Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN

MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TKJ MATERI PERBAIKAN


PERANGKAT KERAS KOMPUER DI SMK MULTI MEKANIK MASMUR
PEKANBARU

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan Kepada JPTK


FKIP UNS Surakarta
Sebagai Tugas Lokakarya 3 (Tiga)

Oleh :
A.JOKO WIDODO, ST.
No.Pes:19096052310367

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN ANGKATAN IV


JURUSAN TEKNIK KOMPUTER
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA
2019

1|Proposal PTK – A. JOKO WIDODO - 19096052310367


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Maju dan mundurnya peradaban suatu bangsa dapat ditandai dengan bagaimana kondisi dan
pola hidup rakyatnya, lebih lanjut kondisi rakyat juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya,
biasanya tingkat Pendidikan masayarakatnya yang baik akan maju pula kehidupan sosialnya,
sehingga Pendidikan berperan penting dalam segi kehidupan

Sehingga saat ini pemerintah dinas Pendidikan umumnya menyusun kurikulum Pendidikan
yang dapat mengakumulasi kebutuhan ilmu dan iman pada peserta didik dengan kurikulum
terbaru yaitu kurikulum 13 revisi terbaru tahun 2018, versi kurikulum dari K13 lama ke revisi
2018 terletak pada KI (Kompetensi Inti ) dan KD (kompetensi dasar) peserta didik tidak hanya
mampu dibidang ilmu teknologi dan keterampilan namun baik dibidang sosial dan spiritualnya.

Permasalahan pembelajaran selalu ada dalam tiap-tiap sesi kelas, secara umum permalalahan
kelas terbagi atas 3 (tiga) hal pokok antara lain :

1. Permasalahan sarana
Tidak dipungkiri kondisi kelas dan ketersediaan praktik sangat mempengaruhi proses
belajar, kualitas pembelajaran, metode pembelajaran dan hasil akhir dari pembelajaran
2. Permasalahan pengajar / Guru
Kualitas pengajar juga sangat mempengaruhi daya tangkap para Peserta didik dalam
pembelajaran, sehingga muncul istilah guru adalah “ digugu dan ditiru” sisw/I akan
antusias kepada mata pelajaran jika guru memiliki kompetensi yang mamapu
mengorganisasi suasana kelas, mampu memberi solusi, mampu bekerjsama dengan
rekan-regan guru, guru yang memiliki sosial yang baik dengan Peserta didik dan
masyarakat.
3. Permasalahan Peserta didik
Zaman yang serba canggih dengan kemajuan yanags angata pesat disisi lain merupakan
hal yang baik yaitu dengan teknologi semakin mempermudah memperoleh informasi,
namun begitu hal ini juga sangat besar sisi negative nya jika tidak bijak dalam
memanfaatkan teknologi, mulai dari terjerumusnya para Peserta didik ke dalam internet
negative, malas belajar, kecanduan game, Peserta didik kurang mampu focus terhadap
pelajaran, dan masih terlalu banyak permalasahan sisw yang diakibatkan oleh
kemajuan teknologi diatas, sehingga rata-rata para Peserta didik/I kurang mampu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

2|Proposal PTK – A. JOKO WIDODO - 19096052310367


Dilandasi dari beberapa pengamatan yang dilakukan pada Peserta didik kelas X TKJ SMK Multi
Mekanik Masmur Pekanbaru, pada mata pelajaran Komputer dan Jaringan dasar lebih spesifikasi
perbaikan perangkat keras komputer sebagai objek penelitian, dimana penyajian materi ajar
terkadang hanya menggunakan metode ceramah, dengan sedikit memanfaatkan modul atau
Lembar Kerja Peserta didik (LKS) sebagai buku pegangan Peserta didik atau menggunakan slide
persentasi dan proyektor di lablatorium TKJ hal ini belum efektif dan kurang interaktif dalam
proses pembelajaran.

Sehingga metode pembelajaran seperti itu kurang merangsang kreatifitas dan keaktifan para
Peserta didik – siswi untuk berkembang sehingga para Peserta didik cenderung pasif sebagai
object dan tentu kurang memiliki minat belajar sesuai yang diharapkan oleh Guru. Sehingga
diperlukan penerapan metode pembelajaran yang tepat dan efektive untuk meningkatkan minat,
kreatitifitas dan hasil belajar para Peserta didik.

Salah satu solusi yang dapat diberikan untuk masalah diatas adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat, kreatifitas dan hasil belajar Peserta didik salah
satunya yaitu menggunakan Model Problem Based learning merupakan metode pengajaran
yang bercirikan (berfokus) kepada adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para
peserta didik untuk belajar berfikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah, dan
mempperoleh pengetahuan (Duch, 1995).

Berdasarkan latar belakang diatas, perlu dilakukan penelitian dengan julul “ Penerapan Model
Problem Based Learning untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X TKJ
materi perbaikan perangkat keras komputer di SMK Multi Mekanik Masmur
Pekanbaru”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian Latar Belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian dapat
dijabarkan / ditelaah sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran yang masih monoton yaitu berupa ceramah.
2. Kurangnya alat praktik (sarana dan prasarana)
3. Kurangnya minat belajar siswa
4. Kurangnya kompetensi guru dalam mengelola kelas
5. Hasil belajar siswa dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

Sehingga masalah dirumuskan sebagai beriku :

Apakah Melalui Penerapan Model Problem Based Learning dapat meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa kelas X TKJ materi perbaikan perangkat keras komputer di SMK Multi
Mekanik Masmur Pekanbaru. Dapat meningkatkan minat belajar siswa dan nilai belajar siswa.

3|Proposal PTK – A. JOKO WIDODO - 19096052310367


C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan dan mengetahui
sejauh mana model pengajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) dapat
meningkat minat belajar dan hasil belajar siswa kelas X TKJ materi perbaikan perangkat keras
komputer di SMK Multi Mekanik Masmur Pekanbaru.

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN


Beberapa manfaat penelitian yang penulis susun antara lain :
1. Sebagai input bagi pihak sekolah sebagai bahan pengembangan kemampuan para Guru
dalam mengelola kelas dan memberikan output dalam pembelajaran.
2. Untuk para Guru hasil penelitian tindakan kelas ini dapat menjadi bahan pertimbangan
dan acuan sebagai pembenahan dan koreksi diri sebagai guru yang memiliki kompetensi
dibidangnya.
3. Manfaat bagi siswa mampu meningkatkan minata belajar, kreatifitas dan meningkatkan
nilai hasil belajar.

4|Proposal PTK – A. JOKO WIDODO - 19096052310367


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN PUSTAKA
1. Makna Belajar

Belajar merupakan runutan proses perubahan yang terjadi pada manusia, seseorang dikatakan
belajar jika seseorang tersebut mendapati dari ketidak tahuan menjadi tahu. Kaitanya dengan
pendidikan belajar merupakan urutan proses dimana guru sebagai tauladan dan fasilitator yang
membimbing siswa dalam mencari pembiasaan baik, pengalaman edukatif dalam mencapai
suatu tujuan.

Makna belajar belajar lainya adalah modifikasi atau memperteguh perilaku melalui
pengalaman, pengertian ini belajar merupakan suatu proses , suatu kegiatan dan bukanlah suatu
hasil Oleh DR. O. Hamalik (2003:14). Sedangkan seorang tokoh Behaviorisme Burrhus
Frederic Skinner menyatakan “ belajar merupakan suatu perilaku pada saat seseorang belajar
maka respon yang didapatnya menjadi baik” maka dengan belajar maka tingkah laku seseorang
akan mengalami perubahan tingkah laku” - dalam junal Dimyati (2002:9).

Sedangkan menurut Carol dan Tyson proses pembelajaran merupakan sebuah metode atau cara
dan sebuah proses hubungan yang saling mempengaruhi antara siswa dengan guru yang
Bersama-sama aktif melakukan proses kegiatan belajar. Lebih lanjut terdapat sebuah syarat
apabila hubungan siswa dengan guru terjadi secara baik maka kegiatan belajar akan terjadi
(Muhibbin Syah). Bermakna pula bahwa guru harus beruasaha membawa perubahan tingkah
laku yang baik dengan beberapa cara salah satunya dengan guru bertindak sebagai tauladan
bagi siswanya serta memiliki strategi yang efektif dan efisien dengan cara menguasai metode
pembelajaran.

2. Makna Hasil belajar

Dalam tiap sesi pembelajaran disekolah peserta didik tentulah mengharapkan mendapatkan
hasil belajar yang baik sesuai dengan yanag diharapkan, karena hasil belajar yang baik hanya
dapat dicapai dengan mengikuti proses belajar yang baik, sebaliknya proses belajar yang kurang
baik atau tidak optimal maka akan sulit didapatkan hasil belajar yang sesuai dengan standar
yang diharapkan.

Hamalik (2001:159) menyatakan bahwa hasil belajar akan menunjukkan terhadap prestasi
belajar, dan prestasi belajar merupakan indicator adanya progress perubahan tingkah laku
peserta didik.

5|Proposal PTK – A. JOKO WIDODO - 19096052310367


Berdasarkan penjebaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil
yang diperoleh peserta didik setelah melalui proses pembelajaran yang dibuktikan dengan nilai
test yanag diberikan oleh guru baik test berbentuk teori, praktik dan sikap pada mata pelajaran
tertentu.

3. Model Pembelajaran

Model pembelajaran berguna pada seorang Guru untuk mempermudah merancang sebuah
gambaran atau rencana kegiatan mengajar di kelas, model pembelajaran amerupakan rancangan
yang berfungsi untuk menciptakan lingkungan yang diharapkan mampu meningkatkan
kreatifitas dan aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sesuai dengan Joice bahwa
model pemebalajaran merupakan gambaran suatu lingkungan pembelajaran yang mencakup
perilaku seorang guru saat model pembelajaran tersebut diterapkan.

Model pembelajaran memiliki fungsi yang mencakup semua bidang pendidikan, mulai dari
perencanaan, kurikulum sampai dengan perencanaan intruksional termasuk program
multimedia (Joice:2009).

Oleh karena itu, model pemnelajaran ini merupakan suatu tujuan yang telah dirancang terlebih
dahulu oleh perangcang atau oleh Guru secara sistematis, terukur dan dapat dipertanggung
jawabkan sehingga diharapkan model pembelajaran dapat dijadikan acuan dan arahan bagi
Guru untuk melakukan pembelajaran dikelas.

Adapun ciri-ciri dari model pembelajaran dapat adalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran haruslah rasional, logis dan teoritis yang disusun oleh pencipta
maupun pengembang.
2. Dasar pemikiran mengenai kerangka apa dan bagaimana keadaan peserta didik belajar.
3. Kondisi lingkungan belajar yang dibutuhkan agar tujuan pembelajaran tercapai.
4. Sikap proses pengajar seorang guru agak model pembelajaran tersebut dapat dilaksanan.

4. Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model pembelajaran ini merupakan suatu pembelajaran berlandaskan permasalahan yang


menuntut peserta didik mendapatkan pengetahuan yang penting, yang menjadikan peserta didik
mendapat pengetahuan yang penting, mampu memecahkan permasalahan, memiliki strategi
belajar mandiri dan kelompok.

6|Proposal PTK – A. JOKO WIDODO - 19096052310367


Problem Based Learning adalah intruksional yang menantang para peserta didik untuk belajar
dan belajar,. Mewujudkan kerjasama dengan sesame satu kelompok untuk aktif dan mencari
solusi dari permasalahan yanag nyata. Permasalahan dimunculkan agar rasa ingin tahu,
memiliki kemampuan analisis dan inisiatif peserta didik. Rumusan dari Duth (1994).

Sehingga model pembelajaran Problem Based Learning dapat dikatakan sebagai model
pembelajaran yang mempersiapkan para peserta didik untuk berfikir aktif, kritis dan analisis
memannfaatkan sumber pembelajaran yang sesuai yang berfungsi untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada. Dengan kata lain model pembelajaran ini sangat erat kaitanya dengan
masalah kehidupan nyata, sehingga peserta didik mempunyai kesempatan dalam memilih dan
melakukan penyelidikan berbagai hal baik disekolah maupun di lingkungan luar sekolah dalam
dibutuhkan dalam memecahkan masalah.

B. KERANGKA BERFIKIR

Sebagai revleksi secara umum mengenai proses penelitian mulai dari terbentuknya sampai
dengan pencapaian penelitian, sehingga dikemukakan kerangka berfikir dari materi penelitian
tindakan kelas ini sebagai berikut.

Penyampaian pendidikan dan pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses yang secara
langsung dan sadar dilaksanakan untuk memanusiakan manusia. Salah satu media atau wadah
untuk melakukan proses pendidikan dan pembelajaran tersebut adalah sekolah, mulai dari
kegiatan pembiasaan hal-hal yang baik sesuai dengan norma agama dan budaya, berlanjut
dengan proses belajar mengajar melalui kegiatan mengajar, dimana Guru bertindak sebagai
pendidik (Fasilitator) dan peserta didik sebagai orang yang terdidik, satu dan lainya saling
mempengaruhi yang dihubungkan oleh model pembelajaran, media pembelajaran dan sarana
pendukungnya.

Dalam penelitian ini maka langkah-langkah yang akan dilakukan dapat diuraikan sebagai
berikut:

1. Hal pertama yang dilakukan tentunya Eksplorasi, observasi dan dokumentasi dengan
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penerapan Model Problem Based Learning dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa kelas X TKJ materi perbaikan perangkat keras komputer di SMK Multi Mekanik
Masmur Pekanbaru, sehingga penelitian ini dianggap valid relevan sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Melakukan Analisa terhadap data-data yang telah diperoleh secara teori sehingga dapat
didapati sejauh mana pengaruh penggunaan Model Problem Based Learning dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X TKJ materi perbaikan perangkat keras

7|Proposal PTK – A. JOKO WIDODO - 19096052310367


komputer akan menghasilkan output positif atau malah negative. Namun diharapkan dalam
penelitan ini diharapkan mendapatkan hasil yang positif.
3. Menyampaikan keterangan dan penjelasan atas pengaruh Model Problem Based Learning
dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik, sehingga hasilnya dapat diukur
sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai.
4. Langkaha terakhir adalah membuat simpulan dari hasil analisis data yang diperolah,
sehingga dari simpulan tersebut dapat dijadikan acuan dan pedoman pelaksanaan proses
pembelajaran dikelas.

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka dapat ditarik sebuah hipotesis tindakan penelitian
kelas sebagai berikut:

Jika penerapan Model Problem Based Learning pada proses kegiatan belajar mengajar
secara efektif, maka dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

8|Proposal PTK – A. JOKO WIDODO - 19096052310367


BAB III
METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas akan diadakan di SMK Multi Mekanik Masmur Pekanbaru mata
pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar dan sebagai subject untuk penelitian adalah peserta
didik kelas X TKJ tahun pelajaran 2019/2020 jumlah peserta didik dalam kelas sebanyak
32 orang siswa.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan pada bulan Sebtember sampai dengan bulan
November 2019, sebagaimana matrik pelaksanaan kegiatan penelitian berikut ini:
MINGGU KE / BULAN
NO JENIS KEGIATAN September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan
2 Proses Pembelajaran
3 Evaluasi
4 Observasi
5 Analisa Data
6 Penyusunan Hasil
7 Laporan Hasil

B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X TKJ SMK Multi Mekanik Masmur
Pekanbaru dengan tujuan meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa dengan nilai
kriteia ketuntasan minimum sebesar 75 pada mata pelajaran / Diktat Komputer dan Jaringan
Dasar. Kegiatan belajar menggunakan model project baset learning, dimana peserta didik
dituntut untuk mempelajari, mengamati, dan menyelesaikan permasalahan secara bekerja sama
dalam kelompok maupun mandiri, sehingga dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan minat
belajar, kreatifitas, saling menghargai, mengembangkan keterampilan intelektual dan bekerja
sama, serta bertanggung jawab.
C. DATA DAN SUMBER DATA
Dada diperoleh dari berbagai sumber dalam penelitian ini data diperoleh dari observasi secara
langsung, kuisioner dan nilai pada semester sebelumnya dari wali kelas peserta didik, secara
istilah data yang dikumpulkan berupa data kualitatif maupun data kuantitatif.

9|Proposal PTK – A. JOKO WIDODO - 19096052310367


D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data digunakan peneliti pada pengambilan data dengan sampel diambil
pada kelas X TKJ SMK Multi Mekanik Masmur Pekanbaru dengan jumlah peserta didik 32
orang siswa. Jenis Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan terhadap suatu proses atau objek yang bertujuan merasakan
dan kemudian memahami pengetahuan dari rangkaian kejadian berdasarkan pengetahuan
dan gagasan yang telah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dalam penelian. Sehingga observasi digunakan untuk mendapatkan data
mengenai aktifitas pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh pada proses kegiatan
belajar dan mengajar.
2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada peserta didik dan rekan Guru yang terlibat dalam
pembelajaran dengan menerpkan model problem based learning, atau ke pihak kurikulum
dalam mengumpulkan data.

3. Dan test / Evaluasi


Test atau Evaluasi dilakukan biasanya setelah materi selesai dalam pembelajaran, atau
dilakukan pada pertengahan semester dan akhir semester yang memiliki fungsi sebagai
indikator pencapaian pembelajaran. Test dan evaulasi digunakan untuk mengumpulkan
nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan model problem based learning dalam
kegiatan belajar mengajar.

E. TEKNIK UJI VALIDITAS DATA


Teknik dalam mengkaji validitas suatu data dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode
kualitatif antara lain :
1. Pengamatan atau Observasi
2. Diskusi
3. Penilaian guru dan penilaian rekan kelas peserta didik

Teknik validitas data menggunakan metode kuantitatif memiliki beberapa kelebihan


diantaranya adalah:

1. Kredibilitas dalam aspek nilai kebenaran


2. Transferability pada aspek Penerapan
3. Auditability dan dependability dalam aspek konsistensi
4. Confirmability dalam aspek Natralis.

10 | P r o p o s a l P T K – A . J O K O W I D O D O - 1 9 0 9 6 0 5 2 3 1 0 3 6 7
F. TEKNIK ANALISA DATA
Teknik Analisa data merupakan cara atau metode dalam mengolah sekumpulan data menjadi
informasi sehingga memudahkan dalam penyajian data dalam penelitian, berikut merupakan
rumusan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini :

Tingkat Penguasaan Materi = (Jumlah Total Point Siswa / Jumlah Total Siswa ) x 100 %

G. INDIKATOR KINERJA PENELITIAN


Suatu penelitian hendakya memiliki parameter dalam menentukan keberhasilan dari penelitian
yang dilakukan, sehingga indicator kinerja penelitian menjadi hal yang penting karena dengan
indicator akan diketahui sejauh mana tingkat peningkatan nilai akhir peserta didik. Indikatir
kinerja penelitain juga bermanfaat untuk mengukur prestasi peserta sebagai subjek penelitian
tindakan kelas.
Penilaian dilakukan pada tiap-tiap individu peserta didik, dimana peserta didik dianggap telah
tuntas jika telah mencapai nilai minimum ketuntasan belajar yaitu sebesar 75%.
Dikatakan nilai meningkat jika keberhasilan nilai hasil belajar naik dari nilai sebelumnya secara
rata-rata kelas dan individual, serta minimal 90% dari seluruh jumlah peserta didik tuntas
dalam pembelajaran, oleh karena itu intervensi (metode penelitian ) yang dilakukan dapat
dikatakan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Parameter lainya dalam mengidentifikaasi peningkatan minat belajar dan nilai siswa dapat
diamati saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Peserta didik dengan antusias
mengamati permasalahan yang disajikan, aktif serta dalam mencari dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber, aktif dalam berdiskusi kelompok, aktif bertanya dan mampu
memberikan jawaban sesuai dengan informasi yang didapat dari berbagai sumber belajar dan
hasil diskusi kelompok, dan yang terakhir siswa secara langsung berperan dalam praktik
melakukan perbaikana perangkat keras komputer.

Berikut merupakan peningkatan kriteria keaktifan dan minat peserta didik sebagai pedoman
penilaian :
1. Nilai ≥ 85 dikategorikan A = Sangat baik
2. Nilai 75 - 84 dikategorikan B = Baik
3. Nilai ≤ 74 dikategorikan C = Kurang

H. PROSEDUR PENELITIAN
Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini menggunakan model problem based learning
yang bertujuan meningkatkan minat belajar dan nilai belajar peserta didik.

11 | P r o p o s a l P T K – A . J O K O W I D O D O - 1 9 0 9 6 0 5 2 3 1 0 3 6 7
1. Model problem based learning
Model Pembelajaran ini disebut juga sebagai model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM), merupakan jenis model pembelajaran yang menggunakan berbagai macam
kecerdasan yang dibutuhkan untuk melakukan pengimbangan terhadap perkembangan
teknologi sebagai tantangan dunia nyata, dengan kata lain model pembelajaran ini sangat
tepat sebagai model untuk menumbuhkan kemampuan dalam menghadapi segala sesuatu
yang baru dan multi problem / kompleksitas.
Model pembelajaran ini berfokus kepada pemecahan masalah yang nyata, dimana dalam
prosesnya peserta didik melaksanakan kerja kelompok dalam menyelesaikan suatu
permasalahan, dilanjutkan dengan adanya umpan balik, diskusi kelompok yang baik
sebagai metode untuk investigasi dan penyelesaian dan laporan. Sehingga peserta didik
dikondisikan untuk terlibat lebih aktif dalam materi pembelajaran, berfikir kreatif dan
memiliki sikap kritis.
2. Siklus Penelitian
Siklus penelitian digunakan sebagai rancangan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini
direncanakan pembelejaran dilakukan dalam 2 (dua) kali pertemuan yang dilakukan selama
5 x 45 menit (jam pelajaran) dengan menggunakan materi pokok pembahasan perbaikan
perangkat keras komputer, perencanaan kegiatan meliputi;
a. Perencanaan
1. Kegiatan mempersiapkan materi yang akan disajikan sebagai bahan pembelajaran
diantaranya adalah :
 Standar Kompetensi : Menganalisa Permasalahan dan Perbaikan
Perangkat Keras Komputer.
 Kompetensi Dasar : Melakukan Perbaikan Perangkat Keras
Komputer.
 Indikator : Langkah-langkah melakukan perbaikan
perangkat keras komputer.
2. Menyiapkan modul atau bahan ajar untuk melakukan pengamatan dan interaksi
pembelajaran.
3. Menyiapkan perngkat evaluasi
4. Mengkondisikan tempat praktik labolatorium komputer.
b. Pelaksanaan
1. Peserta didik dibentuk kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri atas 5
orang siswa atau lebih
2. Disajikan tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar, serta tujuan
pembelajaran
3. Review materi sebelumnya

12 | P r o p o s a l P T K – A . J O K O W I D O D O - 1 9 0 9 6 0 5 2 3 1 0 3 6 7
4. Disajikan media sebagai pemicu para peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahan.
5. Peserta didik mengamati media yang didalamnya terdapat masalah yang harus
dipecahkan
6. Guru menginstruksikan para peserta didik untuk menggali informasi mengenai
permasalahan yang disajikan berupa jenis-jenis permasalahan, Analisa
permsalahan, langkah-langkah penyelesaian,
7. Guru mengintruksikan untuk mendiskusikan hasil pengumpulan informasi
mengenai permasalahan yang dimaksud untuk dipersentasikan hasil diskusi
kelompok oleh salah satu utusan kelompok .
8. Kelompok lain memperhatikan paparan hasil diskusi dan memberikan respon
berupa pertanyaan atau sanggahan.
9. Peserta didik dan Guru Bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi dari
permasalahan yang disajikan.
10. Guru mengintruksikan penggunakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
melakukan praktik perbaikan perangkat keras komputer.
11. Guru mengawasi peserta didik selama praktik perbaikan perangkat keras komputer.
12. Setelah selesai praktik masing-masing kelompok peserta didik mempresentasikan
hasil praktiknya.
13. Diakhir pembelajaran guru menyimpulkan hasil belajar dan memberi evaluasi hasil
belajar.
14. Guru menginstruksikan kepada peserta didik untuk pembuatan laporan mandiri
dari hasil pencarian informasi, diskusi dan praktik

13 | P r o p o s a l P T K – A . J O K O W I D O D O - 1 9 0 9 6 0 5 2 3 1 0 3 6 7

Anda mungkin juga menyukai