SEMESTER 2
OLEH :
20180611023009
Cenderawasih, untuk membentuk salah satu bagian dari kompetensi pada bidang
teknologi, terutama dalam dunia kelistrikan, maka teknisi listrik dituntut untuk
mengenal alat ukur listrik serta memahami penggunaan alat ukur listrik dalam
menguji dan mengukur komponen listrik. Untuk itu dalam praktikum ini
untuk pengujian dan pengukuran dan mepelajari cara memasang instalasi yang
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL........................................................................................... I
KATA PENGANTAR................................................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.2. Tujuan.................................................................................... 1
BAB II PERCOBAAN-PERCOBAAN
iii
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................. 74
3.2. Saran....................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 1.22 Tang Lancip ............................................................................................. 16
Gambar 2.1 Diagram Satu Garis Saklar Seri dan Kotak Kontak Biasa ...................... 19
Gambar 2.2 Diagram Pengawatan Saklar Seri dan Kotak Kontak Biasa .................... 20
Gambar 2.3 Diagram Satu Garis Saklar Tukar (Saklar Hotel) .................................... 25
Gambar 2.7 Rangkaian Equivalen Keadaan LDR Saat Terkena Cahaya .................... 30
Gambar 2.8 Rangkaian Equivalen Keadaan LDR Saat Tidak Ada Cahaya ................ 31
Gambar 2.13 Pengukuran Besaran Listrik Pada Beban Satu Fasa ................................ 40
Gambar 2.18 Pengukuran Besaran Listrik Pada Beban Tiga Fasa Tiga Kawat ............ 48
Gambar 2.19 Pengukuran Besaran Listrik Pada Beban Tiga Fasa Empat Kawat ......... 48
vi
Gambar 2.20 Grafik Hasil Pengukuran Tegangan Pada Beban Tiga Fasa
Gambar 2.21 Grafik Hasil Pengukuran Arus Pada Beban Tiga Fasa Tiga Kawat ........ 53
Gambar 2.22 Grafik Hasil Pengukuran Cos φ Pada Beban Tiga Fasa Tiga Kawat ...... 53
Gambar 2.23 Grafik Hasil Pengukuran Daya Pada Beban Tiga Fasa Tiga Kawat ....... 54
Gambar 2.24 Grafik Hasil Pengukuran Tegangan Pada Beban Tiga Fasa
Gambar 2.25 Grafik Hasil Pengukuran Arus Pada Beban Tiga Fasa Empat Kawat ..... 57
Gambar 2.26 Grafik Hasil Pengukuran Cos φ Pada Beban Tiga Fasa
Gambar 2.27 Grafik Hasil Pengukuran Daya Nyata Pada Beban Tiga Fasa
Gambar 2.28 Grafik Hasil Pengukuran Daya Semu Pada Beban Tiga Fasa
Gambar 2.29 Grafik Hasil Pengukuran Daya Reaktif Pada Beban Tiga Fasa
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.9 Hasil Pengukuran Besaran Listrik Pada Beban Satu Fasa ....................... 41
Tabel 2.11 Hasil Pengukuran Besaran Listrik Pada Beban Tiga Fasa
Tabel 2.12 Hasil Pengukuran Besaran Listrik Pada Beban Tiga Fasa
Tabel 2.13 Hasil Perhitungan Arus Dan Error Beban 3 Fasa 3 Kawat ..................... 56
Tabel 2.14 Hasil Perhitungan Arus Dan Error Beban 3 Fasa 4 Kawat ..................... 67
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
kelistrikan, maka teknisi listrik dituntuk untuk mengenal berbagai alat dan
listik. Untuk itu dalam praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu untuk
mempelajari sistem instalasi listrik dan PHB yang umum dipakai dan
1.2. Tujuan
1. Saklar Tunggal
dimana saklar ini melayani satu buah mata lampu atau lebih. Dalam
hal ini adalah beban penerangan atau lampu listrik. Saklar tunggal
1
memiliki dua titik kontak. Masing-masing titik kontak dihubungkan
ke saluran fasa dan saluran masukan beban. Saklar ini, pada umumnya
2. Saklar seri
2
menggunakan lebih dari satu lampu, misalnya ruang tamu, ruang
3. Saklar Tukar
pada sumber tegangan dengan beban dari dua tempat. Saklar tukar
3
Gambar 1.5 Simbol Saklar Tukar
4. Cam switch
atau dikenal juga sebagai saklar COS (Change Over Switch) atau ada
4
singkat karena bertemunya kedua sumber listrik yang berbeda bisa
dihindari.
5
5. Kontak- Kontak Biasa
peralatan listrik. Kontak kontak biasa out bow yang dipasang di luar
listrik dengan aliran listrik. Agar alat arus listrik terhubung dengan
kontak kontak biasa, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan
6
6. Fiting lampu
7. Lampu
teroksidasi.
7
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan
8. KWh Meter
8
Gambar 1.12 KWh Meter
9. MCB
Bila kita perhatikan secara detail, pada bagian depan MCB akan
ada simbol pada gambar 1.15. simbol tersebut merupakan simbol yang
9
atas umumnya disambungkan dengan kabel incoming dan pada angka
biru. Simbol ”T” putih menunjukkan MCB dalam posisi ”ON” dan
10
11. Multimeter
(amperemeter).
11
terbukti di dunia internasional, walaupun banyak pula pesaing
produsen alat ukur namum posisi nya sampai saat ini tidak tergantikan
apa lagi di negara asalnya Jepang. Alat ukur ini sangat komplit dalam
harmonik ke-20.
gelombang.
no distortion).
12
13. Energi Meter
rangkaian akan dikalikan cos θ terukur. Daya yang terukur dari hasil
rangkaian pengali, maka akan dihasilkan daya aktif yang terukur pada
13
14. Kabel
a) Kabel NYA
Kabel ini disebut juga kabel tunggal karena intinya hanya satu
yang dilapisi isolator PVC. Warna standar pada kabel ini adalah
sekali cacat dan mudah digigit tikus, oleh karena itu ketika
polaritas.
b) Kabel NYM
14
kering dan basa tetapi tidak dianjurkan untuk ditanam di dalam
tanah.
15. Tang
a) Kombinasi
palu
15
b) Potong
kawat/kabel.
c) Lancip
16
16. Obeng
kembang.
min (-).
17
17. Tes pen
18
BAB II
PERCOBAAN - PERCOBAAN
1. Tujuan
pengawatan 2 buah lampu dan saklar seri serta kotak kontak biasa.
e.) 2 buah lampu pijar 50 Watt & 100 Watt 220 VAC
19
3. Gambar Rangkaian
Gambar 2.1 Diagram Satu Garis Saklar Seri dan Kotak Kontak Biasa.
Gambar 2.2 Diagram Pengawatan Saklar Seri dan Kotak Kontak Biasa
20
4. Langkah Percobaan
instruktur
tegangan
5. Hasil Percobaan
21
6. Analisa Hasil Percobaan
a. Saat saklar seri sebelah kiri ON dan saklar sebelah kanan OFF
maka lampu satu 1 akan menyala dan lampu 2 akan tetap padam
b. Saat saklar seri sebelah kanan ON dan saklar sebelah kiri OFF
maka lampu satu 2 akan menyala dan lampu 1 akan tetap padam
maka lampu satu 1 akan menyala dan lampu 2 akan menyala dan
d. Saat saklar seri sebelah kanan OFF dan saklar sebelah kiri OFF
maka lampu satu 1 akan tetap padam dan lampu 2 akan tetap
Lampu 1
P = V × I × Cos φ
P = 44,28 Watt
Error %
𝑃𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 − 𝑃𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
P= × 100
𝑃𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢
50 − 44,28
P= × 100
50
P = 12,91 %
22
Lampu 2
P = V × I × Cos φ
P = 87,84 Watt
Error %
𝑃𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 − 𝑃𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
P= × 100
𝑃𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢
100 − 87,84
P= × 100
100
P = 13,84 %
Perhitungan ∆V ;
∆V1 = VS - VL1
∆V2 = VS - VL2
∆V3 = VS - VL3
23
∆V4 = VS - VL4
∆V1 = 1 Volt
7. Kesimpulan
terjadi.
24
2.2 Instalasi Saklar Tukar
1. Tujuan
3. Gambar Rangkaian
25
Gambar 2.4 Diagram Pengawatan Saklar Tukar (Saklar Hotel)
4. LangkahPercobaan
tegangan
26
5. Hasil Percobaan
1. Saat kedua saklar tukar dalam posisi sama yaitu kebawah atau
2. Dan jika kedua saklar tukar dalam posisi berbeda yaitu pada
lampu.
7. Kesimpulan
27
2.3 Instalasi Sensor Cahaya (LDR)
1. Tujuan
3. Gambar Rangkaian
28
L
N
4. Langkah Percobaan
instruktur
g.) Ukurlah tegangan dan arus pada lampu menggunakan alat ukur
5. Hasil Percobaan
29
6. Analisa Hasil Percobaan
bahwa :
1) Pada saat LDR terbuka maka lampu akan padam dalam kurun
2) Pada saat LDR ditutup maka lampu akan menyala dalam kurun
30
Gambar 2.8 Rangkaian Equivalen Keadaan LDR Saat Tidak Ada
Cahaya
yaitu 0,10 V sedangkan tegangan yang dimiliki LDR saat dalam posisi
7. Kesimpulan
31
2.4 Instalasi PHB
1. Tujuan
PHB
i) 1 buah tespen
32
3. Gambar Rangkaian
33
Gambar 2.11 Diagram Pengawatan PHB 1 Fasa
34
4. Langkah Percobaan
instruktur
tegangan
35
5. Hasil Percobaan
berikut.
36
Tabel 2.7 Hasil Percobaan Job Sheet 6 PHB 3 Fasa
Cam swictch MCB Grup Lampu
ON ON
MCB 1 Fasa 1
OFF OFF
ON ON
MCB 1 Fasa 2
OFF OFF
ON ON
1 MCB 1 Fasa 3
OFF OFF
(Sumber PLN)
ON ON
MCB 1 Fasa 4
OFF OFF
ON ON
MCB 1 Fasa 5
OFF OFF
ON ON
MCB 1 Fasa 6
OFF OFF
ON ON
MCB 1 Fasa 1
OFF OFF
ON ON
MCB 1 Fasa 2
OFF OFF
ON ON
2 MCB 1 Fasa 3
OFF OFF
(Sumber
ON ON
Genset) MCB 1 Fasa 4
OFF OFF
ON ON
MCB 1 Fasa 5
OFF OFF
ON ON
MCB 1 Fasa 6
OFF OFF
switch.
37
c) Jika kwh meter 1 fasa tidak dimasuki netral dari PLN,
kwh meter.
PLN.
akan menyala.
pada posisi 2.
38
7. Kesimpulan
39
2.5 Pengukuran Besaran Listrik Beban Satu Fasa
1. Tujuan
6. MCB 1 buah
3. Gambar Rangkaian
40
4. Langkah Percobaan
gambar 2.13
ke tempat semula
5. Hasil Percobaan
Tabel 2.9 Hasil Pengukuran Besaran Listrik Pada Beban Satu Fasa
Hasil Pengukuran
Load Daya
Tagangan Arus
Cos ϕ Nyata Semu Reaktif
(V) (A)
(W) (VA) (VAr)
1 223,1 0,34 0,518 72 77 65
1&2 222,4 3,18 0,996 703 707 64
1, 2 & 3 221,3 3,34 0,993 735 742 89
2 219 2,94 1 642 642 19
3 224,3 0,35 0,488 39 78 67
1&3 222 0,53 0,653 77 118 89
2&3 221,4 3,16 0,996 697 701 66
41
6. Analisa
Air (beban 2) dan lampu TL (beban 3). Berikut ini cara mengukur
b) Pastikan pada LCD power clamp tertera 1P, jika belum tertera
1P, tekan tombol line harm hingga tertera 1P pada LCD power
clamp
c) Hubungkan probe merah pada fasa dan probe hitam dan kuning
pada netral
f) Tekan tombol watt satu kali untuk melihat daya semu dan
g) Tekan tombol watt satu kali untuk melihat cos ɸ dan catatlah
h) Tekan tombol mode satu kali untuk melihat daya reaktif dan
42
Berikut ini gambar grafik tegangan, arus, cos ɸ, daya dan
Gambar Grafik
Tegangan
225 224.3
224
223.1
223 222.4
222
222 221.3 221.4
221
220
219
219
218
217
216
1 1&2 1, 2 & 3 2 3 1&3 2&3
Arus
4
3.5 3.34
3.18 3.16
2.94
3
2.5
1.5
1
0.53
0.5 0.34 0.35
0
1 1&2 1, 2 & 3 2 3 1&3 2&3
43
1.2
Cos ϕ
0.996 0.993 1 0.996
1
0.8
0.653
0.6 0.518 0.488
0.4
0.2
0
1 1&2 1, 2 & 3 2 3 1&3 2&3
Gambar 2.16 Grafik Cos ɸ Pada Beban Satu Fasa
800 742
Daya
735
707
703 701
697
700 642
642
600
500
400
300
200
118
727765 64 89 7867 77 89 66
100 39
19
0
1 1&2 1, 2 & 3 2 3 1&3 2&3
Gambar 2.17 Grafik Daya Pada Beban Satu Fasa
Analisa Grafik
2 lebih tinggi Dari pada arus pada beban 1 dan 3,karena pada
44
butuhkan juga besar, dan setiap percobaan yang menggunakan
maka daya nyata dan daya semu pada nilai beban hampir sama
bawah 0,5 maka daya nyata akan lebih rendah di banding daya
semu dan daya reaktif dan daya semu lebih tinggi dari daya
reaktif.
𝑃𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 − 𝑃𝑈𝑘𝑢𝑟
Error % = × 100
𝑃𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛
1. Beban 1 (Televise)
92−72
Error%= × 100
92
20
=92 × 100
= 0,217 × 100
= 21,7 %
45
2. Beban 2 (Pemans Air)
650−642
Error%= × 100
650
8
= 650 × 100
= 0,0123 × 100
= 1,23 %
36−39
Error%= × 100
36
3
= 36 × 100
= 0,0833 × 100
= 8,33 %
46
7. Kesimpulan
ukur itu sendiri maka dari itu di hitung error% pada daya
47
2.6 Pengukuran Besaran Listrik Beban Tiga Fasa
1. Tujuan
3. Gambar Rangkaian
48
4. Langkah Percobaan
gambar percobaan 2
ke tempat semula
5. Hasil Percobaan
49
Tabel 2.12 Hasil Pengukuran Besaran Listrik Pada Beban
Tiga Fasa Empat Kawat
Hasil Pengukuran
Daya
Waktu Fasa Tegangan Arus Cos
Nyata Semu Reaktif
(V) (A) ɸ
(W) (VA) (VAr)
R 241,7 27,1 0,976 6380 6520 1480
15.28 S 238,5 90,7 0,997 21620 21730 1950
T 240 27,6 0,972 6110 6590 2490
R 241,3 26,5 0,981 6340 6740 1450
15.38 S 238,7 90,7 0,994 18070 18160 2090
T 239,4 27,6 0,918 6100 6670 2700
R 240,6 27,8 0,981 6580 6720 1300
15.48 S 238,5 75,1 0,994 17950 18000 1900
T 239 27,6 0,929 6140 6630 2110
R 240,8 21,5 0,997 5060 5230 1170
15.58 S 238,3 74 0,992 17480 17680 2230
T 238,7 26,8 0,932 5950 6240 2410
6. Analisa
fasa 3 kawat:
b. Pastikan pada LCD power clamp tertera 3P, jika belum tertera
clamp
50
f. Tekan tombol Watt satu kali untuk melihat Daya Semu dan
g. Tekan tombol Watt satu kali untuk melihat cos phi dan catat lah
h. Tekan tombol Mode satu kali untuk melihat daya Reaktif dan
Mengukur padafasa R
g. Tekan tombol Watt satu kali untuk melihat Cos phi dan
51
h. Tekan tombol Mode satu kali untuk melihat Daya Reaktif
Power Clamp sama, hanya terdapat perbedaan pada poin (c) dan
(d) jika pada fasa S maka hubungakan probe merah pada fasa S,
probe kuning dan hitam pada netral dan pasang Clamp sensor
pada fasa S, jika pada fasa T maka hubungkan probe merah pada
fasa T, probe hitam dan kuning pada netral, dan pasang Clamp
419.5
419
419
418.5
418
Tegangan
417.5
417
416.5
416 416 416
416
415.5
415
414.5
15.08 15.17 15.22 15.27
Waktu
52
26.8
26.6
26.6
26.4
26.4
26.2
Arus
26
25.6
25.4
25.2
15.08 15.17 15.22 15.27
Waktu
0.995
0.992
0.99
0.987
0.985
Cos ϕ
0.98
0.976
0.975
0.975
0.97
0.965
15.08 15.17 15.22 15.27
Waktu
53
25000
19100
18900
18900
18600
18600
18500
18300
18000
20000
15000
Daya
Nyata (W)
10000
5700
5600
5500
Semu (VA)
3700
5000
0
15.08 15.17 15.22 15.27
Waktu
pengukuran pada pukul 15.08 arus naik, pada pukul 15.17 arus
turun, pada pukul 15.22 arus kembali naik dan pada pukul 15.27
kecil maka daya reaktif akan rendah dan daya nyata dan daya
54
Perhitungan Arus dan Eror Pada Beban 3 Fasa 3 Kawat
𝑃3∅
I=
√3×𝑉×𝐶𝑜𝑠 𝜃
1) 18600
I1 =
√3×416×0,976
18600
I1 = 703,2403
I1 = 26,449 Ampere
2) 18000
I1 =
√3×416×0,975
18000
I1 = 702,5198
I1 = 25,6621 Ampere
3) 18500
I1 =
√3×416×0,987
18500
I1 = 711,1662
I1 = 26,0136 Ampere
4) 18300
I1 =
√3×419×0,992
18300
I1 = 719,9235
I1 = 25,4194 Ampere
55
𝐼𝑈𝑘𝑢𝑟 − 𝐼𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Error % = × 100
𝐼𝑈𝑘𝑢𝑟
1) 26,4 −26,449
Error % I1 = × 100
26,4
Error % I1 = 0,19 %
2) 25,7−25,6221
Error % I2 = × 100
25,7
Error % I1 = 0,303 %
3) 26,6−26,0316
Error % I3 = × 100
26,6
Error % I1 = 2,240 %
4) 25,7−25,4194
Error % I4 = × 100
25,7
Error % I1 = 1,092 %
56
Grafik 3 Fasa 4 Kawat
241.7
241.3
242
240.8
240.6
241
240
239.4
240
Tegangan
239
238.7
238.7
238.5
238.5
238.3
239 R
S
238
T
237
236
15.28 15.38 15.48 15.58
Waktu
100
90
76.4
75.1
74
80
70
60
Arus
50 R
40 S
27.9
27.8
27.6
27.6
27.1
26.8
26.5
21.5
30 T
20
10
0
15.28 15.38 15.48 15.58
Waktu
57
0.997
0.997
1.02
0.994
0.994
0.992
0.981
0.981
1
0.976
0.972
0.98
0.96
0.932
0.929
Cos ϕ
0.918
0.94 R
0.92 S
T
0.9
0.88
0.86
15.28 15.38 15.48 15.58
Waktu
25000
18070
17950
17480
20000
Daya Nyata
15000
R
6580
10000 S
6380
6340
6140
6110
6100
5950
5060
T
5000
0
15.28 15.38 15.48 15.58
Waktu
58
21730
25000
18160
18000
17680
20000
Daya Semu
15000
R
6740
6720
6670
6630
6590
10000
6520
S
6240
5230
T
5000
0
15.28 15.38 15.48 15.58
Waktu
3000
2490
2410
2230
2110
2090
2500
1950
1900
Daya Reaktif
2000
1480
1450
1300
1170
1500 R
S
1000
T
500
0
15.28 15.38 15.48 15.58
Waktu
59
Analisa Grafik 3 Fasa 4 Kawat
kecil maka daya reaktif akan rendah dan daya nyata, daya semu
hampir sama.
𝑃1∅
I = 𝑉×𝐶𝑜𝑠 𝜃
1) Fasa R (15.28)
6380
I1 = 241,7 × 0,976
I1 = 27,045 Ampere
60
2) Fasa R (15.38)
6340
I2 = 241,3 × 0,981
I1 = 26,783 Ampere
3) Fasa R (15.48)
6580
I3 = 240,6 × 0,981
I1 = 27,878 Ampere
4) Fasa R (15.58)
5060
I4 = 240,8 × 0,997
I1 = 21,077 Ampere
61
1) Fasa S (15.28)
21620
I1 = 238,5 × 0,997
I1 = 90,923 Ampere
2) Fasa S (15.38)
18070
I2 = 238,7 × 0,994
I1 = 76,159Ampere
3) Fasa S (15.48)
17950
I3 = 238,5 × 0,994
I1 = 75,716 Ampere
4) Fasa S (15.58)
17480
I4 = 238,3 × 0,992
I1 = 73,994 Ampere
62
1) Fasa T (15.28)
6110
I1 = 240 × 0,972
I1 = 26,192 Ampere
2) Fasa T (15.381)
6100
I2 = 239,4 × 0,918
I1 = 27,756 Ampere
3) Fasa T (15.48)
6140
I3 = 239 × 0,929
I1 = 27,654 Ampere
4) Fasa T (15.58)
5950
I4 = 238,7 × 0,932
I1 = 26,745 Ampere
63
𝐼𝑢𝑘𝑢𝑟−𝐼ℎ𝑖𝑡𝑢𝑚
Error%= × 100%
𝐼𝑢𝑘𝑢𝑟
1) Fasa R (15.28)
27,1−27,045
Error % I1 = × 100
27,1
2) Fasa R (15.38)
26,5−26,783
Error % I2 = × 100
26,5
3) Fasa R (15.48)
27,8−27,878
Error % I3 = × 100
27,8
4) Fasa R (15.58)
21,521,077
Error % I4 = × 100
21,5
64
1) Fasa S (15.28)
90,7−90,923
Error % I1 = × 100
90,7
2) Fasa S (15.38)
76,4−75,159
Error % I2 = × 100
76,4
3) Fasa S (15.48)
75,1−75,716
Error % I3 = × 100
75,1
4) Fasa S (15.58)
74−73,994
Error % I4 = × 100
74
65
1) Fasa T (15.28)
27,6−26,192
Error % I1 = × 100
27,6
2) Fasa T (15.38)
27,9−27,756
Error % I2 = × 100
27,9
3) Fasa T (15.48)
27,6−27,654
Error % I3 = × 100
27,6
4) Fasa T (15.58)
26,8−26,745
Error % I4 = × 100
26,8
66
Tabel 2.14 Hasil Perhitungan Arus Dan Error
Beban 3 Fasa 4 Kawat
P V I (Ampere)
Waktu Fasa Cos ɸ Eror%
(Watt) (Volt) I ukur I hitung
R 6380 241,7 0,976 27,1 27,045 0,2013
15.28 S 21620 238,5 0,997 90,7 90,923 0,25
T 6110 240 0,972 27,6 26,192 5,10
R 6340 241,3 0,981 26,5 26,783 1,069
15.38 S 18070 238,7 0,994 90,7 76,159 0,32
T 6100 239,4 0,918 27,6 27,756 0,51
R 6580 240,6 0,981 27,8 27,878 0,28
15.48 S 17950 238,5 0,994 75,1 75,716 0,82
T 6140 239 0,929 27,6 27,654 0,19
R 5060 240,8 0,997 21,5 21,007 1,969
15.58 S 17480 238,3 0,992 74 73,994 0,08
T 5950 238,7 0,932 26,8 26,745 0,20
7. Kesimpulan
67
2.7 Pengukuran Error kWh-Meter
1. Tujuan Percobaan
impuls.
2. Gambar Rangkaian
c. Stopwatch 1 buah
68
4. Langkah-Langkah Percobaan
percobaan 8.
memeriksa rangkaian.
tegangan.
6). Catat hasil pengukuran yang tertera pada energy meter dan
ke 2.
pertama.
69
2). Siapkan stopwatch dan tekan start pada stopwatch tepat
3). Catat hasil pengukuran yang tertera pada energy meter dan
5. Hasil Percobaan
Arus = 5 (20) A
Frekuensi = 50 Hz
C = 900 putaran/kwh
70
Tabel 2.16 Data kWh Meter 2
Kelas 1 IEC 62052-11
a. kWh meter 1
n x 3600 x 1000
td = PXC
20 x 3600 x 1000
= 164 X 900
72.000.000
= 147600
= 487,8 detik
71
t − td
error % = [ ] x 100
t
496−487,8
=[ ] x 100
496
8,2
= 496 x 100
= 0,01653 x 100
= 1,653 %
b. kWh meter 2
n x 3600 x 1000
td = PXC
20 x 3600 x 1000
= 163 X 1600
72.000.000
= 260800
= 276,073 detik
t − td
error % = [ ] x 100
t
276−276,073
=[ ] x 100
276
0,073
= x 100
276
= 0,000264 x 100
= 0,0264 %
72
7. Kesimpulan
kesimpulan :
dan error hasil pengukuran adalah 1,653% (< 2%) maka dapat
4. Jika error hasil pehitungan melebihi nilai error kwh meter, maka
tera ulang.
73
BAB III
3.1 Kesimpulan
menyala.
74
4. Pada rangkaian PHB 3 fasa jika Cam Switch berada di posisi 1
bahwa pada beban 2, 𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 lebih tinggi dari pada 𝑃𝑢𝑘𝑢𝑟 ini di
karenakan factor kesalahan dari daya atau alat ukur itu sendiri
menghubungkan ke rangkaian.
dan error hasil pengukuran adalah 1,653% (< 2%) maka dapat
75
Pada kwh meter 2 (kelas 1) error yang diizinkan adalah 1%
Jika error hasil pehitungan melebihi nilai error kwh meter, maka
tera ulang.
3.2 Saran
mengikuti jadwal yang sudah di atur dari awal sehingga tidak ada jadwal
76
LAMPIRAN
77
78
79
80
DAFTAR PUSTAKA
.http://wisata-engineering.blogspot.com/2013/05/. html
Melani.2011.powerclamp.http://melaniefisika13.blogspot.com/2011/12/ html
81