Anda di halaman 1dari 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURAL

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM RESPIRASI

A. Definisi
Pemeriksaan sistem respirasi merupakan satu dari sistem-sistem yang ada pada tubuh
manusia. Pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data objektif yang dilakukan dengan
cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan
tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu untuk
nmemepertoleh data yang sistematid dan komprehensif, memastikan/membuktikan hasil
anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakann keperawatan yang tepat
bagi klien (Dewi Sartika,2010)

B. Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan fisik sistem pernapasan meliputi hal-hal berikut ini:
1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
2. Untuk menambah, mengonfisrmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam
riwayat keperawatan.
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosis keperawatan.
Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaannnya.
4. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan keperawatan.

C. Indikasi
Pemeriksaan fisik sistem pernapasan diindikasikan pada pasien :
1. Klien ARDS
2. Emfisema
3. Infeksi saluran pernapasan atas
4. Infeksi saluran pernapasan bawah
D. Kontraindikasi
Pemeriksaan fisik sistem permapasan di kontraindikasikan pada pasien :
1. Klien mengalami fraktur
2. Riwayat medis klien yang abnormal sejak lahir
3. Adanya lesi atau luka di daerah yang akan dipalpasi dan diperkusi
4. Tingkat kesadaran klien yang rendah

E. Persiapan
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pemeriksaan fisik sistem pernapasan adalah
sebagai berikut.
1. Baju periksa, Selimut, Stetoskop, Senter, Pena, Penggaris, Sarung Tangan, Masker,
dan Jam
2. Cuci tangan
3. Jelaskan prosedur kepada klien
4. Anjurkan klien menanggalkan baju sampai ke pinggang.
5. Pastikan ruangan periksa memiliki cukup penerangan dan hangat, serta bebas dari
gangguan lingkungan.

F. Hal – hal Yang Perlu Diperhatikan


Hal-hal yang perlu diperhatikan selama melakukan prossedur pemeriksaan adalah :
1. Jaga privasi klien.
2. Pemeriksaan harus terorganisasi dengan baik untuk menghemat tenaga klien.
3. Lakukan universal precautions karena mungkin klien batuk dan bersin selama
pemeriksaan

G. Prosedur
Aspek yang Dinilai Skor
0 1 2 3
1. Persiapan alat :
 Stetoskop
2. Persiapan pasien dan lingkungan :
 Memberikan salam pembuka
 Menjelaskan tujuan tindakan
 Menjaga privasi klien
 Meminta pasien untuk membuka pakaian
 Meminta pasien berbaring dengan posisi telentang
 Meminta pasien dalam posisi relaks
Langkah-langkah :
Inspeksi Toraks Bagian Depan
 Perhatikan muka (edema) dan mata (conjunctiva
anemis atau tidak) dan bibir (sianosis atau tidak)
 Perhatikan posisi trakea : normal, deviasi kiri atau
kanan
 Perhatikan bentuk dada (adakah kelainan bentuk)
 Amati kesimetrisan dada ka.ki
 Amati adanya retraksi interkosta, amati gerakan
paru
 Amati sternum dan klavikula (apakah ada kelainan
bentuk)
 Tentukan jenis pernapasan apakah ada pernapasan
abnormal
 Hitung frekuensi pernapasan
 Bandingkan pergerakan dinding dada kiri dan
kanan apakah pergerakannya sama atau ada yang
tertinggal

Palpasi Thorax bagian depan :


 Apakah ada limfadenopati supraklavikular dan
leher
 Lakukan pemeriksaan posisi trakea apakah normal,
deviasi ke kiri atau deviasi ke kanan
 Berdiri di depan klien dan taruh kedua telapak
tangan pemeriksa di dada dibawah papilla,
anjurkan pasien menarik nafas dalam, rasakkan
apakah sama paru ki.ka.
 Lakukan palpasi pada dinding thorax untuk menilai
tactil fremitus.
 Bandingkan kiri dan kanan secara simetris dan
silangkan tangan pemeriksa instruksikan pasien
mengucapkan kata “sembilan-sembilan”.
Perkusi Thorax bagian depan :
 Atur pasien dengan posisi supinasi
 Untuk perkusi anterior dimulai batas clavikula lalu
kebawah sampai intercosta 5 tentukkan batas paru
ka.ki (bunyi paru normal : sonor seluruh lapang
paru, batas paru hepar dan jantung: redup) Jika ada
edema paru dan efusi plura suara meredup
Auskultasi thorax bagian depan :
 Gunakkan diafragma stetoskop untuk dewasa dan
bell pada anak
 Mendengar suara nafas vesikuler pada kedua
hemithorax kiri dan kanan, mulai dari atas ke
bawah
 Mendengar suara nafas bronkovesikuler (normal)
pada daerah di korpus sterni
 Mendengar suara nafas tambahan : wheezing,
crackles

Pemeriksaan Fisik Torax Belakang

Aspek yang Dinilai Skor


0 1 2 3
Langkah-langkah :
Inspeksi :
 Perhatikan bentuk dinding thorax bagian belakang
(adakah kelainan bentuk)
 Perhatikan bentuk tulang belakang (apakah ada
kelainan bentuk (kiposis, skoliosis, lordosis)
 Bandingkan bentuk dinding toraks belakang kiri
dengan belakang kanan
 Bandingkan pergerakan dinding toraks belakang
ki.ka, apakah ada yang tertinggal

Palpasi Thorax bagian belakang :


 Meletakkan telapak tangan kanan di belakang dada
tepat pada apex paru/stinggi supra scapula (posisi
posterior) .
 Menginstrusikkan pasien untuk mengucapkkan
kata “Sembilan-sembilan” (nada rendah)
 Minta klien untuk mengulangi mengucapkkan kata
tersebut, sambil pemeriksa mengerakkan ke posisi
ka.ki kemudian kebawah sampai pada basal paru
atau setinggi vertebra thoraxkal ke-12.
 Bandingkan vremitus pada kedua sisi
Perkusi Thorax bagian belakang :
 Lakukan perkusi pada kedua hemithorax belakang
kiri dan kanan mulai dari dinding thorax atas ke
bawah bandingkan kiri dan kanan
 Tentukan batas paru belakang ka.ki (normal
vertebrae Th X/XI)
Auskultasi thorax bagian belakang :
 Mendengar suara nafas vesikuler pada kedua
hemithorax belakang kiri dan kanan, mulai dari
atas ke bawah
 Mendengar suara nafas bronkovesikuler (normal)
pada daerah interskapula
 Mendengarkan suara nafas tambahan

Keterangan Skor :

0. Tidak dilakukan sama sekali


1. Dilakukan dengan banyak perbaikan
2. Dilakukan dengan sedikit perbaikan
3. Dilakukan dengan sempurna

Nilai :

Anda mungkin juga menyukai