Anda di halaman 1dari 88

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Penerbangan di indonesia dari masa ke masa mengalami kemajuan


baik itu dari segi teknologi maupun dari insfratruktur yang ada. Pada
tahun 1966 di indonesia. Kedirgantaraan indonesia sudah mulai
berkembang. Pembangunan dirgantara atau penerbangn di indonesia ini
berlangsung cukup baik.
Pendidikan di dunia penerbangan yang mandiri di indonesia ini
tentunya sangat penting di laksanakan. Untuk membangun citra
penerbangan indonesia yang baik di mata dunia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penampilan dan pelayanan yang baik ?


2. Apa saja istilah yang ada di dalam penerbangan?
3. Barang atau bahan apa saja yang dilarang di dalam pesawat?
4. Apa itu system abacus?

1.3 Tujuan Penulisan

1. SebagaI salah satu syarat untuk mengikuti ujian


2. Untuk memnuhi salah satu syarat mengikuti magang
3. Untuk memenuhi tugas akhir yang diberikan oleh pembimbing

1
BAB II

Pembahasan

2.1 Grooming And Beauty

2.1.1 Pengertian Grooming And Beauty

Grooming adalah penampilan diri seseorang yang terjaga dan


selalu rapi secara keseluruhan, dimulai dari ujung rambut sampai ujung
kaki. Atau tindakan dimana seseorang akan bersih atau rapih tubuh mereka
dalam memperhatikan beberapa cara, seperti cara berjalan , berpakaian.
yaitu bertindak sebagai undangan seperti itu, menunjukan orang lain bahwa
kita itu bersih dan rapih.

 Bahasa tubuh terdiri dari :


1. Kontak Mata
2. Sikap Berdiri
3. Sikap berjalan
4. Sikap berjabat tangan
5. Sikap tubuh saat berbicara dengan lawan bicara
6. Ekspresi wajah
7. Senyuman

1. Kontak mata

Hadapan bahu dan kepala kepada seseorang yang sedang berbicara


dengan anda saat berinteraksi dengan orang lain interaksi tubuh posisi
saling berhadapan saling menunjukan bahwa anda mau mendengarkan atau
melibatkan diri dan berkomunikasi dengan menjaga jarak 1-1,5 m dari
teman bicara anda agar lebih mudah mempertahankan kontak mata lebih
natural

2
2. Sikap berdiri
 Berdirilah dengan posisi yang tegak kalau dilihat dari samping tubuh
anda terlihat dari lurus dari telinga sampai mata kaki.
 Tarik bahu agar tidak menutup kembangkan dada bagian perut tarik ke
dalam, hal ini akan membuat tubuh anda akan ssemakin indah
 Atur posisi kedua kaki yang nyaman berat badan bertumpuk pada tumit
kaki
 Untuk wanita bentuk kaki 11.45-12.15
 Untuk laki-laki kaki di buka selebar bahu tidak lebih tidak kurang
 Tidak bertolak pinggang
 Tidak berpangku tangan
 Tidak membusungkan dada
 Tidak menengadahkan wajah
 Tidak merokoh kantong celana
 Tidak memegang ikat celana
 Tidak berdiri de tangah jalan / dekat pintu
 Tidak menggerakan / menggaruk kaki

3. Sikap berjalan

Berjalan yang benar adalah dengan ayunan kaki berada pada satu garis
lurus namun demikian apabila hal tersebut sulit di lakukan, dapat juga pada
dua garis yang sejajar namun tidak terlalu jauh, usahakan telapak kaki lurus
( tidak membentuk “X” atau “O”) Berjalanpun perut harus tetap di tahan
dengan otomatis membuat tubuh akan menjadi tegak dan dada anda
membusung.

Jangan menyeret kaki sehingga menimbulkan suara gesekan sepatu


dengan lantai. Melangkah selalu diawali dengan kaki berada di depan,
jatuhkan kedua tangan di kedua sisi tubuh dan di ayun sewajarnya agar
tidak terkesan kaku. Pandangan di arahkan lurus kedepan dan jangan lupa
tersenyum.

3
4. Sikap berjabat tangan
Berjabat tangan kesan pertama dengan orang lain dengan berjabat
tangan orang lain bisa menilai anda apakah anda orang yang ramah dan
terbuka apakah anda menganggap mereka orang penting dan apakah anda
orang yang percaya diri.

5. Sikap tubuh saat berbicara dengan lawan bicara


a. Dapat menyesuaikan diri dengan lawan bicara
b. Dapat memberikan penjelasan yang singkat dan mudah di mengerti
c. Dapat menguasai situasi dan kondisi
d. Luasan dalam pergaulan
e. Berusaha mengetahui sudut pandang pemikirannya

6. Senyuman dan ekspresi wajah


Jenis senyuman yang paling tulus yaitu mengerutkan mata dan
bukan hanya sekedar menggunakan mulut ketika anda tersengar dengan
mata maka terlihat anda sedang berbahagia dengan bentuk bibir yang
simetris. Lekukan yang sama antara kiri dan kanan. Serta memikirkan hal-
hal yang baik saat anda tersenyum.

2.1.2 Cara Melayani Pelanggan :


1. Untuk melayani pelanggan cerewet
Anda harus mengalihkan perhatiannya pada titik pembicaraan dan sesekali
memuji
2. Untuk melayani pelanggan meragu
Jangan terlalu banyak menjelaskan dan selalu tekan pilihan yang terbaik
3. Untuk melayani pelanggan Curiga
Harus tekan terus jaminannya dan keistimewaannya
4. Untuk melayani pelanggan sombong
Harus memuji dengan perhatian yang rasa hormat.

4
2.2 Customer Service Airlines

 Melayani
 Memberi Informasi
 Memberi pertolongan
Pelayanan adalah proses memenuhi kebutuhan pelanggan
 Ada 3 bentuk pelayanan, yaitu :
 PRE FLIGHT SERVICE ( Sebelum Penerbangan)
 IN-FLIGHT SERVICE (Selama Penerbangan)
 POST-FLIGHT SERVICE (Sesudah Penerbangan)

1. PRE FLIGHT SERVICE

Adalah Serangkaian kegiatan sebelum keberangkatan penumpang, Meliputi:

 Informasi
 Jadwal
 Harga
 Seat
 Reservasi/Booking
 Ticketing
 Check-in
 Boarding pass
 Gate
 Pre flight check (PFC)

2. IN-FLIGHT SERVICE

Adalah serangkaian kegiatan di mulai dari penyambutan sampai penurunan


penumpang dari pesawat.

 Cabin crew
 Fasilitas (headrack, tempat duduk, entertaiment)
 Inflight Meal (makanan)
 Add Service (Pelayanan tambahan)

5
3. POST-FLIGHT SERVICE
Adalah serangkaian kegiatan setelah melakukan penerbangan
 Transit dan Transfer
 Transit yaitu melanjutkan perjalanan dengan pesawat yang sama.
 Transfer yaitu melanjutkan perjalanan dengan pesawat yang berbeda.
 Baggage Claim
 Baggage claim yaitu label bagasi atau penandaan bagasi

STANDAR KOMUNIKASI

a. Kata-kata jelas dan singkat dan terarah


b. Konsentrasi
c. Kata-kata positif
d. Ekspresi.

2.3 Pengetahuan Penerbangan (Aviation Knowledge)

Aviation knowledge adalah Pengetahuan yang memberikan


informasi tentang semua kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan
wilayah udara, pesawat, bandara, tentang angkutan udara, keamanan dan
keselamatan penerbangan, dan kegiatan terkait lainnya serta fasilitas
pendukung.

Pesawat Bisa terbang karena adanya 4 daya yaitu :

 Daya angkat
 Daya dorong
 Daya hambatan
 Daya berat

Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara,
bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri. Secara umum
istilah pesawat terbang sering juga disebut dengan pesawat udara atau

6
kapal terbang atau cukup pesawat dengan tujuan pendefisian yang sama
sebagai kendraan yang mampu terbang di atmosfer atau udara..

Prinsip dasar dari cara pesawat terbang untuk mengudara sama


untuk semua pesawat, baik pesawat capung maupun pesawat super jumbo
seperti Airbus A380. Yang mempengaruhi pesawat unuk terbang adalah
gaya - gaya aerodinamis yang mengenainya yaitu, gaya angkat (lift), gaya
hambat (drag), gaya berat (grafitasi), dan gaya dorong (trust).

2.3.1 SEJARAH TRANSPORTASI UDARA INDONESIA

Sejarah transportasi udara di Indonesia terkait dengan sejarah


kemerdekaan. Untuk kemudahan transportasi, pada 1948, mantan presiden
Soekarno membeli dua pesawat tipe DC-3 dari Singapura. Pembelian
pesawat tersebut didanai para pengusaha asal Aceh. Wilayah Aceh kala itu
merupakan bagian Indonesia yang belum tersentuh Belanda.

Sebagai bentuk penghargaan kepada Aceh, dua pesawat tersebut


dinamai RI-001 Seulawah Agam dan RI-002 Seulawah Inong. Pesawat
tersebut melakukan penerbangan pertama pada 26 Januari 1949 dengan rute
penerbangan Calcutta-Rangoon. Kedua pesawat tersebut menjadi cikal
bakal perusahaan penerbangan pertama tanah air yaitu Garuda Indonesia.

Industri penerbangan nasional dirintis tahun 1946 di Yogyakarta oleh


tim Angkatan Udara Republik Indonesia yang dipelopori Wiweko
Soepono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan J. Sumarsono. Salah satu hasil
rancangannya adalah pesawat Si Kumbang yang melakukan penerbangan
pertama pada 1 Agustus 1954.

Pada 26 April 1976 industri pesawat terbang itu berkembang menjadi


PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) yang didirikan dengan DR.
B.J. Habibie. Salah satu hasil karya IPTN adalah prototipe pesawat turbo
N-250 yang pertama kali terbang selama 55 menit, pada 10 Agustus 1995.
Namun industri pesawat terbang ini harus berhenti karena kekurangan dana
akibat krisis moneter pada 1997.

7
2.3.2 Definisi Bandar Udara

Bandar udara atau pelabuhan udara adalah merupakan sebuah fasilitas


tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Sedangkan
Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu
namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain,
baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation


Organization) Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan
(termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik
secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan
pergerakan pesawat.

Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan


batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara
mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang,
dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas
pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

 Fungsi Bandar Udara


 Mempercepat arus lalu lintas penumpang, kargo dan pos melalui
transportasi udara di setiap pelosok Indonesia.
 Mempercepat wahana ekonomi, memperkuat persatuan nasional dalam
rangka menetapkan wawasan nusantara.
 Mengembangakan transportasi yang terintegrasi dengan sector lainnya serta
memperhatikan kesinambungan secara ekonomis.

8
 Bagian Bandar Udara

1. Sisi Udara (Air Side)

 Landasan pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu


biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar
udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup
dari rumputataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis
umumnya 1.200 meter dengan lebar 15 meter, misal melayani Twin Otter,
Cessna, dll.
 Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan
terminal,sedangkan taxiway yang menghubungkan apron dan runway,
Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar
yang statis dari pesawat
 Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa
menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
 Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka disediakan unit
penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong
dan pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam
kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran
 Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.

2. Sisi Darat (Land Side)

 Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang


yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat counter check-in, (CIQ,
Carantine -Inmigration - Custom) untuk bandar udara internasional, dan
ruang tunggu serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang
 Curb/Trotoar, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke
dalam bangunan terminal
 Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput,
termasuk taksi

9
3. Airspace
 Airspace pada dunia ATC umumnya di bagi menjadi 2 yakni controlled
airspace dan uncontrolled airspace.
 Controlled airspace yaitu, ruang udara yang mendapat pelayanan ATC
berupa instruksi, informasi, clearance sedangkan Uncontrolled airspace
tidak mendapat layanan ATC, tetapi layanan komunikasi penerbangan yang
hanya berupa informasi saja.

4. Controlled Airspace
1. Aerodrome COntrol : merupakan ruang udara yang adaa di sekitar bandar
udara yang menjadi wilayah kerja dan wewenang ATC di unit Aerodrome
Control Tower (ADC)
2. Control Zone (CTR) / Terminal Area (TMA) : merupakan area dimana
pesawat terbang di wilayah udara setelah bandar udara sebelum dia
mencapai ketinggian jelajah yang akan di tempuhnya atau wilayah yang
akan dilewati sesaat sebelum memasuki wilayah bandar udara sebelum ia
mendarat.
3. Control Area (CTA) : merupakan wilayah udara yang luas yang
ketinggiannya mencapai 40000 kaki diatas permukaan laut. di wilayah ini
lah pesawat mencapai ketinggian jelajah dan terbang menuju arah yang
telah di tentukan dengan melewati jalur yang telah ditetapkan. jalur
penerbangan tersebut bernama ATS Route .

5. Uncrontolled Airspace
1. Aerodrome Flight Information Service (AFIS)

10
2. Flight Information Region (FIR) : wilayah udara yang bukan termasuk di
dalam control zone dan juga control area. di Indonesia terdapat 2 FIR yaitu
FIR Jakarta dan FIR Ujung pandang.
6. Air Side

Runway (Landasan) adalah suatu daerah (daratan) didalam kawasan


bandar udara berbentuk persegi panjang yang dipersiapkan untuk
pendaratan (landing) dan tinggal landas (takeoff) pesawat udara

7. Type Runway
a. Single Runway
b. Parallel Runway
c. Intersection Runway
d. Opening V runway
8. Syarat Agar Runway Dapat Efektif
a. Arahnya sesuai dengan arah angin rata-rata
b. Panjang dan kekuatan sesuai dengan jenis pesawat
c. bersih dari rintangan (obstacle)
d. Sesuai dengan kondisi lokal terkait elevasi, suhu udara rata-rata,
kemiringan daratan (slope), karakteristik permukaan.

Dalam hal penentuan panjang landasan, ada beberapa aspek yang


sangat penting diperhatikan antara lain karakteristik kinerja (performance)
dari pesawat udara yang akan melakukan kegiatan di bandara tersebut.
MTOW dan MLW dari pesawat tersebut, elevasi bandar udara, suhu rata-
rata bandar udara dan sudut kemiringan (slope) dari landasan. berbeda
dengan penentuan penggunaan dari runway itu berdasar dari
type/karakteristik pesawat, kondisi traffic yang ada dan berlawanan dengan
arah angin.

 Berat maksimum lepas landas (Maximum Take Off Weight = MTOW);


adalah beban maksimum pada awal lepas landas sesuai dengan bobot
pesawat dan persyaratan kelayakan penerbangan. Beban ini meliputi berat

11
 Berat maksimum pendaratan (Maximum Landing Weight = MLW); adalah
beban maksimum pada saat roda pesawat menyentuh lapis keras (mendarat)
sesuai dengan bobot pesawat dan persyaratan kelayakan penerbangan.
9. Taxiway

Taxiway adalah jalan yang menghubungkan bagian bandar udara


yang lain (seperti apron, taxi lain) dengan runway.

Macam –macam taxiway:

a. Exit Taxiway
b. Parallel Taxiway
c. Apron Taxiway
d. Cross Taxiway

 Faslitas Bandar Udara


A. Fasilitas Telekomunikasi
1. Radio Komunikasi (VHF/HF)
2. SSB, telepon, lease Channel, dsb)
B. Fasilitas Navigasi
1. NDB (Non Directional Beacon)
2. VOR/DME
3. GPS (global Position System)
C. Fasilitas Surveilance
1. Radar
2. ADS B

1. Air Trafic Control (ATC)

Berikut ini adalah tujuan pelayanan lalu lintas udara yang diberikan oleh ATC
berdasarkan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) bagian 170:

 Mencegah tabrakan antarpesawat


 Mencegah tabrakan antarpesawat di area pergerakan rintangan di area
tersebut.

12
 Mempercepat dan mempertahankan pergerakan lalu lintas udara.
 Memberikan saran dan informasi yang berguna untuk keselamatan dan
efisiensi pengaturan lalu lintas udara.
 Memberitahukan kepada organisasi yang berwenang dalam pencarian
pesawat yang memerlukan pencarian dan pertolongan sesuai dengan
organisasi yang dipersyaratkan.

2. UTC

Sebelum dikenal istilah UTC, telah dikenal terlebih dahulu istilah


UT (universal time). UT ditetapkan pada “Wahington Meridian
Conference” tahun 1884, yang kemudian menjadi dasar zona waktu (time
zone) yang berlaku sekarang. Pada saat itu, Greenwich Mean Time (GMT)
dipilih sebagai standar waktu dunia. Garis referensi atau titik awal (Prime
Meridian) yang tetapkan adalah lingkaran transit (transit circle) pada
Royal Observatory di Greenwich, London). Lingkaran transit adalah suatu
bagian dari sistem mekanik teleskop tersebut.

Wilayah Indonesia terbagi dalam 3 zona waktu

 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB)UTC + 07.00


 Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA) UTC + 08.00
 Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT) UTC + 09.00
3. NOTAM

NOTAM (Notice To Airmen) adalah pemberitahuan yang


disebarluaskan melalui peralatan telekomunikasi yang berisi informasi
mengenai penetapan, kondisi atau perubahan di setiap fasilitas aeronautika,
pelayanan, prosedur atau kondisi berbahaya, berjangka waktu pendek dan
bersifat penting untuk diketahui oleh personel operasi penerbangan.Tujuan
penerbitan NOTAM (Notice To Airmen) adalah untuk mencapai
tujuan Informasi Penerbangan dalam upaya menjamin kelancaran
operasional, keamanan, keselamatan penerbangan, dan kegiatan terkait
lainnya.

13
4. IATA (International Air Transport Air Association)

International Air Transport Association (Asosiasi Pengangkutan


Udara Internasional) disingkat ( IATA) adalah
sebuah organisasi perdagangan internasional yang terdiri dari maskapai-
maskapaipenerbangan.

Kode bandar udara IATA (nama resmi: IATA location identifier)


adalah kode yang terdiri dari tiga huruf yang digunakan untuk
menandai bandar-bandarudara di seluruh dunia. Kode-kode ini disusun dan
diatur oleh IATA (Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional) dan
diterbitkan tiga kali dalam setahun dalam Direktori Pengkodean Maskapai
Penerbangan IATA.

5. KODE BANDARA ICAO

Kode bandar udara ICAO adalah kode yang terdiri dari empat digit
alfanumerik yang diberikan kepada setiap bandar udara di seluruh dunia.
Kode ini diatur oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (bahasa
Inggris: International Civil Aviation Organization disingkat ICAO). Kode
ICAO digunakan oleh pengatur lalu-lintas udara (air traffic control) dan
maskapai penerbangan. Kode ini tidak sama dengan kode bandar udara
IATA yang digunakan di reservasi dan penanganan bagasi. Kode ICAO
juga digunakan untuk mengidentifikasi lokasi lain seperti stasiun cuaca.

pada digit pertama dialokasikan negara tersebut dan tiga digit


terakhir untuk bandar udara di negara itu.

2.4 MBU (Management Bandar Udara)

14
2.4.1 Terminal Bandara

Terminal bandar udara merupakan bangunan dimana penumpang,


barang dan pos berpindah antara transportasi darat dan fasilitas yang
membolehkan mereka menaiki dan meninggalkan pesawat.

Jumlah Penumpang waktu Sibuk

Penumpang Waktu Sibuk Penumpang Transfer (orang)


(orang)
≥ 50 (terminal kecil) 10
101 – 500 (terminal sedang) 11-20
501 – 1500 (terminal menengah) 21-100
501 – 1500 (terminal besar) 101-300
Catatan : Penumpang waktu sibuk > 1500 memperhitungkan
persyaratanyang lebih khusus.

2.4.2 PERHITUNGAN LUAS RUANG TUNGU

 Ruang Tunggu Keberangkatan.

Ruang Tunggu Keberangkatan harus cukup untuk menampung penumpang


waktu sibuk selama menunggu waktu check-in, dan selama penumpang
menunggu saat boarding setelah check in. Pada ruang tunggu dapat
disediakan fasilitas komersial bagi penumpang untuk berbelanja selama
waktu menunggu.

2.4.3 DESAIN TERMINAL BANDARA

Beberapa bandara besar memiliki terminal yang terhubung dengan


banyak concourse melalui jalan setapak, jembatan layang, atau terowongan
bawah tanah Adapula bandara yang memiliki lebih dari satu terminal,
masing-masing dengan satu concourse atau lebih. Bahkan ada Bandar
udara besar yang memiliki terminal ganda dimana masing-masing telah
termasuk fungsi sebuah concourse.

15
2.4.4 BANDAR UDARA

Bandar Udara adalah lapangan yang dipergunakan untuk


mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turunnya penumpang,
bongkar muat kargo dan pos, serta dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda
transportasi (UU 1/2009).

Kegiatan utama di bandar udara adalah menyediakan dan


mengusahakan sarana serta prasarana bandara untuk memberikan jasa
angkutan udara bagi penumpang, barang secara tertib, aman,teratur dan
lancar.

2.5 Tarif For Airlines

Tarif yaitu Tarif suatu biaya yang harus kita keluarkan dan sumber
informasi harga penerbangan udara.

1. Buku Referensi
 Book/world wide rules
 Air tarif book fare
 OAG quid book
 IATA/BSP sample documents
 Standar credit changes form
2. Buku Rekomendasi
 IATA Ticketing handbook
 Gamda Internasional fare tiket standar
 Tarif MPM book
3. Komputer dtaa (CRS)
 Abacus
 ARGA
 Galileo
 Gabriel
2.5.1 Komponen Dasar ticket

16
 Penumpang terbagi 3 kategori :
 Dewasa (adt) : 100% bayar tiket
 Anak-anak (chd) : 100%
 Bayi (Inf) : 10%

 Komponen Perhitungan
 Fare basic
 Tax (goverment) ID
 Tax (airport) DS
 Iuran wajib (YR)

1. Kota keberangkatan/ kota tujuan


Dilai dengan kode 3 huruf
2. Nama calon penumpang
Dilai nama penumpang didahului dengan nama keluarga diikuti dengan
tanda (\) kemudian insial dan gelar
3. Kolom program pelajaran
Program pelajaran penumpang dicatat kota perkota pada kolom “from and
to” di bawah kolom the good for passage di antara point-point outlined
section ditiket. Nama di setiap kota tujuan harus ditulis secara lengkap
tidak menggunakan kode/sandi 3 huruf . jika ada kolom yang tidak
digunakan tulisan kata void informasi lengkap tentang pemesanan
4. Fare basic (kelas perjalanan)
Kode kelas perjalanan /fare basic sesuai dengan informasi dan kondisi dari
harga tersebut.
5. Allow kg
Berat bagasi yang boleh dibawah oleh penumpang berdasarkan bagasi
Cuma-Cuma yang boleh di bawah di indonesia penumpang penerbangan
dalam negeri diperboleh kan untuk membawah bagasi
6. Carrier (perusahaan penerbangan)
Tuliskan nomor penerbangan
7. Flight (Nomor Penerbangan)

17
Tuliskan nomor penerbangan
8. Date (tanggal Keberangkatan)
Tanggal keberangkatan pesawat ditulis dengan menggunakan dua digit di
ikuti dengan 3 huruf pertama nama bulan.
9. Time (waktu keberangkatan)
Jam keberangkatan penerbangan waktu setempat yang sesuai dengan yang
tertulis di buku daftar jadwal penerbangan, jam keberangkatan harus ditulis
menggunakan system 24 jam
10. Status pembukaan
Kolom status adalah kolom yang digunakan untuk menunjukkan status
reservasi/penulisan penerbangan pada tiket tersebut
11. Ticket validity boxes
Kolom masa berlaku tiket pada saat kita menangani promosi baik kolom
12. Free baggage allowance boxes (Kolom bagasi Cuma-Cuma)
Berdasarkan jumlah bagasi Cuma-Cuma yang dapat di bawah penumpang
pada saat check in pada setiap sector perjalanannya.
13. From and to and fare calculation
Kolm dari ke dan perhitungan harga
14. Form of payment
Kolom cara pembayaran
15. Fare tarif
Tuliskan kode mata uuang IDR di ikuti dengan jumlah harga tiket sesuia
dengan harga jumlah dari kolom FC
16. Equivalent fare pad
Tarif dalam mata uang asing, penulisan tiket penerbangan luar negri
international jika pembayaran dilakukan dengan menggunakan mata uang
asing
17. Tax boxes (kolom pajak)
Terdapat dua jenis pajak pemerintah (PPN) biaya ansuransi
18. Total (jumlah)
2 SEKTOR GTO-DJJ-GTO =>FARE BASIC
RP.9.220.000,-

18
(ADT) =>TAX ID RP.922.000,-
=>TAX AIRPORT RP.60.000,-
=>IWJR RP.10.000,-
TOTAL RP.10.222.000,-

GTO-DJJ-GTO=>FARE BASIC RP.9.220.000,-


(CHD) =>TAX ID RP.922.000,-
=>TAX AIRPORT RP.60.000,-
=>IWJR RP.5.000,-
TOTAL RP.10.222.000,-

GTO-DJJ-GTO=>FARE BASIC RP.922.000,-


(INF) =>TAX ID RP.92.200,-
=>TAX AIRPORT RP.60.000,-
=>IWJR RP.10.000,-
TOTAL RP.1.084.000,-

2.6 PASSANGER HANDLING

Airline Staff adalah Personal yang bertugas untuk memberikan


pelayanan kepada customer baik pelayanan sebelum keberangkatan (Pre
Flight Service) maupun Pelayanan sesudah penerbangan (After Flight
Service). Selain pramugari dan pramugara, Airline staff adalah komponen
penting dalam operasi penerbangan sebuah maskapai.

Tugas-tugas seperti :

1. menangani bagasi penumpang


2. menangani kargo pesawat
3. melakukan loading dan unloading pesawat
4. membantu penumpang dalam proses check in, boarding, dan disembarking
5. menyapa penumpang sebelum memasuki pesawat
6. menangani penjualan tiket, adalah tugas sehari-hari seorang Airline staff.

19
Untuk menjadi seorang Airline staff dibutuhkan pengetahuan di bidang
penerbangan, keahlian customer service dan complaint handling,
penguasaan bahasa Inggris yang tepat serta memiliki kepribadian yang
menarik.

A. Aircraft handling manual (AHM)

Airport Handling Manual ( AHM ) adalah suatu buku pedoman bagi


suatu badan usaha untuk menjalankan aktivitas pelayanan di Bandar udara /
airport. Airport Handling Manual diterbitkan oleh International Air
Transport Association (IATA). Handling Agreement, Cargo, dan Mail
Handling berada pada section 5. Lengkapnya adalah sebagai berikut:

Section 1 : Representation & Accomodation


Section 2 : Load Control and Communication
Section 3 : Unit Load Devisi (ULD)
Section 4 : Passanger & Baggage
Section 5 : Cargo & Mail
Section 6 : Ramp
Section 7 : Aircraft Servicing
Section 8 : Fuel & Oil
Section 9 : Aircraft Maintenance
Section 10 : Flight Operation & New Administration
Section 11 : Surface Transportation
Section 12 : Catering Service
Section 13 : Servicing & Administration
Section 14 : Security

B. Ground Handling

Ground handling berasal dari kata ground dan handling. Ground artinya
di darat, yang di dalam hal ini Bandar Udara (airport). Handling berasal
dari kata dasar hand atau handle yang artinya tangan atau tangani. To
handle berarti menangani, melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan
penuh kesadaran.

20
Handling berarti penanganan atau pelayanan (services or to
services). Secara etimologiground handling atau ground service
diterjemahkan menjadi penanganan di darat atau pelayanan di darat.

2.6.1 PENANGANAN PENUMPANG HILANG

 Apabila 20 menit sebelum STD terdapat penumpang yang belum memasuki


ruang tunggu maka petugas melakukan pemanggilan nama penumpang
baik secara langsung dari ruang tunggu maupun informasi bandara.
 Apabila proses akhir boarding penumpang belum muncul, maka petugas
gate dan check in harus berkoordinasi malakukan pencarian.
 Apabila 5 menit sebelum STD penumpang tersebut belum melapor maka
petugas gate harus menginformasikan kepada pihak Airlines untuk
memutuskan apakah penumpang bersangkutan ditunggu atau ditinggalkan.
 Penumpang yang tertinggal akan diarahkan kembali untuk melapor
di check in counter.
 Penumpang yang tertinggal dapat diberangkatkan pada penerbangan
berikutnya atau pada ke esokan harinya jika masih tersedia tempat duduk.

2.6.2 PENANGANAN PESAWAT KEMBALI

 Petugas gate harus siap di pintu garbarata untuk membagikan boarding


pass khusus dan mengarahkan penumpang ke boarding lounge.
 Setelah mendapat kepastian informasi jam
keberangkatan,petugas gate harus segera menggumumkan kepada
penumpang.

a. Prosedur pelayanan Lost and Found

Pelayanan lost and found merupakan pelayanan yang diberikan kepada


penumpang yang mengalami permasalahan dengan bagasinya.

 Standar pelaksanan pekerjaan


 Petugas harus siap di tempat sesuai jam kerja operasional.
 Petugas lost and found harus mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.

21
 Data administrasi lengkap dan rapi.
 Pelayanan harus ramah, cepat dan empati.
 Aktivitas lost and found
 Kurang terima bagasi
 Apabila terjadi kurang terima bagasi, penumpang diharapkan melapor
ke kantor lost and found.
 Petugas lost and found harus menanyakan ciri-ciri bagasi tersebut.
 Petugas harus mencari barang yang dimaksud.
 Apabila bagasi ditemukan , bagasi tersebut harus diserahkan kepada
penumpang.
 Apabila bagasi penumpang tidak ditemukan, petugas harus menyampaikan
kepada penumpang bahwa bagasi belum ditemukan.
 Jika bagasi tersebut masih tertinggal di station keberangkatan/transit,
petugas lost and found harus segera di informasikan kepada penumpang
dan menanyakan kepada penumpang apakah bagasinya akan ditunggu atau
diantar ke alamat penumpang.
 Apabila belum ada kejelasan mengenai bagasi yang hilang tersebut,
petugas harus meminta penumpang untuk mengisi property irregularity
report (PIR).

2.6.3 Klasifikasi Penumpang


1. VIP (Very Important Person)

Penumpang VIP adalah penumpang yang kedudukannya atau jabatannya


dalam suatu pemerintahan menyebabkan penumpang tersebut harus
mendapat penanganan secara khusus (dalam hal ini prioritas/ istimewa).

2. CIP (COMMERCIAL IMPORTANT PERSONS)

Yang dimaksud penumpang CIP adalah pejabat penting dalam suatu


perusahaan besar dan terkenal seperti direktur utama atau para direksi
lainnya

22
3. INFANT & CHILDREN

Batas umur bayi (INF) ialah sejak ia lahir sampai dengan berusia 2 tahun
(24 months). Tempat duduk bayi biasanya satu kursi dengan ibunya
(dipangku) dan pembayaran tiket pesawat 10% dari tarif normal
penumpang dewasa. Lewat dari dua tahun sampai dengan 10 tahun
dikategorikan penumpang anak-anak (CHD).

4. UNACCOMPANIED MINOR (UM)

Pembatasan umur antara 2-12 tahun adalah untuk penumpang anak-anak


pada umumnya mereka yang berpergian/ naik pesawat bersama orang
tuanya/ orang dewasa lainnya. Untuk anak-anak berusia 7-12 tahun dan
tidak ditemani oleh orangtuanya/ saudaranya atau penumpang lain yang
sudah berusia 18 tahun, dikategorikan sebagai anak-anak yang berpergian
sendiri tanpa pendamping, dikenal dengan istilah unaccompanied minor
disingkat UM

5. WHEEL CHAIR PAX (Penumpang yang Memerlukan Kursi Roda)

Penumpang wheel chair pax adalah penumpang yang karena kondisi


kesehatan/ keadaan fisiknya memerlukan kursi roda untuk menuju ke
pesawat atau sebaliknya

6. STRETCHER CASE PASSENGER (Penumpang yang Ditandu)

Penumpang ini kondisi fisik dan mentalnya memerlukan tandu alat bantu
untuk memudahkan penumpang naik pesawat/ berada di dalam pesawat

7. PREGNANT WOMAN (Penumpang Wanita Hamil)

Wanita hamil yang usia kehamilannya sekitar 32 minggu (8 bulan) tidak


dapat diterima untuk diangkut oleh pesawat.

8. BLIND PASSENGER (Penumpang Buta)

23
Penumpang buta harus diserahkan oleh pengantar kepada petugas airline di
check ini counter airport. Jika pengantar tidak ikut serta, petugas stasiun
harus mendampingi penumpang buta tersebut sampai naik ke pesawat

9. OBESITAS PASSENGER (Penumpang Gemuk)

Penumpang dengan ukuran badan/ fisiknya sangat gemuk/ besar, seperti


atlet gulat tradisional jepang; Sumo dan lain-lain, harus mendapatkan
penanganan khusus

10. INADMISSIBLE PASSENGER (INAD) (Penumpang yang Ditolak


Masuk ke Suatu Negara)

Inadmissible passenger adalah seorang penumpang yang ditolak masuk


suatu negara karena tidak memenuhi persyaratan negara tersebut (kena
“cekal” atau cegah dan tangkal, misalnya).

11. DEPORTEE PASSENGER (Penumpang yang Diusir dari Suatu


Negara)

Deportee passenger adalah penumpang yang telah diizinkan masuk suatu


negara, tetapi karena perbuatannya dan tingkah lakunya, oleh negara
tersebut di-persona non grata-kan dan harus meninggalkan negara tersebut
secepat mungkin.

2.7 English For Airlines


Vocabulary (Kosa Kata)
1. Grammar
Grammar adalah himpunan dari aturan-aturan yang berstuktur yang
mengatur susunan kalimat, bahasa, frase, dan kata dalam bahasa apapun.
 Di dalam tata bahasa inggris ada tiga dasar bahasa yaitu
 Etimologi
 Otography
 Sintaks

24
2. Pronuncation
Secara singkat, Pronanciation adalah ilmu yang mempelajari tehnik/
tatacara melafalkan kosakata bahasa inggris.
3. How to understance
 An di ikuti oleh huruf vocal
 A di ikuti oleh huruf konsonan

WH Question

1. What ? Object
2. When ? Time
3. Where ? place
4. Why ? Reason
5. Who ? Person
6. How ?
7. Which ? things

2.8 BAGGAGE HANDLING

2.8.1 PENGERTIAN BAGAGGE HANDLING

Secara etimologi bagagge handling terdiri dari dua suku kata yang
berasal dari bahasa inggris yaitu bagagge dan handling (to handle).

Baggage handling bagasi yaitu artikel, harta benda dan barang-


barang milik pribadi penumpang baik itu cheked bagagge maupun
uncheked bagagge yang di izinkan oleh perusahaan penerbangan untuk
dapat di angkut di pesawat udara guna keperluan untuk dipakai, di gunakan
oleh penumpang bersangkutan selama melakukan perjlanan.

Sehingga bagagge handling adalah proses pelayanan bagai


penumpang di stasiun asal / keberangkatan pada saat penumpang
melaakukan proses chek-in , kemudian memuat bagasi tersebut ke
countainer (gerobak bagasi, melaksanakan bagagge shorting dan transit
bagagge, menarik bagasi ke pesawat dan sebaliknya hingga sampai kepada

25
penyerahan bagasi tersebut ke penumpang yang bersangkutan pada saat
penumpang tiba di bandara tujuan

2.8.2 HAL-HAL YANG PERLU DI SIAPKAN PETUGAS CHEK-IN


COUNTER DALAM MENERIMA PENUMPANG DAN BAGSINYA
1. Pasanger Anives
Passanger namelist, dengan destination(tujuan)nya
Special reguest, seperti seat, meal, wchc(whelchair/kursi roda).
Special information seperti fip, um, inf(infant)
Connection fligt
2. Boarding Pass
Fligt/date , Name, Gate, Seat, Boarding Pass Number, Destination
Warna dari boarding pass menunjukkan kelas penerbangan (merah untuk
first class, biru untuk bussenis class, hijau untuk ekonomi class, kuning
untuk infant, putih untuk airlines staff atau discount ticket)
3. Bagagge claim tag
4. Lab tag lainnya seperti : security tag, priority tag, fragile tag, group tag,
name tag, checked bagagge tag
5. Excess bagagge ticket
6. Seat allocation, khusu pemesanan special seat
7. Purser information
8. Form passanger bagagge weight sheet (PBWS)
9. Form Passanger Transfer Massage (PTM)
Untuk menginformasikan statiun kedatangan penumpang transfer dan
bagasi mereka
PTM : penumpang dan pemindahan muatannya di stasiun kedatangan yang
memiliki penerbangan penghubung (status pemesanan apapun) yang akan
berangkat dalam skala waktu yang telah ditentukan.
10. Form Bagagge Allowance, serta cara menghitung excess bagagge
11. Seat accoupid massage (SAM) formulir yang berisikan info mengenai data
tempat duduk yang terisi oleh penumpang selama penerbangan berlangsung

3. BAGAGGE TICKET TAGS

26
 Single Sector : untuk satu destinasi mislanya hanya medan atau
surabaya
 Multi Sector : untuk bagasi yang melalui beberapa negara transit
misalnya jakarta-hongkong harus melalui singapore
 Final Destination
 Rush Tag : untuk pengiriman bagasi yang ketinggalan atau dikirim
tanpa nama penumpang/pemiliknya

4. LABEL BAGASI
a. Manfaat label bagasi
1. Mengidentifikasi tujuan dari bagasi tersebut
2. Mengidentifkasi kepemilikkan dari bagasi tersebut
3. Mengidentifikasi dalam penanganan bagasi

b. Jenis-jenis label bagasi


1. Bagagge tag normal digunakan untuk bagasi yang diangkut dari point ke
point
2. Online transfer bagagge di gunakan untuk route domestik saja, untuk
bagasi yang diangkut melebihi dari satu stasiun transit, dimana terdapat dua
flight number yang berbeda tanpa stopover
3. Interline bagagge tag hampir sama dengan online transfer bagagge.
4. VIP/CIP/Firts class/Executive Class Label
Di samping dengan normal bagagge tag, VIP/CIP/Firts class/Executive
Class Label ini harus digunakan teutama untuk penumpang VIP dan
Exsecutive class. Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam
identiifkasi, pelayanan yang lebih cepat dalam proses penurunan/bongkar
bagasi.
5. Unaccompained minor label
Sebagai label tambahan untuk penumpang dengan kategori Unacompained
minor disamping normal bagagge tag
6. Doorside label/dekat pintu

27
Digunakan sebagai tambahan pada normal bagagge tag khusus untuk
bagasi yang memerlukan penanganan lebih cepat . misalnya karena short
connecting time.
7. Checked bagagge tag
Bila ada yang berbentuk kardus atau sebagainya, agar tidak terjadi
kekeliuran dengan orang cargo, maka checked bagagge tag ini harus di
tempelkan pada bagasi tersebut untuk mengidentifikasikan bahwa barang
tersebut adalah bagasi.
8. Limited release tag
Sebagai pengganti dari normal bagagge tag. Label ini harus dipergunakan
untuk bagasi-bagasi yang pada saat proses check-in ini menunjukan kondisi
sebagai berikut:
 Perishables (mudah busuk)
 Packing yang kurang baik/tidak semestinya. (unsuitable package)
 Mudah pecah (fragile)
 Bagasi yang diterima terlambat pada saat proses check-in.
 Swepping oversize cabin bagagge
9. Fragile tag
Label tambahan yang digunakan khususnya untuk bagasi-bagasi yang
mudah pecah sebagai pemberitahuan kepada petugas loading/unloading
pada saat bongkar muat agar penanganan bagasi tersebut diperlakukan
secara lebih hati-hati.
Group tag.
10. Rush tag
Digunakan untuk ‘mishandle bagagge’ yang harus secepatnya dikirimkan
ke penumpang/pemilik dari bagasi yang di maksud
11. Hand Baggagge tag/Cabin Bagagge tag
Digunakan sebagai tanda pengenal yang dicantumkan atau diselamatkan
pada cabin bagagge milik penumpang. Disini tercantum kolom yang
memuat nama, alamat, kota, negara, dan nomor telepon yang bersangkutan.
12. Wheelchair dan INCHAD bagagge tag

28
Digunakan sebagai tambahan dari normal standart bagagge tag. Gunanya
untuk mengidentifikasi bahwa barang tersebut adalah berupa wheelchair
dan INCHAD milik penumpang dimana perlu penanganaannya yang cepat
bagi penyerahannya di transfer area dan claim area.

5. KLASIFIKASI BAGASI
1. UNCHEKED BAGGAGE
Merupakan barang bawaan penumpang yang boleh di bawah ke dalam
cabin pesawat.
IATA membagi uncheked bagasi ke dalam dua kategori yaitu :
 Free Carry on item atau hand bagagge
Merupakan barang bawaan yang boleh di bawah ke cabin penumpang tanpa
haru di timbang dan kenakan biaya misalnya : kamera, payung, mantel, topi
mkanan dan pakaian
 Cabin baggage
Adalah barang bawaan penumpang yang di batasi jumlahnya untuk masuk
ke dalam cabin misalnya : notebook, laptop, koper, dll .

KRITERIA UNCHEKED BAGGAGE

Bussines class Economy class


Jumlah bagasi 2 1
Ukuran 115 cm3 115 cm3
Berat 10 5

2. CHECKED BAGAGGE

Merupakan bagasi penumpang yang terdaftar dan ditempatkan di


compartment pesawat. Sebelum masuk pesawat, barang tersebut harus
ditimbang untuk mengetahui beratnya, setiap kelebihan berat yang telah di
tentukan akan dikenakan biaya tambahan sesuai ketentuan yang berlaku .

a. Checked Baggage Label

29
Label ini di gantungkan pada bagasi setelah di cantumkan nama kota tujuan
dan nomor penerbangan.
b. Baggage Claim tag
Label ini terdiri dari dua atau tiga bagian yang masing-masing bagian yang
diberi nomor yang sama.
c. Para penumpang menyerahkan claim tag pada petugas penyerahan di
baggage counter yang kemudian mencocokkan nomornya dengan nomor
yang tercantum dalam dalam claim tag pada bagasi.
d. Baggage identification Sticker
Dalam stiker ini dicantumkan nama dan alamat lengkap penumpang
pemiliknya.
e. Crew Bagagge
Merupakan barang bawaan awak cabin yang bertugas dalam suata
penerbangan (Capten, Filgh Oficer, dan Flight Attendant)
f. Transfer Baggage
Merupakan bagasi yang tiba di suatu penerbangan kemudian dilanjutkan
pengirimannya menggunakan pesawat lain dalam suatu jangka waktu
tertentu.

6. EXCESS BAGGAGE
 Definisi : Jumlah bagasi yang yang lebih dari Free Baggage Allowance,
kelebihan itu harus di bayar penumpang.
 Konsep Penetapan Excess baggage
1. Weight Concept (Konsep berdasarkan berat)
2. Pieces Concept (Berdasarkan jumlah bagasi)
 Penanganan bagasi lebih
 Excess Baggage Ticket
g. Extra Baggage Allowance

Barang-barang tertentu yang tidak termasuk Free Baggage Allowance dan


yang Boleh di bawah tanpa dipungut biaya. Barang-barang yang
dikategorikan sebagai extra Baggage Allowance adalah :

30
 Selimut
 Walking stick (tongkat untuk berjalan)
 Kamera kecil
 Binocular
 Collasable wheelchair (kursi roda yang dapat dilipat)

7. PROSEDUR PELAYANAN CHECKED BAGGAGE


a. Semua bagasi diberi tag atau label
b. Baggage claim tag diberikan ke penumpang
c. Baggage tag lama yang masih ada di bagasi harus dibersihkan
d. Memberikan rute bagasi yang sesuai dengan rute penumpang

Persyaratan Penerimaan Bagasi :

 Air Lines berhak untuk memeriksa isi bagasi


 Airlines tidak dapat menerima bagasi tanpa penumpang kecuali untuk
kepentingan ekspedite shipmean “dalam proses mishandling baggage”
 Air lines berhak menolak bagasi yang dapat menimbulkan pada bagasi
lain/cargo/bahan lainnya yang dapat mengganggu perjalanan lainnya
 Air lines berhak menolak hand baggage yang di anggap terlalu besar atau
berat (over size, over weight).
 Air lines berhak menolak bagasi yang rusak
 Air lines berhak menolak bagasi yang di larang hukum pemerintah
 Dalam persyaratan penerimaan bagasi ada barang yang di izinkan dan ada
barang yang tidak di izinkan berada dalam pesawat.

8. AIRLINE BAGGAGE IDENTIFIOCATION CHART

ID BAGGAGE , bagan identifikasi bagasi yang diakui secara


internasional, sering ditemukan di konter bagasi yang hilang (lost & found)
adalah daftar lengkap jenis bagasi , warna dan berbagai elemen deskriptif.

9. LOST AND FOUND

31
Salah satu pelayanan terhadap penumpang berarti juga pelayanan
terhdap barang bawaan penumpang ( bagasi). Bagasi penumpang harus
dikelolah dengan sebaik mungkin karena berhubungan langsung dengan
kepuasan konsumen dan agar tidak terjadi kekeliuran di dalam
penanganannya seperti kehilangan, kerusakan, tertinggal di bandar udsara,
dan terbawah pesawat dan sebagainya.

Kasus-kasus yang terjadi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Missing baggage dengan kode AHL


b. On Hand Baggage dengan kode OHD
c. Damage Pilferege baggage dengan kode DPR.

Standar Pelaksanaan Pekerjaan

1. Petugas harus siap di tempat sesuai jam kerja operasional


2. Petugas lost and found harus mempersiapkan peralatan yang di butuhkan
3. Data administrasi lengkap dan rapi
4. Pelayananan harus ramah, cepat, dan empati.
5. Aktifitas lost and found
6. Kurang terima bagasi
7. Apabila terjadi kurang bagasi, penumpang di harapkan melapor ke kantor
lost and found
8. Petugas lost and found harus menanyakan ciri-ciri bagasi tersebut
9. Petugas harus mencari barang yang di maksud. Menyampaikan kepada
penumpang bahwa bagasi belum ditemukan.
10. Jika bagasi tersebut masih tertinggal di stationkeberangkatan/transit,
petugas lost and found harus segera di informasikan kepada penumpang
dan menanyakan kepada penumpang apakah bagasinya akan di tunggu atau
di antar ke alamat penumpang.
11. Apabila belum ada kejelasan mengenai bagasi yang hilang tersebut,
petugas harus meminta penumpang untuk mengisi property report (PIR)
12. Apabila bagasi di temukan , bagasi tersebuut harus diserahkan kepada
penumpang.

32
2.8.2 PROSEDUR PENANGANAN MISSING BAGGAGE

Terjadinya missing baggage tidak lepas dari kelalaian para petugas


staff di dalam menjalankan tugasnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang
mengakibatkan terjadinya missing baggage, yaitu :

 Salah dalam memberikan labeb tujuan bagasi


 Tidak terbawah oleh pesawat di stasiun pemberangkatan dikarenakan
penumpang terlambat check-in atau bagasi yang bersangkutan di conveyor
 Bagasinya salah m,uat
 Tidak di turunkan oleh petugas bongkar muat

Apabila terjadi missing baggage maka harus segera mendapatkan


penanganan secara tepat, seperti :

 Segera di buatkan PIR (Property Irregularity Report) dengan Message AHL


(kode : Missing baggage).
 Mengirim telex ke statiun asal serta statiun terdekat
 Membuat klaim untuk penumpang dengan alat tercatat apabila bagasi
ditemukan.
 Segera menghubungi penumpang dengan alamat yang tercatat apabila
bagasi di temukan
 Mengantarkan bagasi yang sudah ditemukan ke alamat penumpang yang
bersangkutan
 Selalu berhubungan dengan penumpang yang bersangkutan untuk
membverikan info sampai penyelesaian
 Selalu minta maaf kepada penumpang yang telah di rugikan
 Apabila bagasi tidak di temukan , maka penumpang yang telah
bersangkutan akan di berikan uang ganti rugi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
 Untuk mechanized stasiun, agar bagasi tidak mengenai AHL , OHD supaya
diberikan input data-data ke dalam BAGTRAC sebelum pukul 24.00 setiap
hari

33
 Untuk non mechanized stasiun, harus menggunakan message mengenai
AHL dan OHD ke stasiun yang bersangkutan dengan copy bke JKTLZGA
(pusat LL).

 PROSEDUR PENANGANAN LEBIH TRIMA BAGASI


 Apabila ada bagasi yang tidak di ambil oleh penuimpang di arrival
hall/conveyer, petugas lost and found harus mengamankan bagasi tersebut.
 Petugas lost and found harus mencatat nomor label, berat, station asal,
nomor penerbangan pada bagasi tersebut
 Petugas harus mengirim berita ke station terkait disertai data lengkap
bagasi.
 Jika permintaan dari station lain petugas lost and found haruis segera
mengirim kepada kesempatan pertama
 Pengiriman bagasi lebih mengguankan rush tag label dan disertai
pemberitahuan tertulis ke station tujuan
 PROSEDUR PENANGANAN BAGASI TIDAK BERTUAN
 Bagasi tidak bertuan adalah bagasi yang selama periode waktu tertentu
tidak ada permintaan/status kepemilikan. Penanganan bagasi tidak bertuan
adalah sebagai berikut :
 Setelah periode waktu enam bulan sejak ditemukannya bagasi, tidak ada
laporang mengenai laporan kepemilikkan, status bagasi tersebut di tetapkan
sebagai bagasi tidak bertuan.
 Pemusnahan bagasi dengan status tidak bertuan dlaksanakan oleh
perwakilan dimana bagasi tersebut berada.
 Pemusnahan bagasi tidak bertuan harus dengan persetujuan pihak bandara
dan di sertai penerbitan berita acara.
 PROSEDUR PENANGANAN BAGASI RUSAK
 Apabila terjadi laporan mengenai bagasi yang diterima penumpang rusak,
petugas harus mengecek, mencatat kondisi kerusakan bagasib yang
meminta baggage claim tag.

34
 Petugas lost and found harus berkoordinasi dengan stasiun ke berangkatan
dan transit mengenai kondisi bgasi yang dimaksud, apakah saat penerimaan
bagasi dalam kondisi baik atau rusak.
 Apabila bagasi yang di maksud dalam kondisi rusak, maka pihak airlines
tidak bertanggung jawab terhadap perbaikan/penggantian kerusakan bagasi.
Dan jika sebliknya, bagasi yang dimkasud diterima dalam kondisi baik
dalam station keberangkatan atau transit, maka petugas harus mengisi form
demage report untuk pelaksanaan perbaikan dan penggantian.

2.9 CARGO HANDLING

Suatu kegiatan dibandar udara tentang pengelolaan cargo mulai pada


saat proses administrasi jenis barang, kondisi pengepakan, pengecekan
barang, dalam kaitannya dengan bahan berbau dan berbahaya, EMPU yang
mengirim, operator yang mengangkut serta cara pemuatannya dipesawat.

 Kargo adalah barang yang dikirim tanpa disertai penumpang. Pengiriman


bisa melalui maskapai penerbangan ataupun agen kargo (freight forwarder).
 Barang/kargo yang dikirim melalui laut disebut kontainer, sedangkan
melalui udara disebut pallet.
 Dokumen yang diperlukan dalam pengiriman barang/kargo yaitu SMU
(Surat Muatan Udara) khusus untuk penerbangan domestik, AWB (Air
Way Bill) khusus untuk penerbangan internasional.
a. Proses pengiriman Cargo
 Operator Penerbangan sebagai Pengangkut
 Ekspedisi Muatan Pesawat Udara mengurus pengiriman
 Memenuhi syarat administrasi pengiriman
 Membuatan dokumen pengiriman barang berdasarkan tujuan
 Dilakukan reservasi kargo melalui “booking procedure“
 Barang dicheck oleh pihak pabean,
 Barang disimpan di dalam gudang untuk menunggu pengiriman

b. Cara Pengiriman Cargo

35
 Menentukan Berat Kargo Untuk menentukan berat kargo didasarkan pada 2
(dua) cara perhitungan yaitu :
 Berdasarkan Volume Barang, dengan formula
 Volume Weight (VW) = (Panjang x Lebar xTinggi)/ 6000
 Perhitungan berat untuk barang-barang yang berukuran besar tetapi
memiliki berat yang ringan,akan dihitung berdasarkan volumenya

 Berat Asli (Actual Weight)Perhitungan berat berdasarkan angka yang


tertera pada timbangan.

 Hasil dari kedua pengukuran diatas akan diperhitungkan mana yang lebih
besar.

c. Kargo yang dikirim memperhatikan :


 Isi di dalam cargo yang akan dikirim (content)
 Berat cargo (weight)
 Ukuran (dimension)
 Pembungkus (packing)

d. Isi Kargo
 Bukan barang terlarang.
 Bukan barang berharga (emas
 Barang yang mudah busuk
 Barang yang mudah pecah
 Binatang hidup
 Bukan barang berbahaya

e. Jenis Kargo udara


 General Cargo,umumnyamempunyai sifatyangtidak membahayakan, tidak
mudah busuk, tidak mudah mati. Contoh: tas, mobil, motor
 SpecialCargo, Cargo yang memerlukanperhatian khusus dalam pengiriman,
penyimpanan, dan pengangkutan, Contoh: Live animal

36
f. Live Animals
 Keadaan binatang hidup harus sehat. Yang diperlukan adalah surat
karantina airport setempat.
 Apabila untuk eksport harus ada ijin dari dinas peternakan.
 Untuk pengiriman binatang yang dilindungi harus ada ijin dari dinas
perlindungan dan pelestarian alam/dinas kehutanan.

 Kandang (tempat membawa binatang) ataupun kontainer harus kuat untuk


mencegah terlepasnya binatang yang akan dikirim.

 Pengiriman tersebut harus memenuhi syarat penerbangan internasional


(IATA/ICAO)

 Minuman dan makanan binatang tersebut harus tersedia selama


pengiriman.

 Pengirim harus menandatangani surat pembebasan tanggung jawab

g. Humains Remains
 Uncremated in coffin, Berupa jasad dan pengangkutannya memakai peti
yang dilapisi seng (untuk mencegah kebocoran dan mencegah bau dari
jenazah)
 Ukuran peti harus sesuai dengan ukuran pintu pesawat.
 Jenazah tidak dapat diangkut apabila penyebab kematian disebabkan oleh
penyakit menular.

 Surat yang diperlukan dalam Pengangkutan Jenazah :


 Surat keterangan sebab kematian
 Keterangan kematian/akte kematian
 Surat ijin keluar untuk membawa jenazah
 Bila WNA harus ada ijin dari kedutaan setempat.
 Surat dalam jawatan kesehatan yang menyatakan bahwa peti jenazah telah
memenuhi persyaratan.
 Surat jaminan dari si pengirim bahwa jenazah akan dijemput ditempat
tujuan, kecuali ada pengantar

37
Cremated in coffin adalah jenazah yang sudah berupa abu/ashes, biasanya
berupa guci/kotak.

h. Perishable Goods
 Barang yang mudah busuk. Contoh buah-buahan, sayur, ikan, seafood
 Pengiriman perishable goods memerlukan perhatian khusus dalam
penerimaan dan pengiriman sehingga tiba di tempat tujuan keadaannya
tidak rusak dan masih segar.
 Penerima barang perishable, diinformasikan oleh airlines ditempat
keberangkatan ke airport tujuan dengan mengunakan telex ataupun telepon

i. Valuable Goods
 Barang yang mudah busuk. Contoh buah-buahan, sayur, ikan, seafood
 Pengiriman perishable goods memerlukan perhatian khusus dalam
penerimaan dan pengiriman sehingga tiba di tempat tujuan keadaannya
tidak rusak dan masih segar.
 Penerima barang perishable, diinformasikan oleh airlines ditempat
keberangkatan ke airport tujuan dengan mengunakan telex ataupun telepon

j. Stronglly Smelling Goods


 Pengiriman barang seperti ini memerlukan packing yang baik sehingga
baunya tidak tercium.

k. Barang berbahaya (Dangerous Goods)


 Bahan berbahaya adalah zat yang berbahaya untuk kesehatan dan
keselamatan penerbangan.
 Annex 18 tentang dangerous goods telah mengatur hal tersebut yaitu
barang dapat diangkut dengan persyaratan tertentu agar keselamatan
manusia dan penerbangan terjamin

2.9.1Pengisian Airwaybill

38
 Untuk pengisian Airwaybill atau STTP (Surat Tanda Terima Pengiriman)
dapat dilakukan olehpetugas
kurir cargo dengan lengkap dan jelas.
 Airwaybill atau STTP sebelum dibawa bersama dengan Shipment (Barang
Kiriman) harus ditandatangan oleh Shipper (Pengirim) dan kurir akan
memberikan lampiran sebagi tanda bukti pengiriman.

1. Ukuran Kemasan (Packing)

Ukuaran kemasan harus disesuaikan dengan ukuran pintu pesawat


yang akan dipergunakan denganukuran sebagai berikut :

Panjang : 150 cm
Lebar : 110 cm
Tinggi : 80 cm

Syarat-syarat pengiriman

 Barang kiriman bukan berupa uang atau surat berharga


 Isi yang tidak sesuai dengan yang tertera didalam Airwaybill atau STTP
bukan tanggung jawabperusahaan cargo, melainkan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Shipper (Pengirim).
 Kerusakan ataupun kehilangan yang diakibatkan oleh hal-hal yang tidak
terduga (Force Majeur)ataupun karena pengepakan yang tidak sempurna
adalah diluar tanggung jawab perusahaan cargo
 Kerusakan atau kehilangan, akan mendapatkan penggantian maksimum
Rp1.000.000,- ( satu juta rupiah ) atau tergantung negosiasi antara pihak
pengirim dan perusahaan cargo.
 Asuransi pengiriman untuk Shipment yang nilai resikonya tinggi, dapat
dilakukan oleh perusahaan cargo dengan premi yang dibebankan kepada
pengirim.

2.9.2 Pihak-pihak yang terkait dengan pengiriman cargo

 Pihak utama yang terkait dengan pengiriman kargo, yaitu:

39
 Pihak pengirim ( shipper ) : Shipper bisa berupa perorangan, badan usaha,
dilakukan secara langsung tanpa perantara, atau melalui jasa ekspedisi
muatan kapal laut atau ekspedisi muatan pesawat udara.
 Pihak pengangkut ( carrier ) : Carrier bisa berupa cargo sales airline, cargo
sales agent, airline / air charter yang juga berfungsi sebagai pengangkut
kargo.
 Pihak penerima ( consignee ) : Consignee bisa berupa perorangan, badan
usaha maupun dalam bentuk cargo agent.

 Kargo dilengkapi Dokumen:


 Form Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Pemberitahuan Ekspor
Barang Tertentu (PEBT)
 Form Shipper Letter of Instruction (SLI)
 Packing List
 Perishable dan Live Animal dilengkapi dokumen karantina
 Dokumen Pelengkap
 Kargo diperiksa unit Bea dan Cukai (customs).
 Selanjutnya menerima dokumen kargo dan persetujuan muat (fiat muat)
apabila dokumen pengangkutan lengkap.
 Persetujuan itu berupa pengecapan stempel, dimana stempel tersebut
sebagai tanda bahwa kargo yang bersangkutan diizinkan oleh pihak bea
cukai untuk dikirim.

 Kargo diperiksa unit Bea dan Cukai (customs).

 Selanjutnya menerima dokumen kargo dan persetujuan muat (fiat muat)


apabila dokumen pengangkutan lengkap.

 Persetujuan itu berupa pengecapan stempel, dimana stempel tersebut


sebagai tanda bahwa kargo yang bersangkutan diizinkan oleh pihak bea
cukai untuk dikirim.

 Jenis Pesawat Kargo


 Air bus, Boeing dan Jumbo Jet

40
Pengiriman dan pengangkutan cargodidasarkan pada :

 Kemampuan daya angkut pesawat (pay load)


o Ruang cargo di dalam pesawat
o Ukuran pintu pesawat
o Maksimum floor load.

2.10 RESERVASI DAN TICKETING

A. Reservasi
1. Definisi reservasi menurut IATA
Reservasi merupakan suatu permintaan penyediaan secara awal bagi
ruang tempat duduk atau akomodasi bagi seseorang atau suatu ruang dan
barang yang dibawah oleh orang tersebut.
2. Manfaat reservasi
 Manfaat reservasi dari sisi peenumpang
- Mempermudah mempersiapkan keperluannya sedini mungkin
- Memberi kepastian rencana perjalanan
- Efisiensi waktu
 Manfaat reservasi bagi maskapai
- Sarana untuk menjual load faktor secara maksimum
- Saranan untuk meningkatkan produksi
- Mempermudah penjualan produksi
- Efisiensi
3. Tugas dan fungsi dari reservasi
a. Penyediaan tempat
Mengawasi sealable seat pada penerbangan tertentu dengan
mencatat pembukuan atau pembatalannya dan mengusahakan pendapatan
semaksimal mungkin.
b. Permintaan khusus / Special Request
Meneruskan permintaan khusus penumpang kepada bagian-bagian
yang bersangkutan. Cotohnya yaitu permintaan WCHC, ibu hamil,
penumpang sakit, anak-anak di bawah umur 12 tahun (UM).
c. Penjualan
- Menyarankan perubahan penerbangan apabila diperlukan
- Memberikan laporan kepada bagian penjualan
- Membuat rencana masa depan

41
d. Fungsi reservasi
Menyediakan seat agar tidak terjadi over seat ( kelebihan
penumpang/pembukuan).
4. Panduan reservasi
a. Pastikan melakukan booking dengan nama penumpang sesuai dengan nama
yang tertera dalam kartu identitas.
b. Pastikan booking segman/itienerary sudah sesuai dengan permintaan
penumpang.
c. Pastikan penumpang sudah mengetahui batas waktu pembelian tiket yang
diberikan atautime limited.
d. Pastikan No. Hp penumpang diketahui oleh petugas dan bisa dihubungi.
e. Pastikan setiap PNR (kode booking) memiliki nomor tiket yang benar.
f. Pastikan permintaan penumpang akan special service requirement (SSR)
telah tercatat dengan baik dan benar sesuai aturan yang berlaku.
g. Pastikan nama penumpang bayi (Inf) sedah dimasukkan dalam PNR pada
SSR INF.
h. Pastikan nama penumpang anak-anak (Chd) dan usia-nya sudah
dimasukkan ke dalam PNR pada DDR CHD.
B. Ticketing
1. Definisi ticketing
Ticketing adalah proses yang diawali dengan mencatat data-data
calon penumpang sampai dengan penyediaan tempat duduk dalam pesawat
bagi calon penumpang beserta bagasinya dan diakhiri dengan proses
issued.
2. Paanduan Ticketing
a. Jadwal penerbangan, nama penumpang, class dan harga yang sudah
dibooking sedah benar dan cocok dengan apa yang penumpang minta.
b. Pastikan sudah mendapatkan perintah issued/cetak/Ok tiket dari
penumpang.
c. Cek kembali harga yang sudah diberikan kepada penumpang dan pastikan
penumpang tersebut sudah mengerti tentang kondisi harga tiket yang akan
di issued.
3. Pembagian Tiket
Tiket dibagi menjadi 2, yaitu :
 Tiket Domestik adalah tiket pesawat yang dikeluarkan oleh maskapai
penerbangan yang berlaku untuk penerbangan dalam negeri.
 Tiket Internasional yaitu tiket yang dikeluarkan oleh maskapai
penerbangan yang berlaku untuk penerbangan ke luar negeri.
4. Istilah-istilah ticketing
- Adult = Penumpang dewasa (12+ tahun)
- Child = Penumpang anak-anak (2-12 thn)
- Infant = Penumpang BAYI (0-23 bulan)

42
- Fare = Harga tiket dasar
- Airport tax = Pajak bandara
- Departure = Keberangkatan
- Arrive = Kedatangan
- Baggage = Barang bawaan
- Cancel = Pembatalan bookingan
- Cencel fee = Biaya pembatalan
- Confirm = Pemesanan yang sudah pasti
- Destination = Kota tujuan akhir
- Delay = Keterlambatan
- Divert = Mendarat di bandara bukan tujuan
- DOI = Date of issued
- DOT = Date of travel
- E-ticket = Electronic ticket
- Extend = Perpanjangan masa berlaku ticket
- Fare calculation= Perhitungan tarif
- Fixed date = Tiket yang tidak boleh ganti tanggal
- Go show = Pembelian tiket tiba-tiba di bandara
- Issued = Proses cetak tiket

2.11 RAMP HANLING

2.11.1 PENGERTIAN DAN DEFINISI RAMP HANDLING

Ramp = Apron

Handling = Handle/Menangani,

pengertian ramp handling itu adalah menangani suatu kegiatan yang


berada di daerah apron .

Definisi Ramp Handling adalah merupakan satuan unit yang bertugas


sebagai koordinator dalam pelaksanaan handling pesawat (ramp dispatcher)
di apron mulai dari pesawat block on, sampai pesawat block off.

Tanggung jawab setiap petugas ramp dispatcher adalah mengawasi dan


mengkoordinasikan segala aktifitas di area ramp yang berkaitan dengan
keberangkatan maupun kedatangan pesawat.

Ramp Handling yang menangani sebuah pesawat dilengkapi dengan :

43
1. Ramp Activity Check List
2. Ramp vest
3. Bon Fuel
4. Data flight dibagi 2 yaitu :
 Flight Schedule
 ETD = Estimate Time Departure
5. Radio komunikasi/HT

Tanggung jawab setiap petugas ramp dispatcher adalah mengawasi dan


mengkoordinasikan segala aktifitas ramp yang berkaitan dengan
keberangkatan maupun kedatangan pesawat.

Dalam melakukan tugasnya seorang petugas ramp dispatcher


berkordinasi dengan unit – unit yang terkait dalam mendukung

perencanaan suatu penerbangan, diantaranya:

1. Awak cockpit / cabin crew


2. Petugas boarding gate
3. Petugas penanganan cargo
4. Load control
5. GSE (Ground Support Equipment )
 BTT (Bagagge towing tractor)
 GPU (Ground power unit)
 GTC (Ground turbin compressor)/ASU(Air Stater Unit)
 AC Car
 Stair
6. Loading master
7. Tehnik
8. Pertamina (refueling)
9. Catering
10. Cleaning service
11. Porter
12. Security

44
Hal – hal yang dilakukan Ramp Dispatcher antara lain :

 Ramp Handling check list harus dilaksanakan secara benar sesuai aturan
didalam Station Manual

 Ramp Activity Check List harus ditandatangani oleh PIC/FSM/Ramp Staff


semua pihak harus setuju dengan isi dari Ramp Activity Check List yang
dibuat

 Ramp Staff selalu berkordinasi dengan boarding Gate Staff/PIC/FSM


sebelum memberikan informasi bahwa passengger diperbolehkan naik ke
pesawat.

Ramp Checklist berisi data – data kronologis yang digunakan selama


berada di Apron. Untuk mencapai schedule dalam time frame dibagi 2
yaitu :

1. Narrow Body Ground Time 40 menit


2. Wide Body Ground Time 60 menit.

Seluruh komando ada di Ramp. Setiap maskapai Garuda Ingin Terbang


Meminta Release Dari Release Man.

2.11.2 TUGAS DARI RAMP SAFETY REGULATION YAITU :

 Tugas Ramp Safety


1. Tujuannya
a. Memberikan panduan tentang aspek-aspek keselamatan selama
pelaksanaan kegiatan handling di area ramp (apron).
b. Mencegah terjadinya kecelakaan di area ramp.

45
c. Mengurangi tingkat kecelakaan penumpang, petugas atau kerusakan pada
pesawat, GSE dan fasilitas lain di area ramp.
d. Meningkatkan mutu pelayanan dari GSE sehingga dicapai tingkat
pelayanan yang baik kepada penumpang atau pesawat secara aman dan
efisien.
e. Meningkatkan OTP dalam pelayanan pesawat.
 TANGGUNG JAWAB
a. General Manager bertanggung jawab terhadap keselamatan selama
pelaksanaan handling pesawat dan pemberian informasi-informasi yang
berkaitan dengan keselamatan di ramp kepada bawahannya.
b. Manager/Supervisor bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan
operasional di lapangan agar sesuai dengan System dan Prosedure Operasi
dan aturan keselamatan penerbangan yang berlaku.
c. Seluruh petugas yang bertugas di area ramp bertanggung jawab langsung
terhadap keselamatan selama proses handling pesawat.

2.11.3 Cara Penanganan Pesawat di Bandara Udara

 Ada dua cara penanganan Pesawat dibandara udara, yaitu :


1. Turnarraound arrangement, dan
2. Transit arrangement.

 Turnarround arrangement adalah penanganan bagi pesawat yang


mendarat dikota tujuan akhir (final destination). Sementara itu,

 Transit arrangement adalah penanganan pesawat yang mendarat dikota


persinggahan atau transit.

Contoh : Rute penerbangan GIA 627 adalah CGK-UPG- GTO.

Rute Penerbangan GIA 628 adalah GTO-UPG-CGK.

kedua rute tersebut menggunakan pesawat yang sama.

Penanganan di GTO disebut turnarround arrangement dan di UPG disebut


transit arrangement.

46
Penanganan pesawat dibandara udara, baik urnarroundtmaupun transit
arrangementmenganut sistem yang sama. Perbedaaan terletak pada lama
waktu penangananya. Penanganan transit arrangementlebih pendek
dibanding dengan turnaround arrangement. Ini terjadi karena pada transit
arrangementada perbedaan dalam hal-hal tertentu, sebagai berikut.

1. Awak pesawat (crew) biasanya berubah atau diganti.

2. Penumpang transit turun ke ruang transit.

3. Kadang kala catering penumpang sudah tersedia di dalam peasawat,


kecuali jika ada penambahan penumpang pada saat- saat terakhir ( last
minute change/LMC).

Prosedur penaganan pesawat di bandara udara antara satu jenis


pesawat dengan jenis pesawat yang lain tidak sama. Namun secara umum
waktu yang di perlukan untuk keperluan/kegiatan turnarround arrangement
adalah 40 menit – 1 jam.

Pada intinya kegiatan ramp handling meliputi hal-hal sebagai berikut.

 Aircraft Loading and loading.


 Marshalling,
 Parking,
 Ramp to Flight Deck communication,
 Starting,
 Safety measures,
 Moving Aircraft

Sementara itu, kegiatan yang berkaitan dengan aircraft servicing meliputi :

 Exterior cleaning,
 Interior cleaning,
 Toilet service,
 Water service,
 Cooling heating,

47
 Cabin equipment and in flight entertaiment,
 Material,
 Storage cabin material.

A. MARSHALLING

Pemanduan pergerakan pesawat (Marshalling)

Pesawat karena ukuran dan beratnya merupakan benda yang sangat


sulit untuk berhenti dan bergerak / berjalan secara tiba-tiba atau juga
melakukan pergerakan di area yang sempit.

Salah satu prosedur keselamatan yang sangat penting dalam proses


parkir dan pergerakan pesawat di ramp adalah komunikasi. Komunikasi
yang dimaksud di sini adalah komunikasi dengan menggunakan isyarat
tangan atau lebih dikenal dengan Prosedur Hand Signaling (Marshalling).

Selanjutnya mengacu pada surat keputusan nomor : SKEP / 81 / X /


1998 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Ground Support Equipment,
Bahwa setiap petugas / personil yang memandu parkir pesawat harus sudah
terlatih dan memiliki sertifikat, yang dikeluarkan oleh Direktorat
Keselamatan Penerbangan Dirjen Perhubungan Udara Departemen
Perhubungan

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh pemandu pergerakan


/ parkir dari pesawat udara:

a. Pemandu untuk pergerakan yang spesifik (parkir pesawat) harus betul


teramati oleh Flight Crew pesawat yang akan dipandu.
b. Pemandu menggunakan tanda isyarat tangan yang sudah baku.
c. Pemandu harus dalam posisi yang teramati dan menjaga kontak komunikasi
visual sampai pesawat benar-benar berhenti.
d. Untuk menghindari kemungkinan salah interpretasi, jika dalam waktu
bersamaan ada pergerakan lain selain pesawat yang memerlukan panduan

48
seperti cargo atau GSE, hendaknya pesawat tetap menjadi prioritas sampai
pesawat selesai dipandu dan benar-benar berhenti.
e. Tanda isyarat tangan baku dinyatakan pada SOP No. S-OS-014 tentang
Tanda Insyarat Tangan.

B. PARKING

GSE yang terdiri dari motorized dan non-motorized hendaknya diparkir di


tempat yang telah ditetapkan dengan parking brake pada posisi akfif dan
posisi gigi pada netral atau parkir. Selanjutnya dalam pengoperasian GSE
harus perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Diharuskan ekstra hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang dapat


mengakibatkan kerusakan pada pesawat sewaktu berada di darat.

b. Pada kondisi siaga untuk melayani kedatangan pesawat, semua peralatan


yang beroperasi di area ramp harus diletakkan / diposisikan dibelakang
garis batas (restraint line) dalam kondisi parking brake terpasang.

c. Mobil tangga untuk penumpang (passenger step) harus berada dalam


keadaan "fully retracted" sebelum pesawat datang.

d. Semua peralatan termasuk passenger step tidak diperkenankan bergerak


maju ke pesawat sampai pesawat berada dalam keadaan berhenti sempurna,
parking brake terpasang dan lampu anti collision padam.

e. Pada setiap wing tip dan depan engine hendaknya diberi pengaman /
pembatas berupa safety cone.

49
f. Semua peralatan GSE harus memiliki perlengkapan parking brake dan
dapat berfungsi dengan sempurna.

g. Semua peralatan harus dalam kondisi layak operasi (good mechanical).

h. Kecepatan GSE tidak boleh melebihi 5 km/jam sewaktu mendekati atau


menjauhi pesawat.
i. Attachment Fittings / transfer bridges dan semua platform harus terpasang
dengan sempurna.
j. Lakukan “Walkaround check” sebelum mengoperasikan GSE.
k. Semua kabel, selang-selang yang ada diperalatan harus tergulung pada
tempatnya.
l. Peralatan-peralatan yang memiliki kemampuan untuk naik/turun (elevating
devices) harus berada pada posisi turun penuh sewaktu berjalan, kecuali
pada saat posisi akhir mendekati pesawat.
m. Tidak diperkenankan mengangkut bagasi dan atau kargo dengan
menggunakan peralatan GSE yang tidak dirancang untuk fungsi itu.
n. Cargo harus dimuat dalam kereta barang dengan posisi rata (mendatar).
Barang yang lebih berat ditaruh di bawah dan di tengah untuk menjaga
kestabilan. Semua pintu, penahan dan penutup harus dalam kondisi tertutup
sempurna untuk mencegah kargo jatuh.
o. Meskipun kereta (dolly) yang dioperasikan secara manual tergolong
peralatan yang sederhana akan tetapi perhatian ekstra harus tetap
dilakukan untuk menghindari kecelakaan.
p. Semua pengunci dan rel pemandu pada kendaraan pengangkut pallet dan
container harus diperiksa setiap saat sebelum dipakai.
q. Karena adanya kecenderungan “pengurangan sudut belok” pada sebuah
rangkaian gerobak / dolly maka pengemudi rangkaian dolly / gerobak tidak
boleh terlalu cepat belok setelah menghindari rintangan.
r. Peralatan yang rusak harus ditampeli label / tag “0ut of Service” dan segera
dikirim ke unit repair (workshop), Tag / label hendaknya berisi informasi
berikut :
 tipe dan no inventory

50
 alasan out of service
 tanda tangan dari supervisor yang bertugas.

C. RAMP TO FLIGHT DECK COMMUNICATION

Percakapan antar pihak ground dengan pihak cabin.apakah semua


kegiatan yang di lakukan di ramp sudah clear atau non clear

D. LOADING/EMBARKING AND UNLOADING/DISEMBARKING


1. Loading Unloading

Untuk memulai loading harus dimulai dari compartment depan dan


untuk unloading atau bongkar dimulai dari compartment belakang,
tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya tipping atau pesawat terlalu
berat belakang (heavy tail).

2. Loading

Pastikan anda menerima dokumen loading instruction yang benar.

 Pastikan bahwa anda sudah memahami loading instruction tersebut,


lakukanlah briefing dan debriefing dengan petugas load control sebelum
anda melaksanakan instruksi tersebut.
 Sebelum cargo dimuat di pesawat, pastikan bahwa semua cargo atau bagasi
dalam kondisi baik sesuai dengan pesyaratan yang berlaku.
 Penerimaan barang / muatan di sisi pesawat harus disertai DO (delivery
order) dan check sesuai prosedur sebelum menandatangani DO tersebut.
 Tempatkan cargo train (gerobak) yang berada di depan wing searah hidung
pesawat dan yang berada di belakang wing searah ekor pesawat (tail out
position)., dan aktifkan rem ban.

 Hitung dengan teliti dan benar berat dan koli muatan tersebut, perhatikan
dan pastikan label dan symbol sudah sesuai dengan tujuan dan cara
penanganannya pada lembar loading checklist.

51
 Laporkan aktual berat muatan (cargo, pos, dan bagasi) yang telah dimuat
dalam form loading instruction ke load control. (via petugas ramp)

 Pastikan net terpasang dengan baik dan benar sesuai dengan loading
prosedur yang berlaku.

 Tutup pintu compartment dengan baik dan benar.

 Jangan tinggalkan pesawat sebelum Block off atau mundur.

 Segera serahkan laporan loading instruction ke load control

3. Unloading
 Periksa incoming CPM (container pallet message), LDM (Load
Distribution Message) dan Communication of Load Information (CLI).
 CPM adalah pesan yang berisikan informasi mengenai muatan
compartment yang meliputi status muatan dari container, pallet, dan bulk.
 LDM adalah pesan yang berisikan informasi dasar untuk suatu
penerbangan ( penerbangan / tanggal, nomor registrasi, tipe pesawat,
tujuan, crew, penumpang) dan informasi berat (berat dari ULD dan total
dari muatan cargo, pos, bagasi, dan bahan bakar).
 CLI adalah pesan yang berisikan informasi mengenai pemuatan bagasi,
cargo, dan pos pada setiap compartment.
 Persiapkan sarana sarana penunjang yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan untuk penurunan barang / muatan.
 Perhitungkan SDM loadingunloading sesuai dengan kebutuhan.
 Man power harus sudah siap di air side 5 menit sebelum pesawat block on.
 Pastikan mesin pesawat telah dimatikan, sebelum membuka cargo door.

52
 Tempatkan cargo train (gerobak) yang berada di depan wing searah hidung
pesawat dan yang berada di belakang wing searah ekor pesawat (tail out
position)., dan aktifkan rem ban.

 Turunkan muatan dari compartment belakang terlebih dahulu, selanjutnya


compartment depan atau secara bersamaan, penurunan muatan disesuaikan
dengan prioritas dan klasifikasinya.

 Serahkan muatan yang telah diturunkan ke unit terkait sesuai dengan fungsi
dan prioritas serta klasifikasi , spesifikasinya dan didukung dengan form
delivery order (DO).

 Pastikan semua bagasi dikirim ke baggage area sesegera mungkin, dimana


bagasi first class, business atau priority dikirim terlebih dahulu daripada
bagasi economy class.

E. SAFETY MEASURES
 Semua orang yang ada di ramp harus mempunyai jiwa keselamatan dan
rasa jiwa keselamatan yang harus di ciptakan bukan hanya untuk security
tapi untuk semua orang yang ada di ramp, karena hal ini sangat penting
untuk keselamatan di dalam dunia penerbangan.
 Pada saat starting dan running engine, setiap personil yang bertugas harus
menggunakan penutup telinga. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi
telinga dari kebisingan (noise) yang bisa mengakibatkan gangguan pada
pendengaran baik sementara ataupun permanen (tuli).
 Penutup telinga tersebut sebaiknya dari tipe yang sudah disahkan oleh
Departemen Kesehatan. Penutup telinga tipe headset dan microphone harus
secara berkala disterilkan, demikian juga headset dan microphone pesawat.
Hal lain yang harus diwaspadai dan dihindari adalah jet blast (semburan jet
engine) yang memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi.

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh semua petugas di area
Ramp:

53
a. Pada saat pesawat datang, semua petugas dan GSE harus diam di tempat
sampai pesawat yang dipandu untuk parkir, telah benar-benar berhenti.
b. Pada saat keberangkatan pesawat, area engine intake dan exhaust harus
bersih dari peralatan dan seluruh petugas tidak berada di area tersebut.
c. Jangan menyentuh bagian engine, rem atau roda karena kemungkinan
temperaturnya
d. Dalam kondisi apapun, hindarkan berjalan di dekat engine yang sedang
running.

2.11.4 TENTANG PENGISIAN BAHAN BAKAR

1. BAHAN BAKAR
 Pelaksanaan refueling di bandara seluruh Indonesia dilaksanakan oleh
PERTAMINA, sedangkan PT Gapura sebagai groundhandling bertindak
sebagai supervisor. Namun ada hal-hal yang perlu diwaspadai oleh semua
pihak dalam proses refueling, terutama hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kebakaran.
PENGISIAN BAHAN BAKAR

a. Listrik statis
 Muatan listrik statis dapat terkumpul pada pesawat selama terbang atau di
darat. Hujan, kristal es dan tiupan debu dapat memperbesar muatan listrik
statis. Muatan statis dapat juga terkumpul melalui induksi dari atmosfir
yang bermuatan listrik.
 Listrik statis mengalir melalui lintasan termudah, jika tidak ada lintasan
termudahyang dapat dilalui muatan listik, sedangkan pada saat yang sama
jika muatanlistrik semakin besar maka muatan akan mencari lintasan yang
terpendek untuk mengalir hingga terjadi loncatan bunga api listrik.

54
Pertemuan loncatan bunga api listrik ini dengan bahan bakar mampu
menimbulkan bahaya kebakaran.
b. Rokok

Korek api dan pemantik api lainya yang biasa digunakan untuk
merokok dilarang dibawa oleh petugas yang menangani pengisian bahan
bakar (fueling). Aturan dilarang merokok bagi petugas di ramp hendaknya
ditekankan untuk dilaksanakan, karena uap bahan bakar berpotensi
menimbulkan kebakaran.

c. Loncatan bunga api (spark)

Hal-hal berikut direkomendasikan untuk tidak dilakukan selama proses


refueling berlangsung, karena memungkinkan timbulnya loncatan bunga
api. Hal-hal tersebut adalah:

 Pemasangan dan pelepasan battery pesawat.


 Pemasangan charger battery.
 GPU hendaknya ditempatkan jauh dari titik pengisian bahan bakar, juga
menyambungkan dan melepaskan saat proses refueling.
 Pengoperasian switch listik di pesawat yang mengontrol bagian sayap dan
tangki.
 Mengaktifkan radio dan RADAR.
 Melaksanakan fueling dalam jarak 30 meter dari RADAR pasawat yang
sedang akfif atau 90 meter dari instalasi RADAR yang-sedang aktif

Bon Fuel

55
2.11.5 TENTANG PERMUKAAN TRANSPORTASI

1. UMUM

Memuat semua peraturan yang di perlukakan untuk transportasi dari


penumpang baik itu stchr atau wlchr dan cargo untuk surat-surat.Baik dari
Bandar dan kota terminal dan di sepakati oleh pihak masing-masing yang
bersangkutan.

2. TRANSPORTASI KHUSUS
peraturan yang di Memuat semua perlukakan untuk trasportasi khusus
dalam batas domestic dan internasional.

Ramp aktivity check lish

56
Ramp aktivity check lish LION AIR

57
Delay Code

58
59
60
61
APB

2.12 PLPW(Perencanaan Lokasi Dan Perjalanan Wisata)

2.12.1Komponen wisata dalam penyususnan paket wisata

1. Sarana transportasi

Transportasi tidak hanya di pakai sebagai sarana untuk membawa


wisatawan dari stau tempat ke tempat lain , di pakai sebagai atraksi wisata
yang menarik

2. Sarana Akomodasi

Tempat menginap dalam waktu 24 jam

3. Sarana makanan dan minuman

Dilihat dari lokasi restoran yang berada dihotel & mengemudi bagian atau
fasilitas hotel yang bersangkutan, adapun restoran yang berdiri sendiri
(Idenpendent)

4. Object dan Atraksi wisata

62
Dapat dibedakan atas dasar asal usul yang menjadi karakteristik objek alat
atraksi tersebut yaitu wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata
ziarah, dan wisata liburan

5. Sarana Hiburan

Atraksi wisata digelar untuk masyarakat umum dan bahkan tidak ada
pemungutan biaya.

6. Tokoh Cendramata

Erat kaintannya dengan oleh-oleh atau kenang kenangan dalam bentuk


tertentu (makanan, minuman dll).

7. Pramuwistaa dan pengatur wisata (Guide)

Petugas yang bertindak sebagai wakil perusahaan yang mengelola wisata


untuk membawa, memimpin informasi dan layanan care pada wisatawan
sesuai dengan acara yang disepakati.

A. Jenis-jenis Paket Wisata


1. Pleasure Tourism

Jenis paket wisata khusus wisata mengetahui suatu daerah denga tujuan
mengisi liburannya guna menghilangkan kepenakan diri atas rutinitas
sehari-hari

2. Recreation Tourism

Jenis paket wisata yang disususn dengan tujuan utamanya memanfaat hari
liburnya guna pemulihan kesegaran jasmani maupun rohani

3. Cultural Tourism

Paket wisata yang diselenggarakan khusus untuk mengetahui adat istiadat,


gaya dan cara hidup suatu bangsa, sejarah, seni budaya, maupun cara
keagamaan

63
4. Adventure Tourism

Paket wisata yang dilakukan di alam terbuka untuk melatih ketangkasan


jasmani serta menyegarkan rohani dengan mengambil resiko yang cukup
membahayakan keselamatan jiwa dan di pandu oleh guide yang sudah
berpengalaman di bidangnya.

5. Sport Tourism

Paket wisata yang dilakukan dalam rangka melatih atau melakukan uji
ketangkasan jasmani atau mengikuti pertandingan olahraga di daerah atau
di negara lain.

6. Bussines Tourism

Paket wisata yang dilakukan dalam rangka melakukan study kelayakan


usaha di daerah atau di negara yang di kunjungi.

7. Convertion Tourism

Paket wisata dalam rangka mengikuti kegiatan atau menghadiri suatu acara
konferensi, seminar, peameran, atau sejenisnya yang diselingi dengan
kegiatan wisata di wakili segangnya

8. Special Interest Tourism

Paket wisata khusus yang memerlukan keahlian dan kemampuan khusus


pada nagi pesertanya yang terbatas serti tujuan payung dan sejenisnya.

B. Macam-macam dan Bentuk Wisata


1. Jumlah
a. Individual Tour

Yang dilakukan satu orang atau sepasang suami istri

b. Family group Tour

Yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang maish berhubungan


kekerabatan satu sama lain.

c. Group Tour

64
Dilakukan sama-sama dengan dipimpinoleh seseorang yang bertanggung
jawab atas keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya biasanya paling
sedikit 10 orang.

1. PENGATURAN
a. Pre-Arrange Tour (Wisata Perencanaan)

Suatu perjalanaan wisata yang jauh dari hari sebelumnya, baik tranportasi
akomodasi maupun objek-objek yang akan dikunjungi.

b. Package Tour (Paket Wisata)

Suatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh suatu perusahaan biro
perjalanan atau perusahaan transpor.

c. Coach Tour (Wisata Terpimpin)

Suatu perjalanan eksekusi yng dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin
oleh seorang pemimpin wisata yang diselenggarakan secara rutin, dalam
jangka yang telah ditetapkan dan dengan rute perjalanan tertentu pula.

d. Special Arrange Tour (Wisata Khusus)

Suatu perjalanan wisata yang disusun secara khusus guna memenuhi


permintaan seorang langganan atau lebih sesuai kepentingan.

e. Optional Tour (wisata tambahan)

Suatu perjalanan wisata tambahan di luar pengatur yang telah disusun dan
perjanjikan pelaksanaannya atas permintaan pelanggan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Holiday Tour (Wisata Liburan)

Perjalanan wisata yang diselenggarakan dan di ikuti oleh anggotanya guna


berlibur, bersenang-senang dan menghibur diri

b. Familiarzation Tour (Wisata Pengenalan)

Perjalanan anjangsana yang dimaksudkan mengenal lebih lanjut bidang


atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaan.

65
c. Educational Tour (Wisata Pendidikan)

Perjalanan wisata yang dimaksud untuk memberikan gambaran, study


perbandingan ataupun pengetahuan mengenal bidang kerja yang
dikunjunginya (Study Tour)

d. Special Mission Tour (Wisata Kunjungan Khusus)

Perjalanan wisata yang dilakukan dengan suatu khusus , misalnya


kunjungan ke rumah presiden dll.

e. Scientific Tour (Wisata pengetahuan)

Untuk memperoleh pengetahuan/penyelidikan terhadap suatu ilmu


pengetahuan misalnya ingin melihat gerhana.

f. Pile Image Tour (Wisata Keagamaan)

Melakukan ibadah keagamaan

g. Hunting Tour (Wisata perburuan)

Menyelenggarakan pemburuan binatang yang di ijinkan oleh pengasuh


sebagai hiburan semata-mata misalnya babi hutan, kangguru di australia
dll.

3. PENYELENGGARAAN
a. Eksekusi (Exsecursion)

Perjalanan jarak pendek ditempuh kurang dari 24 jam mengunjungi satu


atau lebih objek wisata.

b. Safari tour

Perjalanan wisata yang di selenggarakan secara khusus dengan


perlengkapan maupun peralatan khusus pula yang tujuan maupun objek
kunjungan wisata pada umunya, misal tour safari, ujung kulon.

c. Youth Tour (Wisata Remaja)

66
Ini di khususkan untuk bagi remaja menurut golongan umur yang
ditetapkan oleh hukum negara masing-masing (masih di bawah 21 tahun/
belum kawin

d. Cruize Tour

Perjalanan ytang menggunakan kapal pesiar mengunjungi objek wisata


bahari dan objek wisata di darat tetapi menggunakan kapal pesiar sebagai
basiis keberangkatan.

e. Marine Tour

Suatu kunjungan objek wisata , khususnya untuk menyaksikan keindahan


lautan (Menyelam) dengan perlengkapan selam lengkap.

2.12.2 FAKTOR-FAKTOR DALAM PENYUSUSNAN PAKET


WISTA

1. Lingkungan Ekonomi dan Finansial


2. Lingkungan hidup, terutama menyangkut pemanfaatan objek wisata dan
budaya/ nilai-nilai yang dianut masyarakat dilokasi wisata maupun di
tempat asal wisatawan.
3. Target market/pasar dari produk wisata dalam arti
a. Saingan dari produk wisata sejenis
b. Karakteristik wisatawan
c. Detail, produk wisata.
d. Kelayakan harga paket (dibandingkan nilai produk)
4. Pemilihan peralatan dan tehnik yang akan digunakan selama kegiatan
berlangsung (mulai dari persiapan produk sampai dengan pasca produk)
5. Saran dan fasilitas perjalanan termasuk pada objek wisata.
6. Mutu/kwalifikasi dan pengelola paket tour (mulai dari survei, tour planer,
promo; sales, tour, dll.)
7. Peraturan dan perundang-undangan daripemerintah lokal/pusat maupun
dari negara asla wisatawan.

67
A. Faktot-faktor yang mempengaruhi perencanaan paket wisata
1. Tujuan wisata
2. Lokasi wisata yang diinginkan
3. Lama tinggal
4. Biaya
5. Biaya akomodasi
6. Biaya pembuatan dokumen

2.12.3 Langkah-langkah menyusun ittenerary

1. Durasi

Durasi perjalanan ini sangat penting untuk diketahui di awal-awal membuat


rencana perjalanan/ittenerary, karena dengan mengetahui durasi perjalanan
secara tepat, faktor-faktor pendukung perjalanan lainnya seperti waktu
keberangkatan dan waktu kembali, jenis akomodasi, total biaya dan lai-
lainnya dapat dihitung secara cermat.

2. Biaya

Biaya atau kursial bagi wisatawan karen biaya menjadi acuan jasa.

3. Tujuan

Perjalanan akan sangat mempengaruhi biaya yang harus kita keluarkan


semakin jauh suatu perjalanan semakin besar pula biayanya yang harus
dikeluarkan

4. Kegiatan

Dari berbagai tempat yang telah ditentukan di atas, barulah menyususn apa
saja kira-kira daftar keggiatan yang dapat di lakukan , dari masing-masing
lokasi wisata tersebut.

5. Waktu

Timing merupakan penggabungan durasi dan waktu dalam skala yang lebih
detail, hingga hitungan detik

6. Contack person

68
Siapakh saja orang-orang yang dapat memebantu anda selama proses
perjalanan wisata.

7. Transportasi

Jenis transportasi yang di butuhkan selama melakukan sebuah perjalanan


yang akan sangat mempengaruhi dari segi biaya yang dibutuhkan.

HARGA PAKET WISATA (7d,6d,)

Harga paket wisata 6 hari 5 malam adalah14.200.000 + 15% = 16.330.000 :


4 pax = 4.082.500

Include :

 Hotel
 Transportasi
 Makan Minum
 Tiket Pesawat
 Tiket Masuk pesawat
 Guide

No Perlengkapan Harga/wisata/hari Jumlah

1. Pesawat dari 1.550.000 x 4 6.200.000


GTO-LOP pax

2. Rental Mobil 250.000 x 6 hari 1.500.000


7d,6n

3. Bensin 200.000 x 6 hari 1.200.000

4. Prima Hotel 750.000 x 6 hari 9.000.000


x 2 room

5. Entrance free 50.000 x 4 pax 200.000

6. Makan 50.000 x 4 pax x 1.200.000


Minum 6 hari

69
7. Guide 500.000 x 6 hari 3.000.000

Total 14.200.000

Total 14.200.000 + 6.200.000 = 20.400.000 + 15% = 23.460.000

Tanggal Waktu Lokasi Ittenerary Remaks

01 11.0 Bandar Menjempu 6 pax


des 0 Udara t
18 Zainuddi- Wisatawa
n Abdul n
Madjid

12.0 Lombok Check-in 2 room


0 Garden
Hotel

12.3 Lombok Mandi,dll.


0 Gareden`
Hotel

13.4 Resto Lunch 5 org


5 Rinjani
Lodge

15.2 Lombok Istirahat, 4 org


0 Garden nonton, dll
Hotel

18.3 Resto Makan


0 interior malam

02 des 08.0 Pantai Mandi 20rb/or


18 0 Punaga g

70
12.0 Resto Lunch
0 Tanjung
Karang

14.4 Lombok Istirahat


5 Garden
Hotel

18.3 Resto Makan


0 gilik malam
sudak

21.45 Prima Istirahat


Hotel

03 09.00 Pantai Gili Hunting, 20rb/org


des Nanggu diving
18

12.30 Mimi Lunch


Resto

15.05 Lombok Istirahat


Garden mandi dll
Hotel

19.00 Resto Makan


Rinjani malam
Rodge

21.30 Lombok Istirahat


Garden
Hotel

04 09.00 Air Terjun Hunting, 30rb/org


des Gile dll
18

71
12.30 Resto Lunch
Rinjani
Lodge

14.45 Lombok Istirahat


Garden
Hotel

18.30 Resto Makan malam


Tanjung
Karang

21.00 Prima Istirahat


Hotel

05 08.30 Gunung Mendaki, 10rb/org


dess18 Rinjani hunting

12.00 Resto Lunch


Rinjani
Rodge

15.00 Lombok Istirahat,nonton


Garden
Hotel

19.00 Resto Makan mlam


Gilik
Sudak

21.00 Lombok Istirahat


Garden
Hotel

06 des 09.00 Pulau Bersantai, 20rb/org


18 Gilik diving
Riyuk

72
11.55 Pink Lunch
Beach

14.45 Lombok Check out


Granden
Hotel

18.30 Bandara Check tiket


Zainudd-
in Abdul
Madjid

20.30 Airplane Take off

2.13 TIM (Travel Information Manual)

Pengertian, ruang Lingkup dan fungsi Biro Perjalanan wisata

Biro perjalanan wisata (BPW) adalah perusahaan yang khusus mengatur


dan menyelenggarakan perjalanan seseorang dan kelompok dan termasuk
kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain.

Fungsi perusahaan perjalanan adalah :

1. Organizer, yang terdiri dari :


a. Woleshaler.
b. Reatil Tour Operator
2. Intermediary, terdiri dari kelas :
a. Mediator
b. Representatif

Atau intermediary ini dalam perusahaan penerbangna disebut dengan


istilah :

a. General sales gent (GSA)

73
b. Sales Agent (SA)
c. Sub agent

1. Informasi perjalanan

Perusahaan perjalanan harus mampu menyiapkan pelayanan ioformasi yang


menyangkut keperluaan mencapai tujuan perjalanan dan informasi yang
menyangkut daerah tujuan perjalanan .

Hal-hal ini yang merupakan pertanyaan-pertanyaan yang sering


disampaikan kedapa perusahaan perjalanan, menyangkut informasi tentang
:

a. Jenis angkutan ; darat , laut dan udara.


b. Harga/biaya/tarif yang menyangkut fasilitas perjalanan termasuk cara-cara
perhitungannya
c. Jadwal (time table/scedule)
d. Peraturan yang menyagkut dokumen perjalanan
e. Karantina dan kesehatan
f. Iklim dan cuaca
g. Mata uang
h. Akomodasi dan restoran
i. Sightseeing, excusrion dan paket tour
j. Entertainment
k. Program dan ruter perjalanan

2. Memberikan saran Program Perjalanan

Perusahaan perjalanan memberikan saran kepada orang yang mengadakan


perjalanan tentang acara/program perjalanan atau tour ittenerary, apkaah
mengenai perjalanan biasa ataupun perjalanan wisata dengan gambaran
tentang fasilitas wisata, tempat tujuan serta hal-hal lainnya yang diperlukan
oleh pejalan atau traveler.

74
3. Menjual tiket

Tiket diartikan sebagai suatu dokumen perjalanan tertulis atau tercetak


menyatakan bahwa orang yang namanya tertera dalam dokumen tersebut
berhak untuk menerima pelayanan perjalanan yang sesuai dengan apa yang
tertulis di dalam dokumrn tersebut.

Jenis-jenis tiket y ang dijual oleh perusahaan perjalanan adalah sebagai


berikut :

1. Tiket penumpang/ tiket transportasi


a. Tiket perusahaan penerbangan
 Internasional
 Nasional
 Regional
 charter
b. tiket kapal laut
 Tiket kapal penumpang
 Tiket kapal pesiar (cruise ship)
c. Tiket kereta api
d. Bus/Mini Bus, taxi charter
 Tiket transfer service
 Tiket tour
2. Tiket Non Penumpang
a. Tiket kegiatan olahraga
b. Tiket pertunjukan kesenian

Ruang Lingkup Biro Perjalanan Wisata :

1. Membuat, menjual dan menyelenggarakap paket wisata


2. Mengurus jasa angkutan pemrograman atau kelompok
3. Melayani pemesanan akomodasi, restaurant dan sarana wisata lainnya
4. Menyelenggarakan paduan perjalanan wisata
5. Melayani penyelenggaraan konvensi

75
6. Mengurus dokumen perjalanan.

Syarat mendirikan travel agent atau usaha biro perjalanan wisata/ agent
perjalanan wisata :

1. Akte pendirian perseroan terbatas khusus travel


2. NPWP Perusahaan (semua pemegang saham harus memiliki NPWP)
3. Domisili Perusahaan
4. SITU (surat izin tempat usaha)
5. SIUP (surat Izin usaha perdagangan)
6. SIUP (surat izin usaha pariwista)
7. Surat izin sementara / tetap dari dinas pariwista pemda setempat menjadi
anggota ASITA

Dokumen perjalanan/Travel Document

Dokumen perjalanan (Travel dokumen) adalah segala surat atau keterangan


yang di perlukan oleh seseorang untuk melakukan perjalanan, yang
menyangkut identitas diri yang secara resmidiakui baik di dalam maupun
diluar negeri.

Dari pengertian di atas maka dokumen perjalanan ini dapat di bedakan


menjadi 2 (dua) :

1. VALUABLE TRAVEL DOCUMENT

Yaitu dokumen perjalanan yang mempunyai nilai/harga karena disamping


dapat digunakan untuk mendapat jasa pelayanan perjalanan juga
merupakan surat berharga yang dapat ditukarkan dengan nilai uang. Yang
termasuk ke dalam jenis dokumen ini adalah : Ticket, travel voucher,
miscelleneous charges order,

2. UN-VALUABLE TRAVEL DOCUMENT

76
Yaitu dokumen perjalanan yang tidak mempunyai nilai/harga karena tidak
dapat di tukarkan dengan sejumlah jasa/barang maupun dengan nilai uang
sebagaimana.

Adapun yang termasuk ke dalam kategori dokumen adalah :

 Paspor
 Visa
a. PASPOR

Secara umum pengertian paspor adalah dokumen perjalanan yang


dikeluarkan oleh suatu negara bagi warga negaranya untuk melakukan
perjalanan keluar negri. Dokumen tersebut berisikan data pribadi dari
pemegang pspor yang menyangkut, Nama Lenkpa, Tempat tanggal lahir,
tanda khusus pemegang paspor, kebangsaan, agama, photo, dan masa
berlaku paspor.

Jenis-jenis Paspor

1. Normal Paspor (paspor biasa)


2. Official passport (pasport dinas)
3. Haji passport (paspor haji)
4. Paspor Keluarga/ Gabungan
5. Diplomatik pasport
6. Paspor RI untuk Orang asing
7. Pasport Pelaut

Persyaratan Pembuat pasport

1. Kartu Indentias diri (KTP)


2. SKBB dari kepolisian
3. Mengisi formulir permohonan pembuatan paspor
4. Pas photo terbaru
5. Sidik jari dan wawancara khusunya pemohon paspor biasa

77
B. VISA

Visa adalah dokumen resmi yyang dikeluarkan oleh satu negara atau
perwakilan sebagai tanda diperkenankannya seseorang dari negara lain
memasuki wilayah negara tertentu.

Dalam visa yang di keluarkan, di cantumkan hal-hal sebagai berikut :

 Nomor dan tanggal penegeluaran


 Jenis visa yang diberikan
 Masa berlaku visa
 Berapa kali visa tersebut bias digunakan

Syarat-syarat permohonan Visa diantaranya :

1. Dapat memperlihatkan pasport yang sah dan masih berlaku


2. Sudah memeperoleh exit permit
3. Sudah memiliki tiket pulang pergi
4. Membawadan menunjukkan jenis uank yang akan menggunakan
5. Memberikan alamat tetap
6. Photo sesuai permintaan
7. Mengisi aplication form dan membayar bea yang sudah di tetapkan oleh
perwakilan negara yang dikunjungi
8. Memperlihatkan rekening koran dan bank

78
Macam-macam VISA

1. Visa Transit
2. Visat Wisata
3. Visa Dinas
4. Visa Pelajar
5. Visa Diplomat
6. Visa Bekerja
7. Visa khusus Pelaut dan Awak Pesawat
8. Visa Kunjungan Usaha
9. Visa Kunjungan Social usaha
10. Visa berdiam sementara

2.14 Dangerous Goods

2.14.1 Penegertian Dangerous Goods

Dangerous goods adalah barang/bahan yang dapat


membahayakankesehatan , keselamatan jiwa, dan harta benda serta
keamanan dan keselamatan penerbangan.

2.14.2 Regulasi

Maka dari itu ada aturan atau undang – ndang yang mengatur mengenai
keamanan dan kselamatan penerbangan dimana salah satunya yaitu
menangani tentang DG (Dangerous Good) yaitu Surat Keputusan Dirjen
Hubud Nomor : SKEP 2765/X11/1998 Tentang pengangkutan bahan
dan/atau barang berbahaya dengan pesawat udara, yang mengacu pada
aturan internasional ICAO Annex 18 The Safe Transport of Dangerous
Goods by Air, dan pada Document 9284-AN/905 Technical Instruction The
Safe Transport of Dangerous Goods by Air ( berupa petunjuk teknisnya ),
ditambah pula dengan Document 9481-AN/928 Emergency Respons
Guidance for Aircraft Incidents Involving Dangerous Goods ( petunjuk
darurat apabila pesawat mengalami kecelakaan akibat DG). Selain tersebut
di atas dalam penerbangan internasional di atur pula di dalam IATA (
International Air Transport Association ). Aturan tersebut merupakan

79
aturan Nasional dan Internasional,dan semua orang wajib mengikui aturan
yang berlaku demi terciptanya tujuan yaitu keamanan dan keselamatan
penerbangan.

Barang berbahayayang di bawah penumpang

1. Forbidden (Terlarang)

Barang/bahan yang dapat meledak, dapat menimbulkan reaksi yang


berbahaya, menimbulkan api/ berupahan panas yang dapat membahayakan
atau mengeluarkan emisi yang beracun

2. Acceptable (diterima)

Barang yang dapat di angkut dengan mengikuti persyaratan tentang


pengangkutan barang berbahaya dalam hal klasifikasi, keamanan, markas
& label, dan dokumentasi.

3. Exemted (Dibebaskan)

Barang/bahan yang dapat di angkut dengan mendapatkan izin khusus


secara tertulis

4. Exepted (Dikecualikan)

Barang berbahaya yang boleh dibawah penumpang/km, beberapa bahan


berbahaya yang di angkut melalui pos udara dengan mengikuti persyaratan
pengenkutan bahan/ barang berbahaya, barang/bahan untuk keperluan
pesawat, serta suku cadang pesawat dan peralatan penggantian keperluan
lainnya.

 Kelas 1 : bahan/barang yang mudah meledak (explosive materials).


 Kelas 2: bahan/barang terbakar jika ditekan (compressed
deeplyrefrigerated)
 Kelas 3 : bahan/barang cairan yang mudah terbakar jika terkena
gesekan/terkena api (flammable liquid, tinner, alcohol)
 Kelas 4 : bahan/barang serbuk yang mudah terbakar/terkena air (carbon
dioxide, carbide)

80
 Kelas 5 : bahan/barang yang mudah menguap yang apabila terhirup oleh
manusia/binatang akan mengantuk/pingsan.
 Kelas 6 : bahan/barang mengandung racun yang sangat berbahaya bila
terkena makanan (pestisida, pupuk)
 Kelas 7 : bahan/barang yang mengandung radioaktif/zat helium dan
mercury.
 Kelas 8 : bahan/barang yang mengandung karat/garam
 Kelas9: bahan/barang yang dapat menimbulkan magnet yang akan
mempengaruhi kompas pesawat jika cara pemuatannya salah (besi
berbentuk silinder berukuran besar).

2.15 KOMPUTER

Komputer secara umum adalah alat yang dipakai untuk mengelolah


kata menurut prosedur yang telah dirumuskan dimana komputer sendiri itu
merupakan perangkat elektronik yang terdiri dari beberapa komponenyang
saling bekerja sama membentuk sebuah sistem kerja.

1. Software (Perangkat Lunak)

Software adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan di aturoleh


komputer , perangkat lunak ini tidak dapat di sentuh dan di lihat secara
fisik namun bisa di operasikan

2. Hardware (Perangkat Keras)

Hardware dapat bekerja berdasarkan perintah yang telah ditentukan ada


padanya, atau juga yang di sebut dnegan istilah instruction set. Dengan

81
adanya perintah yang di mengerti hardware tersebut dapat melakukan
berbagai kegiatan yang telah di tentukan oleh pemberi perintah.

berdasarkan fungsinya, perangkat keras komputer di bagi menjadi :

a. Input device (unit masukkan)


b. Process device (unit proses)
c. Output device (unit keluaran)
d. Backing storange (unit menyimpan)
e. Periferal (unit tambahan)

2.16 ABACUS

Abacus system adalah sistem yang digunakan oleh airlines yang sudah
bertaraf international. Namun tidak semua airlines international
menggunakan abacus.

 Abacus dapat di operasikan dengan 2 car


 Manual
 By System

A. Keyboard mipping
1. Availabe : Memperlihatkan available seat untuk hari ini
2. Flifo : istilah penerbangan
3. Gfax : (gmailfax) mengirim email
4. Fax : mengirim informasi dengan cara mengangkat telpon saat mengirim
kopian surat
5. Remaks : (keterangan/catatan) kode booking ditekan sebelum tekan rumus
6. Received : melihat siapa yang telah membooking tiket
7. Ticketing : issued tiket
8. Tl : Informasi Time Limted
9. Fone : memasukan nomor telpon
B. Agent Sign In

Abacus mempunyai area kerja untuk sine-in terdiri area A, B ,C , D dan E

82
 Sign-in : SI*0211IM
 Sign Out : SO*
 Format entry : SI (Number) min 2, max 6 character

Contoh : SI3234

Keuntungan mempunyai lebih dari satu area adalah Agent dapat


membuat transaksi yang berbeda-beda secara bersamaan tanpa
mempengaruhi transaksi lain.

Lebih dari satu user dapat sine in dalam satu komputer

C. Sign Out

Apabila kita sudah melakukan aktifitas didalam abacus system, sebaiknya


dilakukan fasilitas sign out ini dengan tujuan keluar dari sutau atau seluruh
area yang aktif.

D. Decode and Encode

No Description Decode Encode


1. City W/*FRA W/-CCFRANKUT
2. Airlines W*/JL W/-ALJAPAN
Airlines
3. Equipment W/*EQ*DLO W/EQ-Boeing
4. Travel W/*V358 W/-TAKUTA
Agent CEMERLANG
5. Country HCCC/TW HCCC/Australia
6. Airport --0-- W/-Apchaing may

E. Schedule Display

Mandatory

83
 P : Phone (9) Redisplay *p9
 R : Receive From (6) Redisplay *p6
 I : Ittenerary (0) Redisplay *I
 N : Name (-) Redisplay *N
 T : Ticketing (7) Redisplay *p7

End Of Transaction

Lanjutan Fare Quote

Beberapa tambahan entries yang dapat digunankan dan di gabungkan


dengan basic entry untuk menghasilkan fares yang lebih spasific.

Contoh :

Entry With Option Comments


FQ Jktsin Single Entry Without carrier
FQ Tyonsin29sep To quote fare on travel date
FQ Jkthkg-Cx Fare Quote qith Carrier
FQ Laxfovac-Aa VUSA(Visit) Another
(country)
FQ Dpshkg-Cxpgrp GRP : Group fare
FQ Jktkulex-Mh Excn(Excursion) is the type of
fare

 Fare Rules

Untuk melihat fare rules pada abacus system

Entry : RD (line Number)*M

Basic Entry : FQJKTKUL-MH

 Tax Information

Melihat tax code untuk semua negara

84
Entry : TXN*(C name/country C/city Code)

Kemudian kita bisa entry : TXN**WQ

PNR Ticket Record

Sebelum kita melangkah untuk memulai pricens sebuah PNR, ada baiknya
mengetahui sedikit mengenai ticket record yang akan muncul dalam sebuah
PNR, yaitu :

1. Not Price
 PNR belum mempunyai harga, sehingga kita bisa melakukan dokument
issued
 PNR tersebut sudah penuh mempunyai harga (dipicing rapi tapi recordnya
dihapus)
2. Auto Priced
 PNR sudah mempunyai harga yang dihitung secara otomatis oleh system
abacus dan agent menerima harga tersebut dan tidak melakukan perubahan
ticket record auto price, ini akan di guaratee oleh abacus.
3. Memulai Priced
 PNR sudah mempunyai harga dan dihitung secara otomatis oleh system
tetap agent ada melakukan perubahan pada salah satu komputer di dalam
fare record sebelum menerima fare tersebut.
 PNR sudah mempunyai harga tetapi harga yang diberikan oleh system
tidak sesuai dengan RBD yang ada di dalam PNR
4. Awaiting Aprice
 PNR sudah pernah mempunyai harga tetapi ada perubahan di dalam
ittenerary sehingga otomatis akan mempengaruhi fare record
 Jika ticket record menjadi “awaiting Price” maka kita harus melakukan
delete pricing dan membuat pricing kembali.
5. Rate Desk Price
 PNR dihitung menurut perhitungan agent sendiri (input manualy)
 PNR sudah dihitung oleh system tetapi sesudah agent munerima perubahan
pada slaah satu fare componennya.

85
2.17 WB (Weight and Ballance)
A. AERODYNAMIC (keseimbangan pesawat)

Ilmu yang mempelajari sifat-sifat udara dan gas dalama keadaan bergerak
pengaruhnya terhadap benda-benda bergerak di dalamnya,

 Properties
 Nitrogen
 Oxigen
 Water pavor
 Argon
 Carbon
 Hidrogen
 Heon
 Hellium

Pesawat terbang bekerja berdasarkan prinsip hukum bernouli dengan


menggunakan Venturi Tube dikatakan bahwa udara bergerak dari daerah
bertekanan tinggi didaerah.

An aircraft in Flight is acted four forus

 Lift (daya angkut )


 Weight (daya berat)
 Trust (daya doorng)
 Drag (daya hanmbat)
 Forces (kekuatan)

86
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang pengetahuan seputar dunia penerbangan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan adanya materi-materi seperti ini dapat membantu menambah
pengetahuan seputar dunia penerbangan.
2. Selain menambah pengetahuan, pembahasan ini juga memberikan
pemahaman bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang customer terutama
di lingkungan Bandar udara. Karena setiap pekerjaan itu selain dilakukan
dengan niat ikhlas juga harus didasarkan pada pengetahuan dan
keterampilan.

B. Saran
Untuk pengembangan yang lebih lanjut maka penulis memberikan saran
untuk membantu edutama college dalam masa yang akan datang.
1. Kedisiplinan dan etika.
2. Perlunya penambahan peralatan komputer agar siswa bisa langsung
mempraktekkan apa yang diterima.

87
DAFTAR PUSTAKA

Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa. Edisi Keempat. Andi. Yogyakarta

http://id.m.wikipedia.org/wiki/angkasa_pura_I

http://repository.mercubuana.ac.id/18353/2/cover.pdf

https://www.slideshere.net/mobile/astarioadinugraha/skripsi-astario-adi

http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/71935/potongn/diploma-2014-
321001-chapter1.pdf

88

Anda mungkin juga menyukai