sebagai katalis yang digunakan untuk memprotonasi salah satu gugus karbonil sehingga ikatan rangkap pada atom karbon dapat beresonansi dan terjadi rotasi pada ikatan tunggal, selanjutnya ikatan rangkap beresonansi kembali. Ion H+ dihasilkan lagi dari reaksi pada tahap keempat. Kemudian larutan direfluks dan erlenmeyer yang berisi filtrat ditutup dengan aluminium foil. Fungsi refluks adalah untuk membantu proses pemanasan pada asam fumarat, sehingga panas yang dihasilkan dapat berlangsung secara kontinu dan merata. Sedangkan penutupan erlenmeyer dengan aluminium foil berfungsi agar uap tidak keluar ke udara. Proses pemanasan dihentikan apabila kristal terbentuk semua dan sempurna dan tidak ada lagi larutan di dalamnya. Proses ini memakan waktu ± 20 menit. Kemudian kristal dikeringkan dan ditimbang. Maka diperoleh berat asam fumarat, sehingga dapat dicari % rendemen asam fumarat dengan menggunakan rumus :
% rendemen asam fumarat = berat Kristal asam fumarat murni × 100%
berat asam fumarat kotor
Kristal asam fumarat kemudian ditentukan titik lelehnya dengan
menggunakan alat penentu titik leleh. Titik leleh asam fumarat secara literatur yang leleh pada suhu 287˚C. Pada percobaan mengenai keisomeran geometri ini dilakukan pengubahan asam maleat menjadi asam fumarat. Sebelum dilakukan pengubahan menjadi asam fumarat, terlebih dahulu dilakuakan pembuatan asam maleat yang menggunakan anhidrida maleat sebagai bahan utama. Anhidrida maleat ditambahkan pada aquadest yang telah dididihkan. Dalam hal ini aquadestberfungsi sebagai pelarut sehingga mempermudah terjadinya pembukaan ikatan pada senyawa siklik dari anhidrida maleat dan terbentuknya karbokation. Mekanisme reaksinya sebagai berikut: