Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN PAJAK (TAX PLANNING) : KONSEP DASAR

A. KONSEP MANAJEMEN PAJAK


Dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing maka pengusaha wajib menekan biaya
seoptimal mungkin. Demikian juga dengan kewajiban membayar pajak, karena merupakan
biaya yang menurunkan laba sesudah pajak. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara
legal dapat dilakukan melalui Manajemen Pajak. Secara umum manajemen Manajemen pajak
adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan yang benar tetapi jumlah pajak yang
dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh lana dan likuiditas yang diharapkan.
Tujuan manajemen pajak adalah:
- Menerapkan peraturan perpajakan secara benar
- Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang sebenarnya.
Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen pajak yang terdiri
dari :
- Perencanaan pajak (tax planning), Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam
manajemen pajak. Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap
peraturan-peraturan perpajakan, dengan maksud dapat menyeleksi jenis tindakan
penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya penekanan perencanaan
pajak (tax planning) adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak serendah
mungkin dengan memanfaatkan peraturan-peraturan yang ada tetapi berbeda dengan
tujuan dari pembuat undang-undang.
- Aspek Formal dan Administrative Perencanaan Pajak, Kewajiban perpajakan bermula
dari implementasi undang-undang perpajakan. Oleh karena itu ketidakpatuhan
terhadap undang-undang dapat dikenakan sanksi, baik sanksi administrative maupun
sanksi pidana.. Pungutan pajak oleh Dirjen Pajak adalah UU KUP, UU PPh, UU
PPN/PPnBM, PBB, Bea materai, dan Bea Peralihan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB). Dimana UU pajak tersebut diatur lebih lanjut dalam PP, KepPres, KMK,
SK, serta SE Ditjen Pajak.
Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu dikuasai dan
dilaksanakan yaitu
- Memahami ketentuan dan peraturan perpajakan Dengan mempelajari peraturan
perpajakan seperti UU, PP, Keppres, KMK, SK, dan SE DitJen Pajak, kita dapat
mengetahui peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menghemat beban pajak
- Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat Pembukuan merupakan sarana
yang sangat penting dalam menyajikan informasi keuangan perusahaan yang
disajikan dalam bentuk LK dan menjadi dasar dalam menghitung besarnya jumlah
pajak (UU KUP pasal 28).
B. KONSEP PERENCANAAN PAJAK
Perencanaan pajak adalah salah satu cara yang dapat dimanfaatkan oleh wajib
pajak dalam melakukan manjemen perpajakan usaha atau penghasilannya, namun perlu
diperhatikan bahwa perencaan pajak yang dimaksud adalah perencanaan pajak tanpa
melakukan pelanggaran konstitusi atau Udang-Undang Perpajakan yang berlaku.
Tax Planning adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh wajib pajak (WP) untuk
menyusun aktivitas keuangan guna mendapat pengeluaran (beban) pajak yang minimal.
secara teoritis, tax planning dikenal sebagai effective tax planning, yaitu seorang wajib
pajak berusaha mendapat penghematan pajak (tax saving) melalui prosedur penghindaran
pajak (tax avoidance) secara sistematis sesuai ketentuan UU Perpajakan (Hoffman,
1961). Pada umumnya tax planning adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak.
Rencana meminimalkan pajak dapat ditempuh dengan cara, mengambil keuntungan yang
sebesar-besarnya dari ketentuan mengenai pengecualian dan potongan atau pengurangan
yang diperkenankan, hal ini dapat memanfaatkan penghasilan yang dikecualikan sebagai
obyek pajak sesuai dengan pasal 4 ayat 3.
a. Jenis-jenis Tax Planning,
Tax planning dibagi menjadi dua:
- Tax planning domestic nasional, (national tax planning) hanya
memperhatikan Undang-Undang Domestik, pemilihan atas dilaksanakan atau
tidak suatu transaksi dalam national tax planning bergantung pada transaksi
tersebut, artinya untuk menghindari/mengurangi pajak, wajib pajak dapat
memilih jenis transaksi apa yang harus dilaksanakan sesuai dengan hokum pajak
yang ada
- International tax planning, International tax planning selain memperhatikan
Undang-Undang Domestik, juga harus memperhatikan undang-undang atau
perjanjian pajak (tax treaty) dari negara-negara yang terlibat.
b. Penerapan Tax Planning
Sebelum menerapkan tax planning pada suatu perusahaan harus dilakukan analisis
keadaan perusahaan, yaitu melakukan pengamatan dan penelitian terhadap
kebijaksanaan perusahaan serta mencari kelemehan sehingga dapat ditentukan
strategi perencanaan perpajakan yang tepat dilaksanakan.
c. Pada dasarnya, perencanaan pajak harus memenuhi syarat-syarat berikut:
1. tidak melanggar ketentuan perpajakan,
2. secara bisnis dapat diterima, dan
3. bukti-bukti pendukungnya memadai.
Aspek-aspek dalam Tax Planning
1. Aspek Formal dan Administratif
- Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok WajibPajak
(NPWP) dan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP);
- Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan;
- Memotong dan/atau memungut pajak;
- Membayar pajak
- MenyampaikanSurat Pemberitahuan.
2. Aspek Material, Basis penghitungan pajak adalah objek pajak. Dalam rangka
optimalisasialokasi sumber dana, manajemen akan merencanakan pembayaran
pajakyang tidak lebih dan tidak kurang. Untuk itu, objek pajak harus dilaporkansecara
benar dan lengkap.

C. ASPEK ADMINISTRASI DALAM PERENCANAAN PAJAK


Kewajiban perpajakan bermula dari implementasi undang-undang perpajakan.
Oleh karena itu ketidakpatuhan terhadap undang-undang dapat dikenakan sanksi, baik
sanksi administrative maupun sanksi pidana. Sanksi administrative maupun pidana
merupakan pembrorosan sumber daya sehingga perlu dieliminasi melalui suatu
perencanaan pajak yang baik. Untuk dapat menyusun perencanaan pemenuhan kewajiban
perpajakan yang baik diperlukan pemahaman terhadap peraturan perpajakan. Selanjutnya
selaras dengan pengelompokkan hukum pajak, aspek formal administrasi maupun aspek
materiel perlu dimengerti dan dipahami untuk dapat mengeliminir sanksi administrasi
maupun sanksi pidana.
Pungutan pajak oleh Ditjen Pajak adalah UU KUP, UU PPh, UU PPN/PPnBM, PBB, Bea
materai, dan Bea Peralihan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Dimana UU pajak
tersebut diatur lebih lanjut dalam PP, KepPres, KMK, SK, serta SE Ditjen Pajak.
Aspek administrasi dari kewajiban perpajakan meliputi kewajiban mendaftarkan
diri untuk memperoleh NPWP/NPPKP. Menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan,
membayar pajak, menyampaikan SPT, disamping memotong atau memungut pajak.
Kewajiban perpajakan berakhir pada saat pelunasan pajak oleh WP. Dalam sistem
perpajakan selalu dipisahkan antara assessment dan payment. Assessment yang berlaku
saat ini adalah self assessment dengan kewajiban menghitung sendiri, membayar sendiri,
dan melaporkan sendiri. Sedangkan sistem pembayaran yang berlaku dapat dilakukan
sendiri oleh WP maupun melalui pemotongan oleh pihak ketiga (withholding system).

D. ASPEK MATERIL DALAM PERENCANAAN PAJAK


Pajak dikenakan terhadap objek pajak yang dapat berupa keadaan, perbuatan
maupun peristiwa. Basis perhitungan pajak adalah objek pajak, maka dalam rangka
optimalisasi alokasi sumber dana, maka manajemen akan merencanakan pajak yang tidak
lebih karena dapat mengurangi optimalisasi sumber daya dan tidak kurang supaya tidak
membayar sanksi administrasi yang merupakan pemborosan dana. Untuk itu objek pajak
harus dilaporkan secara benar dan lengkap. Pelaporan objek pajak yang benar dan
lengkap harus bebas dari rekayasa negatif.

E. MOTIVASI DILAKUKANNYA PERENCANAAN PAJAK


Motivasi dilakukannya tax planning bersumber dari tiga unsur perpajakan :
1. Tax policy,Kebijaksanaan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran
yang hendak dituju dalam sistem perpajakan. Dari berbagai aspek kebijaksanaan
pajak ada faktor-faktor yang mendorong dilakukannya perencanaan pajak yaitu :
a. Pajak yang akan dipungut,
Ada berbagai tipe pajak yang harus menjadi pertimbangan utama baik berupa
pajak langsung maupun pajak tidak langsung serta cukai seperti :
- PPh Badan dan OP
- Pajak atas Capital Gain
- Withholding tax, gaji, upah, sewa, bunga, dan royalty
- Pajak atas ekspor, impor dan bea masuk
- Pajak atas undian/hadiah
- Bea Materai
b. Siapa yang akan dijadikan subyek pajak,
c. Apa saja yang merupakan objek pajak
d. Berapa besarnya tarif pajak
e. Bagaimana prosedurnya,
2. Tax Law
Kita menyadari bahwa kenyataannya dimanapun tidak ada undang-undang yang
mengatur secara permasalahan dengan sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu
diikuti oleh ketentuan-ketentuan yang lain (PP, Keppres, KMK, dan SE DJP), serta tidak
jarang ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan undang-undang itu sendiri
karena disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuan
lain yang ingin dicapai. Keadaan ini menyebabkan munculnya celah (loophole) bagi WP
untuk menganalisis dengan cermat atas kesempatan tersebut untuk digunakan
perencanaan pajak yang baik.
3. Tax Administration
Indonesia merupakan negara yang begitu luas wilayahnya dan begitu banyak
penduduknya dan sebagai negara yang sedang membangun masih mengalami kesulitan
dalam melaksanakan administrasi perpajakannya secara memadai. Hal yang mendorong
perusahaan untuk melaksanakan perencanaan perpajakan dengan baik agar terhindar dari
sanksi administrasi maupun pidana karena adanya perbedaan penafsiran antara fiskus
dengan WP, akibat dari begitu luasnya peraturan perpajakan yang berlaku dan sistem
informasi yang belum efektif.
Secara umum motivasi dilaksanakannya tax planning adalah untuk
memaksimalkan laba setelah pajak, Karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam
penga,bilan keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan
investasi dengan cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan peluang atau
kesempatan yang ada dalam ketentuan perpajakan yang sengaja dibuat oleh pemerintah
untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas obyek pajak yang secara ekonomis
hakekatnya sama, dengan memanfaatkan :
- Perbedaan tarif pajak (tax rate)
- Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (tax base)\
- Loop hole (celah), shelter, dan haven

F. TAHAPAN DALAM MEMBUAT PERENCANAAN PAJAK


1. Menganalisis informasi yang ada (analyzing the existing data base)
2. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak (designing one or more
possible tax plans)
3. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak (evaluating a tax plan)
4. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (debugging the tax
plans)
5. Memutakhirkan rencana pajak (updating the tax plan).

Anda mungkin juga menyukai