Terdapat hubunga yang sangat erat antara aspek perkembangan estetis, afektif, kognitif, bahasa, fisik dan sosial anak. Tidak ada satu aspek perkembangan pun yang terpisah antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh seorang guru yang mengamati anak muridnya yang bermain sepak bola dengan sangat gembira dapat dikategorikan kegiatan tersebut sebagai kegiatan fisik motorik murni, akan tetapi kemampuan anak bermain sepak bola dipengaruhi oleh berbagai proses perkembangan, yang meliputi : Estetis : mengapresiasi keindahan gerakan pemain lain, menyenangi irama permainan. Afektif : menunjukkan ketidaksetujuan terhadap orang luar yang ikut campur tangan, menerima kritik dan keluhan pemain lain, dan mengekspresikan kegembiraan dan kemarahan. Kogntifi : menentukan banyaknya pemain yang boleh ada di ruangan atau tempat tertentu, mengingat siapa yang telah mendapat kartu kuning, menganalisis bagaimana mengatur pihak lawan akan melakukan penyerangan. Bahasa : menggunakan kata-kata untuk menjelaskan peraturan, merespon arahan guru sebagai pelatih. Fisik : berlari, melempar, dan menendang bola. Sosial : bekerja sama mengatur serangan dan menjaga daerah pertahanan. Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa aspek perkembangan yang satu mempengaruhi perkembangan yang lainnya, proses sosial membentuk proses kognitif, proses kognitif meningkatkan kemampuan sosial, proses fisik mempengaruhi bahasa dan kognisi. Dengan demikian perlu dipahami bahwa ketika kita berpikir tentang anak sebaiknya diingat bahwa mereka adalah manusia secara keseluruhan yang semua aspek perkembangannya perlu difasilitasi pendidik sehingga mencapai tingkat perkembangan yang optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadang-kadang pendidik lebih memandang istimewa satu aspek perkembangan tertentu, misalnya hanya menekankan keterampilan kognitif dan kurang memperhatikan aspek lainya seperti keterampilan emosi dan sosial. (Spodek,1986). Ini jelas bertentangan dengan prinsip perkembangan anak usia dini.
2. Perkembangan terjadi dalam urutan yang teratur
Perubahan terjadi secara teratur dalam arah yang relatif dapat diprediksi. Misal, sebelum seorang anak dapat berjalan, pertama-tama anak belajar mengangkat kepalanya, kemudian duduk tegak, merangkak, berdiri dengan bantuan dan kemudian berdiri tanpa bantuan. Implikasinya dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : - Pendidik hendaknya dapat mengamati dan memahami perkembangan setiap anak secara cermat sehingga familiar dengan urutan perkembangan yang relevan dalam setiap domain. - Para pendidik hendaknya menggunakan pengetahuan tentang perkembangan anak untuk menentukan kebutuhan anak secara individual. - Guru hendaknya menggunakan pemahaman tentang perkembangan anak untuk menentukan pemahaman dan perilaku baru yang secara logis dapat meningkatkan kebermaknaannya bagi anak. - Guru hendaknya menolak hal-hal yang terlalu menekan anak untuk mempercepat perkembangannya, misal yang berhubungan dengan pengenalan huruf, ejaan, angka, atau menulis dengan tangan.
3. Perkembangan anak berlangsung pada tingkat yang beragam
di dalam dan diantara anak Setiap anak berkembang sesuai dengan dirinya sendiri. Tidak ada dua anak yang sama persis, meskipun kembar identik. Perbedaan itu berkaitan dengan aspek fisik seperti warna kulit, tinggi dan berat badan, warna rambut, maupun aspek psikis seperti kecerdasan, bakat, minat, dan kebutuhan. Perbedaan dalam perkembangan berlangsung dalam dua cara yaitu intrapersonal dan interpersonal. Variasi intrapersonal misalnya seseorang bayi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam aspek fisiknya, meskipun perkembangan bahasa juga mengalami kemajuan namun relatif lebih lambat. Variasi interperonal, maksudnya anak-anak pada usia yang sama menunjukkan perkembangan yang berbeda- beda. Implikasinya bagi pendidik adalah : § Guru hendaknya meolok konsep atau prinsip pendidikan yang memfokuskan pada salah satu dimensi tunggal misalnya tes IQ. § Guru hendaknya mengamati anak-anak untuk menemukan pola- pola tingkah laku setiap anak dalam aspek perkembangan yang bervariasi. § Guru hendaknya merancang jadwal kegiatan yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan menyesuaikan diri, serta mengubah jadwal itu secara bervariasi untuk memenuhi kebutuhan anak. § Kegiatan kelas dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang beraneka ragam. § Guru hendaknya mengulang kegiatan lebih dari satu kali dalam setahun dengan metode yang bervariasi. § Para guru hendaknya mendokumentasikan catatan perkembangan anak berdasarkan hasil pengamatannya dari satu fase perkembangan ke fase perkembangan lainnya.
4. Perkembangan baru didasarkan pada perkembangan
sebelumnya Perkembangan didasarkan pada masa lalu, sekarang dan masa datang. Kemampuan anak untuk memahami hal-hal baru didasari oleh kesiapan yang telah ada dalam diri anak. Implikasinya dalam pembelajaran yaitu : § Guru hendaknya berinteraksi dengan anak dan mengamati mereka untuk menemukan apa yang dapat mereka ketahui dan apa yang dapat mereka lakukan. § Guru merencanakan pembelajaran yang didasarkan pada tingkat pemahaman dan perilaku yang ditunjukkan setiap anak. § Perbanyak kesempatan yang dapat dilakukan oleh anak untuk mengeksplorasi dan mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya. § Guru membantu anak untuk membuat hubungan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya dan mendukung perkembangan menuju konsep atau keterampilan yang lebih kompleks.
5. Perkembangan mempunyai pengaruh yang bersifat
kumulatif Pengalaman yang dilalui seseorang mempunyai pengaruh positif maupun negatif terhadap perkembangan selanjutnya dan sangat bergantung pada keadaan. Lilian katz dan Sylvia Chard menggambarkan suatu kasus untuk mempertimbangkan pengaruh negatif jangka panjang dari praktek-praktek pembelajaran disekolah yang sering memberikan lembar kerja setiap hari kepada anak-anak. Para guru yang tidak memahami akibat-akibat dari penggunaan teknik-teknik sporadis seperti itu mungkin memandang hal itu tidak berbahaya bagi anak. Tetapi jika teknik itu sering digunakan maka akan mengakibatkan anak kurang dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, atau mereka akan mengalami hambatan dalam perkembangan intelektualnya. Implikasinya dalam pembelajaran adalah : § Para guru hendaknya mempertimbangkan pengaruh jangka pendek maupun jangka panjang dari pengalaman anak. § Hendaknya dilakukan penelitian jangka panjang (studi longitudinal) tentang cara belajar anak. § Praktek pendidikan yang berorientasi perkembangan hendaknya dijelaskan kepada orangtua, teman sejawat dan para pembuat keputusan untuk mendukung perkembangan dan belajar anak.