Fanorama Gulo
Fanorama Gulo
TELAAH KURIKULUM
DISUSUN OLEH :
FANORAMA GULO
DOSEN PENGAMPU :
INTEGRASI ANUGRAH BATEE, M.Pd
PEMBAHASAN
A. PROSES PERUBAHAN DAN PENETAPAN KURIKULUM
Kurikulum pahami sebagai sebuah dokumen berharga yang dijadikan oleh pihak
yang berkepentingan sebagai pedoman di dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Keberhargaan dari dokumen kurikulum justru akan terletak pada nilai – nilai yang di
realisasikan dari program – program pendidikan yang di laksanakan. Karena itu, dokumen dari
suatu kurikulum mesti di berlakukan melalui suatu surat keputusan penjabat yang berwenang
untuk memperlakukan kurikulum, sehingga kurikulum tersebut dapat menjadi pedoman bagi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Misalnya, (Oleh Menteri Pendidikan Nasional RI),
kurikulum itu sebelumya telah di bicarakan dalam tahap- tahap pembicaraan. Ada tahap awal
biasanya suatu kurikulum yang sedang berjalan di kritisi oleh para pakar atau pengguna
pendidikan untuk di nilai dari sisi kekurangan kurikulum dalam implementasinya. Kekurangan
tersebut mendorong para pakar untuk mengkaji kurikulum yang sedang berjalan untuk di
sesuaikan menurut kepentingan dan tuntutan para pengguna
kurikulum di Indonesia , sudah di lakukan beberapa kali pembaharuan kurikulum
kembali atau inovasi kurikulum. Hal ini dapat di lihat misalnya perubahan kurikum yang di
lakukan pada tahun 1968 dan selanjunya sekitar 7 tahun berikutnya kurikulum 1968 di
perbaharui kembali dengan di munculkanya kurikulum 1975. Selanjutnya sekitar 9 tahun
kemudian di munculkan kurikulum 1984, dan di perbaharui kembali dengan kurikulum 1994
sesudah berjalan 10 tahun kemudian. Pada tahun 2004 di munculkan kembali kurikulum
berbasis kompotensi ( KBK) yang berfungsi sebagai penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum
sebelumnya.dan terakhir, KBK juga di sempurnakan kembali dengan munculnya kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006 .
Dalam rangka perubahan kurikulum di awali dengan munculnya suatu persoalan-
persoalan yang telah di kritisi oleh pihak pengguna kurikulum. Selanjutnya persoalan –
persoalan tersebut di diskusikan dan di bicarakan oleh pakat dari yang bersifat informal dan
hingga formal misalkan dengan menyelenggarakan seminar untuk membahas persoalan
kurikulum yang sedang atau telah berjalan sehingga dari berbagai masukan masukan di suatu
keputusan dan di input untuk perbaikan draf kurikulum. Sehingga draf yang telah di
sempurnakan oleh Tim khusus yang di tunjuk, selanjutnya di serahkan kepada penjabat yang
berwenang dalam hal ini menteri pendidikan nasional RI. Kurikulum baru pada tahap ini di
berlakukan dengan mengeluarkan surat keputusan menteri yang berwenang
Kurikulum baru dalam penerapannya memerlukan tahap sosialisasi kurikulum yang
berfungsi untuk memberikan pengetahuan pengetahuan baru dari kurikulum bagi pihak
pengguna kurikulum, agar dengan pengetahuan baru, pihak pengguna kurikulum dapat
menyesuaikan sikap dan tindakanya sesuai dengan tuntutan yang di inginkan kurikulum baru.
Manurut Hamid Hasan, sosialisasi kurikulum penting dalam kaitan dengan
akuntabilitas pelaksanaan kurikulum baru dari sudut akuntabilitas. administrasi kurikulum
tersebut berarti telah dapa di penuhi karena telah di berlakukanya suatu kurikulum melalui SK
oleh menteri terkait untuk merenspon persoalan-persoalan baru yang muncul dalam kehidupan
masyarakat dan bernegara.
B. KONSEP-KONSEP KURIKULUM
A. Kurikulum humanistik
C. Kurikulum Teknologi
Pada kurikulum ini, kurikulum teknologi berkeyakinan bahwa materi kurikulum
yang di gunakan oleh peserta didik seharusnya dapat menghasilkan kompotensi khusus bagi
mereka. Teknologi berperan dalam meningkatkan kualitas kurikulum dengan memberi
kontribusi mengenai ke efektifan instruksional, tahapan intruksional, dan memantau
perkembangan peserta didik.
D. Kurikulum Akademik
Kurikulum akademik ini, mendekatkan peserta didik untuk masuk kedunia
pengetahuan dengan konsep dasar dan metode untuk mengamati hubungan antar sesame,
analisis data, dan penarikan kesimpulan.
E. Model Dinamika
Menurut Walker berpendapat bahwa para pengembang kurikulum berjalan melalui
tiga fase dalam persiapan alamiah kurikulum berikut
1. Berbagai pernyataan, melalui gagasan, preferensi, sudut pandang, keyakinan,dan nilai.
2. Deliberasi atau pertimbangan mendalam , merupakan sekumpulan interaksi kompleks
dan acak, yang pada akhirnya mencapai suatu jumlah karya latar belakang sebelum
kurikulum di desain
3. Pengembang kurikulum mengambil keputusan-keputusan mengenai berbagai komponen
proses (unsur kurikulum).
Menurut Skilbeck, tedapat lima fase kurikulum
1. Analisis situasi
2. Formulasi program
3. Pembangunan program
4. Interpretasi dan inplementasi
5. Monitori, upan balik, penilaian , serta rekonstruksi.
D. KOMPONEN KURIKULUM
Menurut Nana Sudjana (2010:21), komponen-komponenkurikulum diantaranya
sebagaiberikut :
1. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang
akan diberikan kepada anak didik. Mengingat kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, maka tujuan kurikulum harus di jabarkan dari tujuan umum pendidikan.
Makna tujuan umum pendidikan di atas pada hakikatnya membentuk manusia Indonesia
yang bisa mandiri dalam konteks kehidupan pribadinya, kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara ser ta berkehidupan sebagai makhluk yang berkeTuhanan Yang Maha Esa
(beragama).
Berdasarkan hakikat dari tujuan diatas diatas dijabarkan sejumlah tujuan kurikulum
mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran, atau bidang studi
sampai pada tujuan-tujuan pengajaran. Rumusan tujuan kurikulum tersebut harus terlebih
dahulu ditetapkan sebelum menyusun dan menentukan isi kurikulum, satrategi pelaksanaan
kurikulum dan penilaian/evaluasi kurikulum. Hal ini dilakukan karna tujuan fungsi
menentukan arah dan corak kegiatan pendidikan, tujuan akan menjadi indikator dari
keberhasilan pelaksanaanpendidikan, dan tujuan menjadi pegangan dalam setiap usaha dan
tindakan dari para pelaksanaan pendidikan. Dalam menentukan dan merumuskan tujuan
kurikulum ada sejumlah sumber yang dapat digunakan, yakni :
a. Falsafah bangsa;
b. Strategi pembengunan:
c. Hakikat anak didik;
d. Ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum di maksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan
untuk menentukan efisiensi, efektivitas, relevansi dan produktivitas program dalam mencapai
tujuan pendidikan.
Kurikulum sebagai program pendidikan untuk anak didik dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan dapat di nilai dari sudut sistem. Kurikulum sebagai sistem dapat diidentifikasi ;
a. Masukan atau input program
b. Proses pelaksanaan program
c. Hasil atau output/outcome program dan dampak.
Dari sudut ini maka ruang lingkup atau objek dari evaluasi kurikulum adalah input,
proses, output/outcome dan dampak.
a. Evaluasi terhadap input, mencakup evaluasi semua sumber daya yang dapat menunjang
program pendidikan, seperti dana, tenaga, konteks sosial dan penilaian terhadap siswa
sebelum menempuh program.
b. Evaluasi proses, mencakup penilaian terhadap strategipelaksanaan kurikulum mencakup
proses belajar mengajar, bimbingan penyuluhan, adminitrasi supervesi, sarana
intruksional,dan penilaian hasil belajar.
c. Evaluasi output/outcome, adalah penilaian terhadap lulusan pendidikan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan program yang ditempuhnya.
d. Evaluasi dampak kurikulum, artinya penilaian terhadap kemampuan lulusan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang di bebankan kepadanya sesuai dengan
profesi yang di sandangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan Lias. 2010. Kurikulum Dan Pemikiran Pendidikan, Gaung Persada : Jakarta.
Hamalik Oemer. 2007. Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum PT. Remaja Rosdakarya. Bandung