Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI IBU HAMIL PADA KEHAMILAN


TRIMESTER III

OLEH :

Ni Luh Piyantari (17C10181)


A Gde Wahyu Sparsayoga (17C10182)
I Dewa Ayu Agung Yuli Paramita (17C10183)
Gusti Ayu Della Clarisa (17C10184)
Ni Wayan Devi Mawardani (17C10185)

SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
I. Tinjauan Teori
A. Definisi
1. Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015: 81).
Manuaba, 2012, mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai yang
bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus,pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Sholichah, Nanik, 2017: 79-80). Manuaba (2010) mengemukakan lama
kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm (cukup bulan) yaitu sekitar
280 sampai 300 hari (Kumalasari. 2015: 1). Menurut Departemen Kesehatan
RI, 2007, kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari
triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, 11 trimester/
trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester ke-3 dari
bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin, 2012: 12). Kehamilan merupakan masa yang
cukup berat bagi seorang ibu, karena itu ibu hamil membutuhkan dukungan
dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat menjalani proses kehamilan
sampai melahirkan dengan aman dan nyaman (Yuliana, 2015:1).
2. Definisi Kehamilan Trimester III
Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga
masa kehamilan terakhir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari
bulan ketujuh sampai sembilan bulan (28-40 minggu) (Farrer, 2001). Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (Prawirohardjo, 2002).
B. Perubahan Fisiologis pada Trimester III
Pada trimester ketiga terjadi beberapa perubahan pada tubuh ibu, yaitu :
A. UTERUS
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram
(berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada
bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng.
Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir
kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan
antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui antara
lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil fisiologik, hamil
ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas
pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32
minggu, fundus uteri terletak antara ½ jarak pusat dan prossesus xipoideus.
Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah
prossesus xipoideus. Bila pertumbuhanjanin normal, maka tinggi fundus uteri
pada kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan
pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun
kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal ini
disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam
rongga panggul.
B. SERVIKS UTERI
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik
terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka
serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus
serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan
tekanan bagian bawah janin kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup
seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini
mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati
dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu
kehamilan.Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil
mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini
sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena
peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada
serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks
menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
C. VAGINA DAN VULVA
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah
dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-
pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti
karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat.
Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan atau persalinan maka perdarahan
akan banyak sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan
terakhir kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.
D. MAMMAE
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari
kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
E. SIRKULASI DARAIH
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia
kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara
keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga
konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar
hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada minggu ke-32, wanita hamil
mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada wanita yang tidak hamil.
Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian juga
hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung
tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi
denyut jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu,
terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan lanjut
karena terjadi obstruksi aliran balik vena (venous return) akibat tingginya
tekanan darah vena yang kembali dari utrerus dan akibat tekanan mekanik dari
uterus pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai
(dan kadang-kadang pada vena vulva) pada wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat
hingga mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36. Peningkatan
aliran darah pada kulit disebabkanoleh vasodilatasi ferifer. Hal ini menerangkan
mengapa wanita “merasa panas” mudah berkeringat, sering berkeringat banyak
dan mengeluh kongesti hidung.
F. SISTEM RESPIRASI
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas
lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi,
sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen
meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi
progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan
PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar
keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum hamil,
sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan
penampilan badannya.
G. TRAKTUS DIGESTIFUS
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan
intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah
relaksasi, sehingga dapat terjadi reguritasi isi lambung yang menyebabkan rasa
terbakar di dada (heathburn). Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih
lama berada di lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan
motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
menyebabkan konstipasi, yang merupakan salah satu keluhan utama wanita
hamil.
H. TRAKTUS URINARIUS
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
berkemih timbul karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping itu, terdapat
pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di
ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai
69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti
urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
I. SISTEM IMUN
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar
IgG, IgA dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga
mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini,
hingga aterm.
J. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophone stimulating
hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini merupakan salah satu hormon yang
juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit
pigmen dahi, pipi, dan hidung, yang dikenal sebagai kloasma gravidarum.
C. Perubahan psikologis ibu pada kehamilan trimester ketiga

Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak nyaman


dan ingin segera melahirkan. Pada masa ini ibu akan disibukan oleh persiapan-
persiapan kebutuhan bayi. Selain itu akan disibukan pula oleh pengontrolan kehamilan
yang lebih ketat. Menjelang dua minggu kelahiran banyinya, perasaan ibu sudah tidak
sabar ingin melihat dan menyentuh bayinya (Hulliana,2001). Trimester ketiga ditandai
dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin
terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesaar dan
ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu menjadi lelah dan menunggu terlalu lama.
Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergantung pada persiapan dan
persepsi ibu terhadap kehamilan ini (Hamilton,1995).

Pada periode ini, kecemasan-kecemasan menghadapi persalinan akan muncul


dan mulai dirasakan. Bayangan-bayangan negatif mulai menghantui, misalnya Apakah
ia bisa melahirkan normal ? Bagaimanan cara mengejan ? Bagaimana jika terjadi
sesuatu dengan dirinya pada saat melahirkan ? Apakah bayinya akan lahir normal?.
Sementara itu sang suami hendaknya memberikan dukungan yang lebih kepada
istrinya. Jika kehamilan ini bukan yang yang pertama kali sang suami dapat melakukan
pendekatan terhadap kakak-kakak “si bayi” agar tidak tergantung kepada ibu
sepenuhnya. Dengan demikian, ibu tidak akan merasa khawatir dan memikirkan
kondisi putra-putrinya setelah melahirkan.
Untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, berilah rasa aman pada
ibu dan dukunglah ibu untuk melakukan berbagai kegiatan, misalnya dengan latihan
senam bersama-sama, menemani saat kontrol kehamilan, dan membantu ibu dalam
memenuhi segala kebutuhannya. Dengan cara ini akan muncul rasa percaya diri ibu
sehingga memiliki mental yang kuat untuk menghadapi persalinan. Selain dari suami
dukungan dari keluarga juga sangat berarti (Hulliana,2001).

D. Manifestasi Klinis

1. Bulan ke 7-8 :

a. Aktivitas janin yang lebih kuat dan sering


b. Keluarnya cairan putih pada vagina yang semakin banyak
c. Tebal pada perut bagian bawah
d. Sembelit, rasa panas di dada dan gangguan pencernaan
e. Sesekali sakit kepala dan pusing
f. Hidung tersumbat dan telinga terasa tersumbat
g. Kram kaki dan edema ringan
h. Sakit pinggang
i. Varises pada kaki
j. Emosional
2. Bulan ke 9
a. Perubahan dalam aktivitas janin lebih menggeliat, tidak menendang
karena Rahim menjadi tempat yang sempit
b. Semakin banyak keluar cairan yang berwarna putih dari vagina dan lebih
banyak yang mengandung lender yang disertai bercak merah karena
darah setelah senggama/pemeriksaan pinggul
c. Meningkatkan sakit pinggang
d. Ketidaknyamanan bokong dan pinggul serta rasa pegal
e. Lebih seriing BAK setelah bayi pada posisi lahir
f. Meningkatnya kontraksi Braxton his
g. Emosional
h. Lebih gembira, khawatir, lebih takut
i. Merasa lega karena sudah tiba waktunya
3. Gejala menjelang persalinan :
a. Kontraksi uterus : Wanita diintruksikan untuk melaporkan
frekuensi, durasi, intensitas kontraksi uterus. Persalinan sejati yang
benar ditandai oleh frekuensi, kekuatan, dan durasi kontraksi yang
meningkat
b. Ketuban pecah
c. Aliran darah (bloody show): Darah berwarna merah muda, lengket dan
jumlahnya sedikit (mengandung lendir)

E. Komplikasi:
1. Pecah ketuban dini
2. Perdarahan
3. Kematian janin intrauterine
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan serviks
2. Pemeriksaan lebar panggul
3. Tes Darah
4. Tes Stress Contraction (CST)
5. Tes Non stress

G. Pentalaksanaan Medis

1. Diet dan pengawasan berat badan

Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein
baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui kebutuhan akan gizi selama
kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk
pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang
membesar, dan metabolism basal yang meningkat. Sebagai pengawasan
akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil
tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg
(Wiknjosastro, 2002).

2. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu , terutama pada trimester I dan II
kehamilan. Ada obat yang teratogenic sehingga dapat menimbulkan
kelainan teratogenic pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah
ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2002).

3. Imunisasi

Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum


dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil
(Wiknjosastro,2002).

4. Perawatan Payudara

Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk


mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah
pecah , maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan
dibersihkan menggunakan air sabundan biocream atau alcohol. Bila putting
susu masuk kedalam , hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar
(Mochtar, 2008)

H. Tanda Subjektif dan Objektif Kehamilan Trimester III

Usia kehamilan Tanda subjektif Tanda objektif

29-33 minggu a. Fatigue (perasaan lemah a. Rasa panas dalam perut


untuk bekerja hingga disebabkan tekanan
perasaan letih yang berat uterus, mild hiatus hernia
sesudah melakukan kerja dan muntahan asam perut
fisik dan mental). ke dalam esophagus.
b. Ansietas tentang masa b. Kontaraksi braxton-hick.
depan. c. Fundus terletak diantara
c. Mimpi buruk. umbilikus dan xipoid
d. Penurunan keinginan
seksual karena
ketidaknyamanan fisik.
34-38 minggu a. Sakit punggung, a. Heartburn (pirosis, nyeri
perubahan gaya berjalan. dada).
b. Ketidaksabaran untuk b. Konstipasi.
mengakhiri kehamilan. c. Vena varikosa (varicose
c. Perasaan buaian tentang veins).
masa depan yang d. Edema kaki.
ambivalen. e. Haemoroid (wasir).
Sebelum kelahiran a. Lightening atau tanda dini Fundus ada di bawah
dimulainya persalinan. diafragma sampai kepala
b. Sakit perut bagian bawah. janin masuk kedalam rongga
panggul, kemudian perut
kelihatan maju ke depan.

I. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Pada Trimester ke III


Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester ke III yaitu:
Usia kehamilan Perkembangan janin
Minggu 28 – 31 a. Lemak sub kutan disimpan.
b. Jika janin lahir saat ini dengan paru-paru imatur,
respiratory distress syndroma (rsd) dapat terjadi.
Minggu 32 – 36 a. Berat janin menetap.
b. Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di kepala.
c. Kuku jari tumbuh.
d. Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika lahir
dalam minggu-minggu ini.
Minggu 37 – 40 a. Lemak sub kutan tetap dibentuk dan disekeliling janin
menjadi menggumpal.
b. Kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna dan
melampaui ujung jari tangan dan kaki.
c. Testis turun ke arah scrotum.
d. Tengkorak berkembang sempurna dan lebih besar dari
bagian tubuh.

J. Ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester 3


a. Nocturia
Penyebab:
1. Tekanan uterus pada kandung kemih
2. Air dan sodium tertahan didalam tungkai bawah selama siang hari karena
statis vena, pada malam hari terdapat aliran balik vena yang meningkat
dengan akibat peningkatan dalam jumlah output air seni
Penanganan :
1. Kosongan saat terasa ada dorongan untuk ibu kencing
2. Perbanyak minum pada siang hari
3. Batasi minum bahan diuretis alamiah, kopi, teh, cola dengan cafeine
b. Sakit punggung atas / bawah
Penyebab:
1. Kurvatul dari vertebra umbosacral yang meningkat saat uterus terus
mebesar
2. Spasme otot karena telkanan terhadap akar saraf
3. Penembahan ukuran payudara
4. Kadar hormon yang meningkat menyebabkan cartilage didalam sendi sendi
besar menjadi lembek
5. keletihan
Penanganan :
1. Anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat
2. Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
3. Gunakan BH yang menompang, dan dengan ukuran yang tepat
4. Berjongkok dan bukan membungkuk, untuk mengangkat setiap benda agar
supaya kaki (paha) dan bukan punggung yang akan menahan beban dan
tegangan
5. Lebarkan kaki dan letakkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lainnya
pada waktu membungkuk agar terdapat dasar yang luas untuk
seseimbangan
c. Nafas sesak / hiperventilasi
Penyebab :
1. Peningkatan kadar hormon progesteron berpengaruh secara langsung pada
pusat pernafasan untuk menurunkan kadar co2 serta meningkatka kadar o2
2. Uterus membesar dan menekan pada diafragma
Penanganan :
1. Menganjurkan untuk meninggikan bantal saat sesak
2. Secara priodic berdiri dan merntangkan lengan diatas kepala serta menarik
nafas panjang
3. Mendorong postur tubuh yang baik untuk melakukan pernafasan
intercostals
d. Hemoroid / Wasir
Penyebab :
1. Konstipasi
2. Tekananan yang meningkat dari uterus grafid terhadap vena hemoroidal
3. Kurangnya klep dalam pembuluh pembuluh ini yang berakibat pada
perubahan secara langsung pada aliran darah
Penanganan:
1. Makan makanan berserat
2. Menganjurkan untuk defikasi yang teratur
3. Gunakan kompes es, kompres hangat
4. Dengan perlaha masukan kembali rektum jika perlu

e. Konstipasi
Penyebab :
1. Peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik usus menjadi
lambat
2. Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi dari otot-otot halus
3. Penyerapan air dari colon meningkat
4. Tekanan dari uterus yang membesar pada usus
5. Suplemen zat besi
6. Diet
7. Kurang senam
Penagganan :
1. Istirahay yang cukup
2. Makan makanan berserat
3. Senam
4. BAB segera setealh ada dorongan
5. Membiasakan BAB secara teratur (Kusmiyati, 2009)
K. Tanda-tanda bahaya Kehamilan Trimester III
a. Penglihatan kabur
Adanya perubahan visual (penglihatan) yang mendadak, seperti penglihatan kabur
atau ada bayangan merupakan masalah visual yang menandakan keadaan yang
mengancam jiwa.
b. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh
dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta terjadinya
pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
c. Keluaran cairan pervagina
Keluaran cairan berupa air-air dari vagina pada trimester ketiga. Cairan pervagina
dalam kehamillan normal apabila cairan tersebut tidak berupa perdarahan banyak,
air ketuban maupun leukhore yang patologis.
d. Gerakan janin tidak terasa
Ibu hamil mulai merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16 sampai 18
minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18
sampai 20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur,
gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit tiga kali dalam
periode tiga jam (10 gerakan dalam 12 jam). Gerakan bayi akan lebih mudah terasa
jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
e. Nyeri perut yang hebat
Nyeri yang hebat pada abdomen yng tidak berhubungan dengan persalinan adalah
tidak normal. Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah hebat,
menatap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan
perdarahan lewat jalan lahir (Walyani, 2015).

II. Asuhan keperawatan


a. Pengkajian
1) Data Subjektif
Terdiri dari Biodata Pasien dan Penanggung Jawab, Keluhan dan Alasan Datang,
Riwayat Kesehatan ( Dahulu, Sekarang dan Keluarga), Riwayat Perkawinan (usia
menikah, lama menikah, brp kali menikah), Riwayat Menstruasi (menarche,
siklus/lama, byknya haid, dismenorea), Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
yang lalu, Riwayat Kehamilan sekarang (usia kehamilan menurut pasien, HPHT,
periksa ANC berapa kali, therapy, penkes, suntik TT 1-3, kebiasaan merokok,
minum minuman keras, jamu, obt2an, ada hewan peliharaan, gerakan janin, dan
rencana bersalin). Riwayat KB (KB yang digunakan, lamanya, alas an berhenti, renc
KB stlh bersalin), Kebutuhan sehari hari sebelum dan slm hamil (nutrisi, eliminasi,
aktivitas, istirahat, seksual, personal hygiene), Psikososiospiritual (perasaan dengan
kehamilan, respon keluarga terhadap kehamilan, dan pengambil keputusan).
2) Data Obyektif
Terdiri dari pemeriksaan :
 Tingkat Kesadaran
 Berat Badan dan Tinggi Badan
 LILA
 TTV
 Status Obstetri
3) Inspeksi
 Muka : tidak ada atau adanya cloasma gravidarum, tidak odema
 Mamae : Montgomery terlihat, putting susu menonjol, colostrum sudah keluar
 Perut : Linea Alba dan Striae gravidarum ada
 Anus : tidak ada hemoroid
4) Palpasi
 Leopold I : TFU pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat. Bagian
fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting.
 Leopold II : Bagian Kanan ibu teraba ada tahanan memanjang, keras. Bagian
Kiri ibu teraba bagian kecil kecil janin.
 Leopold III : Bagian segmen bawah rahim teraba bagian bulat, keras dan
melenting.
 Leopold IV : Keduan jari jari tangan bertemu berarti kepala janin belum masuk
PAP
5) Auskultasi, mendengarkan DJJ
6) Perkusi, melakukan pemeriksaan Reflek patella : + / -
b. Diagnosa yang mungkin muncul
1) Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerulus.
2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena
pembesaran uterus.
3) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik akibat pengaruh
hormonal.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
5) Kebutuhan pembelajaran berhubungan dengan persiapan untuk persalinanserta
perawatan bayi.
c. Rencana keperawatan
1) Perubahan Eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan
tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien mengerti tentang perubahan
pola eliminasi urin.
KH : mengungkapkan pemahaman tentang kondisi saat ini, mengidentifikasi cara-
cara untuk mencegah stasis urinarius dan atau edema jaringan.
No. Intervensi Rasional
1. Berikan informasi tentang Membantu klien memahami alasan
perubahan perkemihan fisiologis dari frekuensi berkemih dan
sehubungan dengan trimester nokturia. Pembesaran uterus trimester
ketiga. ketiga.
2. anjukan klien untuk melakukan Meningkatkan perfusi ginjal.
posisi miring saat tidur.
Perhatikan keluhan-keluhan
nokturia.
3. Anjurkan klien untuk Posisi ini memungkinkan terjadinya
menghindari posisi tegak dalam sindrom vena kava dan menurunkan
waktu yang lama. aliran vena.
4. Berikan informasi mengenai Mempertahankan tingkat cairan dan
perlunya masukan cairan 6-8 perfusi ginjal adekuat, yang
gelas/ hari, penurunan masukan mengurangi natrium diet untuk
2-3 jam sebelum beristirahat, dan mempertahankan status isotonik.
penggunaan garam, makanan,
dan produk mengandung natrium
dalam jumlah sedang.
5. Berikan informasi mengenai Kehilangan atau pembatasan natrium
bahaya menggunakan diuretik dapat sangat menekan regulator renin-
dan penghilangan natrium dari angiotensin-aldosteron dari kadar
diet. cairan, mengakibatkan dehidrasi/
hipovolemia berat.
6. Tes urin midstream untuk Dapat mengidentifikasi spasme
memeriksa albumin glomerulus atau penurunan perfusi
ginjal berkenaan dengan hipertensi
akibat kehamilan

2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena


pembesaran uterus.

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam pola napas klien efektif

Kriteria hasil : Frekuensi napas 18-20 kali/menit, Klien tidak sesak

1. Kaji TTV Merupakan data dasar dalam


menentukan intervensi selanjutnya.
2. Monitor status pernapasan klien Menentukan luas dan beratnya masalah
pada pergerakan dada. yang terjadi.
3. Anjurkan klien untuk banyak Mengurangi pemakaian O2.
istirahat.
4. Anjurkan klien untuk tidur Posisi semi fowler dapat mengefektifkan
setengah duduk. expansi paru dan mengurangi sesak.

3) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh hormonal


Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien merasa nyaman
Kriteria hasil : klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi
ketidaknyamanan, melaporkan ketidaknyamanan dapat diminimalkan/ atau dikontrol
dan mencari pertolongan medis dengan tepat.
No Intervensi Rasional
1. Kaji secara terus-menerus Data dasar terbaru untuk merencanakan
ketidaknyamanan klien dan perawatan.
metoda untuk mengatasinya.
2. Kaji satatus pernapasan klien. Penurunan kapasitas pernapasan saat
uterus menekan diafragma, mengakibatkan
dispnea.
3. Perhatikan adanya keluhan Lordosis dan regangan otot disebabkan
ketegangan pada punggung dan oleh pengaruh hormon (relaksin,
perubahan cara jalan. Anjurkan progesteron) pada sambungan pelvis dan
penggunaan sepatu hak rendah, perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan
latihan pelvicrock, girdle perbesaran uterus. Intervensi multipel
maternitas, penggunaan biasanya membantu untuk menghilangkan
kompres panas, sentuhan ketidaknyamanan.
terapeutik atau stimulasi saraf
elektrikal transkutan dengan
tepat.
4. Perhatikan adanya kram pada Menurunkan ketidaknyamanan berkenaan
kaki. Anjurkan klien untuk dengan perubahan kadar kalsium/
meluruskan kaki dan ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau
mengangkat telapak kaki bagian karena tekanan dari pembesaran uterus
dalam keposisi dorsofleksi, pada saraf yang mensuplai ekstremitas
menurunkan masukan susu, bawah.
sering mengganti posisi, dan
menghindari berdiri atau duduk
lama.
5. Kaji ada atau tidak adanya Kontraksi ini dapat menciptakan
frekuensi kontraksi braxton ketidaknyamanan pada multigrafida pada
Hick. Berikan informasi trimester kedua. Primigrafida biasanya
mengenai fisiologi aktifitas tidak mengalami ketidaknyamanan ini
uterus. sampai trimester akhir.
6. Perhatikan keluhan aktifitas pembesaran uterus trimester ketiga
BAK dan tekanan pada kandung menurunkan kapasitas kandung kemih,
kemih. mengakibatkan sering berkemih.
7. Kaji adanya konstipasi dan peningkatan pemindahan posisi uterus
hemoroid. memperberat masalah eliminasi.
8. Kaji adanya pirosis (nyeri ulu Masalah sering terjadi pada trimester
hati). Tinjau pembatasan diet. kedua dan dapat berlanjut, khususnya bila
diet tidak dimodifikasi.
9. Perhatikan adanya leukorea dan Saat kadar estrogen tinggi, sekresi kelenjar
pruritus. Anjurkan klien untuk servikal menghasilkan media asam yang
sering mandi, menggunakan mendorong proliferasi organisme.
celana dalam katun, pakaian
longgar dan menghindari duduk
untuk waktu yang lama.
10. Berikan suplemen kalsium Penambahan produk susu bila intoleransi
dengan tepat. Anjurkan dapat menjadi masalah. Jeli dapat
penggunaan jel aluminium menurunkan kadar fosfor dan memperbaiki
hidroksida sesuai kebutuhan. ketidak seimbangan kalsium-fosfor.

4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien tidak mengalami
gangguan pola tidur.
Kriteria hasil : melaporkan perbaikan istirahat dan melaporkan peningkatan rasa
sejahtera dan perasaan segar
No. Intervensi Rasional
1. Tinjau ulang kebutuhan Membantu mengidentifikasi kebutuhan
perubahan tidur normal untuk menetapkan pola tidur yang
berkenaan dengan kehamilan. berbeda.
Tentukan pola tidur saat ini.
2. Evaluasi tingkat kelelahan. Peningkatan retensi cairan, penambzahan
berat badan, dan pertumbuhan janin,
semua memperberat perasaan lelah,
khususnya pada multipara.
3. Kaji terhadap kejadian insomnia Ansietas yang berlebihan, kegembiraan,
dan respons klien terhadap ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan
penurunan tidur. Anjurkan alat aktifitas janin dapat mempersulit tidur.
bantu untuk tidur, seperti teknik
relaksasi, membaca, mandi air
hangat,dan penurunan aktifitas
sebelum istirahat.
4. Perhatikan kesulitan bernafas Pada posisi rekumben, pembesaran
karena posisi. Anjurkan tidur uterusserta organ abdomen menekan
pada posisi semi fowler. diafragma, sehingga membatasi ekspansi
paru. Penggunaan posisi semifowler
memugnkinkan diafragma menurun,
membantu mengembangkanekspansi paru
optimal.
5. Dapatkan sel darah merah (SDM) Anemia dan penurunan kadar Hb/SDM,
dan kadar Hb. mengakibatkan penurunan oksigenasi
jaringan serta mempengaruhi perasaan
letih berlebihan.
6. Rujuk klien untuk konseling bila mungkin perlu bagi klien menghadapi
kurang tidur atau kelelahan perubahan siklus tidur-terjaga,
mempengaruhi aktifitas mengidentifikasi prioritas yang tepat dan
kehidupan sehari-hari memodifikasi komitmen

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes. E, Marylinn. (2001). Rencana Perawatan Maternal Bayi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran: EGC
Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC

Hamilton, Persis.(1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Hulliana, Mellyna.(2001). Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta : Puspa Swara

Prawiroharjo, Sarwono. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai