Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH HAKIKAT SUPERVISI PEMBELAJARAN

Kevin Dewanda Moudizka/16020074107/PB 2016


E-mail: kevindewanda18@gmail.com

ABSTRAK

Suatu ilmu pengetahuan tak lepas dari istilah hakikat. Maka


keberadaan ilmu pengetahuan tersebut bisa dikaji pada aspek ontologi,
aksiologi, dan epistemologi. Kajian ontologi berhubungan dengan ada
tidaknya makna sebuah kehidupan. Aksiologi lebih menuju pada nilai-
nilai atau tujuan dari ilmu pengetahuan tersebut. Epistemologi adalah
sistem, dasar atau batasan-batasan dalam ilmu pengetahuan tersebut.
Adanya kajian-kajian tersebut dilakukan karena untuk melihat inti
pokok dari supervisi pembelajaran.

Kata kunci: ilmu pengetahuan, supervisi, pembelajaran

Istilah supervisi baru muncul kurang lebih tiga dasawarsa terakhir


ini (Suharsimi Arikunto,2004). Kegiatan serupa yang dahulu banyak
dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan.
Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan, supervisi
merupaka bagian dari proses administrasi dan manajemen. Kegiaan
supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah
sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam
mencapai tujuan.

Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk bersama-sama


menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu
lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada jika
dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan
tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan
semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan
faktor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek
tersebut secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat pula apa
yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas organisasi yang
bersangkutan.

1. Ontologis

Secara etimologis supervisi berasal dari bahasa Inggris, to supervise,


“mengawasi”. Dalam Merriam Webster’s Collegiate Dictionary disebutkan
bahwa supervisi adalah a critical watching and directing. Wiles dan Bondi
(1986: 9) menerjemahkan supervisi sebagai suatu fungsi kepemimpinan
umum yang mengkoordinir dan mengelola aktivitas sekolah yang
berkaitan dengan pembelajaran. Jelaslah bahwa dalam penerapannya,
supervisi merupakan suatu bentuk bimbingan profesional dalam rangka
perbaikan suasan belajar mengajar melalui guru-guru.

Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk


membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan secara efektif ((Purwanto, 2000) dalam Priansa (2014:84).

Substansi Esensi Eksistensi Aktualisasi


- Pengumpul - Pengawasan - Supervisor/ - Peningkatan
an data - Pembinaan Penyelia mutu
- Studi - Pelaksana - Institusional
dokumen Pendidikan - Pelaksana
- Wawancara Pendidikan

Kajian ontologi supervisi pembelajaran merupakan proses


pengawasan dan pembinaan oleh seorang supervisor dengan para
khalayak (guru atau pendidik lainnya) dalam hubungan teman
sejawat dan kerjasama untuk mengusahakan mutu pengajaran dan
pembelajaran di sekolah. Konsep supervisi didasarkan atas keyakinan
bahwa perbaikan merupakan suatu usaha yang kooperatif dari semua
orang yang berpartisipasi dan supervisor sebagai pemimpin, yang
juga berperilaku sebagai stimulator, pembimbing, dan konsultan bagi
para bawahannya dalam rangka perbaikan dari masalah-masalah
yang muncul.

2. Aksiologis

Supervisi pembelajaran dapat ditelaah dengan kajian aksiologi


dengan orientasi pada kegunaan ilmu pengetahuan itu dalam
kehidupan manusia. Supervisi pembelajaran ada sebagai sarana
pengawasan bagi pelaksana pendidikan untuk memantau, menilai,
memperbaiki, dan membina masalah yang dihadapi di suatu
institusional (khususnya sekolah). Tujuan secara umum yakni agar
suatu institusi mampu menemukan solusi sesuai kapasitas SDM
(pengajar maupun yang diajar dan faktor-faktor penunjang
pembelajarannya) dari permasalahan dan hambatan-hambatan yang
muncul. Maka secara tidak langsung sang supervisor juga mampu
membuat program-program yang sesuai dengan kondisi khalayak
yang akan menjadi sasaran pembenahan.

3. Epistimologis

Supervisi merupakan kegiatan pengawasan (pengumpulan


data, studi dokumen, atau semacamnya) dan pembinaan untuk
mencari solusi dan meningkatkan mutu institusi tersebut. Maka dari
itu aktivitasnya tidak boleh melampaui batas dari kaidah-kaidah
yang sudah ada. Tolak ukur seorang supervisor dalam menjalankan
aksinya yaitu sesuai dengan kurikulum yang berlaku pada masa itu
dan tujuan Pendidikan nasional. Batasan ruang lingkupnya tentu
hanya sebatas pada area lingkungan institusi pendidikan.
Perbedaan supervisi pembelajaran dengan pengawasan yang
lain yakni pada pihak-pihak yang ikut menjadi sasaran pengawasan
dan pembinaan. Pada supervisi pembelajaran, sang supervisor
melakukan pembinaan kepada bawahannya. Dan pada saat itu juga,
mereka wajib melakukan report kepada institusi di atasnya yang
bernana Dinas Pendidikan wilayahnya.
Simpulan

Dari paparan mengenai supervisi pembelajaran diatas, maka dapat


dinyatakan bahwa supervisi aktivitas pengumpulan data, studi dokumen,
atau wawancara oleh supervisor (penyelia) dalam suatu institusional secara
administratif dan akademis guna peningkatan mutu bagi pelaksana
pendidikan.

Supervisi harus dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan


tentang bidang kerjanya, memahami tentang pembelajaran lebih
mendalam dari sekadar mengawasi. Aspek tujuan dari supervisi adalah
untuk terus memperbaiki keadaan sekolah baik secara material, finansial
maupun dengan hubungan sosialnya di dalam lingkungan sekolah.
Penyelenggaraan supervisi pendidikan diperlukan usaha dan kerja sama
antara supervisor (kepala sekolah) dengan seluruh stakeholder mengenai
pandangan tentang tujuan dari supervisi pendidikan serta pendirian
mengenai seperti apa atau yang bagaimana supervisi yang dikehendaki
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Daftar Acuan

Arikunto. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Priansa, Donni. 2014. Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah.


Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai