Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

TELAAH KURIKULUM

DISUSUN OLEH :

FANORAMA GULO

Mata Kuliah : TELAAH KURIKULUM


Semester : III (Tiga)

DOSEN PENGAMPU :
INTEGRASI ANUGRAH BATEE, M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(FPMIPA)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PEMBAHASAN
A. PROSES PERUBAHAN DAN PENETAPAN KURIKULUM

Kurikulum pahami sebagai sebuah dokumen berharga yang dijadikan oleh pihak
yang berkepentingan sebagai pedoman di dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Keberhargaan dari dokumen kurikulum justru akan terletak pada nilai – nilai yang di
realisasikan dari program – program pendidikan yang di laksanakan. Karena itu, dokumen dari
suatu kurikulum mesti di berlakukan melalui suatu surat keputusan penjabat yang berwenang
untuk memperlakukan kurikulum, sehingga kurikulum tersebut dapat menjadi pedoman bagi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Misalnya, (Oleh Menteri Pendidikan Nasional RI),
kurikulum itu sebelumya telah di bicarakan dalam tahap- tahap pembicaraan. Ada tahap awal
biasanya suatu kurikulum yang sedang berjalan di kritisi oleh para pakar atau pengguna
pendidikan untuk di nilai dari sisi kekurangan kurikulum dalam implementasinya. Kekurangan
tersebut mendorong para pakar untuk mengkaji kurikulum yang sedang berjalan untuk di
sesuaikan menurut kepentingan dan tuntutan para pengguna
kurikulum di Indonesia , sudah di lakukan beberapa kali pembaharuan kurikulum
kembali atau inovasi kurikulum. Hal ini dapat di lihat misalnya perubahan kurikum yang di
lakukan pada tahun 1968 dan selanjunya sekitar 7 tahun berikutnya kurikulum 1968 di
perbaharui kembali dengan di munculkanya kurikulum 1975. Selanjutnya sekitar 9 tahun
kemudian di munculkan kurikulum 1984, dan di perbaharui kembali dengan kurikulum 1994
sesudah berjalan 10 tahun kemudian. Pada tahun 2004 di munculkan kembali kurikulum
berbasis kompotensi ( KBK) yang berfungsi sebagai penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum
sebelumnya.dan terakhir, KBK juga di sempurnakan kembali dengan munculnya kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006 .
Dalam rangka perubahan kurikulum di awali dengan munculnya suatu persoalan-
persoalan yang telah di kritisi oleh pihak pengguna kurikulum. Selanjutnya persoalan –
persoalan tersebut di diskusikan dan di bicarakan oleh pakat dari yang bersifat informal dan
hingga formal misalkan dengan menyelenggarakan seminar untuk membahas persoalan
kurikulum yang sedang atau telah berjalan sehingga dari berbagai masukan masukan di suatu
keputusan dan di input untuk perbaikan draf kurikulum. Sehingga draf yang telah di
sempurnakan oleh Tim khusus yang di tunjuk, selanjutnya di serahkan kepada penjabat yang
berwenang dalam hal ini menteri pendidikan nasional RI. Kurikulum baru pada tahap ini di
berlakukan dengan mengeluarkan surat keputusan menteri yang berwenang
Kurikulum baru dalam penerapannya memerlukan tahap sosialisasi kurikulum yang
berfungsi untuk memberikan pengetahuan pengetahuan baru dari kurikulum bagi pihak
pengguna kurikulum, agar dengan pengetahuan baru, pihak pengguna kurikulum dapat
menyesuaikan sikap dan tindakanya sesuai dengan tuntutan yang di inginkan kurikulum baru.
Manurut Hamid Hasan, sosialisasi kurikulum penting dalam kaitan dengan
akuntabilitas pelaksanaan kurikulum baru dari sudut akuntabilitas. administrasi kurikulum
tersebut berarti telah dapa di penuhi karena telah di berlakukanya suatu kurikulum melalui SK
oleh menteri terkait untuk merenspon persoalan-persoalan baru yang muncul dalam kehidupan
masyarakat dan bernegara.

B. KONSEP-KONSEP KURIKULUM

1. Konsep Kurikulum Subyek Akademik


kurikulum yang menganut konsep ini memiliki kecenderungan untuk
mengembangkan daya intelektual anak untuk menguasai ilmu pengetahuan, karena ilmu
pengetahuan di anggap sebagai sumber kebenaran. Konsep kurikulum ini terbagi dalam
dua :
a. konsep kurikulum perenialis yaitu mengembang daya intelektual anak untuk
mencapai kebenarn- kebenaran yang bersifat universal.
b. Konsep kurikulum esensial yaitu menanamkan kedispilinan diri dan sumber
kebenaran adalah agama (religi) karena di anggap mengajarkan nilai-nilai universal
dan tidak dapat di ubah-ubah
2. Konsep Kurikulum Proses Pengembangan Kognitif
Konsep kurikulum ini sangat di dominasi oleh pengembangan otak anak didik.
Konsep kurikulum ini di munculkan sebagai jawaban terhadap rendahnya kemampuan
berfikir yang di hasilkan dari proses pembelajaran yang membawah murid tidak mampu
berfikir lebih untuk menghasilkan karya- karya yang sangat diperlukan oleh kehidupan
manusia
Pelaksanaan kurikulum pada konsep ini di tekankan pada pemenuhan kegiatan-
kegiatan siswa dengan system penemuan, penjelajahan, perumusan masalah, dan
penyelenggaraan eksperimen-eksperimen
3. Konsep Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Konsep kurikulum ini menekankan perhatianya pada perbaikan perbaikan
rekonstruksi nilai- nilai sosial karena itu fungsi kurikulum harus dapat melakukakan
pembaharuan masyarakat dan kebudayaan.
4. Kurikulum Humanistik
Konsep kurikulum humanistik ini menekankan pada pembetukan kepribadian siswa
secara utuh. Kurikulum ini sangat mengakui hak siswa untuk belajar. Dan untuk tujuan
belajar segala sesuatu yang di perlukan oleh siswa menjadi prioritas yang harus di
sediakan. Guru di tuntut untuk membantu anak menemukan identitas dirinya sekaligus
menetapkan system nilai yang di yakinininya oleh karena itu siswa di beri hak untuk
menentukan tujuan belajar yang di capainya.
5. Konsep Kurikulum Teknologi
Konsep kurikulum teknologi ini menekankan pada peranan media. Kurikulum ini
menyajikan teori dan prinsip – prinsip pengetahuan yang menjadi landasan terhadap
aplikasinya di lapangaan belajar.
Kurikulum teknologi dapat mendorong mengembangkan konsep guru dalam
merancang berbagai media sumber belajar seperti computer, internet, dan alat teknologi
lainya.

C. MODEL -- MODEL KURIKULUM

Kurikulum dapat di kategorikan ke dalam empat kategori umum : humanistic,


rekonstruksi sosial, teknologi, dan akademik.

A. Kurikulum humanistik

berdasarkan kurikulum Humanistik, fungsi kurikulum adalah menyiapkan peserta


didik dengan berbagai pengalaman naluriah yang sangat berperan dalam perkembangan
individu. Dalam kurikulum humanistik, guru diharapkan dapat membangaun hubungan
emosional yang baik dengan peserta didiknya untuk perkembangan peserta didik itu
selanjutnya. Oleh karena itu peran guru yang di harapkan adalah mendengar pandangan
realita peserta didik secara komprehensif , menghormati individu peserta didik dan tampil
alamiah otentik dan alamiah. Pada kurikulum ini guru mengetahui respon peserta didik
terhadap kegiatan mengajar. Guru juga di harapkan mengamati apa yang sudah di lakukanya
adalah untuk melihat umpan balik setelah kegiatan belajar di lakukan.

B. Kurikulum rekostruksi sosial

kurikulum rekostruksi sosial sangat memprihatikan hubungan kurikulum dengan


sosial masyarakat dan politik perkembangan ekonomi. Pendukung kurikulum rekonstruksi
sosial ini member komitmen yang tinggi pad aide sosial yang di batasi oleh consensus
sosial. Bertujuan untuk menghadapkan peserta didik pada berbagai permasalahan manusia
dan kemanusiaan. Para pendukung kurikulum ini yakin bahwa permasalah yang muncul
tidak harus di perhatikan oleh pengetahuan sosial tetapi oleh setiap displin ilmu termasuk
ekonomi, kimia, matematikan dan lain se bagainya.

C. Kurikulum Teknologi
Pada kurikulum ini, kurikulum teknologi berkeyakinan bahwa materi kurikulum
yang di gunakan oleh peserta didik seharusnya dapat menghasilkan kompotensi khusus bagi
mereka. Teknologi berperan dalam meningkatkan kualitas kurikulum dengan memberi
kontribusi mengenai ke efektifan instruksional, tahapan intruksional, dan memantau
perkembangan peserta didik.
D. Kurikulum Akademik
Kurikulum akademik ini, mendekatkan peserta didik untuk masuk kedunia
pengetahuan dengan konsep dasar dan metode untuk mengamati hubungan antar sesame,
analisis data, dan penarikan kesimpulan.
E. Model Dinamika
Menurut Walker berpendapat bahwa para pengembang kurikulum berjalan melalui
tiga fase dalam persiapan alamiah kurikulum berikut
1. Berbagai pernyataan, melalui gagasan, preferensi, sudut pandang, keyakinan,dan nilai.
2. Deliberasi atau pertimbangan mendalam , merupakan sekumpulan interaksi kompleks
dan acak, yang pada akhirnya mencapai suatu jumlah karya latar belakang sebelum
kurikulum di desain
3. Pengembang kurikulum mengambil keputusan-keputusan mengenai berbagai komponen
proses (unsur kurikulum).
Menurut Skilbeck, tedapat lima fase kurikulum
1. Analisis situasi
2. Formulasi program
3. Pembangunan program
4. Interpretasi dan inplementasi
5. Monitori, upan balik, penilaian , serta rekonstruksi.

D. KOMPONEN KURIKULUM
Menurut Nana Sudjana (2010:21), komponen-komponenkurikulum diantaranya
sebagaiberikut :
1. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang
akan diberikan kepada anak didik. Mengingat kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, maka tujuan kurikulum harus di jabarkan dari tujuan umum pendidikan.
Makna tujuan umum pendidikan di atas pada hakikatnya membentuk manusia Indonesia
yang bisa mandiri dalam konteks kehidupan pribadinya, kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara ser ta berkehidupan sebagai makhluk yang berkeTuhanan Yang Maha Esa
(beragama).
Berdasarkan hakikat dari tujuan diatas diatas dijabarkan sejumlah tujuan kurikulum
mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran, atau bidang studi
sampai pada tujuan-tujuan pengajaran. Rumusan tujuan kurikulum tersebut harus terlebih
dahulu ditetapkan sebelum menyusun dan menentukan isi kurikulum, satrategi pelaksanaan
kurikulum dan penilaian/evaluasi kurikulum. Hal ini dilakukan karna tujuan fungsi
menentukan arah dan corak kegiatan pendidikan, tujuan akan menjadi indikator dari
keberhasilan pelaksanaanpendidikan, dan tujuan menjadi pegangan dalam setiap usaha dan
tindakan dari para pelaksanaan pendidikan. Dalam menentukan dan merumuskan tujuan
kurikulum ada sejumlah sumber yang dapat digunakan, yakni :
a. Falsafah bangsa;
b. Strategi pembengunan:
c. Hakikat anak didik;
d. Ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Isi dan Struktur Kurikulum


Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus
diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Dalam menentukan isi
kurikulum baik yang berkenaan dengan pengetahuan ilmiah maupun pengalaman belajar
disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam
masyarakat menyangkut tuntutan dan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Ada tiga pengetahuan dasar manusia, Pertama pengetahuan benar-salah (logika), yakni
pengetahuan yang berkenaan dengan ilmu yang telah di terima secara universal dan teruji
kebenarannya melalui penelitian keilmuwan. Kedua, pengetahuan baik buruk atau etika, yakni
pengetahuan yang berkenaan dengan nilai-nilai moral dan nilai sosial yang juga telah diterima
di masyarakat sebagai acuan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketiga,
pengetahuan yang berkenaan dengan indah jelek, yakni berkenaan dengan nilai seni. Sebagai
akibat kebudayaan manusia, ketiga pengetahuan tersebut berkembang demikian pesat
sehingga melahirkan beberapa cabang pengetahuan di muka bumi ini.
Pendidikan formal di sekolah merupakan subsistim dari pendidikan sepanjang hayat.
Artinya pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah dan pendidikan di masyarakat
tidak terpisahkan satu sama lainnya. Hal ini menuntut adanya isi kurikulum yang sesuai
dengan hakikat pendidikan dalam keluarga dan dalam masyarakat. Ini berarti pilihan isi
kurikulum tidak bisa di lakukan tanpa adanya indikator dan prioritas sesuai dengan kondisi
tersebut sebagai berikut :
a. Kriteria Memilih Isi Kurikulum
Ada beberapa kriteria yang dpaat membantu para perancang kurikulum dalam
menentukan isi kurikulum, kriteria tersebut sebagai berikut :
a) Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa. Artinya,
sejalan dengan tahap perkembangan anak.
b) Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, Artinya sesuai dengan tuntutan
hidup nyata dalam masyarakat.
c) Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, Artinya mengandung aspek
intelektual, moral, sosial secara seimbang.
d) Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji, Artinya tidak
cepat lapuk hanya karena perubahan tuntutan hidup sehari-hari.
e) Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip, konsep yang
terdapat di dalamnya bukan hanya sekadar informasi faktual.
f) Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Isi kurikulum
disusun dalam bentuk program pendidikan yang nantinya dijabarkan dan
dilaksanakan melalui proses pengajaran/pengalaman belajar anak didik. Sesuai
dengan makna yang terkandung dalam pengertian kurikulum maka isi kurikulum
bukan hanya pengetahuan ilmiah yang terorganisasikan dalam bentuk mata
pelajaran/bidang studi saja tetapi juga kegiatan dan pengalaman yang diberikan
kepada anak didik/siswa sebagai bagian yang integral dari proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah.
b. Mata Pelajaran sebagai Isi Kurikulum
Mata pelajaran kurikulum antara lain :
a) Mata pelajaran umum dan mata pelajaran khusus. Contoh mata pelajaran umum
yaitu, Pancasila, Agama, Bahasa Indonesia, dan lain-lain. Contoh mata pelajaran
khusus yaitu, mata pelajaran Ekonomi untuk SMEA, mata pelajaran teknik untuk
STM dan lain-lain.
b) Mata pelajaran deskriptif, adalah pengetahuan yang umumnya berisikan fakta fakta
dan prinsip. Contoh matapelajaran ini yaitu, IPA dan IPS.
c) Mata pelajaran normatif, adalah mata pelajaran yang berisikanaturan penilaian,
norma, atau aturan yang digunakan untuk mengadakan pilihan moral(baik-buruk)
atau mencerminkan ukuran nilai. Contohnya, mata pelajaran Agama, Etika, dan lain-
lain.
Ditinjau dari fungsi mata pelajaran dalam struktur kurikulum dapat dikategorikan
sebagai berikut:

a) Pendidikan Umum (General Educarion), yakni mata-mata pelajaran yang diberikan


kepada siswa dengan tujuan membina para siswa menjadi warga negara yang baik
dan bertanggung jawab warga negara yang baik dan bertanggung jawab sesuai
dengan falsafah bangsanya.
b) Pendidikan Akademik, yakni mata-mata pelajaran yang bertujuan membina
kemampuan intelektual para siswa sebagai dasar bagi pengembangan pendidikan
selanjutnya.
c) Pendidikan Keahlian/profesi,yakni mata-mata pelajaran yang bertujuan membina
para siswa menjadi teNaga-tenaga semi profesional dibidangnya sebagai dasar
memasuki dunia pekerjaan.
d) Pendidikan Ketrampilan,yakni mata-mata pelajaran yang diberikan kepada siswa
dengan tujuan memberikan beberapa keteramapilan khusus yang dipandang berguna
bagi kehidupan siswa di kemudian hari.
c. Kriteria Memilih Mata Pelajaran
Ada beberapa kriteria yang biasa digunakan dalam memilih mata pelajaran sebagai
isi kurikulum, anatar lain :
a) Pentingnya mata pelajaran dalam kerangka pengetahuan keilmuwan. Artinya mata
pelajaran yang dipilih sebagai isi kurikulum harus jelas kedudukannya dalam konteks
pengetahuan ilmiah sehingga jelas apa yang harus dipelajarinya (ontologi), jelas
bagaiman cara mempelajari/metodanya (epistemologi) dan jelas manfaatnya bagi
anak didik/manusia (aksiologi).
b) Mata pelajaran harus tahan uji. Artinya mata pelajaran tersebut diperkirakan bisa
bertahan sebagai pengetahuan ilmiah dalam kurun waktu tertentu sehingga
kelangsungannya relatif lama tidak lekas berubah dan diganti oleh pengetahuan lain.
c) Kegunaan bagi anak didik dan masyarakat pada umumnya. Artinya mata pelajaran
yang dipilih bermanfaat dan memiliki kontribusi tinggi terhadap perkembangan anak
didik dan perkembangan masyarakat.
d. Silabus Pelajaran
Ada tiga hal yang secara minimal harus ada dalam silabus mata pelajaran, yakni
tujuan mata pelajaran, yakni :
a) Tujuan mata pelajaran tersebut atau di sebut tujuan kurikuler (lihat komponen
tujuan),
b) Ruang lingkup bahan pelajaran (keluasan dan kedalamannya),
c) urutan penyajian bahan yakni memilah bahan baik dalam pelajaran itu sendiri
maupun untuk penyebarannya berdasarkan kelas/semester.

3. Strategi Pelaksanan Kurikulum


Komponen strategi pelaksanaa kurukulum memberi petunjuk bagaimana kurikulum itu
dilaksanakan di sekolah. Kurikulum dalam pengertian program pendidikan masaih dalam taraf
niat/harap an/rencana yang harus diwujudkan secara nyata disekolah sehingga
memmpengaruhi dan mengantarkan anak didik kepada tujuan pendidikan. Oleh sebab itu
komponen strategi pelaksanaanya megang peranan penting.
Ada beberapa unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum, yakni:
a. Tingkat dan jenjang pendidikan
b. Proses belajar mengajar
c. Bimbingan penyuluhan
d. Administrasi supervisi
e. Sarana kurikuler
f. Evaluasi atau penilaian

4. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum di maksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan
untuk menentukan efisiensi, efektivitas, relevansi dan produktivitas program dalam mencapai
tujuan pendidikan.
Kurikulum sebagai program pendidikan untuk anak didik dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan dapat di nilai dari sudut sistem. Kurikulum sebagai sistem dapat diidentifikasi ;
a. Masukan atau input program
b. Proses pelaksanaan program
c. Hasil atau output/outcome program dan dampak.
Dari sudut ini maka ruang lingkup atau objek dari evaluasi kurikulum adalah input,
proses, output/outcome dan dampak.
a. Evaluasi terhadap input, mencakup evaluasi semua sumber daya yang dapat menunjang
program pendidikan, seperti dana, tenaga, konteks sosial dan penilaian terhadap siswa
sebelum menempuh program.
b. Evaluasi proses, mencakup penilaian terhadap strategipelaksanaan kurikulum mencakup
proses belajar mengajar, bimbingan penyuluhan, adminitrasi supervesi, sarana
intruksional,dan penilaian hasil belajar.
c. Evaluasi output/outcome, adalah penilaian terhadap lulusan pendidikan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan program yang ditempuhnya.
d. Evaluasi dampak kurikulum, artinya penilaian terhadap kemampuan lulusan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang di bebankan kepadanya sesuai dengan
profesi yang di sandangnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan Lias. 2010. Kurikulum Dan Pemikiran Pendidikan, Gaung Persada : Jakarta.

Hamalik Oemer. 2007. Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Anda mungkin juga menyukai