Seorang bernama Sdr. Dian datang ke RSUD Dr. Koesma Tuban pada hari sabtu
tanggal 1 Desember 2012, dibawa ke IGD RSUD Dr. Koesma Tuban dan mendapat No.
Register 112. Dan dirujuk ke Ruang Bougenfil. Sdr Dian berusia 19 tahun, dengan
pendidikan terahir SLTA. Beralamat di Desa Cepoko Rejo Kecamatan Palang, seorang
Mahasiswa. Suku Jawa. Mengeluhan nyeri perut bawah kanan sejak dua hari sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri dirasakan secara terus menerus dan dirasa semakin berat sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit, nyeri semakin bertambah jika dibuat berjalan. Pasien tidak BAB
selama 2 hari dengan BAK normal. Pola makan pasien tidak teratur dan jarang
mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, nafsu makan menurun disertai mual.
Keadaan umum pasien benar-benar terlihat sakit, demam. Diagnostik medis pasien
apendiksitis.
Pemeriksaan fisiknya TD 130/80 mmHg, pernafasan 20x/menit, nadi 90x/menit, dan suhu
38,10⁰C.
HASIL
PARAMETER NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
Hemoglobin Rutin
HB 13,7 L 13,4-17,1 g/dl
Laju Endap Darah 0 L 0-15mm/jam
PCV 40,3 L 40-54%
Eritrosit 5.190.000 L 4-6jt/cmm
Hitung Jumlah Sel -/-/-/90/9/1 0-3/0-1/50-70/20-40/4-10
Leokisit 18.000 4.000-11.000/cmm
Immunologi
Hbs Ag Negatif Negatif
Hati
SGOT 22 L 37 u/L
SGPT 11 L 42u/L
Ginjal
BUN 12,4 6-20 mg/dl
Kreatinin 1,17 L 0,6-0,1 mg/dl
Glukosa
Glukosa Darah 92 140mg/dl
Sewa
Faal Hemostasis
APTT 28,5 27,4-39,3
PPT 14,1 11,3-14,7 detik
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPEPERAWATAN PADA PASIEN Sdr. “D”
DENGAN PENYAKIT GASTRITIS
1. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 1 Desember 2012
1.1. Biodata
Nama : Sdr. “D”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 20 tahun
Alamat : Desa Cepoko Rejo Kec. Palang Kab. Tuban
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Belum Menikah
Tanggal MRS : 1 Desember 2012
No. Register : 112
Diagnosa Madis : Apendiksitis
3. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Composmentis (sadar), pasien terlihat pucat, lemah (malaise).
Pasien terpasang infus RL dengan 20 tetes/menit.
GCS : E = 4, V = 5 & M = 6.
3.2.6. Integumen
a. Warna kulit pasien pucat
b. Akral hangat, turgor cukup.
c. Produksi urin 100ml/hari dengan frekuensi 3 kali sehari.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
4.1. Pemeriksaan Laboratorium
HASIL
PARAMETER NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
Hemoglobin Rutin
HB 13,7 L 13,4-17,1 g/dl
Laju Endap Darah 0 L 0-15mm/jam
PCV 40,3 L 40-54%
Eritrosit 5.190.000 L 4-6jt/cmm
Hitung Jumlah Sel -/-/-/90/9/1 0-3/0-1/50-70/20-40/4-10
Leokisit 18.000 4.000-11.000/cmm
Immunologi
Hbs Ag Negatif Negatif
Hati
SGOT 22 L 37 u/L
SGPT 11 L 42u/L
Ginjal
BUN 12,4 6-20 mg/dl
Kreatinin 1,17 L 0,6-0,1 mg/dl
Glukosa
Glukosa Darah 92 140mg/dl
Sewa
Faal Hemostasis
APTT 28,5 27,4-39,3
PPT 14,1 11,3-14,7 detik
5. PENATALAKSANAAN
Sebelum tindakan operasi (pre operasi)
a. Pemasangan kateter untuk kontrol produksi urin
b. Antibiotik dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena
c. Analgestik
d. Bila demam, harus diturunkan sebelum anastesi.
e. IV cairan Infus RL 500ml dengan 20 tetes/menit.
6. ANALISIS DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data Subjektif: Distensi jaringan usus oleh Gangguan rasa nyaman
Pasien mengatakan nyeri inflamasi (nyeri)
pada perut bagian bawah
kanan (Right Lower
Quadrant), Nyeri
dirasakan semakin
bertambah jika dibuat
jalan. Kualitas nyeri degan
skala 6-7 (nyeri berat).
Data Objektif:
Pasien nampak
memegangi perutnya
untuk menahan nyeri,
pasien nampak lemah.
nyeri tekan titik MC
Burney Nyeri.
TTV:
TD : 130/80mmHg
S : 38,10⁰C
N : 90x/menit
RR: 20x/menit
Data Subjektif: Intake cairan yang tidak Resiko tinggi kekurangan
Pasien mengeluh mual dan adekuat volume cairan
muntah.
Data Objektif:
Pasien demam, pasien
terpasang infus,
Hasil TTV
TD : 130/80mmHg
S : 38,10⁰C
N : 90x/menit
RR: 20x/menit
7. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
7.1. Nyeri abdomen berhubungan dengan obstruksi dan peradangan appendik.
7.2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan muntah pre operasi.
8. INTERVENSI
8.1. Nyeri abdomen berhubungan dengan obstruksi dan peradangan appendik.
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam tingkat kenyamanan klien meningkat
dan nyeri terkontrol.
Kriteria hasil:
a. Klien melaporkan nyeri berkurang sampai hilang
b. Klien terlihat tenang dan mampu beristirahat
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Rencana tindakan:
Tindakan/Intervensi Rasional
Observasi tanda – tanda vital, suhu, mengetahui keadaan umum pasien
nadi, pernafasan dan tekanan darah.
Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, Berguna dalam pengawasan
beratnya (0 – 10), selidiki dan laporkan keefektifan obat, kemajuan
perubahan nyeri dengan cepat penyembuhan. Perubahan pada
karakteristik nyeri menunjukkan
terjadinya abses/peritonitis,
memerlukan upaya evaluasi medik dan
intervensi
Pertahankan istirahat dengan posisi Gravitasi melokalisasi eksudat
semi-fowler inflamasi dalam abdomen bawah atau
pelvis, menghilangkan tegangan
abdomen yang bertambah dengan
posisi telentang.
Berikan lingkungan yang tenang dan Meningkatkan istirahat
kurangi rangsangan stres
Ajarkan teknik nafas dalam bila rasa Teknik nafas dalam menurunkan
nyeri datang konsumsi abdomen akan O2,
menurunkan frekuensi pernafasan,
frekuensi jantung dan ketegangan otot
yang menghentikan siklus nyeri.
Kolaborasi dengan pemberian analgetik Menghilangkan nyeri, mempermudah
sesuai indikasi kerjasama dengan intervensi lain,
contoh ambulasi, batuk.
8.2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan muntah pre operasi.
Tujuan :
Mempertahankan keseimbangan cairan
Kriteria Hasil :
a. Mempertahankan keseimbangan cairan dibuktikan dengan kelembaban membran mukosa,
b. Turgor kulit baik,
c. Tanda vital stabil,
d. Secara individual haluaran urine adekuat.
Tindakan/Intervensi Rasional
Awasi Tekanan Darah (TD) dan nadi Tanda yang membantu
mengidentifikasi fluktuasi volume
intravaskuler
Lihat membran mukosa, kaji turgor Indikator keadekuatan sirkulasi perifer
kulit dan pengisian kapiler dan hidrasi seluler
Awasi masukan dan haluan, catat warna Penurunan haluan urine pekat dengan
urine/konsentrasi, berat jenis peningkatan berat jenis diduga
dehidrasi/kebutuhan peningkatan
cairan.
Auskultasi bising usus. Catat Indikator kembalinya peristatik,
kelancaran flaktus, gerakan usus. kesiapan untuk pemasukan oral
Berikan sejumlah kecil minuman jernih Menurunkan iritasi gaster/muntah
bila pemasukan oral dimulai, dan untuk menimimalkan kehilangan
dilanjutkan dengan diet sesuai toleransi cairan
Berikan perawatan mulut sering dengan Menghindari adanya dehidrasi yang
perhatian khusus pada perlindungan dapat mengakibatkan bibir dan mulut
bibir kering dan pecah-pecah
Berikan cairan IV dan elektrolit Peritonium bereaksi terhadap
iritasi/infeksi dengan menghasilkan
sejumlah besar cairan yang dapat
menurunkan volume sirkulasi darah,
mengakibatkan hipovolemia.
Dehidrasi dan dapat terjadi
ketidakseimbangan elektrolit.
9. IMPLEMENTASI
Sabtu, 01 Desember 2012
10. EVALUASI
Minggu, 02 Desember 2012
S : Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang (4-5) nyeri sedang. Pasien dapat tidur, meskipun
terbangun lagi karena adanya nyeri.
O : Pasien tampak gelisah dan takut dengan tindakan pembedahan, tangan pasien terpasang
infus RL dengan 20tetes/menit. Posisi pasien Semi-Fowler.
A : Masalah belum teratasi, tindak
P : Intervensi dilanjutkan, pasien dibawa ke Ruang Operasi untuk dilakukan operasi
Appendiktomy.