OLEH :
SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
I. Tinjauan Teori
A. Definisi
1. Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015: 81).
Manuaba, 2012, mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai yang
bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus,pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Sholichah, Nanik, 2017: 79-80). Manuaba (2010) mengemukakan lama
kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm (cukup bulan) yaitu sekitar
280 sampai 300 hari (Kumalasari. 2015: 1). Menurut Departemen Kesehatan
RI, 2007, kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari
triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, 11 trimester/
trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester ke-3 dari
bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin, 2012: 12). Kehamilan merupakan masa yang
cukup berat bagi seorang ibu, karena itu ibu hamil membutuhkan dukungan
dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat menjalani proses kehamilan
sampai melahirkan dengan aman dan nyaman (Yuliana, 2015:1).
2. Definisi Kehamilan Trimester III
Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga
masa kehamilan terakhir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari
bulan ketujuh sampai sembilan bulan (28-40 minggu) (Farrer, 2001). Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (Prawirohardjo, 2002).
B. Perubahan Fisiologis pada Trimester III
Pada trimester ketiga terjadi beberapa perubahan pada tubuh ibu, yaitu :
A. UTERUS
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram
(berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada
bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng.
Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir
kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan
antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui antara
lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil fisiologik, hamil
ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas
pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32
minggu, fundus uteri terletak antara ½ jarak pusat dan prossesus xipoideus.
Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah
prossesus xipoideus. Bila pertumbuhanjanin normal, maka tinggi fundus uteri
pada kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan
pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun
kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal ini
disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam
rongga panggul.
B. SERVIKS UTERI
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik
terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka
serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus
serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan
tekanan bagian bawah janin kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup
seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini
mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati
dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu
kehamilan.Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil
mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini
sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena
peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada
serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks
menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
C. VAGINA DAN VULVA
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah
dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-
pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti
karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat.
Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan atau persalinan maka perdarahan
akan banyak sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan
terakhir kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.
D. MAMMAE
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari
kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
E. SIRKULASI DARAIH
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia
kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara
keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga
konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar
hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada minggu ke-32, wanita hamil
mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada wanita yang tidak hamil.
Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian juga
hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung
tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi
denyut jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu,
terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan lanjut
karena terjadi obstruksi aliran balik vena (venous return) akibat tingginya
tekanan darah vena yang kembali dari utrerus dan akibat tekanan mekanik dari
uterus pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai
(dan kadang-kadang pada vena vulva) pada wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat
hingga mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36. Peningkatan
aliran darah pada kulit disebabkanoleh vasodilatasi ferifer. Hal ini menerangkan
mengapa wanita “merasa panas” mudah berkeringat, sering berkeringat banyak
dan mengeluh kongesti hidung.
F. SISTEM RESPIRASI
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas
lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi,
sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen
meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi
progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan
PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar
keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum hamil,
sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan
penampilan badannya.
G. TRAKTUS DIGESTIFUS
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan
intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah
relaksasi, sehingga dapat terjadi reguritasi isi lambung yang menyebabkan rasa
terbakar di dada (heathburn). Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih
lama berada di lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan
motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
menyebabkan konstipasi, yang merupakan salah satu keluhan utama wanita
hamil.
H. TRAKTUS URINARIUS
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
berkemih timbul karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping itu, terdapat
pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di
ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai
69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti
urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
I. SISTEM IMUN
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar
IgG, IgA dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga
mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini,
hingga aterm.
J. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophone stimulating
hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini merupakan salah satu hormon yang
juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit
pigmen dahi, pipi, dan hidung, yang dikenal sebagai kloasma gravidarum.
C. Perubahan psikologis ibu pada kehamilan trimester ketiga
D. Manifestasi Klinis
1. Bulan ke 7-8 :
E. Komplikasi:
1. Pecah ketuban dini
2. Perdarahan
3. Kematian janin intrauterine
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan serviks
2. Pemeriksaan lebar panggul
3. Tes Darah
4. Tes Stress Contraction (CST)
5. Tes Non stress
G. Pentalaksanaan Medis
Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein
baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui kebutuhan akan gizi selama
kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk
pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang
membesar, dan metabolism basal yang meningkat. Sebagai pengawasan
akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil
tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg
(Wiknjosastro, 2002).
2. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu , terutama pada trimester I dan II
kehamilan. Ada obat yang teratogenic sehingga dapat menimbulkan
kelainan teratogenic pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah
ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2002).
3. Imunisasi
4. Perawatan Payudara
e. Konstipasi
Penyebab :
1. Peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik usus menjadi
lambat
2. Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi dari otot-otot halus
3. Penyerapan air dari colon meningkat
4. Tekanan dari uterus yang membesar pada usus
5. Suplemen zat besi
6. Diet
7. Kurang senam
Penagganan :
1. Istirahay yang cukup
2. Makan makanan berserat
3. Senam
4. BAB segera setealh ada dorongan
5. Membiasakan BAB secara teratur (Kusmiyati, 2009)
K. Tanda-tanda bahaya Kehamilan Trimester III
a. Penglihatan kabur
Adanya perubahan visual (penglihatan) yang mendadak, seperti penglihatan kabur
atau ada bayangan merupakan masalah visual yang menandakan keadaan yang
mengancam jiwa.
b. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh
dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta terjadinya
pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
c. Keluaran cairan pervagina
Keluaran cairan berupa air-air dari vagina pada trimester ketiga. Cairan pervagina
dalam kehamillan normal apabila cairan tersebut tidak berupa perdarahan banyak,
air ketuban maupun leukhore yang patologis.
d. Gerakan janin tidak terasa
Ibu hamil mulai merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16 sampai 18
minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18
sampai 20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur,
gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit tiga kali dalam
periode tiga jam (10 gerakan dalam 12 jam). Gerakan bayi akan lebih mudah terasa
jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
e. Nyeri perut yang hebat
Nyeri yang hebat pada abdomen yng tidak berhubungan dengan persalinan adalah
tidak normal. Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah hebat,
menatap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan
perdarahan lewat jalan lahir (Walyani, 2015).
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien tidak mengalami
gangguan pola tidur.
Kriteria hasil : melaporkan perbaikan istirahat dan melaporkan peningkatan rasa
sejahtera dan perasaan segar
No. Intervensi Rasional
1. Tinjau ulang kebutuhan Membantu mengidentifikasi kebutuhan
perubahan tidur normal untuk menetapkan pola tidur yang
berkenaan dengan kehamilan. berbeda.
Tentukan pola tidur saat ini.
2. Evaluasi tingkat kelelahan. Peningkatan retensi cairan, penambzahan
berat badan, dan pertumbuhan janin,
semua memperberat perasaan lelah,
khususnya pada multipara.
3. Kaji terhadap kejadian insomnia Ansietas yang berlebihan, kegembiraan,
dan respons klien terhadap ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan
penurunan tidur. Anjurkan alat aktifitas janin dapat mempersulit tidur.
bantu untuk tidur, seperti teknik
relaksasi, membaca, mandi air
hangat,dan penurunan aktifitas
sebelum istirahat.
4. Perhatikan kesulitan bernafas Pada posisi rekumben, pembesaran
karena posisi. Anjurkan tidur uterusserta organ abdomen menekan
pada posisi semi fowler. diafragma, sehingga membatasi ekspansi
paru. Penggunaan posisi semifowler
memugnkinkan diafragma menurun,
membantu mengembangkanekspansi paru
optimal.
5. Dapatkan sel darah merah (SDM) Anemia dan penurunan kadar Hb/SDM,
dan kadar Hb. mengakibatkan penurunan oksigenasi
jaringan serta mempengaruhi perasaan
letih berlebihan.
6. Rujuk klien untuk konseling bila mungkin perlu bagi klien menghadapi
kurang tidur atau kelelahan perubahan siklus tidur-terjaga,
mempengaruhi aktifitas mengidentifikasi prioritas yang tepat dan
kehidupan sehari-hari memodifikasi komitmen
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes. E, Marylinn. (2001). Rencana Perawatan Maternal Bayi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran: EGC
Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC
Prawiroharjo, Sarwono. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.