Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok situasi
atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori-teori yang
terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pasa
suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan
dikembangkan atas pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang
bertolak dari paradigma keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas
kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai
kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan
atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam
bidang keperawatan, salah satunya adalah model adaptasi Roy. Roy dalam teorinya
menjelaskan empat macam elemen esensial dalam adaptasi keperawatan , yaitu : manusia,
lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Model adaptasi Roy menguraikan bahwa
bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara memepertahankan
perilaku secara adaptif karena menurut Roy, manusia adalah makhluk holistic yang
memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptsi.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian dan konsep dasar model keperawatan Callista Roy?
2. Apa kelebihan dan kekurangan konsep dan teori model prakter Callista Roy?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian dan konsep dasar model keperawatan Callista Roy.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan konsep dan teori model praktek Callista Roy.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Riwayat Calista Roy
Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy
dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima
Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan
Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los
Angeles.
Roy memulai pekerjaa dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964
ketika dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar
dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model
konsep keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya
yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy
menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis – psikologis.
Untuk memulai membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan respon
adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi
yang di butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis
stimulus yaitu : focal stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan
terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy
juga mengadaptasi nilai “ Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari
konsep A.H. Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy
humanisme dalam keperawatan adalah keyakinan, terhadap kemampuan koping
manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan.
Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan kerja dari ahli-ahli
lain dari ahli-ahli lain di area adaptasi seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966),
Mechanic ( 1970) dan Selye (1978). Setelah beberapa tahun, model ini berkembang
menjadi sebagai suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan
dan penelitian. Tahun 1970, model adaptasi keperawatan diimplementasikan sebagai
dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di Mount Saint Mary’s College. Sejak
saat itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk
mengklarifikasi, menyaring, dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga
memegang peranan penting untuk klarifikasi lebih lanjut dan penyaringan model.

2
Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari Harry
Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai membangun
pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari
datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu.
Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu :
 Focal stimuli : Individu segera menghadap
 Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek
Dari focal stimuli.
 Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.
Teori Helson dikembangkan dari penyesuaian tingkat zona yang mana menentukan
stimulus akan mendatangkan respon hal yang positif maupun negatif. Sesuai dengan
teori Helson, adaptasi adalah proses yang berdampak positif terhadap perubahan
lingkungan.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan
terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Dengan teori adaptif Helson Roy
mengembangkan dan memperluas model dengan konsep dan teori dari
Dohrenwed,R.S. Latarus, N.Malaznik, D.Mechanic dan H.Selye. Roy memberi kredit
spesial ke Driever penulis, Subdivisi garis besar dari kejujuran sendiri dan Martinez
serta Sarto, identitas keduanya umum dan stimuli sangat mempengaruhi mode. Teman
sekerja lain konsepnya juga rumit yaitu M.Poush dan J.Van Landingham dalam
keadaan saling bergantung dan B. Randa untuk fungsi aturan mode.
Setelah mengembangkan teorinya Roy mengembangkan model sebagai suatu
kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Sejak
itu lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk
mengklasifikasi, menyaring dan memperluas model.

3
2.2 Pengertian
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstak dan
dapat di organisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola nyata
atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang di
dasari oleh fakta-fakta yang telah di obserfasi tapi kurang absolute atau bukti secara
langsung.
Teori keperawatan menurut Barnum (1990) merupakan usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori
keperawatan dapat di bedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau
aktivitas lainnya.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka
bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep
keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan,
mengingat dalam model keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya
keyakinan dan nilai yang di dasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin di
capai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya
pengetahuan dan keterampilan alam hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam
mengembangkan tujuannya.

2.3 Karakteristik teori keperawatan


Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang
berhubungan dengan konsep keperawatan, juga memiliki karakteristik diantaranya
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang
berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keparawatan sehingga teori
keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam
b. Teori keperawatan juga digunakan berdasarkan alasan-alasan yang sesuai
dengan kenyataan yang ada
c. Teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model
konsep keperawatan.

4
d. Dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga
dapat digunakan pada kondisi apapun dalam praktek keperawatan
e. Teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan sehingga
dapat digunakan dalam pedoman praktek keperawatan.

2.4 Faktor pengaruh teori keperawatan


Dalam pengembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa pandangan yang
dapat mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri diantaranya filosofi dari Florence
nigtingale, kebudayaan, system pendidikan, serta pengembangan ilmu keperawatan.
a. Filosofi Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori
keprawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi
peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta
pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit dikenal
dengan teori lingkungannya.
b. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengharuh dala perkembangan teori-teori
keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan
pelayanan keperawatan akan lebih baik dilkukan oleh wanita karena wanita
mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan
identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan
sebagai profesi yang mandiri.
c. System Pendidikan
Pada system pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan
kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah
memiliki sistim pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi
pada pelayanan keperawatan.
d. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan di tandai dengan adanya pengelompokan ilmu
keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan
komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang
dan tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu
5
ada cabang ilmu keperawatan yang khusus ataw sub spesialisasi yang diakui
sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat di
kembangkan sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.

2.5 Tujuan Teori Keperawatan


Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu
keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin di
capai diantaranya:
a. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan
tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan,
baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga
berbagai permasalahan dapat teratasi.
b. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
c. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah
keperawatan
d. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan
keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.

2.6 Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy


Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih baik
jika mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan mengkaji
penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas serta keingintahuan tentang
gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris.
Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) : Roy memiliki
delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat berdasarkan falsafah
humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah veritivity.
Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki rasa
ingin tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling berbagi
dengan sesama dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau untuk
6
mencari solusi, bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki holism
intrinsik dan selalu berjuang untuk mempertahankan integritas agar senantiasa bisa
berhubungan dengan orang lain.
Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang
bersifat absolut. Empat falsafah tersebut adalah :
 tujuan eksistensi manusia
 gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
 aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum.
 nilai dan arti kehidupan.
Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa definisi
dari konsep mayor Callista Roy,
a. sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang saling
berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya input,
control, proses, output dan umpan balik.
b. derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal,
konsektual dan residual.
c. problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan.
d. stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon adaptif.
e. stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusi
perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.
f. stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi terhadap
perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.
g. regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik
melalui neural, cemikal dan proses endokrin.
h. kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui
proses yang komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan
belajar.
i. model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran,
interdependensi dan konsep diri.
j. respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam
mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.

7
k. fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan
bagaimana proses adaptasi dilakukan.
l. konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan
m. penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di
dalam hubungannya di lingkungan sosial.
n. interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai support
sistem.

2.7 Model Konseptual Callista Roy


Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau
skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan individu,
kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Roy
dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4 elemen esensial yaitu
keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.
Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :
a. Keperawatan
Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan praktek.
Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan
menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan
menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-
orang. Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan
kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus
perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut
keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan
adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan
adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi
peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal
berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan
energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk
merespon stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan
penyembuhan dan kesehatan.
b. Manusia.
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang
adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki
8
input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus manusia didefinisikan
sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk
mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu fungsi fisiologis, konsep
diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai sistem yang adaptif mausia
digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan
yang saling berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa unit untuk
beberapa tujuan.
c. Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara
utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan konsep sehat
dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah komponen pusat dalam
model keperawatan, dalam hal ini manusia digambarkan sebagai suatu sistem
yang adaptif. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dengan
lingkungan ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai dengan
perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah
mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
d. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di luar
manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem yang
adaptif.
Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu
a. Fungsi atau proses control yang terdiri dari kognator dan regulator.
b. Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu fisiologi, konsep diri,
fungsi peran dan Interpendensi. Regulator digambarkan sebagai aksi dalam
hubungannya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis,
konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. Berikut penjelasan dari empat
efektor yang telah disebutkan.

9
 Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy
mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi
fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan
proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1) Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu
ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2) Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk
mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti
jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
3) Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan
ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
4) Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan
istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam
memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh.
(Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5) Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses
imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini
penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu.
(Sato, 1984 dalam Roy 1991).
6) The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau
memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri
penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984,
dalam Roy, 1991).
7) Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya
termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi
sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).
8) Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan
bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka
mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan
tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur
aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
10
9) Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai
dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi
tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon
stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard &
Valentine dalam Roy,1991)
 Mode Konsep Diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik
pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini
berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan
ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the
physical self dan the personal self.
1) The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya
berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya.
Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan,
seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
2) The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri,
moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya
kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.
 Mode fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder
dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya
dimasyarakat sesuai kedudukannya .
 Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh
Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih
sayang, perhatian dan saling menghargai. Interdependensi yaitu keseimbangan
antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.

11
2.8 Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy
Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori
praktek dan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji
respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri,
mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga bisa mengkaji
stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan residual,
sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan akurat.
Sedangkan kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada
sasarannya. Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan
bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan
tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien.
Sehingga seorang perawat yang tidak mempunyai perilaku caring ini akan menjadi
sterssor bagi para pasiennya. Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami
individu, tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme
koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Roy dalam mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal dari system dan
disesuaikan kepada pasien yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk
perawat dalam menggunakan peralatan untuk praktik, pendidikan, dan penelitian.
Konsep-konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai
sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara menyeluruh atau holistik
yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan berinteraksi
dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi pertukaran
informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan
lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal.
Dalam menghadapi perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya
dan selalu beradaptasi ) dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan
dan seni merawat.
3.2 Saran
Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari setiap
konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu
membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu keperawatan
itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma dan budaya.
Secara khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien
pada situasi sehat atau sakit.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.(2010) Manajemen Keperawatan:Aplikasi dalam Praktik Keperwatan


Profesional.Jakarta :EGC
Patricia A. Potter. 2013. fundamental of nursing :Jakarta :EGC
Alimul Azis.(2002).Pengantar Pendidikan Keperawatan.Jakarta:CV Sagung Seto

14

Anda mungkin juga menyukai