Anda di halaman 1dari 12

NAMA : I KOMANG DEDI WIDIANA

KELAS : 1A KEPERAWATAN

A. KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELUARGA


1. PENGERTIAN

Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah keluarga,


yang merupakan cara seorang anggota keluarga untuk berinteraksi dengan anggota
lainnya, sekaligus sebagai wadah dalam membentuk dan mengembangkan nilai-nilai
yang dibutuhkan sebagai pegangan hidup. Agar anak dapat menjalani hidupnya ketika
berada dalam lingkungan masyarakat, apa yang terjadi jika sebuah pola komunikasi
keluarga tidak terjadi secara harmonis tentu akan mempengaruhi perkembangan anak.
Dalam keluarga ada pula dibagi menjadi beberapa bentuk. Bentuk keluarga
menggambarkan perbedaan social, tingkah laku dan kultur, serta gaya hidup. Dalam
asuhan keperawatan, bentuk keluarga inti perlu diperhatikan, terutama dalam hal
pelaksanaan asuhan keperawatan.
2. KARAKTERISTIK
1. Hubungan batin dg status perkawinan
2. Terbentuk secara sengaja
3. Memiliki garis keturunan
4. Memiliki fungsi sitem ekonomi sama
5. Mempunyai fungsi reproduksi
6. Mempunyai tempat tinggal bersama
3. FUNGSI
1. Fungsi efektif, berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
dasar kekuatan keluarga. Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang positif,
peran dijalankan dengan baiak, dan penuh rasa kasih sayang.
2. Fungsi sosialisai. Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
menghasilkan interaksi social, dan individu tersebut melaksanakan perannya
dalam lingkungan social. Keluarga merupakan tempet individu melaksanakan
sosialisai dengan anggota keluarga dan belajar disiplin, norma budaya, dan
perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan
di dalam masyarakat.
3. Fungsi reproduksi. Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi. Fungsi unruk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan,
pakaian, perumahan, dan lain-lain.
5. Fungsi perawatan keluarga. Keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan, dan asuhan kesehatan/keperawatan
4. PENERAPAN STRATEGI KOMUNIKASI TRAMPEUTIK KELUARGA
1. Respek
Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai (respectfull attitude).
Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa (timbal balik)
dari si lawan diskusi. Orangtua akan sukses berkomunikasi dengan anak bila ia
melakukannya dengan penuh respek. Bila ini dilakukan maka anak pun akan
melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan orangtua atau orang di
sekitanya.
2. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi
yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan
untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti
orang lain.
Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya,
tapi ia akan berusaha memahami anak atau pasangannya terlebih dulu. Ia akan
membuka dialog dengan mereka, mendengar keluhan dan harapannya.
Mendengarkan di sini tidak hanya melibatkan indra saja, tapi melibatkan pula
mata hati dan perasaan. Cara seperti ini dapat memunculkan rasa saling percaya
dan keterbukaan dalam keluarga.
3. Audibel
Audibel berarti “dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah
pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si
penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang
sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke dalam komunikasi yang audibel ini.
4. Jelas
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak
pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi
dengan anak, orangtua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas
maknanya. Salah satu caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka
pahami (melihat tingkatan usia).
5. Tepat Dalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang diberikan tepat
baik waktunya, tema maupun sasarannya. Waktu yang tepat untuk membicarakan
masalah anak misalnya pada waktu makan malam. Pada waktu sarapan pagi,
karena ketergesaan maka yang dibicarakan umumnya masalah yang ringan saja.
6. Rendah Hati

Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah,


saling menghargai, tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu,
lemah lembut, sopan, dan penuh pengendalian diri. Dengan sikap rendah hati ini
maka laaawaaan diskusi kita memjadi lebih terbuka, sehingga banyak hal yang
dapat diungkapkan dari diskusi tersebut.

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI KELUARGA

Ada sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga, seperti


berikut ini :
 Citra diri dan citra orang lain
Setiap orang mempunyai gambaran – gambaran tertentu mengenai dirinya
statusnya, kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan apa
dan bagaimana ia berbicara, menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya,
didengarnya, bagaimana penilaiannya terhadap segala yang berlangsung
disekitarnya. Dengan kata lain, citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang.
Tidak hanya citra diri, citra orang lain juga mempengaruhi cara dan
kemampuan orang berkomunikasi. Orang lain mempunyai gambaran khas bagi
dirinya. Jika seorang ayah mencitrakan anaknya sebagai manusia yang lemah,
ingusan, tak tahu apa-apa, harus di atur, maka ia berbicara secara otoriter.
Akhirnya, citra diri dan citra orang lain harus saling berkaitan, saling lengkap-
melengkapai. Perpaduan kedua citra itu menentukan gaya dancara komunikasi.
 Suasana Psikologis
Suasana Psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit
berlangsung bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa
kecewa, merasa irihati, diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
 Lingkungan Fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya,
dan cara yang berbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda
dengan yang terjadi di sekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda.
Suasana di rumah bersifat informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat formal.
Demikian juga komunikasi yang berlangsung dalam masyarakat. Karena setiap
masyarakat memiliki norma yang harus diataati, maka komunikasi yang
berlangsungpun harus taat norma.
 Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat
penting dan strategis. Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola
kepemimpinan. Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola
komunikasi bagaimana yang akan berproses dalam kehidupan yang membentuk
hubungan-hubungan tersebut.
 Bahasa
Dalam komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa
sebagai alat untuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang
dipergunakan oleh orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu
objek yang dibicarakan secara tepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang
digunakan itu tidak mampu mewakili suatu objek yang dibicarakan secara tepat.
Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
 Perbedaan Usia
Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak bisa
berbicara sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara.
Berbicara kepada anak kecil berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka
mempunyai dunia masing-masing yang harus dipahami.

B. KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELOMPOK


1. PENGERTIAN
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat,
pertemuan, konferensi, dan sebagainya. Definisi lain mengenai komunikasi
kelompok adalah suatu iteraksi dengan bertatap muka antara tiga orang atau
lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi infomasi, menjaga
diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat
karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal
satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan,
konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).
2. KARAKTERISTIK
1. Interaksi sosial 2 orang atau lebih
2. Mempunyai pengaruh satu sama lain
3. Mempunyai struktur anggota
4. Anggota mempunyai tujuan yang sama
5. Individu dalam kelompok saling menghargai
3. FUNGSI
1) Pengembangan diri anggota dan kelompok,
2) Penyelesaian masalah,
3) Pengambilan keputusan,
4) Pencapaian tujuan keluarga/kelompok,
5) Sarana belajar.
4. PENERAPAN STRATEGI KOMUNIKASI TRAMPEUTIK
KELOMPOK
1) Saling memahami antaranggota kelompok agar dapat diketahui
komunikasi seperti apa yang harus ia lakukan demi lancarnya komunikasi
tersebut.
2) Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik setiap anggota
kelompok agar proses komunikasi antaranggota kelompok dapat
berkembang dengan baik
3) Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai etika yang berlaku agar tidak
terjadi salah paham dan saling menyinggung antara anggota kelompok.
4) Saling menghargai anggota kelompok lain.
5) Jangan menyela pembicaraan orang lain.
6) Selalu memperhatikan orang yang mengajak bicara
7) Berikan respons yang baik, mendukung, dan tidak menyinggung ketika
ada yang mengajak bicara
5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
KELOMPOK
1) Ukuran kelompok: kelompok yang efektif mempunyai jumlah anggota
yang tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.
2) Tujuan kelompok: tujuan yang telah disepakati bersama akan mudah
dicapai karena semua anggota mempunyai tujuan yang sama
3) Satukan tujuan dalam kelompok, minimalkan sifat individualisme yang
dapat mengganggu pencapaian tujuan bersama.
4) Kohesivitas anggota kelompok adalah penting karena menunjukkan
kekuatan dan kekompakan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
5) Jaringan komunikasi (networking) diperlukan untuk mendapatkan
peluang dalam mencapai tujuan bersama.
6) Kepemimpinan kelompok diperlukan pemimpin yang bisa mengayomi
seluruh anggota, tidak berpihak, dan akomodatif sehingga bisa
meningkatkan kohesivitas kelompok.
6.KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA MASYARAKAT
 PENGERTIAN
Komunikasi kesehatan masyarakat adalah sebuah pendekatan
berbagai segi dan disiplin untuk menjangkau pendengar yang berbeda dan
membagi informasi kesehatan dengan tujuan mempengaruhi, melibatkan,
dan mendukung individu, komunitas, tenaga kesehatan, kelompok khusus,
pembuat kebijakan dan masyarakat untuk memperjuangkan,
memperkenalkan, melakukan, atau mempertahankan menjadi kebiasaan,
praktis, atau kebijakan yang pada akhirnya akan berdampak pada
peningkatan hasil-hasil kesehatan

2) Karakteristik
Berikut ini delapan karakteristik komunikasi masyarakat :
 KomunikatorTerlembagakan
Dengan mengingat kembali pendapat wright, bahwa komunikasi massa itu
melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang
kompleks.
 Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan untuk
semua orang, atau dengan kata lain tidak ditujukan untuk sekelompok orang
tertentu. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini.
 Komunikan Anonim dan Heterogen
Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim),
karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping
anonim, komunikan dalam komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari
berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan
faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, budaya, agama dan tingkat
ekonomi.
 Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibanding komunikasi lainnya, adalah jumlah
sasaran khalayak yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan,
komunikan yang banyak tersebut secara serempak dalam waktu yang sama
memperoleh pesan yang sama pula.
 Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi
dan dimensi hubungan. Dimensi isi merujuk pada muatan atau isi komunikasi,
yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan merujuk pada bagaimana
cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta
komunikasi.
 Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Selain memiliki ciri yang merupakan keunggulan, ada juga ciri yang merupakan
kelemahan dari komunikasi massa. Karena komunikasi massa dilakukan melalui
media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak
langsung.
 Stimulasi Alat Indra Terbatas
Salah satu ciri yang merupakan kelemahan komunikasi massa adalah stimulasi alat
indra yang terbatas. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung
pada jenis media massa yang digunakan.
 Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)
Umpan balik atau feedback sebagai respons mempunyai volume yang tidak
terbatas pada komunikasi antarpesona. Seorang komunikator bukan saja
memperhatikan ucapan komunikannya, tetapi juga kenyitan mata, gerak bibir,
posisi tubuh, intonasi suara dan gerakan lainya yang dapat komunikator artikan.
Semua simbol tersebut merupakan umpan balik yang bersifat langsung (direct
feedback) atau umpan yang bersifat segera (immediate feedback).
3) Fungsi
 Pertukaran Informasi
 Bersosialisasi
 Memberikan Pemahaman
 Menunjukkan Eskpresi
 Menyelesaikan Masalah
 Pengambil Keputusan
 Memperoleh hiburan atau Menghibur Orang Lain.
 Menambah Pengetahuan
 Memberikan Penjelasan serta Motivasi
 Sebagai Pengendali
 85Membangun Komunitas Sosial
 Mendidik
 Sebagai Pengidentifikasi
 Instruktif
 Pernyataan Eksistensi Diri

4) Penerapan strategi komunikasi


 Menetapkan Target Sasaran (audiens/komunikan)
Penetapan target sasaran ditentukan setelah adanya proses asemen/riset untuk
melihat dan memprioritaskan siapa yang akan dituju sesuai tujuan program.
Penetapan target sasaran memperhatikan hal berikut:
a)Target sasaran primer : adalah siapa saja yang langsung terkena dampak
atau terkait langsung dengan program yang akan dilakukan
b)Target sasaran sekunder : adalah mereka baik personal maupun
kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku
audiens primer atau berpengaruh terhadap program yang akan dijalankan
c)Target sasaran tertier : adalah individu/kelompok yang bisa
mendorong/menentukan keputusan atau kebijakan
 Analisis Perilaku Target Sasaran dan Menetapkan Perilaku yang Ideal
(perubahan perilaku)
Analisis Pelaku dimaksudkan untuk mengetahui kondisi target
sarasan/audiens, baik pada kondisi lampau dan kondisi terkini,
khususnya dalam hal terkait aspek komunikasi maupun
program,dalam hal ini adalah PKH. Kajian perilaku mencakup
aspek Pengetahuan (Knowledge), Sikap (Attitute) dan Praktek
(Practice). Dilihat dari tahapannya, dimulai dari aspek Kognitif
(Coginitive) hingga Pelaksanaan (Practice)

 Pengembangan Pesan Kunci


Pesan dalam komunikasi diartikan sebagai informasi inti yang akan
disampaikan ke publik untuk efektifitas komunikasi dalam rangka
menciptakan pemahaman sama oleh audiens dan atau membangun
persepsi (image) terhadap materi yang disampaikan.
 Penentuan Metode dan Media (tools/chanel ) yang akan digunakan
1.Pendekatan /Metode Dalam Komunikasi
2. Penentuan Media
3. Pemilihan Media
4. Melakukan Pre-Test /Uji Coba
 Monitoring dan Evaluasi
1. Monitoring proses implementasi program komunikasi
2. Metodologi yang Digunakan Untuk Mengumpulkan Data/Informasi
untuk evaluasi

5) Faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi


 Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang menjadi faktor utama dalam komunikasi.
Seseorang dapat menyampaikan pesan dengan mudah apabila ia memiliki
pengetahuan yang luas.
 Perkembangan
1.Pertumbuhan manusia
2. Keterampilan menguasai bahasa
 Persepsi
Persepsi adalah suatu cara seseorang dalam menggambarkan atau
menafsirkan informasi yang diolah menjadi sebuah pandangan.
Pembentukan persepsi ini terjadi berdasarkan pengalaman, harapan, dan
perhatian. Proses pemahaman manusia terhadap suatu rangsangan atau
stimulus ini dapat memiliki padangan yang berbeda-beda
 Peran dan hubungan
Peran dan hubungan memiliki pengaruh dari proses komunikasi
tergantung dari materi atau permasalahan yang ingin dibicarakan termasuk
cara menyampaikan informasi atau teknik komunikasi. Komunikator yang
belum menjalin hubungan dekat dengan komunikan maka akan terjadi
komunikasi secara formal.
 Lingkungan
Lingkungan interaksi memiliki pengaruh dalam komunikasi. Lingkungan
yang nyaman dan kondusif biasanya dapat berpengaruh baik terhadap
proses komunikasi. Adapun faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah
sebagai berikut.
1. Nilai dan budaya/ adat
2. Stimulus Eksternal
3. Jarak
 Emosi
Emosi adalah reaksi seseorang dalam menghadapi suatu kejadian tertentu.
Emosi terkadang tidak dapat dikendalikan oleh diri sendiri. Sehingga
emosi juga mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri bahkan emosi
dapat menjadi hambatan.
 Kondisi fisik
Kondisi fisik mempunyai peranan yang penting untuk berkomunikasi.
Semua indera memiliki fungsi-fungsi yang digunakan dalam kelangsungan
komuniksi
DAFTAR PUSTAKA
Sumber reverensi: jurnal komunikasi terapeutik pada keluarga,kelompok,masyarakat
disusun oleh Stevia P.R Bujung 2018
Muwarni,anita.(2009).Komunikasi terapeutik paduan bagi keperawatan.
Fitramaya:Yogyakarta
Arifin,Anwar,1984,Strategi Komunikasi : Suatu Pengantar Ringkas, Bandung
Fitramaya : Yogyakarta
Notoatmodjo, 2005, promosi kesehatan teori dan aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
Ns. Candra Dewi Rahayu M. Kep. KOmunikasi terapeutik pada keluarga, kelompok, dan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai