Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum 2013 telah mengakomodasi asumsi bahwa

pembelajaran matematika menekankan fungsi matematika sebagai sarana

komunikasi dan berpikir. Di dalamnya dengan tegas melibatkan aspek

keterampilan berpikir yang harus dikuasai peserta didik, yaitu mengingat (C1),

memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan

mencipta (C6).

Rendahnya hasil belajar matematika peserta didik dipengaruhi oleh

berbagai faktor diantaranya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh

guru. Pembelajaran matematika di SMP Negeri 3 Karanglewas masih

menggunakan pembelajaran konvensional yaitu suatu model pembelajaran

yang banyak didominasi oleh guru, sementara peserta didik duduk secara pasif

menerima informasi pengetahuan dan keterampilan yang diberikan oleh guru.

Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika

peserta didik di SMP Negeri 3 Karanglewas adalah motivasi belajar

matematika peserta didik masih sangat rendah. Hasil observasi awal

menunjukkan bahwa selama ini peserta didik lebih menyukai kegiatan-

kegiatan yang tidak menggunakan kemampuan berpikir, misalnya olah raga,

kebersihan, dan bakti sosial. Terlebih untuk kelas VIII D telihat dalam

pembelajaran matematika, saat sudah mulai pelajaran sebagian peserta didik

tidak langsung membuka buku, padahal guru sudah mulai menyampaikan

1
tujuan pembelajaran dan penilaian pada pembelajaran saat itu, sebagian

peserta didik malas mengerjakan tugas mandiri yang diberikan guru, peserta

didik merasa bosan dengan tugas-tugas yang rutin, dalam kehidupan sehari-

sehari sebagian besar peserta didik tidak pernah mau bertanya, bersikap pasif

dan diam, sebagian peserta didik ada yang menganggap bahwa dirinya tidak

berbakat mempelajari matematika. Selain itu berdasarkan hasil Penilaian

Tengah Semester (PTS) genap mata pelajaran matematika tahun pelajaran

2018/2019 diperoleh hasil :

Tabel 1.1. Hasil Penilaian Tengah Semester ( PTS ) II

Kelas
Nilai
VIII A VIII B VIII C VIII D
Tertinggi 95 86 92 84
Terendah 36 38 45 26
Rata-rata 62,4 58,8 63,4 53,8

Dari tabel 1.1 di atas terlihat bahwa prestasi belajar peserta didik kelas

VIII D paling rendah diantara 4 kelas yang ada. Dari 32 peserta didik hanya

ada 12 peserta didik yang mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Nilai rata-rata kelas yang dicapai

juga hanya 53,8. Ketuntasan belajar yang dicapai hanya 37% masih jauh dari

target ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu 75%.

Melihat kenyataan yang demikian, maka perlu diterapkan

pembelajaran yang melibatkan peran peserta didik secara aktif dalam kegiatan

belajar mengajar, guna meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar

matematika peserta didik. Salah satu pembelajaran yang melibatkan peran

2
aktif peserta didik adalah pembelajaran kooperatif. Pada Pembelajaran ini

peserta didik dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat,

saling bekerjasama jika ada teman dalam kelompoknya yang mengalami

kesulitan.

Dalam penelitian ini pembelajaran kooperatif yang diterapkan peneliti

adalah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Pada

pembelajaran ini setiap tim terdiri dari peserta didik yang berkemampuan

bervariasi satu berkemampuan tinggi, dua sedang dan satu rendah. Di sini

ketergantungan positif juga dikembangkan, dan yang kurang terbantu oleh

yang lebih. Yang berkemampuan tinggi bersedia membantu, meskipun

mungkin mereka tidak dipanggil untuk menjawab. Bantuan yang diberikan

dengan motivasi tanggung jawab atau nama baik kelompok. Yang paling

lemah diharapkan sangat antusias dalam memahami permasalahan dan

jawabannya karena mereka merasa merekalah yang akan ditunjuk guru untuk

menjawab.

Menurut Suprijono (2009 : 92) Pembelajaran dengan menggunakan

metode Numbered Heads Together diawali dengan Numbering. Guru

membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok

sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah

peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 32 orang dan terbagi menjadi 8

kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok

terdiri 4 orang. Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-4.

3
Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan

yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Berikan kesempatan kepada tiap-

tiap kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok

menyatukan kepalanya “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas

pertanyaan dari guru.

Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik memiliki

nomor yang sama tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi

jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan

terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-

masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan

guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi

lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban

pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK), yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi

belajar matematika peserta didik melalui pembelajaran Numbered Heads

Together (NHT) di SMP Negeri 3 Karanglewas, Kabupaten Banyumas.

4
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat didefinisikan

beberapa permasalahan di kelas VIII D SMP Negeri 3 Karanglewas Tahun

Pelajaran 2019/2020 sebagai berikut :

1. Motivasi peserta didik terhadap pembelajaran matematika masih rendah

sehingga perlu untuk ditingkatkan.

2. Peserta didik kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

3. Pembelajaran di sekolah belum menerapkan model pembelajaran yang

membuat peserta didik aktif.

4. Prestasi belajar peserta didik masih rendah sehingga perlu ditingkatkan.

C. Pembatasan Masalah

Beberapa masalah yang telah dirumuskan di atas dibahas dan

dipecahkan secara bertahap. Ini erat kaitannya dengan hakikat penelitian yang

senantiasa mengangkat masalah dan memecahkannya dalam pembahasan dan

simpulan. Dengan demikian pemecahan masalah dalam penelitian ini akan

secara spesifik menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan di atas.

Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran terhadap masalah yang

diangkat dalam penelitian ini, perlu dibatasi beberapa konsep atau istilah yang

berkaitan secara hierarkis dengan masalah pokok penelitian ini. Masalah-

masalah yang terkait tersebut adalah pengertian model pembelajaran

kooperatif Numbered Head Together (NHT), prestasi belajar peserta didik

5
pada materi lingkaran, keaktifan dan motivasi peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran ini.

Masalah yang terkait dengan pengertian ide/gagasan dipecahkan secara

teoritik dengan dukungan sumber-sumber pustaka dan rujukan yang sesuai.

Masalah pertama ini perlu diangkat dan dipecahkan untuk menghindari

kesalahan pengertian antara peneliti dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan penelitian ini terhadap pengertian istilah ide/gagasan dan istilah-istilah

lain yang berkaitan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka penulis

mengemukakan beberapa rumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Apakah pengajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar

peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 3 Karanglewas tahun pelajaran

2019/2020 pada materi pokok lingkaran?

2. Apakah pengajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar

peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 3 Karanglewas tahun pelajaran

2019/2020 pada materi pokok lingkaran?

6
E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan motivasi belajar matematika peserta didik kelas VIII D

SMP Negeri 3 Karanglewas tahun pelajaran 2019/2020 pada materi pokok

lingkaran melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT).

2. Meningkatkan prestasi belajar matematika peserta didik kelas VIII D SMP

Negeri 3 Karanglewas tahun pelajaran 2019/2020 pada materi pokok

lingkaran melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT).

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagi Guru

a. Pemahaman guru tentang model pembelajaran Numbered Head

Together (NHT) meningkat.

b. Bahan pembanding guru matematika dalam menentukan model

pembelajaran yang akan ditentukan di kelas.

c. Memberikan umpan balik dalam memperbaiki hasil kinerja.

2. Bagi Peserta didik

a. Motivasi belajar matematika peserta didik meningkat.

b. Hasil prestasi belajar matematika peserta didik meningkat.

7
c. Bahan acuan untuk meningkatkan pemahaman dan keaktifan peserta

didik serta mengembangkan jiwa kerja sama saling menguntungkan.

3. Bagi Sekolah

a. Penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran bagi

peningkatan hasil belajar di sekolah.

b. Memberikan informasi kepada sekolah tentang model pembelajaran

yang dapat menciptakan suasana belajar yang aktif.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Motivasi Belajar

a. Pengertian

Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman. 2001 : 71), motivasi

adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini

mengandung tiga elemen penting.

1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada

diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan

membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem

”neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena

menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu

muncul dari dalam diri manusia), penampakkannnya akan

menyangkut kegiatan fisik manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”felling”, afeksi

seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-

persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan

tingkah laku manusia.

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi

dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni

9
tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi

kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur

lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal

kebutuhan.

Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa

motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan

menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri

manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan,

perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan

sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau

keinginan.

b. Ciri-ciri Motivasi

Menurut Sardiman (2001 : 81), motivasi yang ada pada diri

manusia itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak

memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin

(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah ”untuk

orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik,

ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap

setiap kriminal, amoral, dan sebagainya).

10
4) Lebih senang bekerja mandiri.

5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti

seseorang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri

motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar

mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau

peserta didik tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan

berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Peserta didik yang

belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan

mekanis. Peserta didik harus mampu mempertahankan pendapatnya,

kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih

lanjut peserta didik harus juga peka dan responsif terhadap berbagai

masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya.

c. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Dalam hal belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil

belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi

yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi

11
akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para peserta

didik.

Menurut Sardiman (2001 : 83), ada tiga fungsi motivasi :

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan tersebut. Seseorang peserta didik yang akan menghadapi

ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan

belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain

kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

2. Prestasi Belajar

Dalam Arifin (2010 : 12) Kata ”prestasi” berasal dari bahasa

Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi

”prestasi” yang berarti ”hasil usaha” Istilah ”prestasi belajar”

(achievement) berbeda dengan ”hasil belajar” (learning outcome). Prestasi

belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan

hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata

12
prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain

dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.

Prestasi belajar juga bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran, sehingga dapat menentukan apakah

perlu melakukan diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap peserta

didik. Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa prestasi belajar adalah

hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam periode tertentu dari

kegiatan belajar yang ditunjukkan oleh hasil tes. Dalam dunia pendidikan

prestasi belajar adalah hasil atau penilaian kemajuan peserta didik dalam

berbagai hal yang dipelajari di sekolah meliputi penguasaan pengetahuan,

kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan melalui penilaian yang

berfungsi sebagai alat motivasi.

3. Pembelajaran Kooperatif

Dalam Rusman (2010 : 203), pembelajaran kooperatif merupakan

bentuk pembelajaran cara peserta didik belajar dan bekerja dalam bentuk

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat atau

enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Menurut Sanjaya (dalam Rusman, 2010 : 206) Pembelajaran

kooperatif akan efektif digunakan apabila : (1) guru menekankan

pentingnya usaha bersama disamping usaha secara individual; (2) guru

menghendaki pemerataan perolehan hasil dalambelajar; (3) guru ingin

menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri; (4) guru

menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif peserta didik; (5) guru

13
menghendaki kemampuan peserta didik dalam memecahkan berbagai

permasalahan.

4. Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

Menurut Kagen (dalam Ibrahim, 2000 : 73) Numbered Heads

Together adalah suatu pendekatan untuk melibatkan lebih banyak peserta

didik dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerjasama dan saling

membantu dalam menelaah materi yang tercakup dalam pelajaran dan

mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Menurut Kagen (dalam Ibrahim, 2000 : 74), langkah-langkah

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah

sebagai berikut :

a. Pendahuluan

Langkah 1 (Penomoran)

1) Kegiatan ini diawali dengan membagi peserta didik ke dalam

kelompok yang beranggotakan 4 peserta didik dan setiap anggota

kelompok diberi nomor 1 sampai dengan 4.

2) Menginformasikan materi yang akan dibahas atau mengaitkan

dengan materi yang akan dibahas dengan materi yang lalu.

3) Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara

rinci dan menjelaskan model pembelajaran yang dilaksanakan.

4) Memotivasi peserta didik agar timbul rasa ingin tahu tentang

konsep-konsep yang akan dipelajari.

14
b. Kegiatan Inti

Langkah 2 (Mengajukan Pertanyaan)

1) Menjelaskan Materi secara sederhana dengan demonstrasi dan

tanya jawab.

2) Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk dipecahkan

bersama dalam kelompoknya.

Langkah 3 (Berpikir Bersama)

1) Pada langkah ini peserta didik memikirkan pertanyaan yang

diajukan oleh guru.

2) Menyatukan pendapat dengan jalan mengerjakan LKPD dengan

bimbingan guru dan memastikan anggota kelompoknya semua

sudah mengetahui jawabannya.

Langkah 4 (Menjawab)

1) Pada langkah ini guru memanggil salah satu nomor dari salah satu

kelompok secara acak.

2) Peserta didik yang disebut nomornya dalam kelompok yang

bersangkutan mengacungkan tangannya.

3) Mencoba menjawab untuk seluruh kelas dan ditanggapi oleh

kelompok lain.

4) Jika jawaban dari hasil diskusi kelas sudah dianggap betul, peserta

didik diberi kesempatan untuk mencatat dan apabila jawaban masih

salah guru akan mengarahkan.

15
5) Guru memberikan pujian kepada peserta didik atau kelompok yang

menjawab betul.

c. Kegiatan Akhir

1) Memberikan umpan balik

2) Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi

3) Peserta didik diberi tugas untuk menyelesaikan di rumah dan

mengerjakan kuis secara individu.

Peneliti memadukan empat langkah di atas dengan langkah

pembelajaran kooperatif menjadi sebagai berikut :

a. Tahap penomoran

b. Tahap mengajukan pertanyaan

c. Tahap berpikir bersama

d. Tahap menjawab

e. Tahap evaluasi

f. Tahap kegiatan akhir

Menurut Kagen (dalam Ibrahim, 2000 : 76), kelebihan dan

kelemahan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) adalah sebagai berikut :

Kelebihan

a) Peserta didik dapat berinteraksi dalam memecahkan masalah untuk

menemukan konsep yang dikembangkan.

b) Dapat meningkatkan perolehan isi akademik dan keterampilan sosial

peserta didik.

16
c) Setiap peserta didik dalam kelompoknya berusaha untuk mengetahui

jawaban pertanyaan yang diberikan (Semua peserta didik aktif)

d) Melatih peserta didik untuk meningkatkan keterampilan

berkomunikasi melalui diskusi kelompok dan prestasi jawaban suatu

pertanyaan atau permasalahan.

e) Meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik baik secara

individu maupun kelompok.

Kelemahan

a) Dibutuhkan biaya dan waktu yang lama untuk pembuatan dan

pengembangan perangkat pembelajaran.

b) Apabila jumlah peserta didik dalam kelas cukup besar maka guru akan

mengalami kesulitan untuk membimbing peserta didik yang

membutuhkan bimbingan.

5. Materi Matematika Kelas VIII SMP Semester 2

Materi pokok lingkaran :

a. Pengertian lingkaran

Lingkaran adalah kedudukan titik – titik yang berjarak sama terhadap

suatu titik tertentu. Jarak yang sama tersebut disebut dengan jari-jari

lingkaran dan titik-titik tertentu disebut pusat lingkaran.

b. Unsur dan bagian-bagian lingkaran

- Pusat lingkaran

- Jari-jari lingkaran

- Diameter

17
- Busur lingkaran

- Tali busur lingkaran

- Juring lingkaran

- Tembereng

- Apotema

c. Menentukan nilai  (phi)

22
Mengenal pendekatan  = atau  = 3,14
7

d. Menghitung keliling dan luas lingkaran

- Rumus keliling lingkaran

K = 2  r atau K =  d

- Rumus luas lingkaran

1
L =  r2 atau L =  d2
4

e. Menemukan hubungan sudut pusat dan sudut keliling yang menghadap

busur yang sama.

f. Menghitung besar sudut keliling jika menghadap diameter atau tali

busur yang sama.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian pertama yang relevan dengan model Numbered Head

Together (NHT) pernah dilaksanakan juga oleh Serliana Daniel pada tahun

2017 di Trenggalek dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI

18
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI BANGUN

RUANG SISI DATAR DI SMPIT AL-AZHAAR GANDUSARI

TRENGGALEK” (Skripsi) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Tulungagung. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tindakan

kelas ini, diperoleh kesimpulan bahwa 1) Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT memberikan banyak kontribusi diantaranya adalah

mampu menarik perhatian peserta didik, bekerja sama dengan peserta didik

yang lain, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau mejelaskan

ide atau pendapat, mampu membuat peserta didik termotivasi dan

bersemangat dalam belajar, serta dapat meningkatkan hasil belajar

matematika peserta didik. 2) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT dapat meningkatan hasil belajar peserta didik dari pre test, siklus I dan

siklus II yaitu skor rata-rata hasil belajar pada pre test yaitu 56 yang berada

pada kategori sangat kurang, sedangkan skor rata-rata pada post test siklus I

adalah 76 yang berada pada kategori cukup dan skor rata-rata pada post test

siklus II adalah 94 yang berada pada kategori sangat baik.

Penelitian kedua yang relevan dengan model Numbered Head Together

(NHT) pernah dilaksanakan juga oleh Ade Sabarudin Hidayat pada tahun

2015 di Sumedang dengan judul “PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SDN

19
PASEH II PADA PELAJARAN IPA”. Penelitian tersebut menghasilkan

kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tindakan

kelas ini, diperoleh kesimpulan bahwa 1) Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT memberikan banyak kontribusi diantaranya adalah

mampu menarik perhatian peserta didik, bekerja sama dengan peserta didik

yang lain, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau mejelaskan

ide atau pendapat, mampu membuat peserta didik termotivasi dan

bersemangat dalam belajar, serta dapat meningkatkan hasil belajar

matematika peserta didik. 2) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT dapat meningkatan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan perhitungan

banyaknya peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM pada siklus I

mencapai 75% dan siklus II mencapai 93%. Berdasarkan aktivitas peserta

didik pada siklus I mencapai 70% dan pada siklus II mencapai 85%.

Berdasarkan aktivitas guru pada siklus I mencapai 80% dan pada siklus II

mencapai 94%. Deangan demikian maka pembelajaran menggunakan NHT

dinyatakan berhasil.

C. Kerangka Pikir

Indikator Motivasi Belajar

1. Mengerjakan tugas dengan tekun.

2. Menghadapi kesulitan dengan ulet.

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.

20
Indikator Motivasi Belajar

4. Melakukan pekerjaan mandiri.

5. Memanfaatkan sumber belajar yang ada.

6. Mempertahankan pendapat.

7. Meyakini apa yang diyakini benar.

8. Mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Berdasarkan hasil observasi awal bahwa indikator-indikator

motivasi belajar masih rendah.

Tahap-tahap dalam pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT)

1. Tahap I : Penomoran

2. Tahap II : Mengajukan pertanyaan

3. Tahap III : Berpikir bersama

4. Tahap IV : Menjawab

5. Tahap V : Evaluasi

6. Tahap VI : Kegiatan akhir

Motivasi Belajar Peserta didik

21
Prestasi Belajar Peserta didik

Dengan adanya perlakuan pembelajaran Numbered Heads

Together (NHT) indikator-indikator motivasi belajar

meningkat sehingga dapat mempengaruhi peningkatan prestasi

belajar

Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dilaksanakan dalam

enam tahap yang telah dijelaskan pada tinjauan pustaka. Tahap 1, yaitu tahap

penomoran, tahap ini dapat meningkatkan indikator motivasi belajar (3, 4).

Tahap 2, yaitu mengajukan pertanyaan, tahap ini dapat meningkatkan semua

indikator motivasi belajar. Tahap 3, yaitu tahap berpikir bersama, tahap ini

dapat meningkatkan semua indikator motivasi belajar peserta didik. Tahap 4,

yaitu tahap menjawab, tahap ini dapat meningkatkan indikator motivasi

belajar (1, 2, 6 dan 7). Tahap 5, yaitu tahap evaluasi, tahap ini dapat

meningkatkan indikator motivasi belajar (1, 2, 4, 6 dan 7). Tahap 6, yaitu

tahap kegiatan akhir, tahap ini dapat meningkatkan indikator motivasi belajar

(3, 5 dan 8).

Jika aktivitas-aktivitas tersebut dapat berjalan dengan baik maka

aktivitas tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar. Dengan meningkatnya

motivasi belajar, maka peserta didik akan terdorong untuk belajar lebih giat

dan bersemangat.Hal ini tentunya akan berimbas pada meningkatnya prestasi

belajar peserta didik.

22
D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VIII D SMP

Negeri 3 Karanglewas pada materi pokok lingkaran.

2. Melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VIII D SMP

Negeri 3 Karanglewas pada materi pokok lingkaran.

23
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang tiap siklusnya

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Setiap

siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dimana pertemuan pertama pemberian

materi dan diskusi kelompok dan pada pertemuan ke dua pemberian materi,

diskusi kelompok dan evaluasi. Pada akhir siklus diadakan evaluasi untuk

mengetahui peningkatan motivasi dan prestasi belajar peserta didik, sesuai

dengan kesepakatan guru dan peneliti. Pada siklus 1 dan siklus 2 digunakan

model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).

Berikut gambaran siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini


(Suyadi, 2010):
SIKLUS I
Pelaksanaan
Permasalahan Alternatif Tindakan 1
Pemecahan

Refleksi 1 Analisis data Observasi 1

SIKLUS II

Permasalahan Alternatif Pelaksanaan


baru dari siklus 1 Pemecahan Tindakan 2

Refleksi 2 Analisis data Observasi 2

Berhasil Selesai

Belum terselesaikan Siklus berikutnya


24
Adapun uraian kegiatan nya adalah sebagai berikut :

Siklus I

Prosedur dan desain penelitian untuk tiap siklus adalah sebagai berikut :

1. Rencana Tindakan

Dalam kegiatan ini, direncanakan :

a. Peneliti bersama guru (observer) menerapkan model pembelajaran

Numbered Head Together (NHT).

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran Numbered Head

Together (NHT) yang sama, dibuat 4 buah dengan tiap siklus masing-

masing 2 buah rencana pelaksanaan pembelajaran dan pada setiap

pertemuan 1 buah rencana pelaksanaan pembelajaran.

c. Membuat LKPD sebanyak 4 buah, setiap pertemuan 1 buah LKPD.

d. Membuat lembar observasi guru yang sama sebanyak 4 buah, setiap

pertemuan 1 buah lembar observasi guru.

e. Membuat lembar observasi aktivitas belajar peserta didik sebanyak 4

buah, setiap pertemuan 1 buah lembar observasi.

f. Membuat angket motivasi belajar 5 buah, angket awal 1 buah dan

setiap akhir pertemuan 1 buah angket sesuai dengan indikator motivasi

belajar peserta didik.

g. Membuat lembar soal evaluasi sebanyak 2 buah, setiap siklus 1 buah

soal evaluasi yang terdiri dari 5 soal.

h. Membuat kelompok untuk berdiskusi sebanyak 8 kelompok setiap

terdiri dari 4 peserta didik.

25
2. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti memadukan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dengan langkah-langkah pembelajaran

kooperatif menjadi enam langkah. Guru melaksanakan aktivitas

pembelajaran tentang materi pokok bahasan lingkaran yang mengacu pada

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan.

Tabel 3.1. Sintaks pembelajaran kooperatif tipe NHT :

No Tahap Aktivitas Guru Aktivitas Peserta didik


I Pendahuluan 1. Guru mengucap salam 1. Peserta didik
Tahap I : menanyakan kabar menjawab salam
penomoran peserta didik
kemudian
mempresensi
kehadiran peserta
didik.
2. Guru menyampaikan 2. Peserta didik
tujuan pembelajaran mendengar- kan
yang akan dicapai dan memper-
hatikan
3. Guru menyampaikan 3. Peserta didik
model pembelajaran memperhati- kan
yang akan digunakan arahan dari guru
yaitu Numbered
Heads Together
(NHT)
4. Guru membagi kelas 4. Peserta didik
ke dalam beberapa duduk dengan rapi
kelompok yang sesuai kelompok
beranggotakan 4 yang sudah
peserta didik tiap ditentukan dan
kelompok dan tiap peserta didik tahu
anggota kelompok betul nomor dan
diberi nomor 1 sampai kelompoknya
nomor 4
II Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan 1. Peserta didik
Tahap II : materi yang diajarkan memperhatikan
Mengaju-kan dengan demonstrasi penjelasan guru.
pertanyaan dan tanya jawab.
2. Guru memberi contoh- 2. Peserta didik

26
No Tahap Aktivitas Guru Aktivitas Peserta didik
contoh soal yang ada memperhati-kan
dalam kehidupan dan mencatat
sehari-hari yang ber- contoh : yang
hubungan dengan diberi-kan oleh
materi. guru.
3. Guru membahas 3. Peserta didik
contoh: soal memperhati-kan
dan bertanya
apabila ada yang
kurang jelas.
4. Guru mengajukan 4. Peserta didik
pertanyaan mengerjakan
pertanyaan sesuai
dengan nomornya.
III Tahap III : 1. Guru 1. Peserta didik
Berpikir bersama mengorganisasikan duduk sesuai
peserta didik agar dengan
duduk sesuai dengan kelompoknya.
kelompoknya
2. Guru membimbing 2. Peserta didik
dan mengarahkan memperhati-kan
kepada masing-masing arahan dari guru.
kelompok
3. Guru memotivasi 3. Peserta didik
peserta didik agar melakukan diskusi
terlibat aktif dengan teman
mendiskusikan dalam
pemecahan masalah kelompoknya.
dalam kelompoknya
4. Guru memastikan tiap 4. Peserta didik
anggota kelompok mengerjakan dan
mengetahui jawaban mengetahui
dari pertanyaan itu. jawaban dari
pertanyaan yang
diberikan oleh
guru
IV Tahap IV : 1. Guru memanggil salah 1. Peserta didik yang
Menjawab satu nomor secara dipanggil
pertanyaan acak dari kelompok nomornya
tertentu. mengacungkan
tangan.
2. Guru menunjuk nomor 2. Peserta didik maju
tertentu untuk ke depan
menjawab pertanyaan menjawab
hasil diskusi. pertanayan dan

27
No Tahap Aktivitas Guru Aktivitas Peserta didik
peserta didik yang
lain
memperhatikan
serta memberi
tanggapan jawaban
yang sudah
disampaikan oleh
peserta didik yang
maju.
3. Guru memberi pujian 3. Peserta didik
kepada kelompok memberi
yang menjawab aplaus/tepuk
dengan benar. tangan bersama.
4. Guru memberi 4. Peserta didik
tanggapan hasil memperhati-kan
persentasi. arahan dari guru.
V Tahap V : Evaluasi 1. Guru menyusun alat 1. Peserta didik
evaluasi menerima lembar
soal evaluasi.
2. Guru memotivasi 2. Peserta didik
peserta didik agar mengerjakan soal-
bekerja secara mandiri soal secara
mandiri.
3. Guru mengawasi 3. Peserta didik
jalannya evaluasi. dengan tenang
mengerjakan soal-
soal itu
4. Guru menentukan 4. Peserta didik
penskoran. mengumpul-kan
lembar jawab.
Kegiatan Akhir 1. Guru membimbing 1. Peserta didik
peserta didik dalam mencatat
merangkum materi. rangkuman.

2. Guru memotivasi 2. Peserta didik


peserta didik agar memperhati-kan
selalu belajar dengan arahan dari guru.
rajin.
3. Guru memberi tugas 3. Peserta didik
rumah. mencatat tugas
yang diberikan
oleh guru.
4. Guru menutup 4. Peserta didik
pelajaran dengan doa berdoa bersama
dan mengucap salam. dan menjawab

28
No Tahap Aktivitas Guru Aktivitas Peserta didik
salam.

3. Observasi

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan maka dilakukan

observasi. Kegiatan ini dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan oleh

guru dengan bantuan observer. Adapun kegiatan yang diamati adalah

aktivitas peserta didik duduk dengan baik sesuai dengan kelompok yang

telah ditentukan, peserta didik mengingat nama kelompok dan nomornya

masing-masing, peserta didik mendengarkan dan memperhatikan

penjelasan singkat dari guru, peserta didik bekerjasama dalam kelompok

untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dan memastikan

semua anggotanya mengetahui semua jawabannya, peserta didik yang

disebut nomornya oleh guru dalam kelompok mengacungkan tangannya

dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas, peserta didik

dalam kelompok lain yang telah ditunjuk guru menanggapi jawaban dari

kelompok yang menjawab. Aktivitas guru yang diamati meliputi :

mempersiapkan perangkat pembelajaran, menjelaskan materi dengan

diiringi contoh soal, mengatur peserta didik untuk duduk dalam

kelompoknya dan memberikan nomor untuk masing-masing peserta didik,

guru memberikan bimbingan kelompok, guru mengajukan pertanyaan

kepada nomor yang telah ditunjuk dan menunjuk nomor dalam kelompok

lain untuk menanggapinya, guru memperhatikan tingkah laku peserta

29
didik, guru melayani pertanyaan peserta didik dan menyimpulkan jawaban

yang tepat dari peserta didik.

4. Evaluasi dan Refleksi

Pada tahapan ini semua hasil observasi dan evaluasi diolah dan

dievaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan dan kelemahan selama

pelaksanaan tindakan. Berdasarkan evaluasi ini, peneliti bersama-sama

observer merencanakan perbaikan pada pelaksanaan siklus yang kedua.

Pada setiap siklus setelah pembelajaran selesai, dilakukan evaluasi

terhadap setiap kegiatan dan terhadap hasil penelitian. Hal ini bertujuan

untuk mengukur motivasi dan prestasi belajar peserta didik, setelah tahap

evaluasi selesai, dilanjutkan tahap refleksi yaitu tahap dimana peneliti

menganalisis hasil evaluasi, keberhasilan dan kelemahan pelaksanaan

tindakan serta merekomendasikan perbaikan agar pada siklus berikutnya

tidak terjadi lagi kesalahan yang sama.

Siklus II

Langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

a. Rencana Tindakan

1. Peneliti bersama guru (observer) menerapkan model pembelajaran

NHT.

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran NHT yang sama, dibuat

4 buah dengan tiap siklus masing-masing 2 buah rencana pelaksanaan

pembelajaran dan pada setiap pertemuan 1 buah rencana pelaksanaan

pembelajaran.

30
3. Membuat LKPD sebanyak 4 buah, setiap pertemuan 1 buah LKPD.

4. Membuat lembar observasi guru yang sama sebanyak 4 buah, setiap

pertemuan 1 buah lembar observasi guru.

5. Membuat lembar observasi aktivitas belajar peserta didik sebanyak 4

buah, setiap pertemuan 1 buah lembar observasi.

6. Membuat angket motivasi belajar 5 buah, angket awal dan setiap akhir

pertemuan 1 buah angket sesuai dengan indikator motivasi belajar

peserta didik.

7. Membuat lembar soal evaluasi sebanyak 2 buah, setiap siklus 1 buah

soal evaluasi yang terdiri dari 5 soal.

8. Membuat kelompok untuk berdiskusi sebanyak 8 kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 4 peserta didik.

b. Pelaksanaan Tindakan

Guru melaksanakan pembelajaran tentang matei pokok bahasan lingkaran

yang mengacu refleksi pada siklus I dan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah direncanakan dengan mengoptimalkan model

pembelajaran Numbered Heads Together.

Tabel 3.2. Sintaks pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together :

No Tahap Aktivitas Guru Aktivitas Peserta didik


I Pendahuluan 1. Guru mengucap salam 1. Peserta didik
Tahap I : menanyakan kabar menjawab salam
penomoran peserta didik
kemudian
mempresensi
kehadiran peserta
didik.

31
2. Guru menyampaikan 2. Peserta didik
tujuan pembelajaran mendengar- kan
yang akan dicapai. dan memper-
hatikan
3. Guru menyampai-kan 3. Peserta didik
model pembelajaran memperhati- kan
yang akan digunakan arahan dari guru
yaitu Numbered
Heads Together
(NHT)
4. Guru membagi kelas 4. Peserta didik
ke dalam beberapa duduk dengan rapi
kelompok yang sesuai kelompok
beranggotakan 4 yang sudah
peserta didik tiap ditentukan dan
kelompok dan tiap peserta didik tahu
anggota kelompok betul nomor dan
diberi nomor 1 sampai kelompoknya
nomor 4
II Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan 1. Peserta didik
Tahap II : materi yang diajarkan memperhati-kan
Mengaju-kan dengan demonstrasi penjelasan guru.
pertanyaan dan tanya jawab.

2. Guru memberi contoh- 2. Peserta didik


contoh soal yang ada memperhati-kan
dalam kehidupan dan mencatat
sehari-hari yang ber- contoh : yang
hubungan dengan diberi-kan oleh
materi. guru.

3. Guru membahas 3. Peserta didik


contoh: soal memperhati-kan
dan bertanya
apabila ada yang
kurang jelas.
4. Guru mengajukan 4. Peserta didik
pertanyaan mengerjakan
pertanyaan sesuai
dengan nomornya.
III Tahap III : 1. Guru 1. Peserta didik
Berpikir bersama mengorganisasikan duduk sesuai
peserta didik agar dengan
duduk sesuai dengan kelompoknya.
kelompoknya
2. Guru membimbing 2. Peserta didik

32
dan mengarahkan memperhati-kan
kepada masing-masing arahan dari guru.
kelompok
3. Guru memotivasi 3. Peserta didik
peserta didik agar melakukan diskusi
terlibat aktif dengan teman
mendiskusikan dalam
pemecahan masalah kelompoknya.
dalam kelompoknya
4. Guru memastikan tiap 4. Peserta didik
anggota kelompok mengerjakan dan
mengetahui jawaban mengetahui
dari pertanyaan itu. jawaban dari
pertanyaan yang
diberikan oleh
guru
IV Tahap IV : 1. Guru memanggil salah 1. Peserta didik yang
Menjawab satu nomor secara dipanggil
pertanyaan acak dari kelompok nomornya
tertentu. mengacungkan
tangan.
2. Guru menunjuk nomor 2. Peserta didik maju
tertentu untuk ke depan
menjawab pertanyaan menjawab
hasil diskusi. pertanayan dan
peserta didik yang
lain
memperhatikan
serta memberi
tanggapan jawaban
yang sudah
disampaikan oleh
peserta didik yang
maju.
3. Guru memberi pujian 3. Peserta didik
kepada kelompok memberi
yang menjawab aplaus/tepuk
dengan benar. tangan bersama.
4. Guru memberi 4. Peserta didik
tanggapan hasil memperhati-kan
persentasi. arahan dari guru.
V Tahap V : Evaluasi 1. Guru menyusun alat 1. Peserta didik
evaluasi menerima lembar
soal evaluasi.
2. Guru memotivasi 2. Peserta didik
peserta didik agar mengerjakan soal-

33
bekerja secara mandiri soal secara
mandiri.
3. Guru mengawasi 3. Peserta didik
jalannya evaluasi. dengan tenang
mengerjakan soal-
soal itu
4. Guru menentukan 4. Peserta didik
penskoran. mengumpul-kan
lembar jawab.
VI Kegiatan Akhir 1. Guru membimbing 1. Peserta didik
peserta didik dalam mencatat
merangkum materi. rangkuman.
2. Guru memotivasi 2. Peserta didik
peserta didik agar memperhati-kan
selalu belajar dengan arahan dari guru.
rajin.
3. Guru memberi tugas 3. Peserta didik
rumah. mencatat tugas
yang diberikan
oleh guru.
4. Guru menutup 4. Peserta didik
pelajaran dengan doa berdoa bersama
dan mengucap salam. dan menjawab
salam.
c. Observasi

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan maka dilakukan

observasi. Kegiatan ini dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan oleh

guru dengan bantuan observer. Adapun kegiatan yang diamati adalah

sesuai kegiatan pada siklus sebelumnya.

B. Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek Penelitian

Berdasarkan observasi awal dan tes awal yang telah dilaksanakan ternyata

dari 4 kelas VIII (A, B, C, dan D) didapat kelas VIII D yang mempunyai

motivasi paling rendah dan prestasi belajar juga paling rendah. Oleh

34
karenanya subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII D

SMP Negeri 3 Karanglewas yang berjumlah 32 peserta didik yang terdiri

dari 14 peserta didik perempuan dan 18 peserta didik laki-laki, dengan

kemampuan yang heterogen.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2019/2020, yaitu pelaksanaan direncanakan pada bulan Februari sampai

dengan Mei 2020 pada peserta didik kelas VIII D, SMP Negeri 3

Karanglewas Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan adalah angket dan lembar observasi serta tes

1. Angket

Angket adalah lembar pertanyaan secara tertulis yang harus

dijawab oleh responden. Angket yang digunakan adalah angket yang

sudah ada jawabannya (ya atau tidak), sehingga responden tinggal

memilihnya, responden menjawab tentang dirinya sendiri. Butir-butir

angket digunakan untuk mengukur sejauhmana motivasi belajar

matematika peserta didik materi pokok bahasan lingkaran pada peserta

didik kelas VIII D di SMP Negeri 3 Karanglewas , Kabupaten Banyumas.

Angket motivasi ini terdiri dari 17 butir pertanyaan dari 8 indikator

motivasi belajar yang telah ditetapkan, yaitu : mengerjakan tugas dengan

tekun, menghadapi kesulitan dengan ulet, menunjukan minat terhadap

35
bermacam-macam masalah, melakukan pekerjaan mandiri, memanfaatkan

sumber belajar yang ada, mempertahankan pendapat, meyakini apa yang

diyakini benar, mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Angket ini

diberikan sebanyak 5 kali yaitu angket awal, pertemuan pertama dan kedua

siklus I serta pertemuan pertama dan kedua siklus II.

2. Observasi

Observasi yang dilakukan adalah observasi terhadap guru dan

peserta didik. Untuk mengobservasi guru dan peserta didik digunakan

lembar observasi. Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui

sejauh mana guru menerapkan rambu-rambu yang telah disepakati

bersama. Lembar observasi peserta didik digunakan untuk mengetahui

aktivitas dan respon peserta didik.

Adapun observasi pada penelitian ini terdiri dari dua hal yaitu :

a. Aktivitas Guru

Dalam tahap ini dilaksanakan observasi terhadap tindakan

dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

Dalam hal ini obyek yang harus dilaksanakan meliputi kegiatan guru.

Observasi guru dilaksanakan pada saat tindakan pembelajaran

berlangsung. Kegiatan guru yang diamati meliputi kesesuaian dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran, perilaku atau kegiatan guru selama

proses belajar mengajar berlangsung. Aktivitas guru yang diamati

terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pada

kegiatan pendahuluan, yaitu : (1) pembukaan, pembuckaan yang

36
dilakukan guru yaitu mengucapkan salam kemudian menanyakan

kabar kepada peserta didik serta mempresenssi kehadiran peserta

didik; (2) menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta

didik; (3) menyajikan informasi dan menyampaikan model

pembelajaran yang digunakan; (4) membagi kelas kedalam beberapa

kelompok yang beranggotakan 4 peserta didik tiap kelompok dan

setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 4. Pada kegiatan inti

yaitu : tahap mengajukan pertanyaan, meliputi : (1) guru menjelaskan

materi pokok bahasan lingkaran; (2) guru memberikan contoh-contoh

yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

materi; (3) guru memberikan contoh soal-soal latihan; (4) guru

mengajukan pertanyaan yang ada pada LKPD dan harus dijawab oleh

peserta didik. Tahap berpikir bersama meliputi : (1) guru mengarahkan

peserta didik untuk berdiskusi sesuai dengan kelompoknya; (2) guru

membimbing kepada masing-masing kelompok; (3) guru memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam kelompoknya, (4) guru

memastikan agar tiap anggota kelompok mengetahui jawaban

pertanyaan itu. Tahap menjawab pertanyaan meliputi : (1) guru

memanggil suatu nomor tertentu; (2) guru menunjuk nomor tertentu

itu untuk menjawab pertanyaan; (3) guru memberi pujian kepada

kelompok yang menjawab dengan benar; (4) guru mengarahkan

jawaban kearah jawaban yang benar. Tahap evaluasi meliputi : (1)

guru menyusun alat evaluasi; (2) guru memotivasi peserta didik agar

37
bekerja secara mandiri; (3) guru mengawasi jalannya evaluasi; (4)

guru menentukan penskoran. Pada kegiatan akhir meliputi : (1) guru

membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk merangkum

materi; (2) guru memotivasi peserta didik agar selalu semangat dalam

belajar; (3) guru memberikan tugas rumah; (4) guru menutup pelajaran

dengan salam.

b. Aktivitas peserta didik

Observasi peserta didik dilakukan untuk mengetahui aktivitas

peserta didik selama mengikuti pembelajaran di kelas. Adapun aspek

yang diamati terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif, aspek

kognitif meliputi : (1) peserta didik memahami bahasa yang digunakan

guru dalam menjelaskan materi pelajaran; (2) peserta didik dapat

memahami penjelasan guru mengenai materi yang diajarkan; (3)

peserta didik dapat mengerti maksud dari pertanyaan yang diberikan

oleh guru; (4) peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru; (5) peserta didik dapat menjelaskan cara

menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Sedangkan aspek afektif

meliputi : (1) peserta didik siap duduk di bangku masing-masing pada

waktu pelajaran dimulai; (2) peserta didik siap dengan buku atau alat

pelajaran; (3) peserta didik tenang pada waktu guru menerangkan; (4)

peserta didik tertarik dengan penjelasan guru; (5) peserta didik

mencatat materi yang diterangkan guru; (6) peserta didik aktif

bertanya; (7) peserta didik menjawab (merespon) setiap pertanyaan

38
guru; (8) peserta didik tertarik (senang) menggunakan media dalam

pembelajaran; (9) peserta didik senang melaksanakan kerja kelompok;

(10) seluruh peserta didik aktif dalam melaksanakan kerja kelompok;

(11) peserta didik dapat bekerja sama dan berhubungan dengan peserta

didik lain.

3. Tes

Dalam Rusman (2010 : 13) Penilaian dilakukan oleh guru terhadap

hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta

didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil

belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara

konsisten, sistematika, dan terprogram dengan menggunakan tes dan

nontes dalam bentuk tertulis atau lisan.

Menurut Webster’s Collegiate (dalam Arikunto, 1993 : 29). Tes

adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sedangkan menurut

Arikunto (1993 : 51) Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,

dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Dari uraian di atas tes adalah sesuatu untuk melakukan penilaian

yang berupa tugas-tugas yang harus diker jakan peserta didik untuk

mendapatkan data tentang nilai dan prestasi peserta didik tersebut yang

dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawannya atau nilai

39
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah. Dari

tes ini dapat untuk mengetahui maju mundurnya prestasi belajar seorang

peserta didik.

Tes dilakukan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui hasil

evaluasi pada setiap siklus. Bentuk tes yang digunakan adalah tes bentuk

essay, yaitu sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang

bersifat pembahasan atau uraian kata-kata, tes bentuk essay ini mempunyai

daya kreatif yang tinggi. Dengan tes essay ini memberi kesempatan kepada

peserta didik unuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan

caranya sendiri, dapat juga untuk mengetahui sejauhmana peserta didik

mendalami sesuatu masalah yang diteskan. Pada siklus I diberikan 5 soal

untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang menghitung keliling

dan luas lingkaran, pada siklus II juga diberikan 5 butir soal untuk

mengetahui pemahaman peserta didik tentang menggunakan hubungan

sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah.

D. Analisa Data

Analisa data dilakukan untuk menghitung hasil pengamatan selama

proses pembelajaran berlangsung. Adapun aturan untuk menghitungnya

adalah :

1. Angket

Pada tahap ini dilakukan analisa dan data hasil yang telah dicapai

oleh peserta didik melalui evaluasi maupun observasi. Hal ini analisis

pertama untuk kegiatan siklus selanjutnya, untuk mengetahui peningkatan

40
motivasi dan ketuntasan belajar peserta didik digunakan rumus persentase.

Menurut Arikunto (1993 : 349), keuntungan menggunakan rumus

persentase sebagai alat untuk menyajikan informasi adalah bahwa

pembaca akan dengan mudah mengetahui berapa besar sumbangan tiap-

tiap aspek didalam keseluruhan konteks permasalahan yang sedang

dibicarakan. Rumus yang digunakan untuk menghitung motivasi belajar

peserta didik adalah

Ji
Persentase (%) = x 100%
n

Keterangan :

Ji = Jumlah peserta didik yang menjawab Ya

n = jumlah seluruh peserta didik

Jumlah persentase 8 indikator


Rata-rata =
8

Dengan kriteria sebagai berikut :

0%  rata-rata < 20% : amat kurang

20%  rata-rata < 40% : kurang

40%  rata-rata < 60% : cukup

60%  rata-rata < 80% : baik

80%  rata-rata  100% : sangat baik (Arikunto, 1993 : 349)

2. Menghitung hasil observasi guru

Penskoran untuk skala penilaian dan kriteria penilaian yang

digunakan dengan lembar observasi aktivitas guru adalah sebagai berikut :

Skor 0 : Jika guru tidak melakukan indikator aktivitas guru

41
Skor 1 : Jika guru melakukan 1 indikator aktivitas guru

Skor 2 : Jika guru melakukan 2 indikator aktivitas guru

Skor 3 : Jika guru melakukan 3 indikator aktivitas guru

Skor 4 : Jika guru melakukan 4 indikator aktivitas guru

Untuk menganalisis aktivitas guru pada setiap kegiatan digunakan rumus

sebagai berikut :

a. Rumus nilai tiap pertemuan :

X
Nilai pertemuan 1 dan 2 = x100%
M

∑X = Jumlah skor yang diperoleh

∑M = Jumlah skor maksimal (Sudjana, 2009 : 109)

Nilai Pertemuan I  Nilai Pertemuan 2


b. Nilai rata-rata =
2

Dengan kriteria sebagai berikut :

0%  rata-rata ≤ 25% : Kinerja guru kurang

25% < rata-rata ≤ 50% : Kinerja guru cukup

50% < rata-rata ≤ 75% : Kinerja guru baik

75% < rata-rata ≤ 100% : Kinerja guru sangat baik

3. Menghitung Hasil Observasi Peserta didik

Penilaian aktivitas peserta didik dalam pembelajaran ini

menggunakan menggunakan rumus :

Jumlah siswa yang aktif


a. Aktivitas peserta didik = x 100%
Jumlah seluruh siswa

Jumlah seluruh persentase aktifitas siswa


b. Rata-rata =
16

42
Dengan kriteria sebagai berikut :

0%  rata-rata < 20% : Kriteria peserta didik tidak aktif

20%  rata-rata < 40% : Kriteria peserta didik kurang aktif

40%  rata-rata < 60% : Kriteria peserta didik cukup aktif

60%  rata-rata < 80% : Kriteria peserta didik aktif

80%  rata-rata  100% : Kriteria peserta didik sangat aktif (Krisnawati,

2008:29)

4. Tes prestasi belajar


Tes dilakukan setiap akhir siklus, adapun pedoman penskoran dan
kriteria penilaian untuk menganalisa data yang diperoleh adalah sebagai
berikut :
Skor 5 : peserta didik menjawab dengan langkah benar, lengkap dan
jelas
Skor 4 : peserta didik menjawab dengan langkah benar tetapi hasil salah
Skor 3 : peserta didik menjawab dengan langkah kurang tepat tetapi
hasil benar
Skor 2 : peserta didik menjawab tidak menggunakan langkah dan hasil
salah
Skor 1 : peserta didik menjawab tetapi salah
Skor 0 : peserta didik tidak menjawab
Untuk menghitung nilai yang diperoleh peserta didik menggunakan rumus:
skor yang diperoleh siswa
Nilai = x100
skor maksimum

0  nilai < 20 : sangat kurang


20  nilai < 40 : kurang
40  nilai < 60 : cukup
60  nilai < 80 : baik

43
80  nilai  100 : sangat baik (Sudijono, 2009 : 318)
Untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik, maka digunakan
rumus sebagai berikut :
n
Persentase (%) = x100%
N
Keterangan :
n = Jumlah peserta didik yang mendapat nilai ≥ 65
N = Jumlah seluruh peserta didik (Mulyasa, 2004 : 99)

E. Indikator Keberhasilan
Indikator dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu :
1. Indikator keberhasilan yang berkaitan dengan peningkatan motivasi belajar
matematika peserta didik mencapai  60% dengan kriteria minimal baik.
2. Indikator keberhasilan yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar
matematika peserta didik minimal 75% peserta didik telah memperoleh
nilai minimal 70 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
ditetapkan sekolah.

44
F. Jadwal Penelitian
Jadwal kegiatan penelitian ini dirancang dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Februari Maret April Mei
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembuatan
proposal

2. Penyusunan
perangkat
pembelajaran

3. Implementasi
siklus 1

4. Implementasi
siklus 2

5. Penyusunan
Laporan

6. Pelaporan Hasil
Penelitian

45
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2010). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi


Aksara.

As’ari, Abdul Rahman, dkk. 2017. Buku Peserta didik Mata Pelajaran
Matematika. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Fahradina, Nova, dkk. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan


Kemandirian Belajar Peserta didik SMP dengan Menggunakan Model
Investigasi Kelompok. Tersedia di
http://jurnal.unsyiah.ac.id/DM/article/view/2077/2031 .

NCTM. (2010) . Principles and Standards for School Mathematics. Reston,s


Virginia.

Polya, G. 1973. How to Solve It (2 nd ed.). New Jersey: Princeton University


Press.Tersedia di
http://notendur.hi.is/hei2/teaching/Polya_HowToSolveIt.pdf.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: Raja Grafindo.

Schoen, H.L. & Oehmke, T. (1980). A New Approach to the Measurement of


Problem-Solving Skills, in Problem Solving in School Mathematics.
Editors: Krulik, S. and Reys, R.E. Reston, Virginia : NCTM.

Silviani, T. R., dkk. 2017. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika


Menggunakan Inquiry Based Learning Setting Group Investigation.
Tersedia di
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/download/8404/7
173.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

46
Sudewi, Ni L., dkk. 2014. Studi Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan Kooperatif Tipe Group Investigation
(GI) Terhadap Hasil Belajar Berdasarkan Taksonomi Bloom. e-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Genesha, Program Studi
IPA (Volume 4 Tahun 2014) Tersedia di http://oldpasca.undiksha.ac.id/e-
journal/index.php/jurnal_ipa/article/download/1112/858

Sudjana, Nana. (1991) . Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya Offset.

Syagala, Syaiful. (2010) . Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan.


Bandung: Alfabeta.

Tim MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.


Bandung: JICA- Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Yuliani, S. D. et al. 2016. Pendidikan Karakter Kerja Sama dalam Pembelajaran


Peserta didik Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013. Jurnal Teori dan
Praktis Pembelajaran IPS, 1(1): 53. Tersedia di
http://id.portalgaruda.org/article.php?article=437409&val=8690

47

Anda mungkin juga menyukai