Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN PASTURA

Disusun Oleh:
Kelompok XXII
Miko Andini Putra PT/07359
Arviand Fachry Irwansyah PT/07402
Erina Budi Ventadewi PT/07419
Muhammad Mahendra Nugraha PT/07450
Bernadus Raditya Arif Wijaya PT/07496
Dionisius Satria Surya Jaya PT/07500

Asisten Pendamping: Alvina Martha Tilova

LABORATORIUM HIJAUAN MAKANAN TERNAK DAN PASTURA


DEPARTEMEN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
TINJAUAN PUSTAKA

Penanaman merupakan kegiatan pemindahan bibit ke lahan


penanaman yang dilakukan pada awal musim hujan, sehingga
penyulaman dapat diselesaikan dalam musim yang sama (Yusianto et al.,
2008). Komponen pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan,
pengapuran, pengendalian gulma, pemangkasan tunas air, penjarangan,
dan pengendalian hama serta penyakit tanaman. Pemupukan adalah
kegiatan pemberian pupuk yang dapat memperbaiki struktur tanah,
menaikan bahan serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di
dalam tanah, dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman
(Maheldaswara, 2004). Jenis pupuk dapat dibedakan berupa pupuk
anorganik dan organik. Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat
dengan teknologi khusus di pabrik melalui perubahan-perubahan kimia
dari pupuk alam atau dari bahan dasar sederhana seperti pada
pembuatan pupuk N. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-
sisa makhluk hidup yang dapat berupa pupuk kandang, pupuk hijau, dan
lain-lain (Sadikin, 2004). Pemupukan bertujuan mengganti unsur hara
yang hilang dan menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman. Ketersediaan
unsur hara yang lengkap dan berimbang yang dapat diserap oleh
tanaman merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan produksi
tanaman (Nasir dan Ekowati, 2011).
Sorgum merupakan tananam yang dapat dikembangkan sebagai
bahan pangan, pakan, dan bioetanol. Sorgum mengandung senyawa
fenolik bersifat anti kanker. Sorgum mempunyai kemampuan adaptasi
yang baik di lahan-lahan kering atau lahan bertanah masam yang banyak
tersebar di Indonesia. Beberapa varietas sorgum yang telah dilepas
merupakan hasil mutasi atau introduksi. Varietas Numbu berasal dari
galur IS 23509, galur yang dikembangkan oleh SADC (South African
Development Community), sedangkan Varietas Kawali berasal dari galur
ICSV 233 yang merupakan galur intoduksi dari ICRISAT
(Trikoesoemaningtyas et al., 2017). Varietas Numbu beradaptasi baik
pada lahan kering masam, dengan hasil 5 t/ha, tahan terhadap penyakit
karat dan bercak daun. Varietas Kawali dicirikan oleh tanaman yang
pendek (135 cm) dan malai yang agak tertutup, sehingga kurang
disenangi oleh burung. Kedua varietas ini mempunyai umur dalam,
berkisar antara 100-110 hari. Varietas Numbu dan Kawali beradaptasi
baik di Probolinggo, Bontobili, Bulukumba, dan Bojonegoro dengan
kisaran hasil 4,6-5,0 t/ha (Talanca dan Andayani, 2016). Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman sorghum antara
lain suhu tanah, jenis tanah, kandungan air didalam tanah, kandungan
kimia pupuk,dosis pupuk yang diberikan, dan waktu pemupukan (Nasir
dan Ekowati, 2011).
MATERI DAN METODE

Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum penanaman dan
pemupukan adalah cangkul, semprotan air, dan patok.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum penanaman dan
pemupukan adalah biji sorghum (Sorghum bicolor), pupuk kandang, KCl,
Urea, dan SP 36.

Metode
Metode yang digunakan pada praktikum penanaman dan
pemupukan adalah persiapan biji sorghum (Sorghum bicolor) yang akan
ditanam. Biji sorghum (Sorghum bicolor) dimasukkan ke dalam lubang
petak yang telah disediakan. Pemeliharaan tanaman selama 35 hari
dilakukan dengan cara penyiangan, pendangiran, penyulaman, dan
pengairan. Penyiraman hari ke 0 sampai hari ke14 dilakukan setiap pagi
dan sore. Penyiraman hari ke 15 sampai hari ke 35 dilakukan setiap sore.
Pemupukan menggunakan pupuk kandang dilakukan satu kali pada hari
ke-15. Pemupukan dilakukan dengan metode pemupukan top dressed
atau side dressed placement dilakukan dengan cara menempatkan pupuk
diatas permukaan tanah sekitar tempat tumbuh tanaman dan dilakukan
menjelang musim hujan atau minggu pertama sesudah musim hujan.
Pengukuran panjang tanaman dan perhitungan jumlah daun dilakukan
setiap 5 hari sekali. Pengukuran panjang dilakukan mengunakan
penggaris pada tanaman jagung dari atas permukaan tanah sampai titik
tertinggi dari daun jagung. Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan
cara menghitung jumlah daun pada masing-masing tanaman. Pengukuran
dan perhitungan dicatat pada lembar kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Maheldaswara, D. 2004. Tanaman Jati Mas. Kanisius Yogyakarta.


Nasir, M., dan D. Ekowati. 2011. Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea
Mays) Varietas Bisi-2 Pada Pasir Reject dan Pasir Asli di Pantai
Trisik Kulonprogo. Jurnal Manusia Dan Lingkungan. 18 (3): 220-
231.
Sadikin, S. 2004. Pengaruh Dosis Pupuk N dan Jenis Pupuk Kandang
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Nilam (Pogostemon
cablin Benth.). Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Talanca, A. H., dan N. N. Andayani. 2016. Perkembangan Perakitan
Varietas Sorgum di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Litbang Pertanian.
Trikoesoemaningtyas., D. Wirnas, E. L. Saragih, E. P. Rini, M. Sari, S.
Marwiyah, dan D. Sopandie. 2017. Kendali genetik karakter
morfologi dan agronomi pada tiga populasi Sorgum (Sorghum
bicolor (L.) Moench). Jurnal Agronomi Indonesia IPB. 45(3): 285-
291
Yusianto., S. Wiryaputra, A. Wibawa, R. Halupi ,S. Mawardo. 2008.
Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika Gayo. Pusat
penelitian kopi dan kakao Indonesia. Jember.

Anda mungkin juga menyukai