PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Ny. Y (41 Tahun) masuk masuk dan dirawat di ruangan Onkologi RSUP
didapatkan hasil bahwa nilai hb pasien rendah yaitu 9,0 g/dl. Sebelumnya pasien
masuk tahapan kedua di RSUP Dr. M.Djamil Padang. Namun, setelah tindakan
tampak membesar, pasien mengeluh badannya terasa lemah, lelah, dan tidak
bertenaga. Pasien juga mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini. Selain itu,
pasien juga mengatakan nafsu makan baik namun terjadi penurunan berat badan
selama sakit sebanyak 8 kg, dimana BB sebelum sakit 60 kg dan sekarang 52 kg.
Pasien juga mengeluhkan terkadang merasakan nyeri pada bagian perutnya. Nyeri
dirasakan mulai dari abdomen bagian bawah sampai ke punggung dan pinggang
seperti di remas – remas dan nyeri bertambah saat melakukan aktifitas berat. Hasil
pemerikasaan hemoglobin tanggal 27 Agustus 2018 yaitu 9,0 gr/dl dan hasil
95
96
Salah satu masalah kesehatan reproduksi wanita yaitu adanya penyakit kewanitaan
atau ginekologi. Menurut hasil statistik terdapat 50,95% wanita yang mempunyai
Ditambah lagi banyak wanita diserang tumor rahim. Wanita yang berusia 30-50
tahun sebanyak 30% mempunyai tumor rahim, dan diantaranya dari tumor yang
tidak ganas menjadi tumor yang ganas (Stoppard, 2010 dalam Taufiqoh, 2012 ).
sel telur dan mengeluarkan hormon. Tumor adalah gangguan yang paling umum
yang terjadi pada ovarium. Tumor tersebut dapat berupa solid atau berisi cairan.
Sebagian besar tumor pada indung telur adalah tumor jinak (94%) dan termasuk
Kanker ovarium adalah keganasan yang berasal dari ovarium dalam tiga
bentuk sel yang berbeda yaitu, sel germinal, sel epitel dan sel stroma dimana
ketiga bentuk tersebut hadir dengan ciri-ciri yang berbeda dan ditangani secara
berbeda pula (Young, 2008 dalam Delrizal, 2013). Tingkat kejadian kanker
ovarium diseluruh dunia setiap tahunnya adalah sekitar 204.000 wanita dan
dalam Delrizal, 2013). Salah satu dari ketiga jenis keganasan ovarium tersebut,
yaitu keganasan ovarium yang berasal dari sel germinal umumnya terjadi pada
97
wanita muda dan remaja yang berusia dibawah 30 tahun dengan angka kira-kira
wanita. Insedensi rata-rata dari semua jenis diperkirakan 15 kasus baru per
Penyebab kanker ovarium saat ini belum diketahui secara pasti, namun ada
faktor risiko terjadinya kanker ovarium yaitu (1) faktor lingkungan, yang mana
insiden terjadinya kanker ovarium umumnya terjadi di negara industri, (2) faktor
(3) faktor genetik, mempunyai riwayat keluarga yang menderita kista / kanker
ovarium, kanker payudara ataupu penyakit keganasan lainnya (4) gaya hidup yang
tidak sehat, (5) usia dini menarche, (6) nullipara (Manuaba, 2013).
diagnosa kanker ovarium + anemia sedang tidak pernah memiliki riwayat kista/
usia 12 tahun dan tidak memiliki riwayat hipertiroid, pasien mengatakan ia hanya
merasakan gelaja seperti perut ada terasa benjolan, mengalami penurunan berat
badan dan ± 8 tahun yang lalu pasien merasakan nyeri hebat saat menstruasi
dengan lama menstruasi 15 hari, dan + 3 bulan yang lalu mengalami nyeri pada
perut bagian bawah, nyeri dirasakan mulai dari abdomen bagian bawah sampai
pinggang dan punggung seperti di remas – remas dan nyeri bertambah saat
98
orang dapat mengalami gejala seperti nyeri saat menstruasi, nyeri di perut bagian
bawah, nyeri saat berhubungan seksual, nyeri pada punggung terkadang menjalar
sampai ke kaki, terkadang disertai nyeri saat berkemih atau BAB, siklus
menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.
Dari hasil pengkajian di atas didapatkan data sesuai dengan teori. Dimana
Ny. Y mengalami nyeri menstruasi pada + 8 tahun yang lalu, hobi makanan
berbumbu dan berpenyedap, adanya benjolan pada perut, dan nyeri pada abdomen
bagian bawah. Selain itu, Ny. Y menderita kanker ovarium diusia 41 tahun, hal ini
anak. Akan tetapi pasien sudah ± 8 tahun tidak menggunakan alat kotrasepsi, dan
di anggota keluarga tidak ada yang memiliki riwayat kista maupun kanker. Selain
itu di dapatkan juga data bahwa ketika menstruasi, Ny.Y mengganti 2-3 kali ganti
duk/ pembalut. Seperti yang diketahui, hygiene yang kurang baik di duga sebagai
keluhan BAB maupun BAK, namun semenjak sakit yaitu kurang lebih sejak + 1
tahun yang lalu pasien merasakan sulit BAB. Pasien BAB 1x/3 hari dan dibantu
dengan obat pencahar. Pasien mengatakan tidak ada mengalami gangguan BAK.
Jika disesuaikan dengan teori hal ini adalah salah satu akibat adanya massa di
perut bagian bawah yang menyebabkan pembesaran pada perut, dan terjadi
posisinya dalam perut. Apabila kista mendesak kandung kemih dan dapat
menimbulkan gangguan miksi, sedangkan massa yang lebih besar tetapi terletak
(Smeltzer and Bare, 2001). Berdasarkan data yang didapatkan, pasien memiliki
riwayat menstruasi teratur dengan siklus 28 hari. Hal ini sesuai dengan teori
(Smeltzer and Bare, 2001) bahwa kanker ovarium tidak mengubah pola haid
Dari semua data yang didapatkan dalam pengkajian pada kasus pasien
dengan kanker ovarium sesuai dengan yang terdapat pada teori. Faktor pendukung
dalam pengkajian ini, adanya kerja sama antara penulis dengan pasien dan
keluarga sehingga pengkajian dapat berjalan dengan lancar, selain itu tersedianya
Selama pengkajian tidak ditemukan adanya faktor penyulit yang berarti dalam
pengkajian, karena pasien dan keluarga bersifat terbuka dalam memberikan data.
100
B. Diagnosa
dan tidak bertenaga, klien mengatakan merasa pusing ketika, dari hasil
tampak anemis, CRT ˃ 3 detik, muka tampak pucat, mukosa bibir kering,
dan suhu kulit teraba dingin, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 98x/i,
berkurang karena abnormalitas indera perasa dan kontrol nafsu makan dari
pusat. Ada juga kemungkinan terlibatnya faktor TNF dan IL-1 yang
warna kulit tampak pucat dan capilarry reffil ˃ 3 detik, Hb 9,0 gr/dl.
menyebabkan pasien tidak bisa tidur dengan nyenyak, nyeri timbul kadang
disiang hari dan kadang dimalam hari, pasien sering tampak diam dan
telentang tapi jika pasien tidur dengan posisi miring, pasien merasa berat
pada perutnya, skala nyeri pasien 5, tekanan darah 120/70 mmHg, dan
nadi 98x/i.
atau perlahan dari berbagai intensitasnya dari ringan sampai berat, terus –
ekspansi paru
ini yaitu, didapatkan pasien mengatakan sesak nafas dan pasien sering
sesak dan gelisah, dengan RR pasien 22x/i. Sesak dirasakan pasien saat
103
posisi tubuh pasien yang tidak nyaman, sehingga massa diabdomen pasien
mendesak diafragma.
nafas adalah inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
adekuat. Diagnosis ini merujuk pada ketidakadekuatan pola nafas baik itu
sama dengan teori. Pertukaran udara terganggu karena kanker ovarium itu
kg). Dari hasil observasi, tampak pasien kurus, wajah pucat, mukosa
penurunan data tahan tubuh dan pasien menjadi lemah, lelah, tamapak
limfe.
abdomen, penurunan berat badan 10% atau lebih dibawah berat badan
kanker akan kehilangan lemak tubuh dan massa tubuh yang progresif
abnormalitas indera perasa dan kontrol nafsu makan dari pusat. Ada
oleh makrofag yang teraktivasi. Disini TNF menekan nafsu makan dan
bahwa kondisi pasien pada awal sakit dulu akan kambuh lagi.
106
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu): perasaan takut yang
perilaku, factor afektif (pasien lebih banyak diam dan berfokus pada
yang pasti terjadi dan tidak bisa dihindari, sementara peristiwa hidup
(kemoterapi)
menghasilkan sikap positif dan negatif pada setiap wanita (Sari, 2010).
dari hasil penelitiannya, bahwa seorang wanita yang merasa tidak puas
seperti anhedonia, harga diri negatif, dan tingginya angka depresi dari
perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat
oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga
konsentrasi Hb
ingin di capai yaitu pengisian kapiler, warna kulit normal, suhu kulit hangat,
transfusi darah PRC 2 kantong pada hari rawat ke dua dan ke tiga,
komprehensif pada sirkulasi klien seperti memonitor suhu dan warna kulit,
sayur bayam dan jus tomat setelah perawatan nanti. Hal ini karena daun
sebesar 6,43% mg per 180 gram. Fungsi zat besi adalah membentuk sel
darah merah, sehingga apabila produksi sel darah merah dalam tubuh cukup
namun zat besi merupakan zat yang sulit diserap oleh tubuh. Pada proses
pencernaan, besi mengalami proses reduksi dari bentuk feri (Fe3+) ke fero
Selain itu, implementasi yang diberikan pada Ny. Y adalah meberikan terapi
PRC selama perawataan. Satu kantong PRC yang diberikan kepada pasien
diketahui bahwa Hb awal adalah 9,0 gr/dl. Tiga minggu sebelum jadwal
Setelah Ny. Y mendapatkan terapi PRC 2 unit, Hb Ny.Y adalah 11,5. Hal
peningkatan Hb per 1 unit PRC nya 1gr/dl. Selain itu, setelah didapatkan
terapi tersebut, CRT< 3 dtk, akral hangat, dan konjungtiva pasien tidak
pasien adalah teknik relaksasi nafas dalam. Menurut Huges dkk (2015)
teknik relaksasi melalui olah nafas merupakan salah satu keadaan yang
dan keseimbangan tubuh dan pikiran. Hal ini karena, olah nafas dianggap
Selain dapat mengurangi intensitas nyeri relaksasi nafas dalam juga dapat
adalah menjadi lebih tenang, nyeri berkurang, dan pola tidur menjadi lebih
baik. Pada hasil observasi tampak Ny. Y lebih tenang dan mampu
mengenali nyeri serta mampu melakukan teknik nafas dalam dengan baik.
2016). Massage therapy (MT) adalah suatu teknik yang dapat meningkatkan
pergerakan beberapa struktur dari kedua otot dan jaringan subkutan, dengan
pembengkakan dan memobilisasi serat otot, tendon dengan kulit. Salah satu
massage.
biaya, tidak memiliki efek samping dan dapat dilakukan sendiri atau dengan
dalam Pane, 2014). Teknik effleurage massage suatu rangsangan pada kulit
abdomen seiring degan pernafasan abdomen (potter dan perry 2006). Kedua
dirasakan oleh Ny. Y berkurang dan lebih terasa rileks. Sehingga juga
115
terasa berkurang.
ekspansi paru
observasi TTV, berikan posisi semi fowler, ajarkan cara batuk efektif,
monitor aliran O2, lakukan auskultasi pada pasien, kaji kedalaman nafas,
tidak ada, ekspirasi yang memanjang tidak ada, nafas cepat dan dangkal
asupan nutrisi
yaitu status nutrisi pasien baik, dan intake nutrisi yang adekuat agar berat
116
monitor nutrisi.
oral. Pasien dianjurkan untuk menghabiskan diet secara bertahap dan tidak
sekaligus.
pada pasien yang sedang menjalani terapi sehubungan dengan efek samping
porsi kecil dan sering. Untuk dapat mencukupi kebutuhan nutrisi pasien di
pada pasien dengan anoreksia atau cepat merasa kenyang yaitu, anjurkan
pasien makan makanan yang disukai dan dapat diterima walau tidak merasa
lapar, makan lebih banyak bila ada rasa lapar, hindari minum dekat dengan
waktu makan, memotivasi diri bahwa makan adalah bagian penting dalam
program pengobatan, porsi makan kecil dan diberikan sering (lebih dari tiga
perubahan status kesehatan, tujuan yang ingin dicapai adalah pasien mampu
mengontrol kecemasan, vital sign dalam batas normal, postur tubuh, ekspresi
kematian (Potter & Perry, 2005). Secara fisik kecemasan dapat memicu
menjadi rileks dan dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik serta
dapat mengontrol diri sehingga mengambil respon yang tepat saat berada
kecemasan.
keadaan tenang dan rileks, dimana gelombang otak mulai melambat yang
akhirnya akan membuat seseorang dapat beristirahat dengan tenang. Hal ini
119
relaksasi, yaitu pada tahap pengendoran otot dari bagian kepala hingga
mata, saat itu frekuensi gelombang otak yang muncul mulai melambat dan
menjadi lebih teratur. Pada tahap ini individu mulai merasakan rileks dan
terhadap tindakan yang akan dijalani berkurang, nyeri pun terasa berkurang,
serta Ny. Y merasa lebih nyaman dan siap menjalani tindakan yang akan
dilakukan kepadanya.
merupakan dua pengalaman yang berbeda. Orang yang putus asa, akan
sakit secara mandiri mulai dari makan, minum, dan berapakaian secara
mandiri, dan memberikan penguatan positif. selain itu kita bisa melatih
(Potter, 2009). Efek samping yang berat sering penderita rasakan, dan
fisik termasuk nyeri, mual, muntah, kurang tenaga, fatique atau kelelahan,
kerontokan rambut serta gejala psikologis seperti sedih, gelisah, putus asa,
Konsep diri tidak terbentuk waktu lahir tetapi dipelajari sebagai hasil
dan dengan realitas dunia. Konsep diri pada manusia terdiri dari 5
komponen diantaranya adalah: gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran
menarik diri, kontrol diri yang kurang, takut,pasif, asing terhadap diri serta
frustasi. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah dan
identitas diri yang kabur pada penderita kanker yakni mengkritik diri
D. Evaluasi
proses yang disengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai kualitas,
nilai dan kelayakan dari sesuatu dengan membandingkan pada kriteria yang
adalah suatu aktivitas yang direncanakan, terus menerus, aktivitas yang di sengaja
dimana pasien, keluarga dan perawat serta tenaga kesehatan profesional lainnya
menentukan.
terjadi pada pasien, pada prinsipnya tidak semua masalah dapat teratasi dengan
sempurna sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan, adanya kerja
sama yang baik antara tim kesehatan dan keluarga dalam asuhan keperawatan
yang efektif, serta tersedianya fasilitas yang diperlukan sangat membantu dalam
perawatan pasien.
laboratorium adalah Hb dalam batas normal yaitu 11,5 gr/dl, dan hasil
dalam.
berat badan + 8 kg, pada hari kedua didapatkan bahwa pasien dapat
pasien sudah mau makan makanan diet yang didapat dan pasien tidak
dihentikan.
hasil evaluasi sesuai dengan kriteria hasil yang yang diharapkan yaitu