Anda di halaman 1dari 7

Tugas 1 Pencemaran Udara

Nama : Eka Murniasih


NIM : 1651700116
Kelas : V/ kesling
Mata kuliah : pengelolaan Limbah Industri

1. Pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor di Jakarta.


a. Sebab akibat
Emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai salah satu sumber polusi udara terbesar
sangat berpotensi membahayakan kesehatan karena memicu munculnya berbagai
penyakit kronis. Data WHO 2016 menempatkan Jakarta dan Bandung dalam sepuluh
kota dengan pencemaran udara terburuk di Asia Tenggara.
Polusi udara bersumber dari komponen gas dan partikel. Terpapar polusi udara
secara terus-menerus akan menyebabkan penyakit kronis mulai dari kanker paru,
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), jantung, stroke, hingga kematian dini.
Data Greenpeace Indonesia menyebutkan, pada semester pertama 2016, tingkat
polusi udara Jakarta sangat mengkhawatirkan yaitu berada pada level 4,5 kali dari
ambang batas yang ditetapkan World Health Organization (WHO), dan tiga kali lebih
besar dari standar yang ditetapkan Pemerintah Indonesia.
Buruknya kualitas udara di Jakarta dapat terlihat dari Indeks Standar Pencemaran
Udara (ISPU) yang angkanya lebih dari 100. Kualitas udara Jakarta masuk dalam
kondisi ISPU sehat hanya 70-80 hari saja dalam setahun. Sementara pada hari kerja
mulai Senin hingga Jumat, ISPU Jakarta tergolong tak sehat.
Dokter Umum RS Persada Medika Irwan Heriyanto menjelaskan, penyakit yang
paling sering terjadi karena paparan polusi adalah masalah infeksi saluran pernapasan
atas (ISPA) dan gangguan kesehatan mata. Sedangkan bagi ibu hamil, bisa berdampak
buruk pada janin.

b. Solusi :
1. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat mengenai pentingnya udara yang bersih
dan juga bebas dari polusi. Penyuluhan bisa dilakukan secara berkala melalui forum-
forum dalam masyarakat dan juga kegiatan sekolah agar anak- anak pun mempunyai
kesadaran dini tentang pentingnya udara bersih.
2. Mengurangi jumlah kendaraan pribadi dan membiasakan diri menggunakan
transportasi umum atau mulai hidup sehat dengan menggunakan sepeda.
3. Mengganti bahan bakar kendaraan menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan.
4. Menjaga kelestarian hutan. Dengan kata lain juga ikut melakukan tanam seribu pohon
atau penghijauan dan menghindarkan diri dari orang- orang yang berniat jahat
terhadap hutan.
5. Tidak melakukan penggundulan hutan.
6. Mulai melakukan penanaman tanaman- tanaman hijau, dimulai dari lingkungan yang
ada di sekitar rumah dan juga dipinggir- pinggir jalan.
7. Menggunakan masker saat berpergian untuk menggurangi terpapar polusi.

2. Polusi Udara Akibat Pabrik Picu Penyakit ISPA


a. Sebab akibat
Pencemaran udara akibat aktifitas pembakaran batu bara di pabrik-pabrik Cimahi
Selatan bisa menyebabkan warga di sekitaran pabrik batuk-batuk dan sesak napas.
Bahkan, juga membuat warga rentan terkena penyakit Insfeksi Saluran Pernapasan Atas
(ISPA). Kondisi ini rawan terjadi di kawasan industri.
Kepala Puskesmas Cimahi Selatan Mohammad Dwihadi menjelaskan, tiap
perusahaan memiliki berbagai limbah, mulai dari yang cair, padat hingga udara. Dampak
limbah cair dan padat biasanya telah diantisipasi pabrik. Di antaranya dengan IPAL atau
cara pengolahan lain.
Namun, itu berbeda dengan limbah yang dihasilkan melalui udara. "Nah, yang udara
ini bisa berdampak langsung menimbulkan masalah ISPA," tutur dia, Kamis (11/8).
Penderita ISPA itu lebih banyak terjadi di kawasan yang padat penduduk. Angkanya
pun cukup tinggi. Daerah yang padat penduduk ini kebanyakan berada di kawasan
industri. Kepadatan penduduk kerap tidak diimbangi luas wilayah yang kecil.
"Daerahnya kecil, tapi rumahnya banyak. Industri itu menampung banyak pekerja, dan
pekerjanya itu tinggalnya tidak jauh dari daerah industri itu," ucap dia.
Dampak langsung yang diakibatkan pencemaran udara dari kegiatan pabrik ini pernah
dirasakan sendiri oleh Puskesmas Cimahi Selatan. Pabrik garmen yang berada di depan
puskesmas tersebut pada mulanya sering mengeluarkan asap atau debu hasil pembakaran
ke udara sekitarnya.
Data dari Puskesmas Cimsel menyatakan pasien yang diduga menderita TB pada
2013 yakni sebanyak 405 pasien, 2014 sebanyak 360 pasien, 317 pasien pada 2015, dan
Januari hingga Juli 2016 sudah sebanyak 207 pasien. Sedangkan kasus pasien yang
menderita positif TB, pada 2013 sebanyak 42 kasus, 39 kasus pada 2014, 38 kasus pada
2015, dan Januari sampai Juli 2016 sudah mencapai 26 kasus.

b. Solusi :
1. Menggunakan masker saat berpergian.
2. Melalukan penyaringan terhadap asap atau limbah asap yang akan dibuang ke udara
bebas agar tidak terllau membahayakan kesehatan Bumi. Hal ini terutama harus
dilakukan oleh pabrik- pabrik atau lokasi- lokasi yang membuang asap sebagai salah
satu limbahnya.
3. Penegakan kembali peraturan atau perundang- undangan tentang lingkungan. Hal ini
akan membantu karena masyarakat masih takut dengan hukum pidana daripada
sekedar ada seruan saja.
4. Menjaga kelestarian hutan. Dengan kata lain juga ikut melakukan tanam seribu pohon
atau penghijauan dan menghindarkan diri dari orang- orang yang berniat jahat
terhadap hutan.
5. Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan.
6. Mengurangi penggunaan atau pembakaran batu bara.
Daftar pustaka

Fatma, Desy.2018. 17 Solusi Pencemaran Udara dan Dampak Pencemaran


Udara.https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/solusi-pencemaran-udara.
Diakses Tanggal 25 0ktober 2018 pukul 19:30 WIB

Mukhtar, Umar.2016. Polusi Udara Akibat Pabrik Picu Penyakit ISPA.


https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/08/11/obqsi3384-polusi-
udara-akibat-pabrik-picu-penyakit-ispa. Diakses Tanggal 25 0ktober 2018 pukul
20:00 WIB

https://metro.sindonews.com/read/1234007/171/polusi-udara-di-jakarta-mengkhawatirkan-
1503715151\.. Diakses Tanggal 25 0ktober 2018 pukul 20:15 WIB
Tugas 2 pencemaran limbah industri

Nama : Eka Murniasih


Nama : Eka Murniasih
NIM : 1651700116
NIM : 1651700116
Kelas : V/ kesling
Kelas : V/ kesling
Mata kuliah : pengelolaan Limbah Industri
Mata kuliah : pengelolaan Limbah Industr

1. Pencemaran limbah batik di Pekalongan


a. Sebab akibat
Memasuki musim kemarau kondisi sungai di Kota Pekalongan terancam pencemaran
lebih parah oleh limbah batik. Pasalnya, limbah pengolahan batik dari industri besar
maupun rumah tangga yang mengandung bahan kimia, mengendap di sungai sebab tak
ada air yang mendorongnya ke laut.
Endapan limbah batik itu akan mengakibatkan air sungai menjadi berwarna kehitam-
hitaman, serta memunculkan bau menyengat. Ketua DPRD setempat, Salahuddin,
mengatakan, saat ini masih banyak industri batik rumah tangga dan perusahaan batik
skala besar, yang membuang limbah langsung ke sungai.
Dinas terkait menurutnya perlu mengawasi tidak cuman industri batik rumah tangga
yang membuang limbah ke sungai. Tapi juga industri besar yang sudah memiliki
instalasi pengolah air limbah (IPAL). Perlu diawasi apakah IPAL itu difungsikan
maksimal ataukah tidak. Karena dugaan sebagian masyarakat industri besar yang telah
memiliki IPAL juga membuang limbah ke sungai.

b. Solusi :
1. memperbanyak membangun IPAL bersama.
2. Penegakan kembali peraturan atau perundang- undangan tentang lingkungan. Hal ini
akan membantu karena masyarakat masih takut dengan hukum pidana daripada
sekedar ada seruan saja.
3. Sosialisasi dampak pencemaran lingkungan kepada masyarakat (pengusaha batik)
untuk meningkatkan kesadaran dalam mengelola limbah.
4. Melakukan kerjasama dengan ormas peduli lingkungan untuk pengelolaan limbah
batik
5. Memberikan peringatan terhadap pengusaha batik yang tidak mau mengelola
limbahnya.

2. Warga Bantul Keluhkan Pabrik Gula Madukismo Cemari Sungai Bedog


a. Sebab akibat
Warga di Desa Guwosari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta mengeluhkan tercemarnya air
Sungai Bedog oleh limbah pabrik gula Madukismo.Kepala Desa Guwosari, Muhamad
Suharto mengakui, limbah yang diduga berasal dari pabrik gula itu telah
menyengsarakan masyarakatnya. Mulai dari bau tidak sedap, munculnya sarang nyamuk,
kematian ribuan ikan hingga pencemaran air sumur.
Ia mengklaim telah berupaya melaporkan persoalan ini ke Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Bantul, namun sampai sekarang pembuangan limbah masih terjadi.
“Sebenarnya setiap ada kesempatan bicara sudah saya sampaikan masalah limbah itu,
tapi belum ada solusi sampai sekarang” kata Muhamad Suharto, seperti dikutip dari
Harian Jogja, Selasa (7/6/2016).
Terpisah. Diretur Utama PT Madubaru (Madukismo), Rahmat Edi Cahyano
mengatakan, kematian ribuan ikan di Sungai Bedog bukan semata karena limbah yang
dibuang oleh pabriknya.“Limbah yang dibuang ke sana kan enggak cuma dari
Madukismo. Bahkan saat kematian ikan yang pertama, saya juga bingung kenapa kami
yang disalahkan. Karena kami saat itu tidak sedang produksi,” kata dia.
Rahmat mengakui, pabrik gula Maduskimo membuang rata-rata 200 ribu meter kubik
limbah setiap harinya ke Sungai Bedog.
(fds)

b.Solusi :
1. Memanfaatkan potensi limbah untuk produk baru.
2. Melakukan dialog terbuka terhadap masyarakat dan menanyakan bagaimana perasaan
masyarakat tentang kegiatan pabrik, atau menanyakan apa yang diharapkan
masyarakat dari dampak kegiatan pabrik.
3. Rutin melakukan pengujian limbah cair.
Daftar Pustaka

Abduh ,M Masrukhin.2008. Pencemaran Limbah Batik Di Pekalongan Makin Parah.


https://news.okezone.com/read/2008/07/04/1/124777/pencemaran-limbah-batik-di-
pekalongan-makin-parah. Diakses Tanggal 25 0ktober 2018 pukul 19:40 WIB

Agregasi Harian Jogja.2016. Warga Bantul Keluhkan Pabrik Gula Madukismo Cemari
Sungai Bedog. https://news.okezone.com/read/2016/06/07/510/1408267/warga-
bantul-keluhkan-pabrik-gula-madukismo-cemari-sungai-bedog. Diakses Tanggal 25
0ktober 2018 pukul 18: 25 WIB

Bayu, Gabriel.2017. Dampak dan Penanggulangan Limbah Pabrik Gula Madukismo.


https://www.kompasiana.com/gebayu/5a2436c445480202f124e353/dampak-dan-
penanggulangan-limbah-pabrik-gula-madukismo. Diakses Tanggal 25 0ktober 2018
pukul 18: 30 WIB

Mahfudloh.Strategi Penanganan Limbah Industri Batik Di Kota


Pekalongan.https://www.google.co.id/url?q=https://media.neliti.com/media/publicat
ions/95438-ID-strategi-penanganan-limbah-industri. Diakses Tanggal 25 0ktober
2018 pukul 19:50 WIB

Anda mungkin juga menyukai