Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MENEJEMEN KONSTRUKSI PROYEK

OLEH:
Revor S Kasenda
(16211045)

DOSEN:
Dr. Shirly Lumeno,ST,MT

MATA KULIAH:
MENEJEMEN PROYEK

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2018
MENEJEMEN KONSTRUKSI PROYEK
BAB 1
Pendahuluan

Latar Belakang
Sebelumnya kita harus mengetahui arti dari proyek .Dimana proyek adalah
bentuk usaha dalam mencapai tujuan yang ditentukan dan dibatasi oleh waktu
dan juga sumber daya yang terbatas. Sehingga garis besar dari proyek
konstruksi, yaitu suatu upaya untuk mendapatkan hasil yang dirubah menjadi
bangunan atau infrastruktur. Infrastruktur atau bangunan ini mencakup
beberapa pekerjaan utama yang termasuk di dalamnya bidang teknik
sipil/eangineer dan arsitektur/designer(perencana), juga dapat melibatkan
disiplin ilmu pengetahuan lainnya seperti akutansi/keuangan, teknik mesin,
teknik industri dan elektro.
Lebih dalam dari Manajemen Proyek Konstruksi(CPM), suatu proses penerapan
fungsi/kegunaan manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan
penerapan.Dimana berjalan secara sistimatis pada setiap bagian – bagian
tersebut yang terdapat pada proyek, dengan mengoptimalkan sumber daya
yang ada secara efisien dan efektif agar tercapai tujuan proyek tersebut
dengan benar.
Manajemen Konstruksi membawahi mutu fisik dari konstruksi, biaya dan
waktu. Dimana manajemen tenaga kerja/sumber daya manusia dan manjemen
material lebih ditekankan dan digunakan. Karena pada Manajemen Konstruksi,
dua puluh persen dari manajemen perencanaan berperan dan sisanya, yaitu
manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu
proyek mendapatkan bagian yang lebih besar.
Rumusan Masalah
Menelisik dari latar belakang yang tertera di atas maka dapat diperoleh
masalah – masalah yang perlu akan pembahasan dan berkesinambungan
sehingga masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah makna sebenarnya dari menejemen proyek konstruksi itu
sendiri?
2. Seperti apakah tujuan dari menejemen proyek dalam pelaksanaan
menejemen konstruksi?
3. Apa saja pembentuk – pembentuk dari menejemen proyek mengingat
peranaannya sebagai menejemen konstruksi?
4. Seperti apakah peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek?
5. Seperti apakah tahapan siklus proyek konstruksi?
6. Seperti apakah karakteristik siklus proyek dalam menejemen konstruksi?
Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari rumusan masalah di atas yang
membahas mengenai menejemen proyek yakni :
1. Mengetahui makna dari menejemen proyek konstruksi itu sendiri
2. Mengetahui apakah tujuan sebenarnya dari menejemen proyek dalam
pelaksanaan menejemen konstruksi
3. Mengerti akan apa saja pembentuk – pembentuk dari menejemen proyek
mengingat peranaannya sebagai menejemen konstruksi?
4. Mengetahui peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek
5. Mengetahui seperti apakah tahapan siklus proyek konstruksi
6. Mengetahui apakah karakteristik siklus proyek dalam menejemen
konstruksi
BAB 2
PEMBAHASAN

Setelah mengetahui rumusan masalah dan tujuan maka dapat di


jadikan pembahasan satu demi satu dari tujuan penulisan makalah ini.

2.1 Makna sebenarnya dari menejemen proyek konstruksi


Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam
proyek dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi
dikelompokKan dalam5M (manpower, material, mechines, money and
method).

Manajemen telah banyak disebut sebagai “seni untuk merealisasikan


pekerjaan melalui orang lain”. Definisi ini mengandung arti bahwa para
manajemen mencapai tujuan
organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai
pekerjaan yang
diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan – pekerjaan itu
sendiri.

Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu,


tetapi definisi tersebut memberikan kenyataan bahwa manajemen berutama
mengelola sumber daya manusia,bukan material atau finansial. We are
managing human resources. Selain manajemen
mencakup fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan),
pengorganisasian
(perancangan dan penugasan kelompok kerja), penyusun personalia
(penarikan, seleksi,
pengembangan pemberian kompensasi dan penilaian prestasi kerja),
pengarahan
(motivasai, kepemimpinan, integritas, dan pengelolaan konflik) dan
pengawasan.

Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada


definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Seperti yang
dikemukakan oleh Stoner
sebagai berikut :

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan


pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata


proses bukan seni.
Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah
kemampuan
dan keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk
melakukan pekerjaan.
Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer, tanpa
memperdulikan
keahlian atau keterampilan khusus mereka. Harus melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu
yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu


perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

2.2 Tujuan dari menejemen proyek dalam pelaksanaan


menejemen konstruksi
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau
mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan
pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan,
biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil
ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu( Quality Control ) ,
pengawasan biaya ( Cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time
Control ).
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap
perencanaan, namun dapat juga pada tahap – tahap lain sesuai dengan tujuan
dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap
– tahap proyek sebagai berikut
Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek.
Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis
operasional proyek, dalam bentuk masukan – masukan dan atau keputusan
yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup
seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan,
pelaksanaan dan penyerahan proyek.
Tim Manajemen Konstruksi sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan
pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak (‘feasible “)
mulai dari tahap disain.
Tim Manajemen Konstruksi akan memberikan masukan dan atau keputusan
dalam penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen
konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain

Manajemen Konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan


pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila
manajemen konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan
menekankan pemisahan kontrak – kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.
2.3 Pembentuk menejemen proyek sebagai menejemen konstruksi
Unsur-unsur menejemen
Komponen-komponen sistem yang berupa unsur atau subsistem terkait
satu dengan yang
lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem fungsi dan efektifitas
sistem dalam
usaha mencapai tujuannya tergantung dari ketepatan susunan rangkaian atau
struktur
terhadap tujuan yang telah ditentukan.

1.Bersifat Dinamis
Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan prilaku tertentu. Prilaku sistem
umumnya dapat diamati pada caranya mengkonversikan masukkan (input)
menjadi hasil
(output ).
2.Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah Komponen-komponennya
Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara benar,
maka akan
terjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari pada jumlah bagiannya.

3. Mempunyai Arti yang Berbeda


Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau diartikan berbeda, tergantung
siapa
yang mengamatinya dan untuk kepentingan apa.

4.MempunyaiSasaranyangJelas
Salah satu tanda keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang
jelas.
Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah awal untuk mengetahui
perilaku suatu
sistem dan bagiannya.

5. Mempunyai Keterbatasan
Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari
lingkungan,
sedangkan faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.

2.4 Peranan Manajemen Konstruksi pada tahapan proyek


Agency Construction Manajement (ACM)
Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari
pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface)
antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan
MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin
waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik
mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai
dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.

Extended Service Construction Manajemen (ESCM)


Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak
kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan
terjadi "konflik-kepentingan" karena peninjauan terhadap proses perancangan
tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan
menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain kemungkinan
melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/
KONTRAKTOR.

Owner Construction Management (OCM)


Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi
profesional yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang
dilaksanakan

Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)


Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil
pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi
bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi
dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak
sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang
dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan
dalam sebuah proyek pembangunan.
Construction Management Association of America (CMAA)
menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang
manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga,
manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen
keselamatan, dan dan praktek profesional.

Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi


adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan
dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. Sebagai manajer proyek
konstruksi akan menangani semua tahap konstruksi proyek Anda. Pada tahap
pra-konstruksi, kita akan melakukan semua yang diperlukan studi kelayakan
dan penelitian. Kemudian datang desain dan perencanaan. Setelah spesifikasi
arsitektur dan tujuan penjadwalan yang didefinisikan dengan baik, pekerjaan
dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor untuk memulai membangun
aktual bawah pengawasan yang ketat kami. Menekankan pada independen
dari para profesional lain yang terlibat dalam konstruksi. netralitas ini
memungkinkan untuk secara objektif dan tidak memihak menyarankan klien
pada pilihan consultans dan kontraktor, yang memungkinkan klien untuk
mendapatkan manfaat maksimal.

2.5 Tahapan siklus proyek konstruksi


Siklus hidup proyek adalah tahap-tahapan yang saling berhubungan mulai awal
kegiatan proyek sampai akhir kegiatan proyek (PMI, 2004). Mengingat suatu
proyek bersifat unik, maka akan selalu dijumpai masalah ketidak pastian.
Dalam pelaksanaan suatu proyek biasanya dilaksanakan dalam beberapa
tahap/phase. Tahap-tahap pelaksanan proyek dikenal dalam istilah siklus
hidup proyek.

Ø Karakteristik Tahapan Suatu Proyek


Tiap-tiap tahapan suatu proyek ditandai dengan penyelesaian satu atau lebih
deliverables. Suatu deliverables bersifat terukur, misalnya study kelayakan,
detail-detail suatu desain atau pekerjaan suatu prototype. Deliverables. dan
karenanya suatu tahapan merupakan bagian dari urutan-urutan umum dari
desain yang logis untuk menjamin definisi produk atau proyek yang sesuai.
Dapat disimpulkan bahwa tahapan proyek umumnya ditandai dengan
tinjauan ulang (review) terhadap dua kunci utama deliverables dan unjuk kerja
proyek yaitu (a) menentukan kapan proyek dilanjutkan ketahap berikutnya,
dan (b) mendeteksi dan membetulkan kesalahan dalam analisis biaya secara
efektif. Tahap atau tinjauan akhir ini sering disebut phases exist (tahap
pengadaan), stage gates (gerbang langkah) or kill points (titik berbahaya).
Setiap tahap proyek secara umum meliputi seperangkat rencana definisi
deliverables untuk menetapkan tingkat pengawasan manajemen yang
diinginkan. Kebanyakan tahap-tahap ini berhubungan deliverable tahap
pertama, dan tahapan berikutnya seperti analisis kebutuhan (requirwements),
desain (design), membangun (built), uji coba (test), memulai (startup),
penyerahan (turnover), dan sebagainya.
Siklus dan Proses Sistem dalam Manajemen
Aspek penting dari pendekatan sistem terletak pada siklus sistem dan
prosesnya, yaitu
perubahan teratur yang mengikuti pola dasar tertentu dan terjadi selama
sistem masih aktif.

1. Penahapan Dalam Siklus Sistem


Proses mewujudkan sisrtem untuk keperluan operasi atau produksi
sampai siklus sistem
berhenti berfungsi dikelompokan menjadi beberapa tahap yang dibedakan
atas jenis
kegiatan yang dominan.
a. Siklus Sistem dan Siklus Biaya

Dalam rangka mewujudkan gagasan menjadi kenyataan fisik, maka perlu


penilaian
menyeluruh terhadapsistem yang bersangkutan. Yang dinilai adalah
karakteristik sistem
yang dijabarkan sebagai parameter, spesifikasi,dan kriteria terhadap biaya
yang diperlikan.

Siklus biaya (life cycle cost), mencakup semua biaya yang diperlukan selama
periode siklus sistem, yaitu dari penelitian dan pengembangan, desain
engineering, manufaktur dan
kontruksi, sampai pada opersai atau produksi atau utilisasi dan pemeliharaan.
2.6 KARAKTERISTIK SIKLUS PROYEK
Siklus proyek menyajikan tentang definisi kegiatan proyek dari awal
sampai akhir. Siklus proyek akan menentukan apakah kegiatan study
kelayakan diperlukan sebagai tahap awal proyek atau bagian yang terpisah
dari proyek. Siklus proyek juga menentukan apakah tindakan transisi pada
awal dan akhir proyek, termasuk kegiatan proyek atau tidak. Dalam hal ini
siklus proyek dapat digunakan sebagai penghubung antara dengan kegiatan
operasional untuk membentuk organisasi proyek.
Siklus Proyek umumnya mendefinisikan:
Kegiatan teknis apakah yang akan dikerjakan (misalnya apakah bagian arsitek
termasuk dalam tahap definisi atau bagian dari tahap pelaksanaan)
Kapan deliverable akan dihasilkan pada setiap phase dan bagian setiap
deliverable direview, diferivikasi dan falidasi
Siapakan yang akan terlibat dalam setiap tahap proyek
Bagaimana melakukan pengawasan dan menyetujui kegiatan tiap tahap.

Siklus proyek dapat bersifat umum dan bersifat detail. Deskripsi siklus proyek
yang tertalalu detail memiliki berbagai bentuk, bagan dan ceklist untuk
menunjukkan struktur dan konsistensi pelaksanaan proyek. Siklus proyek
yang detail sering disebut dengan metodologi manajemen.

Kebanyakan siklus proyek memiliki sejumlah karakteristik umum yaitu:


Penggunaan biaya dan staf /tenaga kerja pada awal rendah dan bertambah
tinggi kearah akhir, dan langsung rendah/turun pada tahap akhir
Biaya &
Tenaga kerja
tahap tahap tahap
perencanaan pelaksanaan penyelesaian
Mulai Waktu Selesai

Gambar 2.1 Siklus Proyek Secara Umum

2. Kemungkinan kesuksesan pelaksanan proyek rendah, dan risiko


ketidakpastian tinggi pada awal proyek. Kemungkinan kesuksesan pelaksanaan
proyek umumnya akan nampak pada tahap pelaksanaan proyek selanjutnya.
3 Kemampuan stakeholder untuk mempengaruhi karakteristik final produk
dan biaya final proyek sangat tinggi pada saat awal dan langsung
menurun/rendah pada setelah proyek berjalan. Konstribusi utama pada
penomena ini adalah perubahan biaya dan koreksi kesalahan umumnya
meningkat saat proyek berlangsung.

REPRESENTASI SIKLUS PROYEK


Contoh berikut dapat dijadikan contoh beberapa model siklus proyek
yang sering digunakan. Proyek depertemen Pertahanan AS (April 2000)
tahapan siklus proyek dilakukan sebagai berikut:
Tahap konsep dan pengembangan teknologi (concept and technology
development)- meliputi kegiatan: pengkajian terhadap berbagai alternatif yang
akan digunakan, pengembangan komponen/subsistem dan pendemonstrasian
teknologi dengan sistem konsep baru, dan tahap ini diakhiri dengan pemilihan
teknologi yang akan digunakan.
Tahap pengembangan sistem dan uji coba (system development and
demonstration) – meliputi kegiatan: integrasi sistem, meminimalisasi risiko
yang mungkin terjadi, uji coba pengembangan model, pengembangan dan uji
coba awal terhadap pelaksanaan dan evaluasi. Tahap ini diakhir dengan uji
coba pada lingkungan/kontek yang sebenarnya.
Tahap produksi dan penyebaran (production and deployment) – meliputi
kegiatan produksi awal dalam volume terbatas, produksi secara penuh sesuai
kapasitas. Tahap ini tumpang tindih dengan tahap operasi dan pendukung
Tahap pendukung (support): tahap ini sebenarnya bagian dari tahap produksi,
tetapi kenyataannya proses pelaksaaan manajemen secara berkelanjutan.
Dalam berbagai proyek, dalam tahap ini dilakukan proses perbaikan kapasitas,
koreksi terhadap kesalahan produk dan sebagainya.

Proyek Konstruksi: siklus proyek konstruksi umumnya sebagai berikut:


1. Tahap studi kelayakan (feasibility)- tahap ini meliputi kegiatan:
perumusan proyek, studi kelayakan, strategi perencanaan dan persetujuan.
Keputusan untuk melajutkan atau tidak proyek yang akan dibuat dilakukan
pada akhir tahap ini.
2. Perencanaan dan disain (planning and design) - tahap ini meliputi
kegiatan: pembuatan desain utama (base design), pembiayaan dan
penjadualan, masalah kontrak dan pembuatan detail perencanaan.
Penyelesaian kontrak dilakukan dalam akhir tahap ini.
3. Tahap konstruksi (constraction) – tahap ini meliputi manufacturing
(penyiapan mesin), penyerahan, pekerjaan sipil, pemasangan mesin-mesin dan
uji coba. Semua fasilitas harus sudah lengkap dan sempurna pada akhir tahap
ini.
4. Tahap akhir dan mulai operasi (turnover and startup) – tahap ini meliputi:
uji coba akhir dan perawatan. Pada akhir tahap ini semua fasilitas harus sudah
dapat bekerja secara penuh.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Dari sekian banyak pembahasan yang tertera di atas maka dapat kita
simpulkan bahwa menejemen proyek sangat lah penting dalam suatu
menejemen konstruksi dimana dengan proyek konstruksi yang se rumit dan
sebesar itu tentunya di perlukan suatu alat yang berguna dalam pengaturan
jalanya proyek tersebut yang disebut menejemen proyek konstruksi.

Saran
Mengingat begitu pentingnya dan sentralnya menejemen proyek
posisinya dalam menejemen konstruksi maka di sarankan agar melakukan
persiapan sematang – matangnya dalam melakukan perencanaan menejemen
karena kalau adanya kesalahan menejemen maka akan gagal total lah suatu
proye tersebut.
Sumber: http://yooungengineer.blogspot.com/2013/08/makalah-menejemen-
konstruksi-proyek.html

Anda mungkin juga menyukai