Anda di halaman 1dari 13

PENILAIAN RISIKO AKSES JALAN MASUK PROYEK

PEMBANGUNAN GEDUNG BARU UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Sefriani Ria 1), Endang Mulyani 2), Riyanny Pratiwi. 2)


sefriani.ria.sr@gmail.com

Abstrak
Kecelakaan kerja dalam dunia konstruksi sangat berpeluang besar, ada tiga hal
yang mempengaruhinya yaitu manusia, alat dan bahan, serta lingkungan kerja.
Universitas Tanjungpura sedang membangun 5 (lima) gedung baru diantaranya
gedung serbaguna, perpustakaan modern, laboratorium, dan dua gedung kuliah,
serta penataan jalan utama menuju kampus Universitas Tanjungpura. Akibatnya
timbul sumber-sumber bahaya disekitar lokasi kerja karena akses masuk dan
keluar kegiatan kampus menyatu dengan mobilisasi kegiatan pembangunan
gedung baru serta kegiatan penataan jalan utama yang bersinggungan langsung
dengan pengguna jalan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskritif dengan
metode Job Safety Analysis (JSA) dengan tahapan analisa, identifikasi, penilaian,
dan pengendalian risiko. Sumber data dalam penelitian ini yaitu pengamatan yang
dilakukan secara langsung dilapangan dengan bantuan penyebaran kuisioner
kepada para pekerja konstruksi dan non-pekerja (pengguna jalan). Hasil yang
didapat selama penelitian ini yaitu terdapat 18 risiko bahaya kepada pekerja
konstruksi sebanyak 12 risiko berada dalam kategori sedang dan ada 6 risiko
berada dalam kategori berbahaya. Sedangkan non-pekerja (pengguna jalan)
terdapat 12 risiko bahaya, 9 risiko tegolong tinggi dan 3 risiko tergolong sedang.

Kata kunci: Kesehatan dan keselamatan kerja, risiko bahaya, Job Safety Analysis
(JSA), kecelakaan kerja.

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN


2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN 1
1. PENDAHULUAN modern, laboratorium, dan dua
Pekerjaan dalam dunia gedung kuliah. Bersamaan dengan itu
konstruksi merupakan pekerjaan penataan jalan utama menuju
yang banyak mengandung risiko Universitas Tanjungpura juga terus
dalam setiap tahapannya. Setiap ditingkatkan, diantaranya pembuatan
keputusan yang diambil baik itu dari trotoar, saluran, pengaspalan jalan,
tahap perencanaan, perancangan dan marka jalan, dan pekerjaan taman.
pembangunan sudah melalui proses Berdasarkan Peraturan
panjang, dan banyak yang menjadi Menteri Tenaga Kerja No. 05-
bahan pertimbangan agar dalam /MEN/1996 tentang Sistem
pelaksanaannya tidak menjadi hal Manajemen Keselamatan dan
yang serius bahkan sangat fatal, Kesehatan Kerja (SMK3) dan
karena hal tersebut dapat Peraturan Pemerintah Republik
mempengaruhi produktivitas, kinerja, Indonesia No. 50 tahun 2012 tentang
kualitas dan batasan biaya dari penerapan SMK3, bahwa organisasi
proyek. Setiap tempat kerja memiliki perusahan yang menerapkan SMK3
sumber bahaya baik itu bahan, proses wajib melakukan manajemen risiko
dan lingkungan yang sulit untuk meliputi perencanaan identifikasi
dihilangkan, namun masih bisa bahaya, penilaian risiko, dan upaya
dikurangi, dipindahkan pada pihak pengendalian (mitigasi). Penilainan
lainnya dan dapat dikontrol namun risiko ini sangat perlu dilakukan
resiko tidak dapat diabaikan begitu mengingat akses jalan menuju masuk
saja apalagi pada pekerjaan proyek- dan keluar bahan material proyek
proyek besar yang berada pada lokasi pembangunan gedung Universitas
padat penduduk dan mobilitas yang Tanjungpura menyatu dengan akses
tinggi. jalan kampus, yang dimana ini akan
Hal ini dapat berdampak berpotensi resiko besar terhadap
pada kecelakaan, berkurangnya pengguna jalan, pekerja konstruksi
produktivitas pekerjaan, dan juga berpengaruh pada tahapan
keterlambatan masuknya bahan pekerjaan pembangunan gedung
material, kemacetan pada jalan tersebut. Dengan adanya penilaian
sekitar area proyek, dan risiko diharapakan dapat mengetahui
keterlambatan penyelesaian proyek tingkatan risiko pada suatu potensi
dari waktu yang telah ditentukan. bahaya, sehingga dapat dilakukan
Tahun 2017 Universitas Tanjungpura pengendalian untuk melindungi
sedang melaksanakan pembangunan tenaga kerja dan pengguna jalan dari
5 (lima) gedung baru diantaranya kecelakaan.
gedung serbaguna, perpustakaan

2
Perumusan masalah dalam 2. TINJAUAN PUSTAKA
penelitian ini sebagai berikut : 2.1. Umum
 Akses jalan masuk di Perkembangan era
Universitas Tanjungpura manajemen modern dimulai sejak
hanya satu yaitu Jl. Hadari tahun 1950-an hingga sekarang.
Nawawi, yang dimana jalan Perkembangan ini dimulai dengan
tersebut merupakan akses teori Heinrich (1941) yang meneliti
keluar masuk menuju penyebab-penyebab kecelakaan
kampus. bahwa umumnya 85% terjadi karena
faktor manusia (unsafe act) dan
Tujuan dari penelitian ini adalah faktor kondisi kerja yang tidak aman
untuk : (unsafe condition). Frank Bird dari
 Untuk mengetahui resiko- International Loss Control Institute
resiko yang mungkin terjadi (ILCI) pada tahun 1972
pada saat proyek konstruksi mengemukakan teori Loss Causation
tersebut sedang berlangsung, Model yang menyatakan bahwa
 Menilai resiko bahaya yang faktor manajemen merupakan latar
mugkin terjadi, belakang penyebab yang
 Mengetahui langkah-langkah menyebabkan terjadinya kecelakaan.
yang harus dilakukan untuk Berdasarkan perkembangan
mengurangi resiko bahaya tersebut serta adanya kasus
kecelakaan di Bhopal tahun 1984,
Batasan-batasan yang ada akhirnya pada akhir abad 20
dalam penelitian ini yaitu : berkembanglah suatu konsep
 Pengamatan akses jalan keterpaduan sistem manajemen K3
masuk dilakukan tertanggal 1 yang berorientasi pada koordinasi
Oktober 2017 – 08 Januari dan efisiensi penggunaan sumber
2018, Lokasi pengamatan daya. Keterpaduan semua unit-unit
berada di Jl. Hadari Nawawi, kerja seperti safety, health dan
Universitas Tanjungpura masalah lingkungan dalam suatu
Pontianak, sistem manajemen juga menuntut
 Yang diamati yaitu risiko- adanya kualitas yang terjamin baik
risiko bahaya yang akan dari aspek input proses dan output.
terjadi selama kegiatan Hal ini ditunjukkan dengan
proyek berlangsung pada munculnya standar-standar
akses jalan masuk proyek internasional seperti ISO 9000, ISO
konstruksi, 14000 dan ISO 18000.

3
2.2. Sistem Manajemen e. Tahapan tinjauan ulang dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja peningkatan oleh pihak
(SMK3) manajemen.
Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.3. Kesehatan dan Keselamatan
merupakan bagian dari Sistem Kerja (K3)
Manajemen Organisasi yang Secara filosofi keselamatan
digunakan untuk mengembangkan dan kesehatan kerja ( K3) merupakan
dan menerapkan kebijakan K3 dan suatu pemikiran dan upaya untuk
mengelola resiko. (OHSAS 18001, menjamin keutuhan dan
2007). Sistem Manajemen kesempurnaan baik jasmaniah atau
Keselamatan dan Kesehatan Kerja rokhaniah tenaga kerja pada
adalah bagian dari sistem manajemen khususnya dan manusia pada
secara keseluruhan yang meliputi umumnya, hasil karya dan budayanya
struktur organisasi, perencanaan, menuju masyarakat adil dan makmur.
tanggung jawab, pelaksanaan, Dalam pengertian pendekatan ilmiah
prosedur, proses dan sumber daya kesehatan dan keselamatan kerja
yang dibutuhkan bagi pengembangan (K3) merupakan suatu bidang
penerapan, pencapaian, pengkajian keilmuan dimana kajian –
dan pemeliharaan kebijakan kajiannya tidak hanya terbatas pada
keselamatan dan kesehatan kerja ilmu kesehatan dan keselamatan
dalam rangka pengendalian resiko namun juga melakukan pengkajian
yang berkaitan dengan kegiatan kerja terhadap ilmu – ilmu lain seperti :
guna terciptanya tempat kerja yang Higine industri, ergonomi, human
aman, efisien dan produktif. faktor, epidomologi, statistik,
(Permenaker no.5, 1996). Tahapan kedokteran, rekayasa , kimia,
Sistem Manajemen Keselamatan dan toksikologi, manajemen, hukum,
Kesehatan Kerja menurut Peraturan sosial , perilaku dan lain – lain.
Mentri Tenaga Kerja Nomor :
PER.05/MEN/1996 tentang Sistem 2.4. Risiko
Manajemen Keselamatan dan Risiko adalah hal yang tidak
Kesehatan Kerja (1996:7), yaitu : akan pernah dapat dihindari pada
a. Tahapan komitmen dan suatu kegiatan / aktivitas yang
kebijakan K3. dilakukan manusia, termasuk
b. Tahapan perencanaan. aktivitas proyek pembangunan dan
c. Tahapan penerapan. proyek konstruksi. Karena dalam
d. Tahapan pengukuran dan setiap kegiatan, seperti kegiatan
evaluasi. konstruksi, pasti ada berbagai

4
ketidakpastian (uncertainty). Faktor tradisional terfokus pada resiko-
ketidakpastian inilah yang akhirnya resiko yang timbul oleh penyebab
menyebabkan timbulnya risiko pada fisik atau legal seperti bencana alam
suatu kegiatan. Menurut Wideman atau kebakaran, kematian serta
(dalam Husen,2009), risiko proyek tuntutan hokum (Wikipedia).
adalah efek akumulasi dari peluang
kejadian yang tidak pasti yang 3. METODOLOGI PENELITIAN
mempengaruhi sasaran dan tujuan Jenis penelitian dengan
proyek. Bahwa risiko dapat metode survey adalah penyelidikan
diubungkan dengan kemungkinan yang diadakan untuk memperoleh
terjadinya akibat buruk yang tidak fakta-fakta yang ada dan mencari
diinginkan atau ketidakpastian itu keterangan-keterangan secara faktual.
merupakan kondisi yang Dalam penelitian ini metode analisis
menyebabkan tumbuhnya risiko yang yang digunakan yaitu menggunakan
bersumber dari berbagai aktifitas dan metode JSA.
akan mempengaruhi biaya,jadwal Job Safety Analysis (JSA)
dan kualitas proyek. atau dikenal juga dengan Job Hazard
Analysis merupakan upaya untuk
2.5. Manajemen Risiko mempelajari/menganalisa dan serta
Manajemen risiko pencatatan tiap-tiap urutan langkah
merupakan suatu pendekatan kerja suatu pekerjaan, dilanjutkan
terstruktur atau metodologi dalam dengan identifikasi potensi-potensi
mengelola ketidakpastian yang bahaya di dalamnya kemudian
berkaitan dengan ancaman suatu diselesaikan dengan menentukan
rangkaian aktivitas manusia upaya terbaik untuk mengurangi
termasuk; penilaian risiko, ataupun menghilangkan/
pengembangan strategi untuk mengendalikan bahaya-bahaya pada
mengelolanya dan mitigasi risiko pekerjaan yang dianalisa tersebut.
dengan menggunakan pemberdayaan Untuk menganalisis jawaban yang
atau pengelolaan sumberdaya. diperoleh dari kuisoner, digunakan
Strategi yang dapat diambil antara perhitungan dengan metode Skala
lain adalah memindahkan risiko Likert, yang dikembangkan oleh
kepada pihak lain, menghindari Rensis Likert (1932). Skala Likert
risiko, mengurangi efek negatif (Likert Scale) adalah skala respon
risiko, dan menampung sebagian atau psikometri terutama digunakan dalam
semua konsekuensi risiko tertentu kuesioner untuk mendapatkan
(https://id.wikipedia.org/wiki/Manaje preferensi responden atas sebuah
men_risiko). Manajemen resiko pernyataan atau serangkaian laporan.

5
3.1. Bagan Alir Penelitian pekerjaan tersebut, dari uraian
pekerjaan tersebut kemudian
melakukan identifikasi potensi
bahaya terhadap pekerja dan non-
pekerja. Untuk mengetahui seberapa
besar potensi bahaya yang terjadi
terhadap pekerja dan non-pekerja
maka dibantu dengan penyebaran
kuisioner dan setelah itu dapat dinilai
seberapa besar bahaya yang terjadi
dan dilakukan upaya pengendalian
dari setiap potensi bahaya.

4.2. Pengukuran dan Evaluasi


A. Pekerja Konstruksi
Berikut hasil kuisioner yang
dilakukan dengan para pekerja,
dibagi dalam 2 (dua) kelompok
bahasan yaitu bahasan umum dan
Lapangan. Dalam bahasan umum
merupakan pertanyaan yang
berkaitan dengan penggunaan APD,
Gambar 1. Bagan alir penelitian kedisiplinan dalam penggunaan
APD, tentang penyakit yang pernah
dialami, dll. Sedangkan dalam
4. ANALISA DATA DAN kelompok bahasan Lapangan terkait
PEMBAHASAN dengan jenis-jenis pekerjaan
4.1. Identifikasi Risiko dilapangan.
Hasil observasi dilapangan
tertanggal 01 Oktober 2017 - 08
Januari 2018, dari sembilan area
lokasi pengamatan kemudian
dikelompokan menjadi empat (4)
bagian pekerjaan antara lain;
pekerjaan trotoar, pekejaan jalan,
pekerjaan lansekap, dan pekerjaan
saluran. Kemudian setiap item
pekerjaan diuraikan langkah-langkah

6
Tabel 1. Hasil hitung Rxy, T hitung, Tabel 2. hasil perhitungan
T tabel dan Validitas ‘Umum’ menggunakan skala likert
Kode Pertanyaan Jumlah skor Total
No Rspndn Interval (%)
1 Skor
1 2 3 4 5 6 2 3 4
1 1 3 2 3 1 2 2 4 20 18 0 42 52,5
2 2 3 3 3 3 4 3 7 16 15 0 38 47,5
3 3 2 1 2 1 3 1 5 20 12 4 41 51,25
4 4 2 3 1 2 3 3 10 14 9 0 33 41,25
5 5 3 3 4 3 1 2 8 8 12 16 44 55
6 6 3 3 3 2 4 3 9 16 9 0 34 42,5
7 7 2 2 1 1 4 2

8 8 3 2 2 1 2 2 Berdasarkan Tabel 1 dan 2


9 9 3 1 2 1 1 2 dapat dilihat jumlah skor didapat dari
10 10 2 1 1 2 3 2 jumlah responden yang memilih.
11 11 1 2 2 3 1 1
Contohnya pada Tabel 1 pada kolom
kode soal nomor 1, pada kolom
12 12 2 2 2 2 4 1
jumlah jawab per item ada pilihan 1,
13 13 2 2 2 1 3 2
pilihan 2, pilihan 3, dan pilihan 4.
14 14 2 1 2 1 1 1 Jumlah responden yang memilih
15 15 2 2 2 2 2 2 pilihan 1 sebanyak 4 responden,
16 16 2 3 2 1 1 1 sehingga skor yang didapat yaitu
17 17 1 1 1 1 2 1 menggunakan rumus T x Pn (jumlah
18 18 2 2 3 1 1 1 responden x pilihan angka skor = 4 x
1 = 4) dan seterusnya seperti pada
19 19 1 1 2 2 1 1
Tabel 4.6, setelah skor didapat semua
20 20 1 1 1 2 1 1
maka skor tersebut dijumlahkan
R xy 0,8 0,7 0,5 0,4 0,7 0,9
untuk mendapatkan total skor. Pada
T hitung 4,5 4,2 3,0 2,9 4,0 5,7 kode soal 1, total skor berjumlah 42
T tabel 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 sehingga jumlah skor dibagi dengan
Validitas V V V V V V skor tertinggi dikalikan dengan 100%
sehingga ((42/80) x 100%) = 52,5 %.
Banyaknya persentase
keseluruhan soal bahasan ‘umum’
pada kategori sedang berjumlah 3
dari 6 soal bahasan sehingga 3/6 x
100 = 50 % dan pada kategori
berbahaya sebanyak 50%.

7
Persentase Interval 'Umum'hasil akhir
Tabel 4. Skala Likert

50 50

tidak berbahaya sedang

Gambar 2. Hasil akhir

Tabel 3. Perhitungan nilai R xy, T


tabel, T hitung, dan Validitas
‘Lapangan’

Berdasarkan tabel 4 dari 18


butir pertanyaan, sebanyak 12 butir
berada dalam kategori sedang (25-
49,9) sehingga (12/18 x 100) = 66,67
% dan ada 6 butir pertanyaan berada
dalam kategori berbahaya (50-74,9)
sehingga (6/18 x 100) = 33,33 %.

8
material dan penempatan material
Persentase Tingkat Bahaya 'Lapangan'
konstruksi berada ditingkatan
33,33 berbahaya dengan masing-masing
interval berada pada angka 66% dan
69% ( 50% - 74,9% = berbahaya )
66,67 dan potensi bahaya akibat mobilisasi
tidak berbahaya
alat dan penempatan alat berada pada
sedang interval 67% dan 65% dan termasuk
dalam kategori berbahaya sehingga
Gambar 3. Tingkat bahaya lapangan
perlu adanya upaya pengendalian
untuk menekan risiko bahaya yang
B. Non-Pekerja (Pengguna
terjadi.
Jalan)
Responden pengguna jalan atau
Tabel 6. Resiko Bahaya
non-pekerja berjumlah 100 orang,
dimana pertanyaannya seputar yang
pernah mereka alami selama kegiatan
proyek berlangsung.

Tabel 5. Potensi bahaya

Pada Tabel 6 merupakan


Dari Tabel 5 dapat dilihat bahasan mengenai kekerapan yang
bahwa pada hasil perhitungan dialami oleh pengguna jalan terhadap
menggunakan skala likert (kolom bahaya-bahaya yang pernah dialami
berwarna biru) pekerjaan mobilisasi dilokasi pekerjaan. Bahaya yang
terjadi karena bahan material yaitu

9
terpleset pada interval 40% artinya b. Pekerjaan Drainase dan Talud
kejadian ini kadang-kadang saja
terjadi dan berada pada tingkat Tabel 8. Pekerjaan Drainase dan
bahaya sedang, risiko bahaya Talud
gangguan pernafasan berada pada Uraian / Tahapan Penilaian Tingkatan
interval 61% artinya ini sering terjadi No Pekerjaan Bahaya Bahaya
Pengukuran
kepada pengguna jalan dan berada 1
Lokasi
1,4 Rendah
pada tingkat risiko berbahaya, pada Penggalian
gangguan pengelihatan berada pada 2 menggunakan 2,3 Sedang
excavator
interval 56% artinya ini sering
Mobilisasi
dialami dan termasuk kedalam 3 2,4 Sedang
Material
kategori berbahaya, dan begitu 4 1,6 Rendah
Urungan Sirtu
seterusnya sesuai pada tabel 6.
Pekerjaan Lantai
Secara keseluruhan bahaya karena 5 1,4 Rendah
Kerja
material dalam kategori sedang 6
Pemasangan Beton
2,2 Sedang
U-dtich
sebanyak 100% = 50% dan
dalam kategori berbahaya sebanyak
50%. Sedangkan potensi bahaya c. Pekerjaan Jalan
karena alat konstruksi yang berada Tabel 9. Pekerjaan Jalan
dalam kategori sedang sebanyak
Uraian / Tahapan Penilaian Tingkatan
100% = 25% dan dalam kategori No Pekerjaan Bahaya Bahaya
berbahaya sebanyak 75%. 1 1,4 Rendah
Pembersihan Lokasi
4.3. Penilaian Risiko 2 2,4 Sedang
a. Pekerjaan Trotoar Mobilisasi alat
Tabel 7. Pekerjaan trotoir 3 Penyemprotan 2,1 Sedang
Uraian / Tahapan Penilaian Tingkatan Aspal
No
Pekerjaan bahaya Bahaya
4 Penghamparan 1,6 Rendah
1 Pekerjaan persiapan 1,4 Rendah Aspal

Pemasangan Balok 5 1,5 Rendah


2 1,6 Rendah
Sloof Pemadatan Aspal
Pemasangan
3 1,5 Rendah 6 Pemberian Marka 1,3 Rendah
Kanstin
Jalan
4 Urungan Tanah 1,4 Rendah
Pemasangan paving
5 1,3 Rendah
block
Penaburan Abu
6 1 Rendah
Batu

10
d. Pekerjaan Lansekap 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Tabel 10. Pekerjaan Lansekap Secara keseluruhan berdasarkan
Uraian / Tahapan Penilaian Tingkatan hasil penelitian langsung dilapangan,
No
Pekerjaan Risiko Risiko maka dapat disimpulkan sebagai
berikut;
1 Pembersihan Lokasi 1,4 Rendah
a. Pelaksanaan program K3
2 Urungan Tanah 1,4 Rendah pada penataan jalan utama
Universitas Tanjungpura
Perataan material
3 menggunakan 2,4 Sedang
sudah baik, namun masih
cangkul ada risiko-risiko bahaya yang
4
Penanaman tanaman
1,2 Rendah
masih ditemukan. Terdapat 2
perdu
tingkatan bahaya untuk
pekerja yaitu risiko rendah
Dari 22 butir pertanyaan dan risiko sedang, untuk non-
secara keseluruhan, ada 16 butir pekerja terdapat 2 tingkatan
pekerjaan termasuk dalam kategori yaitu risiko sedang dan risiko
rendah sehingga 100 = 72,72% tinggi. Untuk pekerja
dan dalam kategori sedang sebanyak terdapat 18 risiko K3,
6 butir pertanyaan sehingga x sebanyak 12 risiko berada
dalam kategori sedang (25-
100 = 27,27 %.
49,9) sehingga (12/18 x 100)
= 66,67 % dan ada 6 butir
4.4. Pengendalian Risiko
pertanyaan berada dalam
Adapun upaya yang dilakukan
kategori berbahaya (50-74,9)
dalam pengendalian risiko bahaya
sehingga (6/18 x 100) =
yang ada yaitu :
33,33 %.
a. Menggunakan APD pada
b. Untuk non-pekerja terdapat
saat bekerja.
12 risiko bahaya, 9 risiko
b. Rambu-rambu pembatas
tegolong tinggi (9/12 x 100)
jalan lebih dipertegas.
= 75% dan 3 risiko tergolong
c. Pada saat mobilisasi alat dan
sedang (3/12 x 100) = 25%.
matrial lakukan pada saat
c. Sistem Manajemen
jam lenggang atau pada
Keselamatan dan Kesehatan
malam hari.
Kerja sangat penting
diterapkan, apalagi pada
perusahaan jasa konstruksi
sebagai pedoman untuk

11
menekan risiko kerja yang DAFTAR PUSTAKA
terjadi dan mencapai Nurfadhillah,Ilmi. 2014.
keselamatan dalam bekerja. Pelaksanaan Program
d. Pelaksanaan program K3 Keselamatan Dan Kesehatan
bagi perusahaan jasa Kerja (K3) Pada Proyek
konstruksi sangat penting Pembangunan Terminal
karena dapat mengurangi Penumpang Bandara Supadio
bahkan menghindari Pontianak. Pontianak :
terjadinya hal-hal yang Universitas Tanjungpura
merugikan bagi para pekerja
maupun masyarakat di Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
sekitar lokasi pekerjaan (PERMENPU) tentang
konstruksi. Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
5.2. Saran Kerja (SMK3)
a. Penerapan Keselamatan dan Nomor:05/PRT/M/2014
Kesehatan Kerja (K3) sangat
penting dilakukan bagi Peraturan Menteri Tenaga Kerja
perusahan jasa konstruksi Nomer: PER.01/MEN/1980
baik pada pekerjaan skala tentang Keselamatan dan
besar ataupun kecil Kesehatan Kerja Pada
mengingat keselamatan dan Konstruksi Bangunan
kesehatan pekerja merupakan
kunci utama dalam Buku Kerja. 2012. Panduan
keberhasilan suatu proyek. Penentuan Skoring Kriteria
b. Kedisipilinan dalam bekerja Kuesioner. (Online). Tersedia:
sangat penting, karena http://www.bukukerja.com/201
bahaya dapat terjadi jika kita 2/10/panduan-penentuan-
lalai dalam melakukan tugas skoring-kriteria.html (5 Januari
kita, seperti penggunaan 2018)
APD saat bekerja.
Keselamatan dan Kesehatan Mastura Labambang. 2011.
Kerja bisa dicapai oleh Manajemen Risiko Dalam
semua pihak jika kita dapat Proyek Konstruksi. Jurnal
disiplin dan bekerja secara SMARTek Vol.9 No 1 P.39-46
profesional.

12
Suma’mur, 1989. Keselamatan Kerja
dan Pencegahan Kecelakaan.
Jakarta : Haji Masagung.
[Online]. Tersedia :
http://rickyandhika.wordpress.
com/2012/02/18/kecelakaan-
akibat-kerja/ [15 Oktobober
2017]

Tarwaka, 2008.Keselamatan dan


Kesehatan Kerja: Manajemen
dan Implementasi K3 di
Tempat Kerja. Harapan Press :
Surakarta

13

Anda mungkin juga menyukai