Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
HUKUM KIRCHOFF

Nama : Fareza Rahman


NIM : ETE10180069

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK ELETROMEDIK


POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN
BANJARMASIN
2018
Unit 2
Hukum Kirchoff

2.1 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Hukum Kirchoff 1 dan Hukum
Kirchoff
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Rangkaian Seri dan Rangkain
Paralel
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara merangkai Rangkaian Seri
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara merangkai Rangkain Paralel
5. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengukur Tegangan pada
Resistor
6. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengukur Arus Listrik pada
Resistor
2.2 Alat dan Bahan
Alat
1. Power Supply
2. Multimeter Analog
3. Kabel Probe
Bahan
1. Resistor 100 Ω
2. Resistor 1.500 Ω
3. Resistor 330 Ω
4. Resistor 10.000 Ω
5. Resistor 1.000 Ω
6. Resistor 330 Ω
7. Resistor 1.000 Ω
8. Resistor 1.000 Ω
9. Resistor 22.000 Ω
10. Kabel Male
11. Kabel cabit buaya
12. Project Board
2.3 Landasan Teori
2.3.1 Hukum Kirchoff 1
Besaran arus llistrik ketika menjumpai percabangan, yang
dikenal dengan sebutan Kirchoff’s Current Law (KCL) atau Hukum
arus kirchoff. Bunyi hukumnya “Total arus atau muatan yang masuk ke
percabangan pada satu rangkaian listrik sama dengan arus atau muatan
yang keluar dari percabangan” atau arti lain “banyaknya kuat arus listrik
yang masuk dalam titik percabangan sama besar dengan jumlah kuat
arus listrik yang keluar dari titik percabangan”. Hukum Kirchoff 1
sering disebut dengan istilah “Hukum Percabangan” karena hukum ini
yang menentukan arah arus dan besarnya suatu arus dalam sebuah
percabangan.

Gambar 2.1 Hukum Kirchoff 1

Pada gambar 2.1 ada I1, I2, I3 yang merupakan arus masuk (Input) dan
I4, I5, I6 arus keluar (Output). Berdasar hukum kirchoff 1 dapat
disimpulkan
I1 + I2 + I3 = I4 + I5 + I6
2.3.2 Hukum Kirchoff 2
Tegangan yang ada dalam rangkaian listrik tertutup (Loop) yang
dikenal dengan sebutan Kirchoff Voltage Law (KVL) atau Hukum
tegangan kirchoff. Bunyi hukumnya “Dalam suatu jaringan loop
tertutup, total tegangan atau beda potensial disekitar loop adalah sama
dengan nol” atau arti lain “Jumlah penurunan jumlah tegangan sama
dengan nol” dari bunyi hukum bisa disimpulkan bahwa dalam suatu
suatu rangkaian listrik tidak ada energi yang hilang. Hukum ini
digunakan untuk menentukan suatu kuat arus yang sedang mengalir
pada suatu rangkaian listrik bercabang dengan keadaaan tertutup.
Hukum ini khusus dengan digunakan untuk skalar yang sedang dalam
keadaan tertutup

Gambar 2.2 Hukum Kirchoff 2

Dari gambar 2.2 Jumlah tegangannya ada empat yaitu Vab , Vbc , Vcd ,
dan Vad . Menurut Hukum Kirchoff 2 jumlah tegangan dari Vab + Vbc +
Vcd +Vad sama dengan nol.
2.3.3 Rangkaian Seri
Suatu rangkaian yang semua bagian-bagiannya dihubungkan
berurutan, sehingga setiap bagian dialiri oleh arus listrik yang sama.
Rangkaian ini sering disebut dengan rangkaian tunggal, memberikan
listrik keluar dari sumber tegangan, melalui setiap bagian, dan kembali
lagi ke sumber tegangan. Kuat arus yang mengalir selalu sama di setiap
titik sepanjang rangkaian. Hambatan yang dirangkaian secara seri akan
semakin besar nilai hambatannya. Sedangkan, lampu yang dirangkai
secara seri nyalanya menjadi semakin redup. Apabila satu lampu mati,
maka lampu yang lain akan mati. Contohnya pada lampu hias yang
disusun berderet beberapa puluh lampu kecil. Kabel penghubung semua
komponen tersebut tidak memiliki percabangan sepanjang rangkaian,
sehingga hanya ada satu jalan yang dilalui oleh arus. Akibatnya arus
listrik (I) yang mengalir di berbagai titik dalam rangkaian sama
besarnya, sedangkan beda potensial/tegangannya berbeda. Rumus
rangkaian seri bisa tulis sebagai berikut :

I = I1 = 𝐼2
𝑅𝑇otal = R1 +R 2 +R 3
𝑉𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = V1 +V2 +V3 =IR1 +IR 2 +IR 3
Kelebihan memakai rangkaian Seri lebih hemat biayanya karena
tidak perlu banyak kabel tambahan, analisa kerusaknya lebih cepat
diketahui, lebih efisen menghantarkan arus listrik, dan arus yang
mengalir pada masing-masing beban/komponen sama.

Kekurang memakai rangkaian Seri jika salah satunya mati maka


semuanya mati total dengan kata lain arusnya berhenti, hambatanya
akan lebih besar, lampunya menyala tetapi tidak bersinar dengan terang
yang sama karena adanya perbedaan tegangan.
Gambar 2.3 Rangkaian Seri

2.3.4 Rangkaian Paralel

Rangkaian listrik yang semua bagian-bagiannya dihubungkan


secara tersusun. Akibatnya pada rangkaian paralel terbentuk cabang
diantara sumber arus listrik. Olehnya itu rangkaian ini sering disebut
rangkaian bercabang. Dalam rangkaian ini, semua percabangan yang
ada dilalui oleh arus listrik. Di setiap cabang itulah komponen listrik
terpasang, sehingga masing-masing komponen itu memiliki cabang
dan arus tersendiri. Arus tersebut mengaliri semua komponen yang
terpasang bersamaan. Misalnya pada instalasi listrik rumah semua
beban yang ada dihubungkan dengan cara paralel supaya semua beban
listrik mendapatkan tegangan yang sama. Rumus rangkaian paralel
bisa tulis sebagai berikut :
V = V1 =V2 =V3
I = I1 +I2 +I3
1 1 1 1
= +R +R
Rp R 1 2 3

Kelebihan memakai Rangkaian paralel jika salah satunya mati


yang lain tidak akan terpengaruh, dan semua komponen satu sama lain
akan mendapatkan tegangan yang sama.
Kekurangan memakai Rangkaian paralel kabel dan saklar yang
digunakan menjadi lebih banyak tergantung jumlah beban yang ada
sehingga biaya untuk membangun rangkaian paralel lebih besar, dan
pada saat terjadi kesalahan pada rangkaian yang lebih komplek lebih
sulit untuk menemukan penyebabnya.

Gambar 2.4 Rangkaian Paralel

2.4 Langkah Praktikum


1. Rangkain seri
a. Siapkan dlu alat-alatnya seperti Power supply, Multimeter
analog, dan kabel probe
b. Siapkan juga bahan-bahannya seperti resistor 100 Ω, 1.500
Ω, 330 Ω, 10.000 Ω, 1.000 Ω, 1.000 Ω, 330 Ω, 1.000 Ω,
dan 22.000 Ω kabel male secukupnya, kabel cabit buaya
merah, kabel cabit buaya hitam, dan project board
c. Di praktikum ini kita akan melakukan 3 kali percobaan,
pertama ambil 3 resistor dan letakkan di project board
d. Letakkan resistor tersebut sesuai dengan rangkaian pada
gambar 2.5

Gambar 2.5 Rangkaian Seri

e. Coloklah kabel cabit buaya, kabel warna merah ke warna


merah, dan warna hitam ke warna hitam.
f. Lalu cabitlah kabel male lalu pasang ke project board
sesuai rangkaian pada gambar 2.5
g. Dan tambahkan kabel male untuk membuat jalur arusnya
h. Hasilnya seperti gambar 2.6
Gambar 2.6 Rangkain seri

i. Untuk mengukur tegangannya, terlebih dahulu nyalakan


power supplynya
j. Checklah dlu multimeter analognya apakah berfungsi atau
tidak.
k. Dan untuk mengukur tegangannya letakkan kabel probenya
ke kaki resistor, sebelum meletakkan putar dulu selector ke
tegangan DC. Dan lihat lah hasilnya lalu hitung lah dengan
menggunaka rumus selektor bagi skala dikali hasil. Dan
begitu juga dengan R 2 dan R 3
l. Setelah ketiga resistor dapat hasil tegangannya, untuk
mengukur arus listrik kabel cabit buaya merah cabit ke
probe merah dan probe hitam letakkan pada pada kabel
male yang sebelum dicabit oleh kabel probe merah.
m. Dan lihatlah hasil, dan gunakan rumus selector dibagi skala
dikali hasil.
n. Untuk mengetahui arus I2 dan I3 pada rangkaian seri, cukup
mengetahui I1 karena pada rangkaian Seri I =I1 = 𝐼2
o. Setelah 3 resistor selesai dapat tegangan dan arus, sambung
ke percobaan kedua dengan cara yang sama.
2. Rangkaian Paralel
a. Siapkan dlu alat-alatnya seperti Power supply, Multimeter
analog, dan kabel probe
b. Siapkan juga bahan-bahannya seperti resistor 100 Ω, 1.500
Ω, 330 Ω, 10.000 Ω, 1.000 Ω, 1.000 Ω, 330 Ω, 1.000 Ω,
dan 22.000 Ω kabel male secukupnya, kabel cabit buaya
merah, kabel cabit buaya hitam, dan project board
c. Di praktikum ini kita akan melakukan 3 kali percobaan,
pertama ambil 3 resistor dan letakkan di project board
d. Letakkan resistor tersebut sesuai dengan rangkaian pada
gambar 2.7

Gambar 2.7 rangkaian Paralel

e. Coloklah kabel cabit buaya, kabel warna merah ke warna


merah, dan warna hitam ke warna hitam.
f. Lalu cabitlah kabel male lalu pasang ke project board
sesuai rangkaian pada gambar 2.7

g. Hasilnya bisa kalian lihat pada gambar 2.8

Gambar 2.8 Rangkaian Paralel

h. Untuk mengukur tegangannya, terlebih dahulu nyalakan


power supplynya
i. Checklah dlu multimeter analognya apakah berfungsi atau
tidak.
j. Dan untuk mengukur tegangannya letakkan kabel probenya
ke kaki resistor, sebelum meletakkan putar dulu selector ke
tegangan DC. Dan lihat lah hasilnya lalu hitung lah dengan
menggunaka rumus selektor bagi skala dikali hasil. Pada
rangkaian paralel semua tegangan sama hasilnya, jadi
cukup satu resistor aja yang diukur.
k. untuk mengukur arus listrik kabel cabit buaya merah cabit
ke probe merah dan probe hitam letakkan pada pada kabel
male yang sebelum dicabit oleh kabel probe merah. Dan
lihat hasilnya dan hitung lah pakai rumus selector dibagi
skala dikali hasil
l. untuk mengukur arus I2 Pindahkan salah satu kaki resistor
R1 menjauh pada jalur arusnya dan lepas kabel male pada
kabel cabit buaya hitam, lalu cabit lah salah satu kaki
resistor I3 atau I4 . Kabel probe merah letakkan pada kaki
resistor yang dipindahkan dan kabel probe hitam ke besi
kabel cabit buaya.
m. Dan lihat hasilnya dan hitunglah dengan rumus selector
dibagi skala dikali hasil.
n. untuk mengukur arus I3 Pindahkan salah satu kaki resistor
R 2 menjauh pada jalur arusnya dan lepas kabel male pada
kabel cabit buaya hitam, lalu cabit lah salah satu kaki
resistor I2 atau I4 . Kabel probe merah letakkan pada kaki
resistor yang dipindahkan dan kabel probe hitam ke besi
kabel cabit buaya.
o. Dan lihat hasilnya dan hitunglah dengan rumus selector
dibagi skala dikali hasil.
p. untuk mengukur arus I4 Pindahkan salah satu kaki resistor
R 3 menjauh pada jalur arusnya dan lepas kabel male pada
kabel cabit buaya hitam, lalu cabit lah salah satu kaki
resistor I2 atau I3 . Kabel probe merah letakkan pada kaki
resistor yang dipindahkan dan kabel probe hitam ke besi
kabel cabit buaya.
q. Dan lihat hasilnya dan hitunglah dengan rumus selector
dibagi skala dikali hasil.
r. Untuk arus I5 sama hasilnya dengan I1 . Karena merupakan
Hukum Kirchoff 1 yaitu Imasuk = Ikeluar , maka hasilnya
sama I5 dengan I1
Daftar Pustaka
Putra, Michael. 2018. ”Bunyi Hukum Kirchoff 1 dan Kirchoff 2 – Contoh Soal &
Rumusnya” https://www.sayanda.com/hukum-kirchoff/ (Diakses 11
November 2018)

Putra, Michael. “Bunyi Hukum Kirchoff 1 dan Kirchoff 2 – Contoh Soal, Rumus,
Pengertian” https://www.ahlipengertian.com/hukum-kirchoff/ (Diakses 11
November 2018)

Ilmusiana. “Rangkaian Seri: Pengertian, Ciri, Gambar”


https://www.ilmusiana.com/2015/10/rangkaian-seri-pengertian-ciri-
gambar.html# (Diakses 11 November 2018)

Teknisi. “Rangkaian Seri dan Paralel” https://panduanteknisi.com/rangkaian-seri-dan-


paralel.html (Diakses 11 November 2018)

Ilmusiana. “Rangkaian Paralel: Pengertian, Ciri, Gambar”


https://www.ilmusiana.com/2015/10/rangkaian-paralel-pengertian-ciri-
gambar.html (Diakses 11 November 2018)

Anda mungkin juga menyukai