ELEKTROANALISIS
ION SELEKTIF ELEKTRODA
Oleh :
Nama : Firda Nur Faizah
NIM : 161810301060
Kelas/Kelompok : A/5
Asisten : Rizki Diah K.
Larutan Konsentrasi
Larutan ISA
Terendah
- ditambahkan
ISA
- diaduk hingga homogen
- -dicelupkan
dianalisis potensiometri dengan
elektroda dan ion
diukur
selektif elektroda
potensialnya
- dicatat nilai potensialnya
- dilakukan hal yang sama pada setiap
konsentrasi dan pada sampel
sebanyak tiga kali
Data Potensial
4.1 Hasil
No. Larutan Beda potensial rata-rata Konsentrasi sampel
1. 1 ppm 122 mV
2. 10 ppm 135,7 mV
3. 100 ppm 171,13 mV 6612,368 ppm
4. 1000 ppm 179,5 mV
5. Sampel 165 mV
4.2 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan kali ini mengenai ion selektif elektroda yang
terbuat dari membran dan bersifat selektif dalam merespon adanya suatu ion
dalam larutan, gas dan ion dalam suatu campuran senyawa. Selektivitas yang
digunakan berdasarkan pada mekanisme perpindahan ion melalui membran.
Proses transfer atau pertukaran ion dari elektroda pada metode ini tidak serupa
dengan elektroda yang berasal dari logam. Proses transfer pada metode ini melalui
arus yang terbawa oleh mobilitas ion yang bergerak melalui membran pada
elektroda dari suatu larutan pembanding. Sifat selektivitas dari elektroda jenis
membran terhadap jenis ion tertentu ini ditentukan oleh mobilitas dari ion tersebut
untuk dapat melalui elektroda membran (Purwadi, 2000). Percobaan ini bertujuan
untuk mempelajari teknik potensiometri langsung dalam pengukuran konsentrasi
analit dan mengukur konsentrasi ion K+ dalam larutan sampel dengan
menggunakan elektroda selektif potassium.
Percobaan ini diawali dengan membuat larutan standar K+ dalam berbagai
variasi konsentrasi. Konsentrasi yang dibuat bervariasi dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi terhadap nilai potensial yang
diperoleh. KCl diencerkan dengan pelarut akuades karena akuades memiliki sifat
dapat melarutkan garam potasium dengan baik. Persamaan reaksi yang terjadi
dalam pengenceran KCl sebagai berikut :
KCl(aq) K+(aq) + Cl-(aq)……….............…..........…….(4.1)
Pengenceran yang dilakukan menghasilkan konsentrasi 1 ppm, 10 ppm, 100 ppm,
dan 1000 ppm.
Perlakuan selnajutnya yaitu penambahan larutan ISA (Ionic Strength
Adjustor) ke dalam larutan yang telah diencerkan tadi. Fungsi dari penambahan
ISA yaitu untuk menjaga kekuatan ion larutan yang akan dianalisis agar hasil
yang diperoleh dapat stabil dan presisi. Larutan ISA yag digunakan dalama
percobaan kali ini adalah NaCl. Larutan NaCl digunakan sebagai ISA karena
NaCl merupakan garam dengan kekuatan ion yang tinggi sehingga menyebabkan
ion-ion dalam kedua larutan yang berkonsentrasi berbeda dapat diabaikan
sehingga kekuatan ionnya konstan. Reaksi yang terjadi pada penambahan ISA
sebagai berikut :
KCl(aq) + NaCl(aq) KCl(aq) + NaCl(aq)...........................(4.2)
Reaksi di atas menunjukkan adanya persamaan kekuatan ion saat larutan ISA
ditambahkan. Penambahan larutan ISA disertai dengan pengadukan agar
campuran menjadi homogen. Larutan yang homogen dapat menghasilkan beda
potensial dengan nilai maksimal sehingga dapat meminimalisir adanya kesalahan
pengukuran.
Larutan standar yang telah ditambah ISA kemudian diukur potensialnya
menggunakan mV meter. Teknik yang digunakan adalah teknik potensiometri
langsung yang merupakan pengukuran potensial tanpa melalui proses titrasi.
Elektroda yang digunakan dalam proses pengukuran potensial antara lain
elektroda potasium sebagai elektroda kerja dan elektroda Li-asetat sebagai
elektroda referensi. Elektroda kerja yang digunakan pada percobaan kali ini
adalah elektroda selektif potasium, hal tersebut dikarenakan konsentrasi ion yang
akan diukur adalah ion potasium sehingga pengukurannya dapat lebih selektif dan
spesifik. Elektroda kerja akan menghasilkan beda potensial larutan dengan cara
ion K+ dalam larutan akan bermigrasi dan menempel pada elektroda kerja,
semakin banyak K+ yang menempel pada elektroda kerja maka hasil nilai beda
potensialnya akan semakin besar. Elektroda referensi yang digunakan adalah
elektroda Li-asetat karena nilai potensial yang dimiliki elektroda ini telah
diketahui sehingga dapat digunakan sebagai pembanding dalam analisis.
Proses pengukuran beda potensial dilakukan dengan cara mencelupkan
elektroda ke dalam larutan dan dipastikan bahwa elektroda tidak menyentuh dasar
gelas, agar membran elektroda dapat dengan leluasa berinteraksi dengan ion-ion
dalam larutan yang dianalisis. Pengukuran nilai beda potensial dilakukan dari
larutan yang berkonsentrasi renda ke konsentrasi yang tinggi. Hal tersebut
dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi kontaminasi konsentrasi dan data yang
diperoleh akurat dan presisi. Pengukuran beda potensial pada setiap konsenterasi
dilakukan secara triplo dengan tujuan agar hasil yang diperoleh akurat.
Pengukuran larutan satu ke larutan selanjutnya disertai dengan pencucian
elektroda menggunkan akuades, hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar
elektroda yang akan digunakan sebagai terbebas dai pengotor maupun larutan
sebelumya sehingga nilai potensial yang dihasilkan murni dari larutan lain.
Akuades digunakan dalam pencucian elektroda karena akuades merupakan pelarut
dari larutan standar potassium sehingga dapat melarutkan sisa larutan standar
potassium yang masih terdapat pada ujung elektroda. Akuades juga bersifat netral
sehingga tidak mempengaruhi proses pengukuran.
Data beda potensial yang diperoleh kemudian diplotkan dalam kurva
kalibrasi beda potensial vs log konsentrasi. Pembuatan kurva kalibrasi bertujuan
untuk mengetahui hubungan keliniaeran dari konsentrasi larutan dengan potensial
yang dihasilkan dari berbagai variasi konsentrasi larutan standar. Konsentrasi
larutan sampel juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan garis yang
telah diperoleh. Kurva kalibrasi yang diperoleh terlihat pada gambar dibawah :
KURVA KALIBRASI KCl
200 y = 20.793x + 120.89
180 R² = 0.9449
160
140
potensial
120
100
80 Series1
60 Linear (Series1)
40
20
0
0 1 2 3 4
log [C]
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengukuran konsentrasi analit dapat dilakukan dengan teknik potensiometri.
Pengukuran dilakukan dengan mencelupkan elektroda kerja dan elektroda
referensi ke dalam larutan yang akan dianalisis. Elektroda selektif potassium
dan elektroda Li-asetat dicelupkan pada larutan standar potassium. Beda
potensial akan terbaca pada mV meter dan hasil yang diperoleh dapat dibuat
kurva kalibrasi untuk menentukan konsentrasi sampel.
2. Konsentrasi potassium dalam larutan sampel diukur dengan prinsip ion
selektif elektroda. Nilai beda potensial yang didapatkan dari pengukuran
sampel dimasukkan dalam persamaan garis yang didapatkan dari kurva
kalibrasi. Konsentrasi potassium dalam sampel pada percobaan kali ini yaitu
sebesar 58 ppm.
5.2 Saran
Saran untuk percobaan ini yaitu sebaiknya pada pengukuran beda potensial,
larutan yang akan digunakan dipastikan untuk tetap homogen agar tidak
mempengaruhi hasil pengukuran. Elektroda yang digunakan juga perlu
diperhatikan posisinya dan penempatannya dalam larutan. Elektroda yang kurang
tercelup akan menghasilkan nilai beda potensial yang dihasilkan rendah.
Elektroda juga perlu dicuci dengan bersih setiap pergantian larutan untuk
mencegah adanya interferensi dalam proses pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
120
100
80 Series1
60 Linear (Series1)
40
20
0
0 1 2 3 4
log [C]