Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PERAN PERAWAT SEBAGAI CARE GIVER DENGAN

KEPUASAAN PASIEN DI RUANGAN GAWAT DARURAT DI RSUD


KOTAMOBAGU
Effendi Siswanto Amir*

*Program Studi S1 Keperawatan STIKes Graha Medika Kotamobagu

ABSTRAK
Latar belakang: Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat
dari pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang
diharapkannya. Kepuasan pasien merupakan ungkapan perasaan puas apabila menerima
kenyataan atau pengalaman pelayanan memenuhi harapan pasien. Hal ini akan menciptakan
loyalitas atau citra yang tinggi. Tujuan Khusus : Diketahui peran perawat sebagai care giver,
Diketahui kepuasan pasien, Teranalisis hubungan peran perawat sebagai care diver dengan
kepuasan pasien di Ruangan Gawat Darurat RSUD Kotamobagu.
Metode: Desain atau rancangan penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional, dimana
jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi Penelitian ini telah dilaksanakan di
RSUD Kotamobagu pada bulan Februari sampai dengan Mei 2018, dengan sampel sebanyak 30
responden. Hasil: menunjukkan Peran perawat sebagai care giver di Ruangan Gawat Darurat
RSUD Kotamobagu sebagian besar baik, Sebagian besar kepuasan pasien di Ruangan Gawat
Darurat RSUD Kotamobagu puas, Terdapat hubungan peran perawat sebagai care diver dengan
kepuasan pasien di Ruangan Gawat Darurat RSUD Kotamobagu p=0,000. Kesimpulan: Peran
perawat sebagai care giver di Ruangan Gawat Darurat RSUD Kotamobagu sebagian besar baik;
sebagian besar kepuasan pasien di Ruangan Gawat Darurat RSUD Kotamobagu puas; terdapat
hubungan peran perawat sebagai care diver dengan kepuasan pasien di Ruangan Gawat Darurat
RSUD Kotamobagu p=0,000. Saran: Bagi profesi keperawatan, agar memberikan informasi kepada
tenaga keperawatan untuk lebih meningkatkan perannya sebagai care giver atau pemberi asuhan
keperawatan meliputi pengkajian, penetapan diagnosa, rencana tindakan, implementasi dan
evaluasi agar masyarakat (khususnya pasien gawat darurat). Bagi RSUD Kota Kotamobagu agar
meningkatkan pelayanan yang optimal dan menyeluruh sesuai dengan peran dan fungsi perawat
yang berada diruangan UGD agar aplikasikan dalam standar proses keperawatan yang diberikan
kepada pasien dapat merasa puas dengan pelayanan yang ada.

Kata kunci : Kepuasaan Perawat, Peran Perawat Sebagai Care Giver

ABSTRACT
Background: Patient satisfaction is a level of patient feeling that arises as a result of the health
services it receives after the patient compares it to what he or she is hoping for. Patient satisfaction
is an expression of satisfaction when accepting the reality or service experience meet patient
expectations. This will create loyalty or high image. Specific Objectives: Given the role of nurses as
care giver, Known patient satisfaction, Analyzed the relationship of the role of nurse as a care diver
with patient satisfaction in the Emergency Room of RSUD Kotamobagu. Method: The design or the
research design used is cross sectional method, where the type of research that emphasizes the
measurement / observation time. This research has been carried out at Kotamobagu Hospital in
February until May 2018, with sample of 30 respondents. Result: showing the role of nurse as care
giver in Emergency Room of Kotamobagu General Hospital mostly good, Most of patient
satisfaction in Emergency Room Kotamobagu Hospital satisfied, There is relation of nurse role as
care diver with patient satisfaction in RSUD Kotamobagu Emergency Room p = 0,000. Conclusion:
The role of nurses as care giver in Emergency Room Kotamobagu Hospital is mostly good; most of
patient satisfaction in Emergency Room of Kotamobagu Hospital satisfied; there is relation of nurse
role as care diver with patient satisfaction in Emergency Room of Kotamobagu Hospital p = 0,000.
Suggestions: For the nursing profession, to provide information to nursing staff to further enhance
its role as a care giver or nursing caregiver includes assessment, diagnosis, action plan,
implementation and evaluation for the community (especially emergency patients). For RSUD
Kotamobagu City in order to improve the optimal service and comprehensive in accordance with
the role and function of nurses who are in the room of UGD to apply in the standard of nursing
process given to patients can feel satisfied with the existing service.

1
Keywords: Nurses' Precision, Nurse Role As Giver Care.
PENDAHULUAN peneilitian menunjukkan dari 10 orang
Rumah sakit merupakan sebuah institusi pasien yang berkunjung ke IGD,
sosial yang bergerak di bidang diketahui 6 pasien (60%) mengeluh
Spelayanan kesehatan profesional. tentang pelayanan perawatan yang
Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan diberikan tidak sesuai dengan harapan
kesehatan yang menyediakan pelayanan dan 4 orang lainnya (4%) mengatakan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. ketidakpuasannya mengenai fasilitas
Kejadian gawat darurat biasanya yang diberikan relatif lama dan memiliki
berlangsung secara tiba-tiba sehingga proses yang rumit (suryani, 2011).
sulit memprediksi kapan terjadinya Menunjukkan dengan hal tersebut bahwa
sehingga pemerintah menuntut setiap ada hubungan antara peran perawat
rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan sebagai care giverdengan tingkat
sebagai strategi utama yang berorientasi kepuasan pasien yang diberikan selama
pada kepuasaan pasien (Riskesdas, 24 jam dimulai dai ruangan, pasien akan
2013). terus berinteraksi dengan perawat.
Memahami kebutuhan dan keinginan Perawat juga akan merawat pasien dan
pasien dalam pelayanan di rumah sakit memenuhi kebutuhan dasarnya dalam
adalah hal penting yang mempengaruhi pemulihan dan penyembuhan pasien.
kepuasaan pasien. Pasien yang puas Sehinnga hubungan dan interaksi anatara
merupakan aset yang sangat berharga perawat dan pasien akan sangat
apabila pasien merasa puas merka akan menentukan tingkat kepuasan pasien
terus melakukan pemakaian terhadap terhadap kualitas pelayanan di rumah
jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa sakit.
tidak puas mereka akan memberitahukan Menurut Lambas (2009), di antara sekian
dua kali hebat kepada orang lain tentang banyak jenis bencana alam, gempa bumi
pengalaman buruknya. Untuk termasuk yang paling dahsyat. Gempa
menciptakan kepuasaan pasien, rumah bisa terjadi kapan saja sepanjang tahun,
sakit harus menciptakan dan mengelola siang dan malam, dengan dampak buruk
suatu sistem untuk memperoleh suatu yang terjadi mendadak dan hanya
sistem untuk memperoleh pasien yang memberikan sedikit isyarat bahaya.
lebih banyak dan kemampuan untuk Uraian dari beberapa ahli, maka dapat
mempertahankan pasiennya. disimpulkan bahwa kepuasan pasien
Pemberian pelayanan agar bisa adalah hasil penelitian dalam bentuk
memberikan kepuasan pasien khususnya respon emosional (perasaan senang dan
pelayanan gawat darurat dapat di nilai puas) pada pasien karena terpenuhinya
dari kemampuan perawat dalam hal harapan atau keinginan dalam
responsiveness (cepat tanggap), menggunakan dan menerima pelayanan
reliability (pelayanan tepat waktu), perawat.
assurance (sikap dalam memberikan Berdasarkan hasil observasi dan
pelayanan), emphaty (kepedulian dan wawancara, pada survei awal di RSUD
perhatian dalam memberikan pelayanan) Kotamobagu pada tanggal 23 Febuari
dan tangible (mutu jasa pelayanan) dari 2018 diketahui jumlah perawat sebanyak
perawat kepada pasien (Muninjaya, 26 orang dengan kunjungan pasien bisa
2011). mencapai 150 orang. Peneliti juga
Penelitian di amerika serikat tentang mendapatkan 6 pasien yang masih belum
tingkat kepuasaan paien di IGD. Hasil merasa puas dengan tindakan

2
keperawatan, 3 pasien yang sudah cukup proses analisa data yang bertujuan untuk
puas dengan perawatan dan 4 pasien mendeskripsikan karakterisktik setiap
masih belum merasa puas dengan variabel yang diukur seperti yang terkait
pelayanan yang diberikan di UGD. dengan karakteristik seperti usia, jenis
Berdasarkan latar belakang diatas maka kelamin, dan pendidikan dianalisis
peneliti tertarik untuk meneliti menggunakan distribusi frekuensi dan
tentang“Hubungan peran perawat proporsi, serta analisa bivariat untuk
sebagai care diver dengan kepuasan menganalisis hubungan antara dua
pasien di Ruangan Gawat Darurat RSUD variabel. Analisis bivariat dilakukan
Kotamobagu”. untuk menganalisis hubungan yang
signifikan anatara dua variabel dan
METODE PENELITIAN mengetahui perbedaan yang signifikan
Jenis penelitian ini adalah penelitian antara dua variabel atau lebih untuk
kuantitatif, yaitu penelitian yang membuktikan hipotesis penelitian
digunakan untuk menjawab (Hastono, 2009).
permasalahan melalui teknik pengukuran
yang cermat terhadap varaiabel-variabel HASIL DAN PEMBAHASAN
tertentu, sehingga menghasilkan 1. Karakteristik Responden
simpulan-simpulan yang dapat Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Umur
digeneralisasikan. Penelitian kuantitatif Perawat
digunakan terutama untuk pengukuran Umur n (%)
disertai analisis secara statis di dalam 17-25 18 60,0
penelitian. Penelitian ini bersifat 26-35 12 40,0
retrospektif yaitu mempelajari tentang Total 30 100
frekuensi dan penyebaran suatu masalah Distribusi responden menunjukkan
kesehatan, biasanya dinyatakan dalam bahwa dari 30 responden, paling banyak
variabel: orang, tempat dan waktu kelompok umur 17-25 tahun merupakan
(Nursalam, 2013). responden terbanyak (60%) atau
Penelitian ini telah dilaksanakan di sebanyak 18 responden. Kelompok umur
Ruangan Gawat Darurat RSUD 26-35 tahun sebanyak 12 orang (40%).
Kotamobagu pada bulan Februari-Mei
2018. Populasi dalam penelitian ini Tabel 2. Distribusi Berdasarkan
adalah seluruh perawat yang di ruangan Pendidikan
gawat darurat UGD RSUD Kotamobagu Pendidikan n (%)
dengan jumlah perawat sebanyak 30 dan Terakhir
pasien 30 orang. Dalam penelitian ini
Rendah (D3) 23 76,7
teknik pengumpulan sampel dengan cara
Tinggi (Ners) 7 23,3
total populasi Adapun teknik sampling
ini dimaksudkan menetapkan sampel Total 30 100
dengan cara memilih sampel diantara Distribusi responden diatas, dapat
populasi sesuai dengan yang dikehendaki dijelaskan bahwa dari 30 responden,
peneliti sehingga sampel tersebut dapat sebagian besar tingkat pendidikan
mewakili karakteristik populasi yang perawat adalah tamatan D3 (76,7%) atau
telah dikenal sebelumnya (Nursalam, sebanyak 23 responden dan tingkat
2013). pendidikan Ners dengan jumlah
Analisa data dilakukan dengan responden 7 responden (23,3%).
mengunakan analisa univariat yaitu

3
Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Jenis
Kelamin 3. Hasil Tabulasi Silang Variabel
Jenis kelamin n (%) Independen dan Dependen.
Tabel 9. Tabulasi Silang Peran Kader
Laki-laki 7 23,3
Posyandu dengan Peningkatan Status
Perempuan 23 76,7
Gizi Bayi.
Total 30 100
Peran Kepuasan Pasien
Berdasarkan data tabel diatas Perawat Puas Kurang p 0,0
menunjukkan bahwa dari 30 responden, sebagai Puas 00
didominasi oleh jenis kelamin Care
perempuan, sebanyak 23 responden Giver
(76,7%) sedangkan jenis kelamin laki- Baik 20 66,7 2 6,7
laki sebanyak 7 responden (23,3%). Kurang % %
baik 0 0% 8 26,7
2.Distribusi Kategori Variabel Penelitian %
Tabel 4. Peran Perawat Sebagai Care Data pada tabel di atas menunjukkan
Giver bahwa tabulasi silang antara variabel
Peran Perawat N (%) bebas (peran perawat sebagai care giver)
Sebagai Care Giver dengan variabel terikat (kepuasan pasien)
Baik 22 73,3 dengan menggunakan uji statistika Chi
Kurang 8 33,3 Square dari 30 responden, untuk kategori
Total 30 100 peran perawat yang baik, dari 22
Distribusi responden berdasarkan responden terlihat bahwa 20 responden
variabel peran perawat sebagai care (66,7%) merasa puas sedangkan 2
giver, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden kurang puas. Sedangkan dari 8
perawat berperan baik sebanyak 22 responden dengan kategori peran
responden (73,3%) sedangkan perawat perawat yang kurang baik terlihat bahwa
yang memiliki peran kurang baik 8 responden (26,7%) atau semuanya
sebanyak 8 responden (33,3%) dari total merasa puas.
30 responden. Hasil uji korelasi didapat p value=0,000,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
Tabel 7. Kepuasan Pasien terdapat hubungan peran perawat sebagai
Kepuasan Pasien Frekuensi Persent care giver dengan kepuasan pasien di
Puas 20 66,7 Ruangan Gawat Darurat Di RSUD
Kurang Puas 10 26,7 Kotamobagu atau Ha diterima dan Ho
Total 30 100 ditolak.
Distribusi responden berdasarkan
variabel kepuasan pasien, dapat dilihat PEMBAHASAN
bahwa dari 30 responden, sebagian besar 1. Analisis Univariat
pasien puas sebanyak 20 responden atau Hasil penelitian yang dilakukan pada 30
sekitar 66,7%, dan pasien yang kurang responden yang merupakan perawat yang
puas sebanyak 10 responden (26,7%) dari berada di Ruang Unit Gawat Darurat
total 30 responden. (UGD) RSUD Kota Kotamobagu dengan
usia sebagian besar responden usia 17-25
yaitu 18 responden (60,0%), pada
internal usia tersebut merupakan usia
yang produktif identik dengan idealisme
4
tinggi dengan semangat kerja Jenis kelamin pasien hasilnya sebagian
meninggkat. besar responden perempuan yaitu 16
Berdasarkan Jenis kelamin hasilnya responden (53,3%). Kejadian gawat
sebagian besar responden perempuan darurat tidak memandang jenis kelamin
yaitu 23 responden (76,7%), dijabarkan dan bisa terjadi pada pada siapapun.
pada tabel diatas maka dasat disimpulkan Pendidikan pasien hasilnya sebagian
perawat berjenis kelamin perempuan besar berpendidikan SMA yaitu 16
lebih banyak dari pada perawat yang responden (53,3%). Hasil penelitian
berjenis kelamin laki-laki. Lestari 2008 dalam Adhytyo dan
Berdasarkan pendidikan responden lebih Mulyaningsih 2013 mengatakan dengan
banyak berada pada jenjang pendidikan pengetahuan yang baik seseorang dapat
rendah (D3) yaitu 23 responden melakukan evaluasi berkaitan dengan
(76,7%)., pendidikan seseorang kemampuan untuk melakukan justifikasi
berpengaruh dalam memberikan cere atau penilaian terhadap suatu materi atau
giver keperawatan dimana seseorang objek yang ditentukan.
yang berpendidikan tinggi akan lebih Peran perawat sebagai care giver
mudah menerima respon terhadap sebagian besar baik yaitu 22 responden
sesuatu yang datang dari luar. Orang (73,3%). Peran utama perawat adalah
berpendidikan tinggi akan lebih rasional memberikan pelayanan keperawatan,
dan kreatif serta terbuka dalam menerima sebagai perawat, pemberian pelayanan
adanya bermacam usaha pembaharuan, ia keperawatan dapat dilakukan dengan
juga akan lebih dapat menyesuaikan diri memenuhi kebutuhan asah, asih dan
terhadap berbagai perubahan (Roymond, asuh. Contoh pemberian asuhan
2009). Dalam rangka menghadapi keperawatan meliputi tindakan yang
persaingan global, maka saat ini sedang membantu klien secara fisik maupun
dilakukan berbagai upaya untuk lebih psikologis sambil tetap memelihara
mengembangkan pendidikan martabat klien. Tindakan keperawatan
keperawatan profesional mulai dari yang dibutuhkan dapat berupa asuhan
mengkonfersi pendidikan SPK ke total, asuhan parsial bagi pasien dengan
jenjang D3 keperawatan serta D3 tingkat ketergantungan sebagian dan
keperawatan ke jenjang S1 (ners). perawatan suportif-edukatifuntuk
Sehingga diharapkan pada akhir tahun membantu klien mencapai kemungkinan
2017, mayoritas pendidikan perawat tingkat kesehatan dan kesejahteraan
yang ada di rumah sakit memenuhi tertinggi (Berman, 2010).
kriteria minimal sebagai perawat Kepuasan keluarga pasien dalam
profesional (Ners) (Nursalam, 2013). penelitian ini dilihat dari nilai prosentase
Berdasarkan uraian di atas penulis menyatakan bahwa secara umum
berpendapat bahwa masih banyaknya responden puas terhadap pelayanan
jenjang pendidikan D3 keperawatan kesehatan di Ruang UGD RSUD Kota
terjadi karena saat ini masih merupakan Kotamobagu sebesar 20 responden
saat-saat dimana mutu pendidikan (66,7%) sedangkan responden yang
keperawatan dalam tahap peningkatan ke merasa kurang puas sebesar 8 responden
arah perawat profesional. (33,3%) ini menunjukkan bahwa
Usia pasien sebagian besar responden pelayanan care giver perawat
usia 26-35 yaitu 12 responden keperawatan di Ruang UGD RSUD Kota
(40,0%%). Hal ini menunjukkan rata-rata Kotamobagu dalam penerapannya di
pasien adalah usia dewasa. lapangan baik. Menurut Lestari et al 2008

5
dalam Adhytyo dan Mulyaningsih 2013 yang optimal dan tingkat fungsi
care giver sangat penting dengan maksimal yang mungkin bisa diraih
memandang sikap dan perilaku petugas setiap indifidu. Peran perawat yaitu
kesehatan dalam menentukan kepuasan untuk meningkatkan kesehatan dan
mereka dan juga faktor empati seperti mencegah penyakit, sementara peran
melakukan hubungan komunikasi yang perawat sebagai care giver merupakan
baik, perhatian dan memahami peran yang sangat penting dari peran-
kebutuhan pasien dan keluarga sebagai peran yang lain (bukan berarti peran yang
pelanggan merupakan faktor penting lain tidak penting) karena baik tidaknya
yang menunjang dalam menentukan layanan profesi keperawatan dirasakan
tingkat kepuasan pelanggan. langsung oleh pasien (Asmadi, 2008).
Menurut Pohan, (2013) kepuasan pasien
2. Analisis Bivariat ialah suatu tingkat perasaan pasien yang
Berdasarkan uji statistik diatas dengan timbul sebagai akibat dari kinerja
Chi Square diperoleh nilai P= 0,00 atau < pelayanan kesehatan yang diperoleh
P= 0,05. Hal ini berarti terdapat setelah pasien membandingkannya
hubungan antara perawat sebagai care dengan apa yang diharapkannya. Pasien
giver dengan kepuasan pasien di Ruang baru akan merasa puas apabila kinerja
Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Kota pelayanan kesehatan yang diperolehnya
Kotamobagu. sama atau melebihi dari pada yang
Kepuasan yang dirasakan pasien ini diharapkannya dan sebaliknya,
menunjukan bahwa perawat di dapat ketidakpuasan akan timbul atau perasaan
memenuhi harapan–harapan pasien akan kecewa pasien akan terjadi apabila
pelayanan yang prima dan berkualitas kinerja palayanan kesehatan yang
baik dari sisi kejelasan informasi, diperolehnya tidak sesuai harapanya.
pelayanan yang tepat waktu, kesediaan Perawat yang peduli dengan kebutuhan
perawat dalam mendengarkan keluhan biologis, psikologis, dan sosialbudaya
atau permasalahan pasien dan kesediaan pasien, melihat pengalaman manusia
membantu mengatasi permasalahan dalam cakupan yang luas. Mereka harus
tersebut. Kepuasan pasien akan belajar mengatasi ansietas, kemarahan,
pelayanan keperawatan merupakan hal kesedihan dan keceriaan, dalam
mutlak yang harus dipenuhi oleh perawat membantu pasien sepanjang rentang
sebab salah satu indikator jaminan mutu sehat-sakit. Sedangkan menurut
suatu rumah sakit adalah pernyataan puas pemberian asuhan keperawatan
dari penerima pelayanan atau pasien. mencakup asuhan fisik, psikososial,
Meskipun sebagian besar pasien perkembangan, budaya, dan spiritual.
menyatakan telah puas dengan Kusnanto (2014).
komunikasi yang diberikan oleh perawat, Hasil penelitian ini sejalan dengan
tetapi masih terdapat 10 responden penelitian yang dilakukan Putri (2016)
(66,7%), tidak puas. Dari hasil penelitian Hubungan Peran Caregiver Perawat
ini menunjukkan bahwa komunikasi Dengan Kepuasan Pasien Di Puskesmas
terapeutik perawat di Unit Gawat Darurat Gurun Kabupaten Tanah Datar. Hasil uji
RSUD Kota Kotamobagu telah cukup chi square didapat ada hubungan antara
mampu memberikan kepuasan pada peran caregiver perawat dengan
pasien. kepuasan pasien di Puskesmas Gurun,
Aswad (2015) Tujuan keperawatan yakni dengan nilai p = 0,000 dan nilai OR =
membantu individu meraih kesehatan 3,816.

6
Namun penelitian ini berbanding terbalik
dengan penelitian yang dilakukan KESIMPULAN
Nursafira (2014) Hubungan Peran 1. Peran perawat sebagai care giver
Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruangan Gawat Darurat RSUD
Diruang Rawat Inap Kelas III Rumah Kotamobagu sebagian besar baik.
Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin 2. Sebagian besar kepuasan pasien
Banda Aceh. Hasil uji chi squaree di Ruangan Gawat Darurat RSUD
didapat tidak ada hubungan peran Kotamobagu puas.
perawat dengan kepuasan pasien dengan 3. Terdapat hubungan peran
nilai p-value 0.620 > α 0.05, tidak ada perawat sebagai care diver dengan
hubungan peran perawat sebagai kepuasan pasien di Ruangan Gawat
pemeberi perawatan dengan kepuasan Darurat RSUD Kotamobagu p=0,000.
pasien dengan nilai p-value 0,295 > 0,05,
tidak ada hubungan peran perawat SARAN
sebagai pelindung dan advokat dengan 1. Bagi profesi keperawatan, agar
nilai p-value 1.000 > 0,05, tidak ada memberikan informasi kepada tenaga
hubungan anatara peran perawat sebagai keperawatan untuk lebih meningkatkan
pemberi kenyamanan dengan kepuasan perannya sebagai care giver atau pemberi
pasien dengan nilai p-value 1.000 > 0,05, asuhan keperawatan meliputi pengkajian,
tidak ada hubungan peran perawat penetapan diagnosa, rencana tindakan,
sebagai komunikator dengan kepuasan implementasi dan evaluasi agar
pasien dengan nilai p-value 0.623 > 0,05, masyarakat (khususnya pasien gawat
tidak ada hubungan peran perawat darurat)
sebagai penyuluh dengan kepuasan 2. Bagi RSUD Kota Kotamobagu
pasien dengan nilai p-value 1.000 > 0,05. agar meningkatkan pelayanan yang
Dapat disimpulkan bahwa sebagian optimal dan menyeluruh sesuai dengan
responden menyatakan bawah pelayanan peran dan fungsi perawat yang berada
perawat atau peran perawat sebagai care diruangan UGD agar aplikasikan dalam
giver di Unit Gawat Darurat dalam standar proses keperawatan yang
memberikan pelayanan di anggap pasien diberikan kepada pasien dapat merasa
sudah puas tetapi masih ada sedikit dari puas dengan pelayanan yang ada.
total responden yang mengakui bahwa 3. Bagi institusi pendidikan agar
kurang puas dengan pelayanan perawat. hasil penelitian ini dijadikan bahan
Dikarenakan masih ada perawat yang kepustakaan di STIKES GRAHA
kurang dalam memberikan pelayanan, MEDIKA Kotamobagu.
kurang interaksi oleh pasien dan 4. Bagi peneliti agar dapat
keterbatasan sarana dan prasarana rumah digunakan sebagai data dasar bagi
sakit yang kurang memadai peneliti selanjutnya untuk
dibandingkan jumlah pasien yang tiba mengembangkan penelitian yang telah
dalam waktu bersamaan di instalasi ada dengan variabel-variabel bebas
gawat darurat. Sehingga perawat dalam lainnya.
memberikan asuhan keperawatan harus
memberikan pelayanan yang baik, lebih DAFTAR PUSTAKA
mendekatkan diri kepada pasien agar Ahmad Mansyur dan Tina Trisnawati.
pasien lebih merasa nyaman dan merasa (2010). Metode Penelitian dan Teknik
puas dengan pelayanan yang ada di unit Penulisan Laporan Karya Ilmiah.
Bandung.
gawat darurat.

7
Adlina N & Herman. 2014.
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam
Menghadapi Situasi Bencana Gunung
Api Seulawah Agan Di Wilayah
Kecamatan sare Kabupaten Aceh Besar.
Jurnal Ilmu Kebencanaan

Depkes. (2013). Laporan hasil riset


kesehatan dasar (Riskesdas) nasional
2013. Badan Penelitian Dan
Pengembangan Depkes RI.Jakarta.

Djafar I.M., Mantu.,2013. Pengaruh


Penyuluhan Tentang Kesiapsiagaan
Bencana Banjir Terhadap Pengetahuan
Dan sikap Kepala Keluarga Di Desa
Romang Tangaya Kelurahan Tamangapa
Kecamatan Manggala Kota Makassar.

Fitriani S. 2011. Promosi Kesehatan.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lambas. 2010. Modul Ajar


Pengintegrasian Pengurangan resiko
Gempa Bumi. Jakarta: Pusat Kurikulum
Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kementrian Pendidikan Nasional.

Nursalam. (2013). Konsep Penerapan


Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Scheid, Teresa L., Brown, Tony N.


(2010). A Handbook for Study of Mental
Health: Social Contexts, Theories, and
Systems 2nd Edition. New York:
Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai