Anda di halaman 1dari 16

Proses Smelter

Dalam industri pertambangan mineral logam, smelter merupakan bagian dari proses sebuah
mineral yang ditambang dari alam biasanya masih tercampur dengan kotoran yaitu material
bawaan yang tidak diinginkan. Sementara ini, material bawaan tersebut harus dibersihkan, selain
itu juga harus dimurnikan pada smelter.

Smelter itu sendiri adalah sebuah fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan
kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang
memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir. Proses tersebut telah meliputi pembersihan
mineral logam dari pengotor dan pemurnian. (knoacc.org)

Flow diagram proses yang terjadi di dalamnya adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Flow Diagram Smelting


Sumber: sudburyino.ca
Gambar 2: Flow diagram smelting
Sumber: saimm.co.za
Diagram diatas yang berasal dari kedua sumber yang berbeda menunjukkan bahwa proses yang
terjadi di Smelter adalah sebagai berikut:

Apabila dikeringkan
akan ada emisi udara

Dry Disiapkan seperti


Concentrate yang wet dikeringkan
Masuk Ke
atau seperti gambar 1
Furnace
di feeding terlebih
Wet
dahulu

Ada Emisi udara dan


padat (slag) yang
dihasilkan oleh furnace

Masuk ke proses untuk mendapatkan


material yang diinginkan seperti pada APC dan ada juga ke
gambar 1 masuk ke Hybrid Vessel acid plant untuk
sedangkan pada gambar 2 masuk ke dijadikan produk
Anglo Platinum Converter asam sulfat yang
dijual

Apabila memakai Anglo


Platinum Convertor ada
offgas yang harus dikelola
seperti gambar 2
Identifikasi Polutan

Finishing Proses seperti Masuk ke refinery


didinginkan dan di granulate untuk proses lebih
material lanjut

Polutan yang dihasilkan oleh smelter atau fasilitas pengolahan hasil tambang akan beragam
tergantung dengan logam yang diolah, proses yang dilakukan, bahan bakar yang digunakan, serta
teknologi yang digunakan. Timah, nikel, tembaga, emas, dan perak adalah contoh hasil tambang
yang biasanya diolah dan dimurnikan menggunakan smelter.

Polutan udara yang umumnya muncul akibat proses dari smelting dan kerap dijadikan komponen
dampak pencemaran udara antara lain :

1. SO2
Sulfur Dioksida (SO2) merupakan gas yang sangat mudah terlarut dalam air, gas tidak
berwarna, berbau dalam konsentrasi pekat dan tidak mudah terbakar. SO2 terbentuk dari
hasil pembakaran menggunakan bahan bakar fosil yang mengandung sulfur.
2. NOx
NOx dihasilkan dari reaksi antara nitrogen dan oksigen dari hasil pembakaran dengan suhu
tinggi.
3. TSP (Partikel Debu)
Debu berasal dari berbagai proses smelting mulai dari pengangkutan bahan bakar,
preparasi, pembakaran di furnace hingga finishing. Kandungan logam dalam debu
tergantung dengan jenis logam yang diolah pada smelter.

Polutan yang dihasilkan ini harus dijaga agar tidak melebihi nilai baku mutu udara ambien. Faktor
meteorologis yang mempengaruhi penyebaran polutan adalah suhu, kelembaban, dan kecepatan
angin.

Tabel Parameter Pencemar Udara Ambien

Nilai Baku Mutu


No Parameter
(24 Jam)
1. Sulfur Dioksida 365 μg/Nm3
2. Karbon Monoksida 10.000 μg/Nm3
3. Nitrogen Dioksida 150 μg/Nm3
4. Oksidan 235 μg/Nm3
5. Hidrokarbon 160 μg/Nm3
6. PM10 150 μg/Nm3
7. PM 2.5 65 μg/Nm3
8. TSP 230 μg/Nm3
9. Pb 2 μg/Nm3
(Sumber : PP Nomor 41 Tahun 1999)

Selain ketiga polutan di atas, komponen pencemar yang lazim diukur pada cerobong smelter
adalah sebagai berikut :

1. Sulfure dioksida (SO2)


2. Partikulat
3. Opasitas
4. Nitrogen Dioksida (NO2)
5. H2S
6. Ni
7. Zn

Identifikasi Sumber Emisi

Dalam pertambangan, smelting merupakan bagian dari ekstraksi metalurgi pirometalurgi.


Pirometalurgi adalah suatu proses ekstraksi logam dengan memakai energi panas. Proses ekstraksi
mineral menghasilkan lelehan logam yang dapat dipisahkan dari batuan yang tidak diinginkan.
Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu :

1. Drying (Pengeringan) Adalah proses pemindahan panas kelembapan cairan dari material.
Pengeringan biasanya sering terjadi oleh kontak padatan lembap denganpembakaran gas yang
panas oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada beberapa kasus, panas pada pengeringan bisa
disediakan oleh udara panas gas yang secara tidak langsung memanaskan. Biasanya suhu
pengeringan di atur pada nilai diatas titik didih air sekitar 120ºC.pada kasus tertentu, seperti
pengeringan air garam yang dapat larut, suhu pengeringan yang lebih tinggi diperlukan.

2. Calcining (Kalsinasi) Kalsinasi adalah dekomposisi panas material. Contohnya dekomposisi


hydrate seperti ferric Hidroksida menjadi ferric oksida dan uap air atau dekomposisi kalsium
karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon diosida dan atau besi karbonat menjadi besi
oksida.Proses kalsinasi membawa dalam variasi tungku/furnace termasuk shaft furnace, rotary
kilns dan fluidized bed reactor.

3. Roasting (Pemanggangan) Adalah pemanasan dengan kelebihan udara dimana udara


dihembuskan pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan regen kimia dan pemanasan ini
tidak mencapai titik leleh (didih). Inti dari proses ini adalah pengolahan tembaga dengan melalui
suatu proses yang bertujuan untuk mengubah pengotor senyawa Sulfida menjadi Oksida atau
disebut dengan proses Roasting

CuFeS2+ 9O2 menjadi 2Cu2S+ 2Fe2O3+ 6SO2

Pada persamaan kimia diatas menunjukan bahwa proses Roasting bertujuan untuk mengubah Besi
Sulfida menjadi Besi Oksida sedangkan Tembaga tetap Sulfida. Diubahnya besi sulfida menjadi
besi oksida adalah agar pada proses selanjutnya yaitu smelting atau peleburan, tembaga sulfida
akan mencair meninggalkan besi oksida yang bertitik cair lebih tinggi dan akan ditinggalkan
sebagai terak pengotor, sedangkan tembaga yang telah mencair akan turun kebawah karena berat
jenis tembaga yang lebih tinggi dari besi oksida.
4. Smelting Adalah proses peleburan logam pada temperatur tinggi sehingga logam ,leleh dan
mecair setelah mencapai titik didihnya.

No. Sumber Emisi Deskripsi Parameter


1. Pengeringan Emisi dihasilkan saat proses pemindahan NOx
panas kelembapan cairan dari material
2. Pemanggangan Emisi dihasilkan saat pemanasan dengan SO2, TSP
kelebihan udara
3. Kalsinasi Emisi dihasilkan dekomposisi panas CO, NOx
material
4. Smelting Emisi dihasilkan saat proses peleburan TSP, NOx
logam pada temperatur tinggi

https://www.researchgate.net/publication/317660956_PENGOLAHAN_NIKEL_LATERIT_SE
CARA_PIROMETALURGI

Karakteristik Polutan

Sebagaimana telah disebutkan di atas, terdapat polutan-polutan yang umumnya muncul akibat
proses dari smelting dan kerap dijadikan komponen dampak pencemaran udara, berikut
karakteristik-karakteristik polutan-polutan yang lazim ditemukan dari smelting.

1. SO2

Sulfur dioksida (SO2) termasuk ke dalam kelompok sulfur oksida atau Sox bersama dengan sulfur
trioksida (SO3). SO2 mempunyai karakteristik bau yangtajam dan tidak terbakar di udara.
Konsentrasi SO2 di udara akan mulai terdeteksioleh indra penciuman manusia ketika konsentrasi
berkisar antara 0,3 – 1 ppm(Wardhana, 2004). Sebagian besar sulfur yang terdapat di atmosfer
dalam bentuk sulfur dioksida (SO2). Sebagian pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SOx)
yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batu bara (Sunu, 2001).
Sebagaimana O3 pencemar sekunder yang terbentuk dari SO2 sepertipartikel sulfat, dapat
berpindah dan terdesposisi jauh dari sumbernya. SO2 dangas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk
saat terjadi pembakaran bahan bakar fosilyang mengandung unsur sulfur (KLH, 2013).SO2
berpotensi besar untuk berpindah ke tempat yang lebih jauh (lebih dari500-1000 km) karena waktu
tinggalnya di atmosfer hanya beberapa hari. Hal inidapat menimbulkan hujan asam regional
bahkan dapat menyerang ke negara lain.Hujan asam dapat mengakibatkan pengasaman pada badan
air sehinggaberdampak buruk pada ekosistem di dalamnya. Selain itu, hujan asam juga
dapatmenimbulkan kerusakan pada tanaman, bangunan, warisan budaya, dan material lainnya
(CAI-Asia Factsheet No 4, 2010).

Sumber SO2 dari aktivitas manusia adalah proses pembakaran dan prosesindustri. Proses
pembakaran yang dapat menghasilkan SO2 adalah pembakaranbatubara pada generator listrik dan
mesin-meisn. Proses industri yangmenghasilkan SO2 adalah industri pemurnian petroleum.
Industri asam sulfat,industri peleburan baja, dan sebagainya (Fardiaz, 2012).Sulfur sendiri terdapat
dalam hampir semua material mentah yang belumdiolah seperti minyak mentah, batu bara, dan
bijih-bijih yang mengandung metalseperti aluminium, tembaga, seng, timbal, dan besi. Di daerah
perkotaan, yangmenjadi sumber utama sulfur adalah kegiatan pembangkit tenaga listrik, terutama
yang menggunakan bahan batu bara ataupun minyak sebagai bahan bakarnya.
Selain itu gas buang dari kendaraan yang menggunakan minyak solar, industriindustriyang
menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak bakar, jugamerupakan sumber sulfur (KLH,
2013).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68632/Chapter%20II.pdf?sequence=4&is
Allowed=y

2. NO2
Nitrogen dioksida adalah gas toksik, kelarutannya dalam air rendah, tetapimudah larut dalam
larutan alkali, karbon disulfida dan kloroform. Gas iniberwarna coklat kemerahan dan pada suhu
di bawah 21,2oC akan berubah menjadicairan berwarna kuning. Baunya khas dan mengganggu
bahkan dapat mengiritasisaluran napas pada konsentrasi 1-3 ppm (Handayani, dkk, 2003).
Pada saat di atmosfer, gas ini akan mengalami siklus fotolitik NO2 bersamadengan gas NO dan
oksigen dengan bantuan sinar matahari. Siklus fotolitik inidapat terganggu jika di dalam udara
terdapat hidrokarbon (HC), karenahidrokarbon akan berekasi dengan O maupun O2. Reaksi HC
dengan O akanmenghasilkan radikal bebas HC yang sangat reaktif. Radikal bebas HC
akanmenyerang NO dan NO2 sehingga jumlah NO akan berkurang. Radikal bebas HCdapat juga
bereaksi dengan HC lainnya dan menghasilkan senyawa-senyawaorganik. Di samping itu radikal
bebas HC yang bereaksi dengan O2 dan NO2 akan menghasilkan Peroxyl Acetyl Nitrates atau
disingkat PAN (Wardhana, 2004).

Sumber nitrogen dioksida mayoritas berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara,
minyak, dan gas. Di daerah perkotaan, nitrogen dioksida 80% diproduksi dari kendaraan bermotor.
Sumber lainnya adalah penyulingan gasoline dan logam, pembangkit listrik yang berbahan bakar
batu bara, proses industri, dan pemasakan makanan pada rumah tangga
(www.environment.gov.au).

Konsentrasi NOx di udara dalam suatu kota bervariasi sepanjang hari tergantung dari sinar
matahari dan aktivitas kendaraan.
Perubahan konsentrasi NOx berlangsung sebagai berikut :
1. Sebelum matahari terbit, konsentrasi NO dan NO2 tetap stabil pada
konsentrasi sedikit lebih tinggi dari konsentrasi minimum sehari-hari.
2. Segera setelah aktivitas manusia meningkat (jam 6 – 8 pagi) konsentrasi NO
meningkat terutama karena meningkatnya aktivitas lalu lintas yaitu
kendaraan bermotor. Konsentrasi NO tertinggi pada saat ini dapat mencapai
1-2 ppm.
3. Dengan terbitnya sinar matahari yang memancakan sinar ultraviolet,
konsentrasi NO2 meningkat karena perubahan NO primer menjadi NO2
sekunder. Konsentrasi NO2 pada saat ini dapat mencapai 0,5 ppm.
4. Konsentrasi ozon meningkat dengan menurunnya konsentrasi NO sampai
kurang dari 0,1 ppm.
5. Jika intensitas energi solar (sinar matahari) menurun pada sore hari (jam 5 –
8 sore) konsentrasi NO meningkat kembali.
6. Energi matahari tidak tersedia untuk mengubah NO menjadi NO2 (melalui
reaksi hidrokarbon), tetapi O3 yang terkumpul sepanjang hari akan bereaksi
dengan NO. Akibatnya terjadi kenaikan konsentrasi NO2 dan penurunan
konsentrasi O3.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68632/Chapter%20II.pdf?sequence=4&is
Allowed=y

3. TSP

Partikulat adalah bentuk dari padatan atau cairan dengan ukuran molekul tunggal yang lebih besar
dari 0.002 µm tetapi lebih kecil dari 500 µm yang tersuspensi di atmosfer dalam keadaan normal.
Partikulat dapat berupa asap, debu dan uap yang dapat tinggal di atmosfer dalam waktu yang
lama. Partikulat merupakan jenis pencemar yang bisa bersifat primer ataupun sekunder tergantung
dari aerosolnya. Partikulat terdiri dari beberapa jenis berdasarkan distribusi partikelnya, antara
lain:

1. PM2.5 (2.5 µm)


2. PM10 (10 µm)
3. PM100 / TSP (Total Suspended Particulate) (≤100 µm)

Sifat kimia masing-masing partikulat berbeda-beda, akan tetapi secara fisik ukuran partikulat
berkisar antara 0,0002 – 500 mikron. Pada kisaran tersebut partikulat mempunyai umum dalam
bentuk tersuspensi di udara antara beberapa detik sampai beberapa bulan. Umur partikulat tersebut
dipengaruhi oleh kecepatan pengendapan yang ditentukan dari ukuran dan densitas partikulat serta
aliran (turbulensi) udara. Secara umum kenaikan diamter akan meningkatkan kecepatan
pengendapan, dari hasil studi (Stoker dan Seager, 1972) menunjukkan bahwa kenaikan diameter
sebanyak 10.000 akan menyebabkan kecepatan pengendapan sebesar 6 juta kalinya.

Proses Photocatalysis (Sumber: BPLHD Jabar, 2009)

Partikulat yang berukuran 2 – 40 mikron (tergantung densitasnya) tidak bertahan terus di udara
dan akan segera mengendap. Partikulat yang tersuspensi secara permanen di udara juga
mempunyai kecepatan pengendapan, tetapi partikulat-partikulat tersebut tetap di udara karena
gerakan udara

Sifat partikulat lainnnya yang penting adalah kemampuannya sebagai tempat absorbsi (sorbsi
secara fisik ) atau kimisorbsi (sorbsi disertai dengan interaksi kimia). Sifat ini merupakan fungsi
dari luas permukaan. Jika molekul terosorbsi tersebut larut di dalam partikulat, maka keadaannya
disebut absorbsi. Jenis sorbsi tersebut sangat menentukan tingkat bahaya dari partikulat.
Sifat partikulat lainnya adalah sifat optiknya. Partikulat yang mempunyai diameter kurang dari 0,1
mikron berukuran sedemikian kecilnya dibandingkan dengan panjang gelombang sinar sehingga
partikulat-partikulat tersebut mempengaruhi sinar seperti halnya molekul-molekul dan
menyebabkan refraksi. Partikulat yang berukuran lebih besar dari 1 mikron ukurannya jauh lebih
besar dari panjang gelombang sinar tampak dan merupakan objek makroskopik yang menyebarkan
sinar sesuai denganpenampang melintang partikulat tersebut. Sifat optik ini penting dalam
menentukan pengaruh partikulat atmosfer terhadap radiasi dan visibilitas solar energy. (BPLHD
Jabar, 2009)

Masalah pencemaran udara yang disebabkan oleh partikel padat TSP (Total Suspended Particulate
atau total partikel melayang) dengan diameter maksimum sekitar 45 mm, partikel PM10
(particulate matter) dengan diameter kurang dari 10 mm dan PM2,5 dengan diameter kurang dari
2,5 mm. Partikel-partikel tersebut diyakini oleh para pakar lingkungan dan kesehatan masyarakat
sebagai pemicu timbulnya infeksi saluran pernapasan, karena partikel padat PM10 dan
PM2,5 dapat mengendap pada saluran pernapasan daerah bronki dan alveoli, sedang TSP tidak
dapat terhirup ke dalam paru, tetapi hanya sampai pada bagian saluran pernapasan atas.

Sumber

https://pengen-tau.weebly.com/sulfur-dioksida.html

https://airpollution2014.weebly.com/dampak-pencemaran-udara---partikulat/partikulat-pm-25-
pm-10-tsp

4. H2S

Karakteristik Hidrogen Sulfida Hidrogen sulfida atau H2S adalah senyawa kimia gas yang tidak
berwarna, lebih berat daripada udara, flammable, explosive, corrosive, dan sangat berbahaya,
beracun, dengan bau khas" telur busuk". (IPCS,1985).
Sumber dan kegunaan H2S Sumber dari Hidrogen sulfida atau H2S terbagi menjadi dua yaitu
sumber alamiah dan aktifitas manusia.secara alamiah hidrogen sulfida dihasilkan oleh proses alam
seperti letusan gunung berapi.adapun sumber yang berasal dari aktifitas manusia adalah berasal
dari industri dan limbahnya (IPCS, 2000).

H2S adalah gas yang tersebar di lingkungan sepert di air sumur, saluran air buangan dan udara
sekitar pabrik kertas, industri tekstil gudang pupuk serta tempat pembusukan limbah organik.
Tubuh manusia juga memproduksi H2S di dalam mulut dan usus, tetapi dalam konsentrasi sangat
kecil. Besar Risiko dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya waktu paparan,durasi paparan,
berat badan dan konsentrasi dari bahan pencemar.jumlah intake ditentukan oleh variabel tersebut
yang akan mengakibatkan besar risiko akan semakin besar (Sianipar 2009)

Media Air H2S memiliki berat jenis lebih berat dibandingkan udara, hal ini menyebabkan H2S
sering terkumpul di udara pada lapisan bawah dan sering terdapat pada air permukaan dan dapat
sedikit larut dalam air. Senyawa H2S dapat menguap dari air permukaan kembali ke udara
sehingga konsentrasi hidrogen sulfida kecil.

Media Udara Manusia dapat mengidentifikasi bau H2S ini pada konsentrasi 0,0005 ppm sampai
dengan 0,3 ppm. Pada konsentrasi tinggi menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan
penciuman. Hidrogen sulfida dilepaskan dari sumbernya terutama sebagai gas dan menyebar di
udara. Gas ini dapat bertahan di udara rata-rata 18 jam – 3 hari. Selama waktu itu H2S dapat
berubah menjadi sulfur dioksida (SO2).

5. Ni

Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi ciri komponen yang
membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau siderit, dapat mengandung alloy
besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit di
kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel.

Nikel berwarna putih keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi. Bersifat keras, mudah
ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik terhadap panas dan
listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal, yang dapat menghasilkan alloy yang sangat
berharga.

Nikel adalah salah satu dari beberapa elemen yang magnetik pada suhu kamar. Nikel bisa dipoles
untuk mengkilap dan tahan korosi. Ini juga merupakan konduktor listrik dan panas yang layak.

Nikel adalah salah satu elemen utama dari inti bumi yang diperkirakan sebagian besar terbuat dari
campuran nikel dan besi. Nikel juga ditemukan dalam kerak bumi di mana merupakan unsur ke
dua puluh dua yang paling berlimpah.

Kebanyakan nikel yang ditambang untuk keperluan industri ditemukan dalam bijih seperti
pentlandit, garnierite, dan limonit. Produsen nikel terbesar adalah Rusia, Kanada, dan Australia.

Nikel juga ditemukan dalam meteorit di mana ia sering ditemukan dalam hubungannya dengan
besi. Deposit nikel terbesar ada di Kanada diperkirakan berasal dari meteorit raksasa yang jatuh
ke bumi ribuan tahun yang lalu.

Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan karat dan alloy lain yang
bersifat tahan korosi, seperti Invar®, Monel ®, Inconel ®, dan Hastelloys ®. Alloy tembaga-nikel
berbentuk tabung banyak digunakan untuk pembuatan instalasi proses penghilangan garam untuk
mengubah air laut menjadi air segar.

Nikel, digunakan untuk membuat uang koin,dan baja nikel untuk melapisi senjata dan ruangan
besi (deposit di bank), dan nikel yang sangat halus, digunakan sebagai katalis untuk
menghidrogenasi minyak sayur (menjadikannya padat). Nikel juga digunakan dalam keramik,
pembuatan magnet Alnico dan baterai penyimpanan Edison ®.

Keterangan Tambahan Unsur Nikel

 Simbol: Ni
 Radius Atom: 1.24 Å
 Volume Atom: 6.6 cm3/mol
 Massa Atom: 58.6934
 Titik Didih: 3005 K
 Radius Kovalensi: 1.15 Å
 Struktur Kristal: fcc
 Massa Jenis: 8.9 g/cm3
 Konduktivitas Listrik: 14.6 x 106 ohm-1cm-1
 Elektronegativitas: 1.91
 Konfigurasi Elektron: [Ar]3d8 4s2
 Formasi Entalpi: 17.2 kJ/mol
 Konduktivitas Panas: 90.7 Wm-1K-1
 Potensial Ionisasi: 7.635 V
 Titik Lebur: 1726 K
 Bilangan Oksidasi: 2,3
 Kapasitas Panas: 0.444 Jg-1K-1
 Entalpi Penguapan: 377.5 kJ/mol

Sumber :

https://www.mastah.org/nikel-ni-pengertian-sifat-dan-kegunaan/

https://budisma.net/2015/03/pengertian-ciri-dan-sifat-nikel.html#Karakteristik_dan_Sifat_Nikel

6. Zn

Seng adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Zn dan nomor atom 30. Zinc
adalah reaktif logam yang akan bergabung dengan oksigen dan non-logam, dan akan bereaksi
dengan cairan asam untuk melepaskan hidrogen. Yang satu negara umum oksidasi seng.
Karakteristik terkenal
Zinc adalah logam cukup reaktif yang akan bergabung dengan oksigen dan non-logam, dan akan
bereaksi dengan cairan asam untuk melepaskan hidrogen. Yang satu negara umum oksidasi seng.
Seng memiliki warna putih kebiruan. Logam ini rapuh pada suhu biasa tetapi mudah dibentuk pada
100-150 derajat Celcius. Ia dapat mengalirkan listrik walau tidak seefektif tembaga dan terbakar
di udara pada suhu tinggi merah menyala dengan evolusi awan putih oksida.

Unsur ini juga menunjukkan sifat yang sangat mudah dibentuk (superplasticity). Seng maupun
zirkonium tidak memiliki sifat magnet. Tetapi ZrZn2 menunjukkan sifat kemagnetan pada suhu
dibawah 35 derajat Kelvin. Senyawa ini memiliki sifat-sifat kelistrikan, panas, optik dan solid-
state yang unik tetapi belum sepenuhnya dimengerti.

Logam ini digunakan untuk membentuk berbagai campuran logam dengan metal lain. Kuningan,
perak nikel, perunggu, perak Jerman, solder lunak dan solder aluminium adalah beberapa contoh
campuran logam tersebut. Seng dalam jumlah besar digunakan untuk membuat cetakan dalam
industri otomotif, listrik, dan peralatan lain semacamnya. Campuran logam Prestal, yang
mengandung 78% seng dan 22% aluminium dilaporkan sekuat baja tapi sangat mudah dibentuk
seperti plastik. Prestal sangat mudah dibentuk dengan cetakan murah dari keramik atau semen.

Seng juga digunakan secara luas untuk menyepuh logam-logam lain dengan listrik seperti besi
untuk menghindari karatan. Seng oksida banyak digunakan dalam pabrik cat, karet, kosmetik,
farmasi, alas lantai, plastik, tinta, sabun, baterai, tekstil, alat-alat listrik dan produk-produk
lainnya. Lithopone, campuran seng sulfida dan barium sulfat merupakan pigmen yang penting.
Seng sulfida digunakan dalam membuat tombol bercahaya, sinar X, kaca-kaca TV, dan bola-bola
lampu fluorescent. Klorida dan kromat unsur ini juga merupakan senyawa yang banyak gunanya.
Seng juga merupakan unsur penting dalam pertumbuhan manusia dan binatang. Banyak tes
menunjukkan bahwa binatang memerlukan 50% makanan tambahan untuk mencapai berat yang
sama dibanding binatang yang disuplemen dengan zat seng yang cukup.

Seng tidak dianggap beracun, tetapi jika senyawa ZnO yang baru dibentuk terhirup, penyakit yang
disebut oxide shakes atau zinc chills kadang-kadang bisa muncul. Perlu ventilasi yang cukup untuk
ruangan yang menyimpan seng oksida untuk menghindari konsentrasi yang lebih dari 5
gram/m3 (dirata-ratakan berdasarkan berat untuk 8 jam pengeksposan, 40 jam per minggu).
Karakteristik Effluent

Berikut adalah karakteristik effluent yang ditemukan pada salah satu contoh smelter yang ada di
Serbia:

Parameter Min Max


Gas flow (m3/h) 90000 180000
SO2 Content (%) 0.1 0.9
Temperature (C) 150 300
Dust content (g/m3) 0.3 3
pH Acid

Sumber: https://core.ac.uk/download/pdf/26108022.pdf

Anda mungkin juga menyukai