Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi Organisasi


Komunikasi organisasi (Organizational communication) dapat didefinisikan
sebagai proses pertukaran pesan diantara komunikator dan komunikan di dalam sebuah
organisasi untuk kepentingan organisasi. Atau proses penciptaan dan penafsiran pesan
diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.
Suatu organisasi terdiri dari unit-unit yang berhubungan secara hirarki antara satu
dengan lainnya dan berfungsi sebagai satu sistem dalam mewujudkan tujuan
organisasi.(Pelayanan, n.d.)
Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan dalam organisasi, baik dalam kelompok formal maupun
kelompok informal organisasi (Devito 1997: 340). Sedangkan Wiryanto (2004:54),
komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di
dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Dan menurut
Goldhaber(1986:4) dalam bukunya Organizational Communication memberikan definisi
komunikasi organisasi sebagai berikut: ‘’ Organizational Communication is the process
of creating and exchanging messages within a network of interdependent relationship to
cope with envirolmental uncertaninty.’’Atau dengan kata lain “ komunikasi organisasi
adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan
yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau
yang selalu berubah-ubah”. Serta Redding dan Sanborn (Arni Muhammad, 2007: 65)
mendefinisikan komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi
dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dengan bidang ini adalah komuikasi
internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward,
komunikasi upward, atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi
horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya dalam
organisasi, keterampilan komunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis, dan
komunikasi evaluasi program. (Organisasi, 1987)
Komunikasi organisasi meliputi komunikasi internal organisasi dan komunikasi
antar organisasi. Komunikasi internal organisasi merupakan aktivitas komunikasi yang
terjadi di dalam suatu lingkungan organisasi, baik komunikasi antara pimpinan dengan
staf, antara pimpinan dengan pimpinan, atau antara staf dengan staf di dalam organisasi
tersebut. Sedangkan komunikasi antar-organisasi aktivitas komunikasi antara suatu
organisasi dengan organisasi lainnya, misanya komunikasi antara organisasi A dengan
B, organisasi swasta dengan instansi pemerintah, atau antara suatu instansi dengan
instansi lainnya. Komunikasi antar organisasi bersifat horizontal jika organisasi yang
melakukan aktivitas komunikasi bersifat independen antara satu dengan lainnya,
kedudukannya setara, dan saling mmbutuhkan antara satu dengan lainnya. Sedangkan
komunikasi antar-organisasi bersifat vertikal bila organisasi yang melakukan komunikasi
bersifat struktura, seperti komunikasi antara kantor pusat dengan kantor cabang,
komunikasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi, kedudukan organisasi
yang satu dengan yang lainnya memiliki hirarki baik sebagai up-link (atasan) maupun
down-link (bawahan).
R. Wayne Pace dan F. Faules yang diahli bahasakan oleh mulyana (2001
; 31-32) menngemukakan definisi fungsional komunikasi organisasi sebagai
pertunjukan definisi fungsional komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari unit-unit
komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan.
Unit kominikasi organisasi adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatan-
jabatan (posisi-posisi) yang berada dalam organisasi tersebut. Unit dasar dalam
kominikasi organisasi seseorang dalam suatu jabatan. Posisi dalam jabatan menentukan
komunikasi dalam jabatan- jabatan. Komunikasi timbul apabila seseorang menciptakan
pesan, lalu yang lain menafsirkan,menjadi sebuah “pertunjukan” dan menciptakan pesan
baru. Seperti yang dijelaskan Bakke dan Argyris ( Pace dan Faules, 2006:32) orang
tersebut disosialisasikan oeh pejabat tersebut, menciptakan suatu lingkaran yang lebih
sesuai denan keadaan jabatan tersebut, pada saat jabatan tersebut dipersonalisasikan,
menghasilkan suatu figur atau gambar yanng sesuai dengan orang tersebut.
B. Tujuan Komunikasi Organisasi
Tujuan kominikasi organisasi adalah untuk memudahkan, melaksanakan, dan
melancarkan jalannya organisasi. Menurut Koonyz (dalam Moekijat, 1993: 15-16),
dalam arti yang lebih luas, tujuan komunikasi organisasi adalah untuk mengadakan
perubahan dan untuk memengaruhi tindakan ke arah kesejahteraan perusahaan.
Sementara itu, Liliweri (2013:372-373) mengemukakan bahwa ada empat tujuan
kominikasi organisasi, yaitu:
1. Menyatakan pikiran, pandangan dan pendapat.
Memberi peluang bagi para pemimpin organisasi dan anggotannya untuk
menyatakan pikiran, pandangan, dan pendapat sehubungan dengan tugas dan fungsi
yang mereka lakukan.
2. Membagi informasi
Memberi peluang kepada seluruh aparatur organisasi untuk membagi informasi
dan memberi makna yang sama atas visi, misi, tugas pokok, fungsi organisasi, sub
organisasi, individu, maupun kelompok kerja dalam organisasi.
3. Menyatakan perasaan dan emosi
Memberi peluang bagi para pemimpin dan para anggota untuk bertukar
infromasi yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.
4. Tingkat koordinasi
Bertujuan mengkoordinasi sebagai atau seluruh tindakan yang berkaitan dengan
tugas dan fungsi yang telah dibagi habiske dalam bagian atau sub bagian organisasi.
Organisasi tanpa koordinasi dan organisasi tanpa komunikasi sama dengan
organisasi yang menampilkan aspek individual dan bukan menggambarkan aspek
kerja sama.(Ii, n.d.)

Pentingnya komunikasi dalam organisasidapat diperhatikan dari ilustrasi


berikut. Misalnya, sebuah hotel memerlukan informasi, baik tentang harga,
persaingan, dan keuangan, maupun informasi tentang siklus perusahaan dan
kegiatan pemerinah. Pengetahuan ini merupakan dasar bagi keputusan-keputusan
yang memengaruhi garis produk, rasio produksi,mutu, siasat pemasaran, gabungan
faktor-faktor produktif, dan arus informasi internal.
Dari situlah dapat dipahami pentingnya komunikasi. Komunikasi adalah
penting untuk berfungsinya internal perusahaan. Karena itu menurut Harold Koontz
(Moekijat, 1993:15-16) bahwa komunikasi menyatukan fungsi-fungsi manajerial,
dan komunikasi diperlukan untuk :
a. Menyatukan dan menyebarkan tujuan perusahaan
b. Mengembangkan rencana guna pencapaiannya
c. Mengatur sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dengan cara
yang seefektif dan seefesien mungkin
d. Memilih, mengembangkan dan menilai anggota- anggota organisasi
e. Memimpin, mengarahkan, memotifasi, dan menciptakan suatu suasana
dimana orang-orang mau memberikan sumbangan
f. Mengawasi melaksanakan pekerjaan.
C. Fungsi komunikasi organisasi
Dalam suatu organisasi baik yang berorentasi komersial, organisasi
sosial,komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empatfungsi,
yaitu:
1. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasiorganisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baikdan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasidapat melaksanakan
pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnyadibutuhkan oleh semua orang
yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatuorganisasi. Orang-orang dalam
tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi
ataupun guna mengatasi konflik yang terjadidi dalam organisasi. Sedangkan karyawan
tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dansebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlakudalam
suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yangberpengaruh
terhadap fungsi regulatif ini, yaitu atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran
manajemen yaitumereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua
informasi yangdisampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan
untukmemberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur
organisasikemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian,sikap bawahan untuk
menjalankan perintah banyak bergantung pada:
a. Keabsahan pimpinan dalam penyampaian perintah
b. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
c. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai
pribadi
d. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan
Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada
dasarnyaberorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidakakan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini,maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripadamemberi perintah.
Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawanakan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan seringmemperlihatkan kekuasaan
dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkankaryawan
dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua salurankomunikasi formal
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter,buletin) dan laporan
kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal sepertiperbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupunkegiatan
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan
untukberpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
5. Fungsi Manajer Subordinasi
Fungsi komunikasi dalam tingkatan Manajer-Subordinasi atau disebutdalam
proses komunikasinya disebut dengan ”Down the Line” meliputi :
a. Pengarahan pelaksanaan tugas (Job Intructions)
b. Perancangan peran komunikasi/informasi untuk menghasilkan pemahaman dalam
pelaksanaan tugas (Job Rationale)
c. Memberikan informasi tentang pelaksanaan prosedur organisasi (Organizational
Procedures and Practices)
d. Memberikan umpan balik (feedback) tentang pelaksanaan tugas
e. Pengarahan tentang misi yang akan dicapai (A sense of mission indroctination)
6. Fungsi Subordinasi
Secara fungsional pada tingkatan antara subordinasi atau disebut denganistilah
”Horizontal Communication”, meliputi :
a. Mendukung pengembangan sosio-emosional (sosio-emotional support)
b. Mengkoordinasi proses bekerja diantara kelompok
c. Menyebarkan tempat-tempat pengawasan didalam organisasi
7. Fungsi Subordinasi-Manajer
Pada tingkatan ini disebut dengan istilah ”up the line” atau yang lebih populer
”bottom up” secara fungsional meliputi :
a. Berkomunikasi mengenai diri, penampilan dan masalah
b. Berkomunikasi tentang masalah yang dihadapi bersama
c. Mengetahui keputusan yang seharusnya, dan bagaimana memperolehnya.(Siti & Siregar,
n.d.)
Fungsi kominikasi Organisasi menurut Liliwri(2014: 373-374) ada dua fungsi
komunikasi organisasi yaitu bersifat umum dan khusu. Dibawah ini dijabrkan dua fungsi
tersebut.
1. Fungsi Umum
a. Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan atau memberikan informasi kepada
individuatau kelompok tentang bagaimana melaksanakan suau pekerjaan sesuai
dengan kompetensinya.
Contoh: deskripsi pekerjaan
b. Komunikasi berfungsi untuk menjual gagasan dan ide, pendapat, dan fakta.
Termasuk juga menjual sikap organisasi dan sikap tentang sesuatu yang
merupakan subjek layanan.
Contoh : public relations, pameraan, ekspo dan lain-lain.

2. Fungsi Khusus
a. Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu organisasi lalu
menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu dibawah sebuah komando atau
perintah.
b. Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi antar sesama bagi
D. Bentuk-bentuk Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan unsur pengikat berbagai bagian yang saling bergantung
dalam sistem itu. Tanpa komunikasi tidak akan ada kegiatan yang terorganisir. Menurut
Bangun (2012:364), bentuk-bentuk komunikasi organisasi adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis merupakan suatu proses dimana pesan yang disampaikan oleh
komunikator disandikan simbol-simbol yang dituliskan pada kertas atau tempat lain
yang dapat dibaca dan dikirimkan kepada komunikan.
2. Komunikasi lisan
Komunikasi lisan adalah proses dimana seorang komunikator berinteraksi secara
lisan dengan komunikan untuk mempengaruhi tingkah laku penerima.
3. Komunikasi non-verbal
Komunikasi non-verbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar
dalam komunikasi bisnis. Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan
kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh sebagai alat
berkomunikasi dengan orang lain. Namun, komunikasi nonverbal memiliki pengaruh
yang lebih besar daripada komunikasi verbal. Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal
sangat penting, terutama dalam kaitannya dengan penyampaian perasaan dan emosi
seseorang.
Dengan memperhatikan isyarat nonverbal, seseorang dapat mendeteksi
kecurangan atau menegaskan kejujuran orang lain. Oleh karena itu, tidak mengherankan
jika ada seseorang yang lebih percaya pada pesanpesan yang disampaikan melalui
isyarat nonverbal daripada pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat.
(Purwanto,2006:9)
4. Komunikasi antarpribadi
Yang dimaksud dengan komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang
berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka (Cangara,2004:31).
Komunikasi berlangsung secara dua arah/timbal balik yang dapat dilakukan tiga bentuk,
yakni percakapan, dialog dan wawancara. Dalam suatu organisasi, komunikasi
antarpribadi sering digunakan antar sesama anggota organisasi secara informal baik
antar atasan dengan bawahan, maupun dengan sesama anggota setingaka.(Azhariman,
2014)
E. Komponen Komunikasi Organisasi
Dalam proses komunikasi organisasi, ada beberapa komponen penting untuk
diperhatikan. Adapun komponennya adalah sebagai berikut.

1. Jalur komunikasi internal, eksternal, atas bawah, bawah-atas, horizontal, serta


jaringan.
2. Induksi, antara lain orientasi tersembunyi dari para karyawan, kebijakan dan
prosedur, serta keuntungan para karyawan.
3. saluran, antara lain media elektronik (email, internet), media cetak (memo, surat
menyurat, bulletin) dan tatap muka
4. Rapat, antara lain briefing, rapat staf, rapat proyek, dan dengar pendapat umum.
5. wawancara, antara lain seleksi, tampilan kerja dan promosi karier.
F. Peran Komunikasi Dan Perilaku Organisasi
1. Peran Antarpeesona
Dalam kaitannya dengan peranan antar pesona seorang menejer meliputi tiga
hal, yaitu:
a. Peranan Tokoh
Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi, memhuat seorang manajer
melakukan tugas yang berisifat keupacaraan. Karena ia merupakan seorang tokoh,
maka selain memimpin berbagai upara dikantornya, ia juga diundang oleh pihak luar
menghadiri berbagai upacara. Dalam ini, seorang manajer berkesempatan untuk
memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dan sebagainya.
b. Perana Pimpinan
Sebagai pimpinan, seorang manajer bertanggung jawab atas lancar tidaknya
pekerjaan yang dilakuukan bawahannya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsunng
dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan kebijaksanaan,
perencanaan, perorganisasian, penggerakan, dan penilaian.
c. Peranan Penghubung
Dalam peranan sebagai penghubung, seorang manajer melakukan
komunikasi dengan orang-orang di jalur komando vertikal, baik secara formal,
maupun, secara tidak formal.
2. Perana Informasi
Dalam organisasinya, sseorang manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia
mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan organisasinya, peranan
informasional dari seorang manajer meliputi peranan-peranan sebagai berikut:
a. Peranan Monitor
Dalam melakukan peranan monitornya, manajer memandang lingkungan
sebagai sunmber informasi. Ia mengajukan berbagai pertanyaan kepada rekan-
rekannya atau bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka tanpa
diminta berkat hubungan pribadinya yang selalu dibinanya. b. Peranan Penyebar
Dalam perannya sebagai penyebar, seorang manajer menerima dan
menghimpun informasi dari luar yang penting artinya dan bermanfaat bagi
organisasi, untuk kemudian disebarkan kepada bawahannya.
c. Peranan juru Bicara
Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung, yakni dalam
hal mengomunikasikan informasi kepada khalayak luar.
3. Peranan Memutuskan
a. Peranan Wiraswasta
Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan mengadakan
penyesuaian atas perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa memandang ke
depan untuk mendapatkan gagasan baru.
b. Peranan Pengendali Gangguan
Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi setip tekanan yang
menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang, dan
sebagainya.
c. Pernanan Penentu Sumber
Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjan apa yang
harus dilakukan, siapa yang akan melaksanan, dan bagaimana pembagian pekerjaan
dilangsungkan.
d. Peranan perunding
Manajer yang melakukan peranan perunding bukan saja tentang hal-hal yang
resmi dan langsung berhubungan dengan organisasi, melainkan juga hal-hal yang
tidak resmi dan tidak langsung berkaitan dengan kekayaaan.
G. Iklim Komunikasi Organisasi
1. Konsep iklim komunikasi organisasi
Efektivitas iklim organisasi sangat ditentukan oleh iklim komunikasi organisasi.
Menurut Pace dan Faules (1998: 146-148) bahwa istilah “iklim” merupakan kiasan
(metafora). Iklim komunikasi sebuah organisasi mempengaruhi cara hidup kita, keoada
siapa kita berbicara, bagaiman perasaan kita, bagaimana kegiatan kerja kita, bagaimana
perkembanga, apa yang ingin dicapai, dan bagaimana cara kita menyesuaikan diri
dengan organisasi. Iklim komunikasi penting karena mengaitkan konteks organisasi
dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan, dan harapan harapan anggota organisasi dan
mebantu menjelaskan perilaku anggota organisasi.
Menurut Tagiuri, Iklim Komunikasi Organisasi adalah kualitas yang relatif abadi
dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya,
mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu
set karakteristik tertentu dari lingkungan. (Soemirat,Ardianto, Suminar, 1999).
Hillreiger dan Slocum mengatakan Iklim Komunikasi Organisasi adalah suatu
set atribut organisasi, yang menyebabkan bagaimana berjalannya subsistem organisasi
terhadap anggota dan lingkungannya. (Soemirat, Ardianto, Suminar).
Redding mengatakan iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan
yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa
organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam
mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup
tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi
yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi; secara aktif memberi
penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa
keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh
perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. (Pace dan Faules,
2002)
Iklim komunikasi organisasi menurut Denis dalam Arni (2007) adalah sebagai
kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi
yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dengan kejadian yang
terjadi dalam organisasi Falcione menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi
merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang
disebutkomunikasi organisasi. Iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu
organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu
kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang
relatif langgeng pada organisasi.
2. Konsep dimensi iklim komunikasi
Adapun dimensi-dimensi iklim komunikasi organisasi menurut Pace dan Faules
dalam bukunya Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan.
(2002):
a. Kepercayaan
Personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan yang di dalamnya terdapat kepercayaan, keersepsi yakinan
dan kredibilitas yang didukung oleh pernyataan dan tindakan. Para pemimpin hendaklah
berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim dan penerima pesan. Kepercayaan
ini akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan mempermudah
adanya persetujuan yang diperlukan antara bawahan dan atasan.
b. Pembuatan keputusan bersama
Para karyawan di semua tingkatan dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan
berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang
relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi
kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar
berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.
Tetapi umumnya pimpinan mau memberikan informasi ke bawah bila merasa
bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak
relevan dengan tugas, pesan itu tetap dipegangnya.
c. Kejujuran
Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai
hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu mengatakan ”apa yang
ada dalam pikiran mereka“ tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman
sejawat, bawahan, atau atasan.
d. Keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau
para pemimpin kepada bawahannya. Menurut Lewis (1987) komunikasi ke bawah
adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat,
mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah
kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan.(Arni,) Kecuali untuk keperluan informasi rahasia,
anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang berhubungan
langsung dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya,
dan yang berhubungan luas dengan perusahaan,organisasinya, para pemimpin dan
rencana-rencana.
e. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran
dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan
moral dan sikap
f. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi
Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen
terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya
rendah- demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya.
Jadi secara singkat, yang termasuk dalam dimensi iklim komunikasi organisasi itu
adalah kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan,
mendengarkan dalam komunikasi ke atas dan perhatian pada tujuan-tujuan kinerja
tinggi.(Diurna, 2013)
H. Proses Komunikasi Organisasi
Proses komunikasi terjadi manakala manusia berinteraksi dalam aktivitas
komunikasi, menyampaikan pesan mewujudkan motif komunikasi. (Komala 2009: 83)
Komunikasi adalah transaksi, dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi
merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya salin terkait, dan bahwa para
komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. (Supranto
2011: 5 mengutip Joseph A. Devito 1996)
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi
merupakan suatu proses berinteraksi atau terjadinya transaksi dimana komponen-
komponennya saling terkait dan para komunikator beraksi dan bereaksi.Proses
komunikasi meliputi sumber berita, penyandian (encoding), berita (pesan), saluran
komunikasi, pemecahan sandi (decoding), penerima berita, dan umpan balik.
Pertama, pihak sumber membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya
melalui satu saluran tertentu (misalnya melalui surat, telepon, gelombang udara) jika
komunikasi berlangsung secara tatap muka. Kemudian pihak penerima mengartikan dan
menginterpretasikan pesan tersebut. Apabila ia (penerima) punya tanggapan maka ia
akan membentuk pesan dan menyampaikannya kembali kepada sumber.
Tanggapan yang disampaikan penerima pesan kepada sumber disebut sebagai
umpan-balik. Pihak sumber kemudian akan mengartikan dan menginterpretasikan
tanggapan tadi, dan kembali ia akan melakukan pembentukan dan penyampaian pesan
baru. Demikianlah proses ini terus berlanjut secara sirkuler, di mana kedudukan sebagai
sumber dan penerima berlaku secara bergantian.
1. Komunikasi Internal
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-
anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi seperti pertukaran gagasan
di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur
lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam
perusahaan sehingga pekerjaan berjalan. Proses komunikasi internal ini bisa berwujud
komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok juga komunikasi primer maupun
sekunder.
a. Komunikasi primer
proses penyampaian informasi oleh seseorang kapada orang lain dengan
menggunakan lambang atau simbol sebagai media. Lambang atau simbol sebagia media
primer dalam proses komunikasi ini berupa bahasa, kias, isyarat, gambar, warna, dan
lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan
komunikator kepada komunikan.
b. Komunikasi sekunder
Proses penyampaian informasi kepada seseorang dengan menggunakan alat atau
sarana (surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, tv, dll) sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai mdia pertama.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan khalayak diluar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak
dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan
sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting saja.
Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
a. Komunikasi dari organisasi pada khalayak
Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada
hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah
organisasi, press release, artikel surat kabar atau majalah, pidato, film dokumenter,
brosur dll.
b. Komunikasi dari khalayak pada organisasi
Komunikasi dari khalayak pada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek
dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.(“No Title,” 2013)
I. Arah Aliran Komunikasi
1. Komunikasi vertikal
Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan atau komunikasi
dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan dengan cara timbal
balik (two way traffic communication). Dalam komunikasi vertikal, pimpinan
memberikan instruksi-instruksi, petunjuk- petunjuk, informasi-informasi, dan lain-lain
kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran,
pengaduan-pengauduan, dan sebagainya kepada pimpinan.
a. Komunikasi atas ke bawah (Downward communication).
Terdapat lima elemen dari komunikasi atas ke bawah. Elemen pertama adalah
perintah-perintah kerja yang umum dan sederhana yang disampaikan kepada bawahan
melalui permintaan langsung (direct orders), waktu pelatihan (training sessions),
deskripisi tugas (job descriptions), dan mekanisme lainnya. Elemen kedua rasionalisasi
tugas dan hubungannya dengan misi organisasi. Elemen ketiga adalah informasi
ditentukan oleh prosedur dan praktek didalam organisasi. Umpan balik kepada
individual tergantung pada kinerja adalah elemen keempat. Elemen terakhir terkait
dengan upaya indoktrinasi bawahan kedalam misi dan kepercayaan organisasi.
Komunikasi dalam bentuk ini tidak selalu harus secara lisan atau bertatap muka
secara langsung. Seperti ketika direksi mengirimkan email berupa informasi tentang
peraturan cuti yang baru ke karyawannya.
b. Komunikasi dari bawah ke atas (Upward communication).
Pola ini digunakan untuk memberikan umpan balik kepada pimpinan atau atasan,
menginformasikan tentang kemajuan dalam menuju sasaran kerja, dan menyampaikan
masalah yang terjadi saat ini. Katz dan Kahn (1978) mengatakan bahwa komunikasi
keatas muncul dalam beberapa bentuk. Ini dilakukan anggota untuk mengatakan
pertama tentang diri, kinerja, dan masalah mereka. Kedua, tentang hal lain dan masalah
mereka. Ketiga, tentang praktek dan kebijakan organisasi. Dan terakhir, tentang apa
yang dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Adapun hambatan-hambatan dalam komunikasi dari bawah ke atas yaitu
kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan pikirannya, perasaan
karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik kepada masalah mereka,
kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas,
perasaan karyawan bahwa supervisor dan pimpinan tidak dapat menerima dan berespon
terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan. (Arni 2007)

2. Komunikasi horizontal
Komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer
kepada manajer. Komunikasi horizontal ini mempelancar pertukaran pengetahuan,
pengalaman, metode dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari
masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan
kerja.
Suranto (2005) dalam bukunya menyebutkan beberapa tujuan komunikasi yang
dilakukan antar sesama pegawai dalam suatu organisasi:
a. Berbagi pengalaman dan perasaan
b. Solidaritas dan kerjasama
c. Menserasikan pelaksanaan kerja
d. Menghindari kekembaran (kegandaan) pengerjaan tugas
e. Menggalang kerukunan
f. Membahas cara-cara menanggulangi kendala yang timbul
g. Saling koreksi untuk menghindari kekeliruan
h. Membina hubungan harmonis dan kemitraan

3. Komunikasi diagonal
Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian
lain.(Studi et al., 2014)
J. Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Ada lima hambatan atau gangguan komunikasi kerap muncul dalam komunikasi
organisasi menurut Warren R. Plunkett dan Raymond F. Atner (1986) (Rudi, 2005:24).
Kelima hambatan tersebut sebagai berikut:
a. Management level (tingkatan manajemen)
Dalam organisasi terdapat peringkat menajemen yaitu top, middle, dan lower
management dan dalam tingkatan manajemen tersebut dapat saja terjadi penyampaian
pesan/ informasi yang tidak sepenuhnya berlangsung lancar, baik di tinjau dari arah,
atau aliran informasi atau pola komunikasi, baik secara top dawn maupun secara buttom
up.
b. Number of people supervised ( jumlah staf yang berada dalam kendali atau di
bawah pengawasan)
Jika staf atau karyawan yang langsung dibawah pengawasan seseorang
pimpinan kurang dari 12 orang,maka komunikasi mengenai bidang tugas atau
pekerjaannya lebih lancar. Sebaliknya, jika staf yang di bawah komandonya lebih 12
orang maka kecenderunganya komunikasi akan terhambat.
c. the rank of position in the organization ( jenjang kepangkatan, jabatan, dan
status atau kedudukan di dalam pengawasan)
Jika jenjang kepangkatan, jabatan, dan status atau kedudukan di dalam
organisasi terlalu jauh, maka komunikasi yang terjadi kurang lancar dan kaku.

Anda mungkin juga menyukai