Anda di halaman 1dari 27

Manajemen Stress Pasca Bencana:

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)


Gangguan Stress Pasca Trauma (GSPT/SPT)

Sri Wahyuni
PENDAHULUAN
 Merasa khawatir selama dan sesudah terjadinya suatu
situasi trauma adalah alami.
 Tubuh akan berespons “Fight-or-Flight” untuk
menolong diri bertahan atau menghindari dari situasi
yang berbahaya.
 Hampir tiap orang akan mengalami reaksi setelah
trauma, namun kebanyakan akan recover secara alami,
namun bagi yang terus menerus merasakan adanya
masalah kemungkinan didiagnosa dengan PTSD.
 PTSD is
Suatu gangguan yang berkembang pada seseorang
yang mengalami suatu kejadian yang
mengejutkan, menakutkan atau membahayakan
(NIMH, 2018).

Suatu kondisi kesehatan mental yang dicetuskan


oleh suatu kejadian yang mengerikan, baik sebagai
korban, saksi atau penolong (MayoClinic, 2018).

 People who have PTSD may feel stressed or frightened even


when they are not in danger.
TANDA DAN GEJALA
 Gejala biasanya timbul dalam 1 atau 3 bulan dari kejadian
trauma; terkadang timbul bertahun-tahun kemudian
 Pulih dalam 6 bulan; ada yg membutuhkan waktu lebih lama;
atau menjadi kondisi kronis.
 Apabila gejala hilang setelah beberapa minggu : acute stress
disorder (ASD)/gangguan stres akut.
 PTSD sering disertai dengan depresi, penyalahgunaan zat, atau
satu atau lebih gangguan kecemasan lainnya.
 4 gejala: 1) Mengalami kembali (re-experience);
2) Menghindar (avoidance); 3) Perubahan negatif
dalam berfikir (kognisi) dan mood; 4) Rangsangan
yang berlebihan (arousal symptoms)
Gejala :
1) mengalami kembali (re-experience)
 Flashback (Kilas balik) — menghidupkan kembali trauma
berulang kali seolah-olah terjadi lagi, termasuk gejala fisik
seperti jantung yang berdebar atau berkeringat
 Mimpi buruk
 Pikiran2 yang menakutkan
 menyebabkan masalah dalam rutinitas sehari-hari
seseorang. Gejala dapat dimulai dari pikiran dan perasaan
orang itu sendiri, kata-kata, objek, atau situasi yang
mengingatkan trauma.
Gejala :
2) Menghindar (avoidance)
 Tinggal jauh dari tempat, peristiwa, atau
objek yang mengingatkan pengalaman
traumatis
 Menghindari pemikiran atau perasaan yang
terkait dengan peristiwa traumatis

 Gejala-gejala ini dapat membuat


seseorang merubah rutinitasnya
Gejala :
3) Perubahan negatif dalam berfikir (kognisi) dan
mood
 Kesulitan mengingat aspek penting dari peristiwa traumatis
 Pikiran negatif tentang diri sendiri, orang lain atau dunia
 Putus asa tentang masa depan
 Kesulitan mempertahankan hubungan dekat
 Merasa terlepas dari keluarga dan teman
 Kurangnya minat dalam kegiatan yang pernah disenangi
 Kesulitan mengalami emosi positif
 Merasa mati rasa secara emosional
Gejala :
4) Arousal (rangsangan yang berlebihan)
Perubahan dalam reaksi fisik dan emosi,
seperti
 Menjadi mudah kaget atau ketakutan
 Selalu waspada terhadap bahaya
 Perilaku merusak diri, seperti minum memabukkan
 Kesulitan tidur
 Kesulitan berkonsentrasi
 Kerapuhan, ledakan kemarahan atau perilaku agresif
 Rasa bersalah atau malu yang luar biasa
Tanda & Gejala Pada Anak-Anak
Kurang dari usia 6 tahun
 Ngompol padahal telah belajar menggunakan toilet
 Lupa bagaimana caranya atau tidak bisa bicara
 Memerankan peristiwa traumatik selama waktu bermain
 Menjadi sangat lekat dengan orang tua atau orang dewasa lainnya
 Mimpi menakutkan yang mungkin atau tidak mungkin tidak
termasuk aspek traumatis
Di atas usia 6 tahun: gejala yang sama dengan orang dewasa, +:
perkembangan perilaku yang mengganggu, tidak sopan, atau
merusak; merasa bersalah karena tidak mampu mencegah cedera
atau kematian; memiliki pikiran untuk membalas dendam.
Menegakkan diagnosa PTSD
 Gejalanya harus berlangsung lebih dari satu bulan
dan cukup berat sehingga mengganggu hubungan
atau pekerjaan, dan tidak ada berhubungan dengan
ketergantungan zat, penyakit medis atau yg lainnya
selain peristiwa trauma itu sendiri.
 Harus setidaknya mempunyai 1 gejala re-
experience; 1 gejala menghindar
(avoidance); 2 gejala perubahan kognisi dan
mood; 2 gejala rangsangan yang berlebihan
(arousal)
Beberapa Kondisi yang Berisiko Terjadi PTSD
 Veteran perang,
 Anak-anak,
 Korban kekerasan fisik or sexual,
 Penganiayaan,
 Kecelakaan,
 Bencana,
 Beberapa kejadian serius lainnya: memiliki pengalaman teman atau
anggota keluarganya dalam kondisi bahaya, kematian tiba-tiba seorang
yang dicintai.
 Perempuan >> laki-laki
 Genetik
 The National Center for PTSD Australia: sekitar 7 atau 8 dari setiap
100 orang akan mengalami PTSD suatu waktu dalam hidup
Mengapa ketika suatu bencana
terjadi, ada yang mengalami PTSD
dan ada yang tidak mengalami?
 Banyak faktor yang membuat PTSD dialami oleh
seseorang
 Faktor risiko (risk factors) memungkinkan
seseorang akan mudah mengalami PTSD,
sementara itu, faktor ketahanan (resilience
factors) membantu menurunkan risiko gangguan
 Faktor risiko (risk factors) :
- Pernah mengalami kejadian berbahaya atau trauma,
- Disakiti,
- Melihat orang lain disakiti atau kematian,
- Trauma masa kecil,
- Perasaan ketakutan, tidak tertolong atau rasa cemas
berlebihan
- Tidak mendapat dukungan sosial setelah kejadian
traumatis
- Mengalami kejadian stress lainnya setelah kejadian trauma
ex: kehilangan org yang dicintai, kehilangan pekerjaan atau
rumah
- Mempunyai riwayat gangguan jiwa atau penggunaan zat
 Faktor ketahanan (Resilience factors):
- Mencari dukungan dari orang lain, seperti teman dan
keluarga
- Menemukan kelompok pendukung setelah peristiwa
traumatis
- Belajar merasa nyaman dengan tindakannya sendiri dalam
menghadapi bahaya
- Memiliki strategi penanggulangan yang positif, atau cara
untuk melewati peristiwa buruk dan belajar darinya
- Mampu bertindak dan merespons secara efektif meskipun
merasa takut
Komplikasi
Depresi dan kecemasan
Issu penggunaan obat2an dan
alkohol
Gangguan makan
Pikiran dan perilaku bunuh diri
Treatments and Therapies
 Tindakan utama:
- Pengobatan,
- Psikoterapi: terapi individu dengan dukungan
teman dan keluarga (CBT: exposure therapy &
cognitive restructuring), fokus pada kehidupan
sosial, keluarga, atau hal lainnya masalah yang
berkaitan dengan pekerjaan.
- atau gabungan obat dan psikoterapi
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN
PTSD
PENGKAJIAN & DIAGNOSA
 Data subjektif dan data objektif didapatkan dari 4 bagian gejala
terjadinya PTSD
 Menegakkan diagnosa :
 Gejalanya harus berlangsung lebih dari satu bulan dan
cukup berat sehingga mengganggu hubungan atau
pekerjaan, dan tidak ada berhubungan dengan
ketergantungan zat, penyakit medis atau yg lainnya selain
peristiwa trauma itu sendiri.
 Harus setidaknya mempunyai 1 gejala re-experience;
1 gejala menghindar (avoidance); 2 gejala
perubahan kognisi dan mood; 2 gejala
rangsangan yang berlebihan (arousal)
 DIAGNOSA KEPERAWATAN:
 PTSD :
 Ada tanda dan gejala sindroma pasca
trauma
 Pada korban atau saksi
 Risiko PTSD:
 Ada kejadian traumatis
 Belum ada gejala
 Ada faktor risiko
Tujuan Tindakan Keperawatan untuk
Pasien PTSD:
Pasien mampu:
 Membina hubungan saling percaya
 Mengenali peristiwa traumatis
 Menghubungkan peristiwa dengan kondisi saat ini
 Mengidentifikasi cara mengatasi PTSD
 Mengidentifikasi faktor pendukung
 Memanfaatkan faktor pendukung
 Menggunakan obat-obatan bilamana perlu
Tindakan Keperawatan pada PTSD:
1. Bina hubungan saling percaya
2. Diskusikan kejadian traumatis
3. Diskusikan kedaan diri setelah peristiwa
traumatis
4. Diskusikan hubungan peristiwa traumatis
dan keadaan diri saat ini
5. Diskusikan cara-cara mengatasi PTSD
6. Diskusikan sumber bantuan yg tersedia
7. Bantu dalam menggunakan obat secara
tepat
EVALUASI PASIEN
 Dengan PTSD: Dengan Risiko PTSD :
 Cerita peristiwa traumatis  Menunjukkan
 Cerita kondisi (perasaan, kekuatan ego
pikiran,  Memiliki dukungan
sosial, spiritual) akibat sosial adekuat
trauma
 Afek sesuai situasi
 Menjelaskan cara mengatasi
PTSD  Interaksi sosial
 Praktek cara mengatasi PTSD
adekuat
 Memanfaatkan sumber  Koping efektif
bantuan
 Menggunakan obat secara
tepat
Tindakan Keperawatan pada Pasien
Risiko PTSD :
 Tujuan: pasien mampu:
 Membina hubungan saling percaya
 Memahami risiko PTSD
 Mencegah PTSD
 Menggunakan obat secara teratur
 Tindakan keperawatan:
 Bina hubungan saling percaya
 Diskusikan peristiwa traumatis yang terjadi
 Diskusikan cara menghindari PTSD
 Latih cara menghindari PTSD
 Bantu menggunakan obat secara tepat
EVALUASI PASIEN
 Dengan Risiko PTSD :
 Menunjukkan kekuatan ego
 Memiliki dukungan sosial
adekuat
 Afek sesuai situasi
 Interaksi sosial adekuat
 Koping efektif
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
Pasien SPT:
 Tujuan: keluarga mampu:
 Mengenal masalah
 Memahami cara merawat
 Praktek merawat
 Memanfaatkan sumber di masyarakat
 Tindakan:
 Diskusikan peristiwa traumatis dan dampak pada
pasien
 Diskusikan cara merawat pasien
 Latih keluarga praktek merawat pasien
 Diskusikan sumber bantuan yang ada
EVALUASI KELUARGA
 Klg Pasien dg PTSD :
 Menjelaskan PTSD
 Menjelaskan cara merawat pasien PTSD
 Praktek merawat pasien PTSD
 Melaporkan sumber di masyarakat
 Klg Pasien dg Risiko PTSD:
 Menjelaskan adanya risiko PTSD
 Menjelaskan cara mencegah PTSD
 Memperagakan cara merawat pasien risiko PTSD
 Memanfaatkan sumber bantuan
END

Anda mungkin juga menyukai