaja dalam konsep kesehatan masyarakat?
b. Apa saja faktor yang mempengarui kesehatan reproduksi pada remaja?
c. Dampak apa yang terjadi pada remaja ketika melakukan hubungan seks pranikah?
d. Bagaimana solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan reproduksi pada remaja?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan pendidikan kesehatan demi tercapianya derajat kesehata pada semua
remaja baik laki-laki maupun perempuan.
2. Tujuan Khusus
a. Memenuhi tugas pembuatan makalah mata ajar Pelayanan Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi.
b. Mengidentifikasi konsep kespro serta faktor yang mempengaruhi kesehatan anak remaja.
c. Mendiskusikan latar belakang tentang kesehatan reproduksi remaja
BAB II
PEMBAHASAN
3) Psikologis
Dampak lain dari perilaku seksual remaja yang sangat berhubungan dengan kesehatan
reproduksi adalah konsekuensi psikologis. Setelah kehamilan terjadi ,pihak perempuan –atau
tepatnya korban- utama dalam masalah ini. Kodrat untuk hamil dan melahirkan menempatkan
remaja perempuan dalam posisi terpojok yang sangat delimatis. Dalam pandangan masyarakat
,remaja putri yang hamil merupakan aib keluarga,yang secara telak mencoreng nama baik
keluarga dan ia adalah si pendosa yang melangar norma-norma sosial dan agama. Penghakiman
sosial ini tidak jarang meresap dan terus tersosialisasi dalam diri remaja putri tersebut. Perasaan
binggung, cemas, malu, dan bersalah yang dialami remaja setelah mengetahui kehamilanya
bercampur dengan perasaan depresi, pesimis terhadap masa depan, dan kadang disertai rasa
benci dan marah baik kepada diri sendiri maupun kepada pasangan, dan kepada nasib membuat
kondisi sehat secara fisik ,sosial dan mental yang berhubungan dengan sistem ,fungsi,dan proses
reproduksi remaja tidak terpenuhi.
Namun ada hal yang perlu pula untuk diketahui bahwa dampak yang terjadi pada remaja
bukan hanya pada saat pranikah,namun dapat pula memberikan dampak negatif saat menikah
dan hamil muda.Hal-hal yang mungkin terjadi saat menikah dan hamil di usia sangat muda
(dibawah 20 tahun).
Tetap perlu diingat bahwa perempuan yang belum mencapai usia 20 tahun sedang berada di
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik. Karena tubuhnya belum berkembang secara
maksimal, maka perlu dipertimbangkan hambatan/ kerugian antara lain :
1. Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehailannya termasuk control kehamilan.
Hal ini berdampak pada meningkatnya berbagai resiko kehamilan.
2. Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan darah yang dapat
berdampak pada keracunan kehamilan serta kejang yang berakibat pada kematian.
3. Penelitian juga memperlihatkan bahwa kehamilan usia muda (di bawah 20tahun) sering kali
berkaitan dengan munculnya kanker rahim. Ini erat kaitannya dengan belum sempurnanya
perkembangan dinding rahim.
4. Dari sisi pertimbangan psikologis, remaja masih merupakan kepanjangan dari masa kanak-
kanak. Kebutuhan untuk bermain dengan teman sebaya, kebutuhan untuk diperhatikan,
disayang dan diberi dorongan, masih begitu besar sebelum ia benar-benar siap untuk mandiri.
5. Wawasan berpikirnya belum luas dan cukup matang untuk bisa menghadapi kesulitan,
pertengkaran yang ditimbulkan oleh pasangan hidup dan lingkungan rumah tangganya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa remaja ialah periode waktu individual beralih dari fase anak ke fase dewasa
(lowdermik dan jensen,2004).Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari : menerima citra
tubuh,menerima identitas seksual, mengembangkan sistem nilai personal,membuat persiapan
untuk hidup mandiri,menjadi mandiri/bebas dari orang tua,mengembangkan
keterampilan,mengambil keputusan dan mengembangkan identitas seorang yang dewasa.
Identitas status kesehatan anak remaja terdiri dari : identitas seksual, identitas kelompok,
identitas pekerjaan, identitas moral, dan identitasa kesehatan. Masa remaja ada dua aspek
perubahan yaitu perubahan fisik dan perubahan psikologis. Keluarga, sekolah, dan tetangga
merupakan aspek yang secara langsung mempengaruhi kehidupan remaja. Banyak remaja
mengira bahwa kehamilan tidak akan terjadi pada intercourse (senggama) yang pertama kali atau
mereka merasa bahwa dirinya tidak akan pernah terinfeksi HIV / AIDS karena pertahanan
tubuhnya cukup kuat.
B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan program yang mengajarkan perilaku sehat
kepada para remaja.
2. Pembaca diharapkan bisa memahami pembahasan tentang kesehatan reproduksi remaja.
3. Para pemimbing atau pengajar diharapkan mampu memberi pendidikan kesehatan secara
lebih detail tentang kesehatan reproduksi remaja.
DAFTAR PUSTAKA