Anda di halaman 1dari 10

Analisis Pengujian Auto Recloser Circuit Breaker

150kV Menggunakan Alat Uji DOBLE F6150


Andika Syaiful Rizal1, Iwan Krisnadi2
1,2
Jurusan Magister Teknik Elektro FT Universitas Mercu Buana
Jl. Menteng Raya No.29 Jakarta Pusat INDONESIA
1
rizalplnjawabali@gmail.com
2
iwankrisnadi108@gmail.com

Abstract— Auto recloser Relay (AR) atau relai penutup balik otomatis dipasang pada bay penghantar Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) maupun Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa saluran udara
merupakan salah satu bagian sistem penyaluran yang paling sering mengalami gangguan, sebagian besar dari penyebab gangguan
tersebut bersifat temporer yang akan segera hilang setelah circuit breaker trip. Agar kesinambungan pasokan tenaga listrik tetap terjaga
serta batas stabilitas tetap terpelihara maka pengoperasian auto recloser sangat dibutuhkan. Pada paper ini, telah dilakukan pengujian
waktu reclose (dead time) dan pengujian reclaim time sesuai dengan pedoman dari SPLN 0520 menggunakan alat uji DOBLE F6150
untuk mengkaji kesesuaian setting waktu reclose (dead time) dan waktu reclaim time pada auto recloser GEC ALSTHOM type MVTR01
dengan pertimbangan karakteristik trip close operation time circuit breaker dan setting pole discrepancy. Hasil analisis menunjukkan
bahwa terjadi kegagalan auto recloser bay 150kV Cilegon Lama di Gardu Induk Mitsui diketahui saat pemeliharaan 2 tahunan.
Penyebab kegagalan adalah dari status circuit breaker untuk input auto recloser tidak sesuai sehingga dilakukan penyesuaian status
circuit breaker sebagai input auto recloser tersebut. Setelah dilakukan penyesuaian status circuit breaker dilanjutkan pengujian auto
recloser waktu yang sesuai target setting yaitu MVTR01 SPAR (Single Phase Auto Recloser) dengan reclose (dead time) 0,49 menjadi 0,5
detik dan reclaim time 41,5 menjadi 40 detik, MVTR01 TPAR (Three Phase Auto Recloser) dengan reclose (dead time) 4,98 menjadi 5,0
detik dan reclaim time 41,5 menjadi 40 detik sehingga fungsi auto recloser dapat bekerja sesuai dengan settingnya.
Keywords— auto recloser, status circuit breaker, dead time, reclaim time, bay150kV

(AR) adalah pengujian SPAR (Single Phase Auto Recloser)


I. PENDAHULUAN dan TPAR (Three Phase Auto Recloser).
PLN sebagai perusahaan yang asset sensitive, dimana Pengujian SPAR (Single Phase Auto Recloser) dan TPAR
pengelolaan aset memberi kontribusi yang besar dalam (Three Phase Auto Recloser) ditujukan untuk menentukan
keberhasilan usahanya, perlu melaksanakan pengelolaan aset nilai reclose (dead time) dan reclaim time yang berpengaruh
dengan baik dan sesuai dengan standar pengelolaan aset. pada pemadaman busur api akibat switching trip.
Parameter Biaya, Unjuk kerja, dan Risiko harus dikelola Pengujian Auto Recloser (AR) merupakan pengujian
dengan proporsional sehingga aset bisa memberikan terhadap relai utama distance untuk memberi input ke Auto
manfaat yang maksimum selama masa manfaatnya. Recloser (AR) agar bekerja sesuai dengan setting yang telah
Saluran transmisi membawa tenaga listrik dari pusat-pusat di standarkan pada pedoman dari SPLN 0520. Perbaikan
pembangkitan ke pusat-pusat beban melalui saluran tegangan auxiliary circuit breaker menjadikan auto recloser gagal kerja
tinggi 150 kV, atau melalui saluran ektra tegangan tinggi 500 dari nilai status circuit breaker yang tidak sesuai untuk input
kV. Trafo penurunan akan merendahkan tegangan tinggi ini auto recloser dan hasil uji yang diperoleh dari pengujian akan
menjadi tegangan subtransmisi 70 kV, yang kemudian di digunakan sebagai evaluasi sistem Auto Recloser (AR). Atas
gardu induk (GI) diturunkan lagi menjadi tegangan distribusi pertimbangan tersebut penulis mengangkat Analisis Pengujian
primer 20 kV. Pada gardu induk distribusi yang tersebar di Auto Recloser Circuit Breaker 150 kV Menggunakan Alat Uji
pusat-pusat beban, tegangan diubah oleh trafo distribusi DOBLE F6150 pada bay Cilegon Lama di Gardu Induk
menjadi tegangan rendah 220/380 V[1]. Mitsui.
Pengaman sistem transmisi tenaga listrik merupakan salah Dari latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalah
satu unsur dari pemenuhan pelayanan. Auto Recloser (AR) sebagai berikut : Pada SUTET/SUTT sering terjadi gangguan-
merupakan salah satu peralatan pengaman SUTT 150 kV yang gangguan yang bersifat temporary atau sementara, dimana
berfungsi untuk mengantisipasi gangguan sesaat sehingga gangguan-gangguan tersebut akan hilang setelah trip-nya
pemadaman listrik dapat diantisipasi, sehingga daerah PMT atau Circuit Breaker sebagai pemutus arus saat terjadi
pemadaman tidak meluas sehingga kontinyuitas penyaluran gangguan. Untuk menjaga kesinambungan pelayanan ke
tenaga listrik tetap handal. Maka untuk meyakinkan bahwa konsumen pada kondisi terjadinya gangguan temporary serta
sistem proteksi Auto Recloser (AR) dapat berfungsi dengan mempertahankan stabilitas sistem, maka dipasanglah relai
baik diperlukan pengujian berdasarkan standar yang berlaku kehandalan Auto Recloser.
sesuai dengan pedoman dari SPLN 0520. Di antara pengujian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari pengerjaan paper
yang harus dilakukan untuk menguji sistem Auto Recloser ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengujian nilai reclose (dead time) dan Relai merupakan kunci kelangsungan kerja dari suatu
reclaim time MVTR01 SPAR (Single Phase Auto Recloser). sistem tenaga, maka untuk menjamin keandalan dari sistem
2. Melakukan pengujian nilai reclose (dead time) dan tenaga yang bersangkutan, relai proteksi atau pengaman harus
reclaim time MVTR01 TPAR (Three Phase Auto Recloser). memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut [6]:
3. Menganalisis perbaikan sistem Auto Recloser (AR) dan a. Kecepatan bereaksi
perbandingan hasil uji dengan setting Auto Recloser (AR) Kecepatan bereaksi relai adalah saat relai mulai merasakan
berdasarkan SPLN 0520. adanya gangguan sampai dengan pelaksanaan pembukaan
pemutusan tenaga. Waktu bereaksi diusahakan sesingkat
II. TINJAUAN PUSTAKA mungkin sehingga kerusakan yang terjadi semakin kecil, serta
Sistem Transmisi merupakan sistem penyaluran tenaga dapat mengurangi meluasnya akibat dari adanya gangguan itu
listrik dari suatu sumber pembangkitan ke suatu sistem sendiri sehingga stabilitas sistem dapat lebih baik. Untuk
distribusi atau kepada konsumen, atau penyaluran tenaga kepentingan koordinasi dengan sistem perlindungan yang lain,
listrik antar sistem ditunjukkan seperti gambar 1. waktu bereaksi relai perlu adanya tunda waktu. Tunda waktu
diperlukan untuk membedakan antara perlindungan utama
dengan perlindungan kedua atau ketiga atau pada sisi
perlindungan yang lain, juga untuk menghindari salah operasi
dari sistem perlindungan.
b. Selektivitas
Gambar 1. Sistem Transmisi Tenaga Listrik [2] Yang dimaksud selektivitas dari relai perlindungan ialah
dapat mendeteksi gangguan secara tepat dan cepat pada saat
terjadi gangguan, relai harus mampu memisahkan bagian yang
Relai proteksi atau pengaman untuk saluran transmisi terkena gangguan dari bagian sistem yang lain sehingga
melindungi saluran dan peralatan terhadap kerusakan dengan pengaruh gangguan terhadap sistem secara keseluruhan dapat
cara menghilangkan gangguan yang terjadi secara cepat dan dikurangi sampai sekecil mungkin.
tepat. Kecuali itu ia berusaha membatasi daerah yang terkena c. Kepekaan
gangguan seminimum mungkin sehingga mutu dan Yang dimaksud dengan kepekaan dari relai perlindungan
kehandalan penyaluran terjamin [3]. ialah kecepatan relai untuk memberikan tanggapan bila
Untuk membatasi luasnya sistem tenaga listrik yang merasakan adanya gangguan. Walaupun yang dikenakan pada
terputus saat terjadi gangguan, maka sistem proteksi dibagi sistem merupakan nilai besaran yang terkecil.
dalam zona-zona proteksi. Pada zona perbatasan, zona Namun kepekaan sistem perlu dibatasi agar tidak
proteksi harus tumpang tindih (overlap) sehingga tidak ada beroperasi bila ada kenaikan arus beban yang masih dalam
bagian dari sistem yang tidak terproteksi. Tipikal proteksi dan batas toleransi dan untuk gangguan yang terjadi di luar daerah
zona proteksinya ditunjukkan seperti gambar 2. perlindungan, relai tidak boleh bekerja. Kepekaan suatu
sistem perlindungan dinyatakan dengan perbandingan antara
arus gangguan minimum dengan arus minimum yang
menyebabkan relai bekerja.
d. Keandalan
Keandalan daripada relai dapat dihitung dengan jumlah
relai yang bekerja berbanding jumlah gangguan yang terjadi.
Keandalan dari relai yang baik adalah 90-99%. Untuk
mencapai keandalan yang tinggi tentunya tidak dapat terlepas
dari kualitas peralatan yang digunakan dan juga cara
pemasangannya.
Gambar 2. Zona proteksi [4] Sistem proteksi bay penghantar adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk mengamankan atau mengisolir penghantar
(saluran udara atau saluran kabel) tegangan tinggi atau
Fungsi proteksi dalam sistem tenaga listrik adalah untuk tegangan ekstra tinggi dari gangguan temporer dan gangguan
mengamankan peralatan atau sistem sehingga kerugian akibat permanen yang terjadi pada penghantar tersebut. Secara
gangguan dapat dihindari atau dikurangi menjadi sekecil umum, bagian sistem dari sistem proteksi penghantar dapat
mungkin, dengan cara [5]: digambarkan pada gambar 3 sebagai berikut.
1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal
lainnya yang dapat membahayakan peralatan atau sistem.
2. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu
atau yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat
mungkin sehingga kerusakan instalasi yang terganggu yang
dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi
seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat Gambar 3. Typical komponen sistem proteksi SUTT [7]
beroperasi.
Dari gambar 3 bahwa komponen sistem proteksi terdiri 7. Over Current Relay (OCR)
dari : OCR merupakan relai yang bekerja dengan input analog
1. Saluran transmisi arus, dimana relai akan bekerja apabila mendeteksi gangguan
Saluran yang berguna menyalurkan tenaga listrik [8] diatas settingnya khususnya untuk gangguan fasa-fasa. OCR
2. Current transformer (CT) disetting lebih besar dari kemampuan arus nominal peralatan
Trafo arus pada penghantar berfungsi untuk menurunkan terkecil (110%-120%) dan harus bekerja pada gangguan arus
arus bolak balik yang besar menjadi arus bolak balik yang hubung singkat 2 fasa minimum.
kecil sesuai dengan kebutuhan instrumentasi yang tersambung. 8. Synchrocheck relay
Nominal arus di sisi primer CT bermacam-macam, dapat Sistem PLN P3B Jawa Bali merupakan interkoneksi dari
dipilih sesuai dengan arus beban maksimum di sisi primer. beberapa subsistem, interkoneksi antar subsistem harus
Sedang arus nominal sisi sekunder adalah 1 ampere atau 5 memperhatikan dan memenuhi kondisi level atau beda
ampere [9]. tegangan, beda sudut fasa tegangan, serta beda frekuensi.
3. Voltage transformer (VT) Untuk memastikan kondisi tegangan dan frekuensi tersebut,
Transformator tegangan menggunakan capacitive voltage maka dipasanglah relai synchrocheck.
transformer yang mempunyai core untuk kelas proteksi dan Relai synchrocheck merupakan peralatan yang berfungsi
mempunyai kapasitas (burden) sesuai dengan kebutuhan untuk mengetahui kondisi sinkron antara 2 sisi atau subsistem
sistem proteksi. CVT dipasang pada masing-masing bay yang diukur.
penghantar (sebagai input tegangan relay distance dan DEF Besaran yang diukur oleh alat ini adalah perbedaan sudut
atau Directional Earth Fault). fasa, tegangan dan frekuensi.
4. Circuit breaker (CB) a. Beda sudut fasa
Jenis CB atau PMT (Pemutus Tenaga) yang digunakan Sudut fasa untuk mengetahui perbedaan sudut antara kedua
harus mendukung pola SPAR (Single Phase Auto Recloser) sisi yang diukur, besarnya setting sudut fasa tergantung
yaitu single pole dan mempunyai urutan kerja pengenal : kekuatan sistem, setting sudut fasa dipilih disesuaikan dengan
O – t – CO - t’ - CO [10] (2.1) kekuatan sistem dengan batas maksimum adalah 20°.
b. Beda tegangan
Dimana : Untuk mencegah penutupan PMT jika perbedaan kedua sisi
O = Open. Status PMT open atau trip tegangan lebih besar dari setting beda tegangan. Setting
CO = Close Open. Status PMT close atau masuk perbedaan tegangan maksimal 10%Vn.
kemudian open atau trip c. Beda frekuensi
t = 3 menit untuk PMT yang tidak diperuntukkan AR Untuk mencegah penutupan PMT jika perbedaan kedua sisi
cepat frekuensi lebih besar dari setting. Perbedaan frekuensi
t = 0.3 detik untuk PMT yang diperuntukkan AR cepat maksimal disetting 0.2Hz.
(dead time) Δf : 0.1-0,2 Default umumnya 0,17 Hz pada t=0,5 detik.
t’ = 3 menit ΔV : 10-15%Vn. Default umumnya 10%
catatan : dapat juga dipilih t’ = 15 detik dan t’ = 1 menit Δθ : 15°-20°
untuk PMT yang diperuntukkan untuk AR cepat.
Pemilihan waktu PMT menutup kembali sesuai dengan Pola operasional Synchrocheck relay terdiri dari 4 kondisi
kondisi PMT. tegangan antara lain :
5. Relay distance
Relai jarak adalah relai penghantar yang prinsip kerjanya Tabel I Pola operasional Synchrocheck relay
berdasarkan pengukuran impedansi penghantar.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus
gangguan yang terlihat di relai, dengan membagi besaran
tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik terjadinya
gangguan dapat ditentukan. Perhitungan impedansi dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Zf=Vf/If (2.2)
Dimana,
Zf = Impedansi gangguan (ohm)
Vf = Tegangan gangguan (volt)
If = Arus gangguan (ampere) Tabel I menjelaskan bahwa Bypass sinkron hanya dapat
6. Directional Earth Fault (DEF) dilakukan untuk penutupan circuit breaker yang dilakukan
DEF adalah relai arus lebih berarah bekerja memproteksi oleh harjargdi atau dispatcher dimana salah satu sisi bus atau
penghantar dari gangguan fasa ke tanah yang bersifat tahanan line tidak bertegangan atau kedua sisi bus dan line tidak
tinggi (high resistance) dan tidak terdeteksi oleh relai jarak. bertegangan, sedangkan ketika kedua sisi bertegangan maka
Relai ini digunakan sebagai pelengkap relai jarak. tidak direkomendasi penggunaan bypass sinkron.
9. Auto recloser (AR) Auto recloser Relay (AR) merupakan peralatan yang
Pada SUTET/SUTT sering terjadi gangguan yang bersifat berfungsi menginisiasi perintah close ke PMT setelah melalui
temporary, dimana gangguan akan hilang setelah trip-nya ketentuan setting pada Auto recloser dan perintah logic input
PMT. Untuk menjaga kesinambungan pelayanan ke konsumen dari relai distance atau jarak maupun relai diferensial
pada kondisi terjadinya gangguan temporary serta penghantar serta mempertimbangkan kondisi PMT.
mempertahankan stabilitas sistem, maka dipasanglah Auto Bila gangguan pada saluran transmisi dapat ditiadakan
recloser. Auto recloser merupakan peralatan yang berfungsi dalam waktu singkat maka kerusakan pada saluran dan
menginisiasi perintah close ke PMT setelah melalui ketentuan isolator dapat dikurangi. Seringkali saluran dapat dipakai
seting pada Auto recloser dan perintah logic input dari relai kembali tanpa menimbulkan bahaya apapun. Oleh karena itu,
jarak maupun relai diferensial penghantar serta bila pemutus beban yang dibuka waktu terjadi gangguan dapat
mempertimbangkan kondisi PMT. ditutup kembali secara otomatis sesudah waktu tertentu, maka
10. Catu daya stabilitas dan keandalan sistem dapat dipertahankan.
Tegangan DC adalah sumber tegangan 110 Volt DC untuk Prinsip kerja Auto Recloser agar dapat bekerja setelah
sistem proteksi dan 48 Volt DC untuk sistem teleproteksi yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
dipasok dari Rectifier dan batere.
Gangguan pada saluran udara dibagi atas tiga kategori [11] :
- Transien
- Semi permanen
- Permanen
Sebanyak 70-90% dari gangguan pada saluran udara adalah
transien [12].
Penyebab Gangguan pada Saluran Udara Tegangan Tinggi :
- Petir
- Layang – Layang
- Pohon
- Kelembaban
- Polutan (Garam, limbah Industri petrokimia, pasir besi)
- Binatang
- Broken Conductor
Sebagian besar gangguan pada saluran udara adalah Gambar 5. Rangkaian Wiring internal Auto Recloser MVTR01
gangguan temporer sehingga untuk mempertahankan Gambar 5 menjelaskan Auto Recloser sebelum kerja dalam
kontinuitas penyaluran digunakan Auto recloser. posisi diblok oleh kontak Normally Open dari P-1, LO-3, TD-
Gangguan juga dibedakan menjadi 2 kategori yaitu 1, TL-3 dan C-2. Auto Recloser kerja berawal dari kontak
gangguan sistem dan gangguan non sistem. Gangguan sistem tripping relay 86T-2 Normally Open dari Distance relay
adalah gangguan yang terjadi di sistem tenaga listrik (sisi menjadi close dan jika kontak auxiliary Circuit Breaker saat
primer) seperti pada generator, transformator, SUTT, SKTT open 52a-2 Normally open dan kontak tekanan udara sudah
dan lain sebagainya. Gangguan non sistem adalah gangguan siap LAP Normally Open menjadi close.
yang menyebabkan circuit breaker terbuka oleh karena relai Setelah inisiasi kontak Normally Close E-1, C-1, TL-4 dan
yang bekerja sendiri atau kabel kontrol yang terluka atau oleh LO-1 untuk meng-energize relay P dan start TD ( timer untuk
sebab interferensi dan lain sebagainya ditunjukkan seperti dead time ) dikunci melalui kontak relay P sendiri kontak P-1.
gambar 4. Saat TD pick up maka kontak TD-1 Normally Open menjadi
close meng-energize relay LO dikunci melalui kontak E-1,
LO-3 dan TL-1. Saat TD pick up juga TD-3 Normally Open
menjadi close dan TD-2 Normally Close mejadi open. Untuk
memonitor maka cek sinkron diperlukan, dua kontak relay P
yaitu P-2 dan P-3 digunakan untuk menghubungkan dua
sinyal tegangan ke output ( SYN ). Kemudian melalui TD3
Normally Open dan LO-4 Normally Open menjadi close
meng-energize closing relay C dan CC ( counter kerja reclose )
kerja dikunci kontak C-2 dan C-1 Normally close menjadi
open sehingga relay P dan TD de-energize. Saat TL pick up
maka TL-1 Normally Close menjadi open sehingga relay LO
de-energize dan LO-3 menjadi open. Setelah itu Auto
Recloser sekarang sudah reset dan siap untuk sinyal inisiasi
selanjutnya. Gambar 6 menjelaskan bahwa secara umum
prinsip Auto Recloser yaitu :
Gambar 4. Jenis Gangguan
1. Status mekanik auxiliary CB 150kV untuk indikasi open 5. Setelah gangguan permanen dibebaskan oleh petugas,
close benar. maka baru dapat dikembalikan pada keadaan normal.
2. Status MCB VT close.
3. Mendapat inisiasi perintah reclose dari Distance Relay
setelah merasakan gangguan temporer zone 1 atau zone 2
receive.
4. Untuk menjaga sinkronisasi kondisi sistem, sebelum
circuit breaker 150kV dihubungkan kembali melalui
penerapan skema auto reloser, digunakan synchrocheck relay
untuk mengawasi sinkronisasi antara kondisi di bus sistem
dengan kondisi di penghantar. Jika perbedaan sudut fasa,
tegangan atau frekuensi di penghantar melebihi batasan
toleransi, circuit breaker tidak akan dihubungkan kembali
secara langsung.

Gambar 7. Diagram waktu kerja circuit breaker dan Auto Reclose

Penyetelan waktu tunda untuk dead time dan reclaim time


pada relay Auto Recloser berdasarkan dari teori CR time
constant. Time constant adalah terjadi efek waktu dan
peristiwa transien pada kondisi rangkaian. Sebuah peristiwa
transien adalah sesuatu yang terjadi selama periode waktu,
seperti pembukaan atau penutupan switch. Tegangan kapasitor
dan resistor tidak dapat mengubah secara instan karena
beberapa waktu yang diperlukan untuk pengisian dan
pengosongan muatan listrik kapasitor dan yang melewati
resistor[13].

Gambar 6. Wiring HV Apparatus sampai Panel Relai

Cara kerja Auto Recloser waktu membuka dan menutup


circuit breaker 150kV pada Gambar 7 menjelaskan sebagai
berikut :
1. Ketika terjadi sebuah gangguan, arus yang mengalir
melalui CT dan tegangan yang melalui VT ke sisi sekunder
terbaca oleh Distance Relay sehingga mentripkan circuit Gambar 8. CR Time Constant
breaker. Gambar 8 menjelaskan ketika tegangan diberikan ke
2. Kemudian Distance Relay akan meng-inisiasi perintah kapasitor dengan jumlah waktu maka tegangan meningkat
reclose ke kontak Auto Recloser setelah dimonitor sudut fasa, dalam kurva yang mengikuti matematis eksponensial untuk
tegangan dan frekuensi oleh Synchrocheck Relay, maka akan nilai maksimum. Dari tegangan yang diterapkan, laju
sampai ke closing coil untuk menutup kembali circuit breaker perubahan tegangan naik maka Vc akan mencapai nilai
150kV. maksimum dalam waktu sama dengan satu konstanta waktu,
3. Kontak Auto Recloser akan menutup setelah beberapa dimana untuk pada τ ( detik ) adalah sama dengan C ( Farads )
detik, sesuai setting reclose (dead time). Tujuan memberikan dikalikan dengan R ( ohm ). Yaitu dengan rumus :
tunda waktu adalah memberi kesempatan agar gangguan τ = CR = 1/2πfc (2.3)
tersebut hilang dari sistem, terutama gangguan yang bersifat τ adalah waktu yang diperlukan untuk mengisi kapasitor
temporer. melalui resistor ≈ 63,2 persen dari selisih antara nilai awal
4. Apabila yang terjadi gangguan permanen, maka Auto
dan nilai akhir atau pengosongan kapasitor ≈ 36.8 persen.
Recloser melalui triping coil akan membuka kembali circuit
breaker 150kV sesuai setting reclaim time yang ditentukan Nilai ini berasal dari matematika konstan khusus 1 - eˉ¹
dan kemudian lock out. sebagai tegangan untuk mengisi kapasitor terhadap waktu :
Pengisian V (t) = V0 ( 1 - e^(-t/τ) )
Pengosongan V (t) = V0 (〖 e〗^(-t/τ) ) Setiap relai proteksi yang bekerja mentripkan circuit
fc Hz = 159.155 / τ mikrodetik breaker harus dilengkapi dengan alarm dan anounciator.
τ mikrodetik = 159.155 / fc Hz Alarm dibunyikan untuk menginformasikan kepada harjargdi
Pengujian Auto Recloser merupakan pemeliharaan pada bahwa circuit breaker trip, sedangkan anounciator berfungsi
saat shutdown testing berupa pengujian individu dan fungsi untuk menginformasikan relai yang bekerja.
yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kinerja dan Uji trip dan fungsi Auto Recloser Relay dilakukan untuk
karakteristik relai itu sendiri apakah masih laik dioperasikan memastikan rangkaian tripping dari relai sampai dengan
atau tidak dengan mensimulasikan gangguan menggunakan circuit breaker terhubung dengan benar. Uji trip dilakukan
alat injeksi sekunder dan melakukan uji fungsi trip circuit untuk Proteksi Utama maupun Proteksi Cadangan. Uji fungsi
breaker 150kV. Pengujian individu dan fungsi Auto Recloser Auto Recloser Relay hanya dilakukan untuk proteksi yang
dilakukan pada proteksi utama Distance Relay. Selain pada menerapkan sistem Auto Reclose.
saat pemeliharaan rutin, pengujian individu dan fungsi juga Uji trip dan fungsi Auto Reclose circuit breaker adalah
harus dilakukan jika terdapat perubahan nilai setelan relai pengujian dengan menggunakan alat injeksi sekunder sampai
proteksi. memberikan sinyal trip atau reclose ke circuit breaker untuk
Pengujian individu Auto Recloser Relay dilakukan dengan buka atau tutup (open atau close). Pengujian ini dapat berupa
menggunakan alat injeksi sekunder DOBLE F6150 ke CT test perintah trip circuit breaker (buka) maupun perintah reclose.
block dan VT test block yang terdapat di panel relai yang
terhubung ke sistem proteksi. Selain pada saat pemeliharaan berkala, pengujian ini juga
Pengujian individu Auto Recloser Relay dilakukan untuk harus dilakukan bila terjadi kegiatan berikut:
mengetahui kinerja dan karakteristik pada Auto Recloser - Penggantian relai
Relay. Pengujian ini diantaranya adalah SPAR (Single Phase - Penggantian circuit breaker
Auto Recloser) dan TPAR (Three Phase Auto Recloser). - Perubahan rangkaian logika relai, setting relai
Pengujian SPAR (Single Phase Auto Recloser) dilakukan - Perubahan rangkaian tripping (kontak trip relai sampai
dengan mensimulasikan arus gangguan fasa ke fasa atau fasa dengan tripping coil circuit breaker).
ke tanah terhadap Auto Recloser Relay MVTR01 SPAR - Perubahan rangkaian closing (kontak close relai sampai
sehingga hanya satu pole fasa circuit breaker yang reclose bila dengan closing coil circuit breaker).
terjadi gangguan temporer seperti pada tabel II. Sedangkan - Untuk pengujian TPAR, dilakukan pengujian fungsi
Pengujian TPAR (Three Phase Auto Recloser) dilakukan synchro atau voltage check.
dengan mensimulasikan arus gangguan fasa ke fasa, fasa ke
tanah terhadap Auto Recloser Relay MVTR01 TPAR Pengujian trip dan reclose circuit breaker harus
sehingga ketiga pole fasa circuit breaker akan reclose bila memperhatikan kondisi kesiapan circuit breaker. Uji fungsi
terjadi gangguan temporer seperti pada tabel III. SPAR dan TPAR pada proteksi utama bay penghantar akan
menginisiasi perintah reclose ke Auto Recloser Relay.
Tabel II Jenis Pengujian SPAR Ada standar yang digunakan untuk hasil pengujian Auto
Recloser Relay yaitu berdasar literatur SPLN 0520. Sebagai
referensi waktu pemadaman busur api minimum dapat
diperkirakan dengan rumus dan tabel IV sebagai berikut:
Tmin = 10.5 + V/34.5 cycles [14] (2.4)

Tabel IV Waktu Pemadaman Busur Api Sesuai Tegangan

Tabel III Jenis Pengujian TPAR

Pada paper ini penulis melakukan pengujian Auto Recloser


Relay terhadap circuit breaker yang sudah pernah
dioperasikan di Gardu Induk Mitsui, maka standar SPLN 0520
yang penulis gunakan dalam laporan paper ini yang
ditunjukkan pada tabel V. Berikut standar tabel yang
syaratkan SPLN untuk hasil uji :
Tabel V Jenis Pengujian TPAR
Tunda SPAR (Single Phase Auto TPAR (Three Phase Auto
Mulai
Waktu Recloser) Recloser) Studi
- Lebih kecil dari setting Literatur
- Untuk sumber kedua
discrepancy dan GFR. Persiapan
sisi, sisi fault rendah Merangkai Alat
Pengujian
- Lebih besar dari

Tidak
reclose terlebih dahulu Nyalakan Alat
operating circuit Uji Injeksi
- Lebih besar dari operating Apakah
breaker, waktu reset Sekunder
Dead circuit breaker, waktu Titik Yang

Tidak
mekanik circuit breaker, Pengambilan Diuji
Time reset mekanik circuit
waktu pemadaman Data Sudah
breaker, waktu Spesifikasi Selesai?
busur api dan waktu
pemadaman busur api dan Alat Yang Melepas
deionisasi udara. Akan Diuji
waktu deionisasi udara. Rangkaian Alat
- Tipikal set 0,5 s.d 1 Data
- Tipikal set 5 s.d 6 detik. Apakah Hasil
detik.
Dapat Pengujia
- Memberi kesempatan - Memberi kesempatan Dilaksanak Analisis Dan
n
Pembahasan
circuit breaker untuk circuit breaker untuk an Tanpa Standar SPLN 0520
Reclaim Kendala?
kesiapan O-C-O kesiapan O-C-O
Time
berikutnya. berikutnya.
- Tipikal 40 s.d 180 detik. - Tipikal 40 s.d 180 detik.
Lapora
n
Selesai
Gambar 10. Diagram Alir Pengujian individu Auto Recloser Relay
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang baik dan terarah akan menghasilkan Pada pengujian individu Auto Recloser Relay yang di
kesimpulan yang baik pula. Agar penelitian berjalan dengan standarkan pada SPLN 0520 menjelaskan beberapa tahap
baik dan terarah maka diperlukan kerangka penelitian yang di format pengambilan data pengujian seperti pada gambar 10
dalamnya berisi suatu deskripsi dari langkah – langkah yang diagram diatas dengan penjelasan sebagai berikut:
harus dilakukan dalam penelitian, mulai dari tahap awal yaitu A. Tahap Persiapan
identifikasi dan perumusan masalah sampai tahap akhir 1. Persiapkan alat uji DOBLE F6150 dan periksa sumber
kesimpulan. Dapat kita lihat langlah – langkah yang dilakukan tegangannya
dalam penelitian ini ke dalam diagram alir seperti gambar 9 2. Persiapkan kabel dan accessories lainnya serta yakinkan
yang ada di bawah ini : semua baik
3. Persiapkan tool set yang diperlukan
Mulai 4. Persiapkan blanko pengukuran atau pengujian
5. Catat spesifikasi peralatan yang akan diuji
Studi Literatur 6. Yakinkan CT test block dan VT test block pada panel
relai bay penghantar peralatan yang akan diukur serta beri
tanda aman sedang dikerjakan.
Tidak

Pengambilan Data
B. Tahap Pelaksanaan
1. Matikan (Switch-OFF) tombol alat uji
Data Sesuai
2. Hubungkan alat uji injeksi sekunder DOBLE F6150 ke
ground untuk menghilangkan induksi dan jalankan software
Pengujian Auto Recloser alat uji DOBLE F6150
3. Hubungkan test block dan ujung kabel rangkaian arus
Tidak

Analisis data dan Pembahasan pada terminal uji CT test block dan kabel rangkaian tegangan
pada terminal uji VT test block yang hendak diuji dan
Sesuai Standar yakinkan bahwa kabel tersebut sudah terhubung dengan baik
4. Aktifkan (Switch-ON) tombol alat uji
5. Amati hasil pegujian pada Software alat uji DOBLE
Kesimpulan F6150 dan catat pada blanko yang telah disediakan
C. Tahap Akhir (finishing)
Selesai 1. Lepas rangkaian kabel alat uji
2. Simpan pada kotak penyimpanan bersama dengan kabel
Gambar 9. Diagram Alir Tahapan Penelitian atau accessoriesnya
3. Lepas test block dan ujung kabel rangkaian pada F6TesT dapat meng-kontrol otomatis instrumen F6150 dari
terminal CT test block dan VT test block yang telah diuji. PC atau laptop. F6TesT dapat melakukan pengujian impedansi,
diferensial, tegangan, arus, dan relay frekuensi sederhana
daripada sebelumnya. Bahkan skema perlindungan kompleks
mudah untuk menguji dengan antar muka grafis F6TesT dan
uji di konfigurasi template seperti pada gambar 13 dan gambar
14.

Gambar 13. F6 Test Software

Gambar 14. Display F6 Test Software


Gambar 11. Rangkaian pengujian fungsi Auto Recloser Relay
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat ini digunakan untuk melakukan pengujian sistem sisi
sekunder Gardu Induk dengan cara meng-injeksi-kan arus, Auto Recloser yang bekerja berulang kali ada
tegangan, frekuensi sehingga diperoleh waktu yang sesuai kemungkinan akan mengalami kegagalan yang disebabkan
setting. DOBLE F6150 seperti pada gambar 12 ini merupakan oleh kesalahan pada internal relay Auto Recloser, Distance
keluaran alat seri digital dilengkapi dengan software relay, Circuit Breaker maupun rangkaian wiring. Dalam
sedangkan alat sebelumnya yang masih manual regulator pengujian ini berusaha me-minimalisir masalah-masalah yang
injeksi. akan terjadi tersebut dengan melakukan beberapa penetapan
awal sebelum pengukuran.
Pengukuran ketidaksesuaian dilandaskan dengan
mengukur nilai tunda waktu pada Auto Recloser pada tabel VI
dan memastikan rangkaian wiring. Pengujian dilakukan pada
Auto Recloser dan akan dibandingkan dengan nilai setting
yang telah diterapkan. Jika hasil uji jauh dari nilai setting yang
diterapkan maka akan mengakibatkan fungsi Auto Recloser
tidak bekerja dengan benar.

Tabel VI Hasil Pengujian Auto Recloser


Waktu Setelan Pengukuran

Dead Time 1 Phasa 0.5 0.49

Dead Time 3 Phasa 5 4.98

Gambar 12. DOBLE F6150 Reclaim time 40 41.5


Parameter – parameter yang digunakan dalam pengujian
Pengujian SPAR atau Single Phase Auto Recloser TPAR yaitu :
dilakukan pada relay MVTR01 dimaksudkan untuk 1. Impedansi di bawah nilai setting Distance Relay contoh :
mengetahui secara dini kondisi Auto Recloser, untuk phasa ke phasa nilai setting 0,368 Ω maka diuji impedansi
menghindari kegagalan yang fatal dan pengujian selanjutnya. 0,363 maka Distance Relay akan memberi iniate ke Auto
Dalam pengujian ini akan dibandingkan mengenai data setting Recloser.
di relay dengan kondisi akhir pengujian untuk melihat 2. Initiate tegangan 110V DC dari Distance Relay ke Auto
karakteristik perubahan nilai tunda waktu Circuit Breaker Recloser.
akan melakukan reclose. 3. Waktu setting untuk dead time 5 detik dan reclaim time
Parameter – parameter yang digunakan dalam pengujian 40 detik.
SPAR yaitu : 4. Untuk TPAR maka diperlukan synchro karena 3 phasa
1. Impedansi di bawah nilai setting Distance Relay contoh : trip sebelum perintah reclose dengan waktu 0,5 detik.
phasa ke tanah nilai setting 0,39 Ω maka diuji impedansi Pengujian ini dilakukan dengan memberikan initiate
0,381 maka Distance Relay akan memberi iniate ke Auto tegangan terhadap Auto Recloser Relay MVTR01 TPAR
Recloser. sehingga ketiga pole fasa circuit breaker reclose bila terjadi
2. Initiate tegangan 110V DC dari Distance Relay ke Auto gangguan temporer dengan Auto Recloser mode 1/3 phase.
Recloser. Berdasarkan standar SPLN 0520, ketentuan nilai tunda waktu
3. Waktu setting untuk dead time 0,5 detik dan reclaim tipikal adalah 5 – 6 detik, dengan nilai 5 adalah waktu tunda
time 40 detik. reclose dan waktu pemadaman busur api Circuit Breaker
Pengujian ini dilakukan dengan memberikan initiate terhadap gangguan fasa ke fasa. Beberapa perhitungan yang
tegangan terhadap Auto Recloser Relay MVTR01 SPAR dilakukan pada pengujian ini diuraikan dalam point berikut
sehingga hanya satu pole fasa circuit breaker yang reclose bila sesuai dengan rumus :
terjadi gangguan temporer dengan Auto Recloser mode 1/3 Tmin = 10.5 + V/34.5 + Tsync + Tsl + Tmin3ph
phase. Berdasarkan standar SPLN 0520, ketentuan nilai tunda Tmin = 10.5 + V / 34.5 cycle + 0.5 + 1 + 2
waktu tipikal adalah 0,5 – 1 detik, dengan nilai 0,5 adalah Tmin = 10.5 + 150 / 34.5 cycle + 3.5
waktu tunda reclose dan waktu pemadaman busur api Circuit Tmin = 10.5 + 4.35 cycle + 3.5
Breaker terhadap gangguan fasa ke tanah. Beberapa Tmin = 14.85 cycle + 3.5
perhitungan yang dilakukan pada pengujian ini diuraikan Tmin = 14.85 / 50 detik + 3.5
dalam point berikut sesuai dengan rumus : Tmin = 3.79 detik ≈ 4 detik
Tmin = 10.5 + V/34.5 Dengan perhitungan waktu minimum pemadaman busur
Tmin = 10.5 + V / 34.5 cycle api Circuit Breaker maka setting tipikal dead time TPAR di-
Tmin = 10.5 + 150 / 34.5 cycle setting lebih sedikit diatas dari 4 yaitu 5 detik. Pengujian
Tmin = 10.5 + 4.35 cycle Reclaim time MVTR01 TPAR juga sama di-setting 40 detik.
Tmin = 14.85 cycle Dalam pengecheckan rangkaian kontrol Auto Recloser
Tmin = 14.85 / 50 detik yang harus dicheck adalah wiring kontrol pada panel kontrol,
Tmin = 0.29 detik ≈ 0.3 detik proteksi dan Circuit Breaker. Wiring berguna untuk
Dengan perhitungan waktu minimum pemadaman busur mengetahui rangkaian sistem yang terpasang pada panel
api Circuit Breaker maka setting tipikal dead time SPAR di- kontrol, panel proteksi, marshalling kiosk, sampai pada box
setting lebih sedikit diatas dari 0.3 yaitu 0.5 detik. peralatan di switchyard. Wiring juga berguna untuk mencari
Pengujian Reclaim time MVTR01 SPAR dilakukan troubleshooting masalah di rangkaian sistem.
dengan cara memonitor waktu setelah kontak Auto Recloser Berikut wiring diagram pengecheckan Auto Recloser :
bekerja sampai kontak reclaim time bekerja. Perhitungan yang
dilakukan pada pengujian ini berdasarkan waktu pengisian
tenaga penggerak Circuit Breaker untuk dapat reclose kembali.
Waktu yang dibutuhkan untuk tenaga penggerak Circuit
Breaker sekitar 30 detik, maka dari itu setting reclaim time
diberikan toleransi 10 detik sehingga waktu reclaim time di-
setting 40 detik.

Pengujian Three Phase Auto Recloser dilakukan pada


relay MVTR01 dimaksudkan untuk mengetahui secara dini
kondisi Auto Recloser, untuk menghindari kegagalan yang
fatal dan pengujian selanjutnya. Dalam pengujian ini akan
dibandingkan mengenai data setting di relay dengan kondisi
akhir pengujian untuk melihat karakteristik perubahan nilai
Gambar 15. Diagram Analisis Check wiring closing Circuit Breaker
tunda waktu Circuit Breaker akan melakukan reclose.
V. KESIMPULAN Saran-saran:
Dari pembahasan tersebut diatas Auto Recloser merupakan 1. Untuk menghindari kegagalan Auto Recloser Circuit
suatu relay kehandalan sistem yang berfungsi memberikan Breaker 150kV bay Cilegon Lama di Gardu Induk Mitsui di
perintah close kembali Circuit Breaker setelah trip karena kemudian hari maka disarankan agar dilakukan pengecheckan
gangguan temporer maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai dan cleaning pada auxiliary Circuit Breaker secara berkala.
berikut: 2. Setiap pemeliharaan rutin disarankan agar dilakukan
1. Dari pengujian yang dilakukan Auto Recloser Circuit pengencangan terminal wiring rangkaian Auto Recloser.
Breaker 150kV bay Cilegon Lama di Gardu Induk Mitsui 3. Disarankan untuk menjaga kondisi suhu ruangan karena
masih dalam keadaan baik yaitu waktu yang sesuai target peralatan kontrol dan proteksi rentan terhadap suhu panas
setting MVTR01 SPAR (Single Phase Auto Recloser) dengan yang terlalu tinggi yaitu dalam kondisi operasi peralatan
waktu reclose (dead time) 0,49 detik dan reclaim time 41,5 proteksi optimal pada suhu ruangan -25°C sampai 55°C.
detik.
REFERENSI
2. Dari pengujian yang dilakukan Auto Recloser Circuit
[1] Zuhal, 1988. Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya.
Breaker 150kV bay Cilegon Lama di Gardu Induk Mitsui (Jakarta: Gramedia) hal 148
masih dalam keadaan baik yaitu waktu yang sesuai target [2] Bonggas L. Tobing, Peralatan Tegangan Tinggi (Jakarta: Penerbit
setting MVTR01 TPAR (Three Phase Auto Recloser) dengan Erlangga 2012) hal 1
waktu reclose (dead time) 4,98 detik dan reclaim time 41,5 [3] A. Arismunandar, Teknik Tenaga Listrik Jilid 2 hal 79
[4] Pedoman Dan Petunjuk Sistem Proteksi Transmisi Dan Gardu Induk
detik. Edisi Pertama : September 2013, PLN hal 6
3. Perbandingan hasil pengujian dengan nilai setting pada [5] Pengujian Relai Dasar Kode Diklat B.1.1.2.2.2.3. Jakarta: Mei 2009,
relai Auto Recloser (AR) berdasarkan SPLN 0520 untuk PLN Pusdiklat Jakarta Selatan hal 1
mengantisipasi masalah reclose Circuit Breaker yaitu : [6] Sulasno, 2001. Analisis Sistem Tenaga Listrik Edisi 2. (Semarang:
Waktu Setelan Pengukuran Selisih Keterangan Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang) hal 333
[7] Buku Pedoman Pemeliharaan Proteksi Dan Kontrol Penghantar SPLN
0520 : Oktober 2014, PLN hal 1
Dead Time 1 0.5 0.49 0.01 BAIK [8] IEC International Electrotechnical Commission. IEV Ref 151-12-31
Phasa [9] Pemeliharaan Gardu Induk B.1.1.2.60.3. Bogor: Januari 2009, PLN
Pusdiklat Bogor hal 54
Dead Time 3 5 4.98 0.02 BAIK [10] IEC International Electrotechnical Commission. IEV Ref 62271-100
Phasa [11] NPAG Network Protection And Automation Guide Edition May 2011
[12] IEEE Power Systems Relaying Committee. Automatic Reclosing of
Reclaim time 40 41.5 1.5 BAIK Transmission Lines; IEEE Transactions Vol. PAS-103, Februari 1984
[13] DC Transient Modul 04, E. Coates 2007-2010
[14] Power System Protection, P.M Anderson

Anda mungkin juga menyukai