Pendahuluan
I. LATAR BELAKANG
Hingga kini kusta sering kali terabaikan. Meski kusta tidak secara langsung
termasuk kedalam pencapaian Millenium Development Goals(MDGs), namun terkait
erat dengan lingkungan yaitu sanitasi. Penggunaan air bersih dan sanitasi akan
sangat membantu penurunan angka kejadian penyakit. Beban akibat penyakit kusta
bukan hanya karena masih tingginya jumlah kasus yang ditemukan tetapi kecacatan
yang diakibatkanya. Indonesia sudah mencapai eliminasi di tingkat nasional. Namun
saat ini masih ada 14 provinsi yang mempunyai beban tinggi yaitu Banten, Sulteng,
Aceh, Sultra, Jatim, Sulsel, Sulbar, Sulut, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua,
Papua Barat, Kalimantan Utara.
Dampak sosial terhadap penyakit kusta ini sedemikian besarnya, sehingga
menimbulkan keresahan yang sangat mendalam. Tidak hanya pada penderita
sendiri
Tetapi pada keluarganya, masyarakat, dan negara. Hal ini yang mendasari
konsep perilaku penerimaan penderita terhadap penyakitnya, dimana untuk kondisi
ini penderita masih menganggap bahwa oenyakit kusta merupakan penyakit
menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan, najis dan menyebabkan
kecacatan. Akibat anggapan yang salah ini penderita kusta merasa putus asa
sehingga tidak tekun untuk berobat. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa
penyakit ini mempunyai kedudukan khusus diantara penyakit lainnya. Hal ini
disebabkan karena adanya lepropobia (rasa takut yang berlebihan terhadap kusta).
Lepropobia ini timbul karena pengertian penyebab penyakit kusta yang salah dan
cacat yang di timbulkan sangat menakutkan. Dari sudut pengalaman nilai budaya
sehubungan dengan upaya pengendalian lepropobia yang bermanifestasi sebagai
rasa jijik dan takut pada penderita kusta tanpa alasan yang rasional. Terdapat
kecenderungan bahwa masalah kusta telah beralih dari masalah kesehatan ke
masalah sosial.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program kusta sesuai dengan masakah
yang ada, sehingga dapat meningkatkan penemuan secara dini penderita
kusta baru dan bisa mengobati pasien kusta secara sempurna
2. Tujuan Khusus
a. Mengupayakan peningkatan keterampilan petugas dalam mendeteksi
suspec kusta
b. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi
dini kusta
Pelaporan kegiatan ini dilakuan setiap bulan, saat rapat koordinasi bulanan
Puskesmas Perumnas oleh pemegang Program Kusta Puskesmas Perumnas
Di sahkan oleh,
Kepala Puskesmas Perumnas
ASROPI, MPH
Nip.197505102000121003