Anda di halaman 1dari 3

KAJIAN GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP

PENGELOLAAAN OBAT DI RUMAH TANGGA DI DESA


KARYALAKSANA KECAMATAN IBUN KABUPATEN BANDUNG

I. Latar belakang
Obat merupakan suatu bahan kimia yang digunakan untuk mencegah,
mengurangi, atau menyembuhkan seseorang dari penyakit yang diderita. Saat ini
obat menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan oleh masyarakat. Obat
akn memberikan manfaat bagi seseorang jika obat tersebut aman, berkhasiat,
bermutu, dan digunakan dengan benar.
Pengunaan obat yang benar atau rasional tidak hanya tentang bagaimana
cara konsumsi obat tersebut, tetapi juga berkaitan dengan bagaimana cara
pengelolaan obat yang meliputi cara mendapatkan obat, cara menyimpan obat dan
cara membuang obat yang sudah kadaluwarsa.
Cara mendapakan obat yang benar yaitu membeli obat-obatan dari sarana
kesehatan yang mempunyai lisensi/legal seperti apotek, toko obat yang berizin, atau
klinik dokter. Obat yang didapat dari sarana yang tidak mempunyai lisensi/ illegal
berpotensi obat tersebut kadaluwarsa, ataupun obat yang tidak mempunyai nomor
izin edar. Hal ini dapat menyebabkan khasiat yang diinginkan tidak tercapai atau
bahkan menimbulkan masalah baru yang lebih buruk terhadap kesehatan.
Dewasa ini sebagian masyarakat umumnya kurang mengetahui cara
menyimpan dan membuang obat yang benar. Penyimpanan obat yang tidak benar
akan memicu kerusakan obat akibat penguraian, pengendapan, atau kerusakan
kandungan obat yang tidak kasat mata. Kerusakan obat akibat kesalahan
penyimpanan akan mengakibatkan pada kesalahan pengobatan, efek terapi obat
akan hilang, timbul efek samping yang tidak diharapkan atau memperparah
penyakit yang diderita sampai menyebabkan kematian.
Obat yang sudah rusak/kadaluwarsa tidak boleh disimpan dan digunakan
lagi, sehingga obat-obat tersebut harus segera dibuang. Cara membuang obat tidak
boleh sembarangan harus dengan prosedur yang benar, karena obat adalah zat
kimia, yang ketika dibuang secara sembarangan dapat membahayakan lingkungan.
Cara membuang obat yang tidak benar akan menimbulkan masalah baru seperti
pendaurulangan obat, karena obat yang dibuang dalam keadaan utuh dengan
kemasannya sehingga disalahgunakan oleh pihak lain yang tidak bertanggung
jawab untuk dijual kembali.
Pengobatan mandiri merupakan cara yang paling banyak dilakukan oleh
masyarakat untuk mengatasi keluhan penyakit. Data susenas Badan Pusat Statistik
menunjukan bahwa lebih dari 60% masyarakat melakukan pengobatan sendiri.
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukan bahwa 35,2% masyarakat
Indonesia menyimpan obat di rumah tangga. Swamedikasi memang dapat
mendukung dalam pemeliharaan kesehatan apabila dilakukan dengan tepat. Tetapi
jika swamedikasi yang dilakukan tidak tepat justru bisa menimbulkan permasalahan
akibat kesalahan penggunaan oba. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan obat di rumah tangga.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai
pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan obat di rumah tangga mencakup
cara mendapatkan, cara menggunakan, cara menyimpan dan cara membuang obat
khususnya di Desa Karyalaksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. Pemilihan
Desa Karyalaksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung ini karena daerah ini
kepadatan penduduknya cukup tinggi, dan tingkat pendidikan penduduk Desa
Karyalaksana masih cukup rendah.
II. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana karakteristik
responden, bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan obat
dirumah tangga meliputi cara mendapatkan, cara menggunakan, cara menyimpan
dan cara membuang obat.
III. Tujuan penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik responden,
untuk menentukan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan obat
dirumah tangga meliputi cara mendapatkan, cara menggunakan, cara menyimpan
dan cara membuang obat.
IV. Metodologi
Penelitian dilakukan di Desa Karyalaksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten
Bandung, merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross- sectional
menggunakan kuesioner DAGUSIBU. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Pendekatan
cross- sectional adalah pendekatan yang dilakukan pada satu waku yang pasti.
Pada penelitian deskriptif menggunakan kuesioner DAGUSIBU diawali
dengan mebuat pertayanyaan yang berisi informasi mengenai pengetahuan
masyrakat mengenai pengelolaan obat di rumah tangga, yang meliputi cara
mendapatkan, cara menggunakan, cara menyimpan dan cara membuang obat.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dan wawancara menggunakan
kuesioner. data yang didapat diolah dengan metode distribusi frekuensi yang
memperlihatkan data berupa persentase responden yang memilih jawaban dari
setiap variabel pertanyaan yang kemudian dilakukan pembahasan dan disimpulkan
berupa pengetahuan responden mengenai pengelolaan obat di rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai