Makalah PPKN
Makalah PPKN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V
1. Aina Dewani
2. Altafiyani Rahmatika
3. Baginda Yusuf Aditya Negara
4. Diaz Andhika Primadi
5. Dinda Jesika
6. Ghifari Anugara
7. Handini Rakhma Sujono
8. Savira Azka Wulandari
Kelas XI MIA 4
SMAN 1 SUBANG
T.P. 2014-2015
1
Subang, 17 Agustus 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul “Perlindungan dan
Penegakan Hukum dalam Menjamin dan Keadilan”.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita yakni Nabi
Muhammad saw. yang telah membawa ajaran yang benar semoga kita diberi syafa'at di
yaumil akhir nanti.
Penyusun berusaha semaksimal mungkin agar penyajian makalah ini dapat
bermanfaat mengenai pengetahuan tentang perlindungan dan penegakan hukum dalam
menjamin dan keadilan baik bagi penyusun sendiri maupun bagi para pembaca.
Di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan
saran yang bersifat perbaikan dari guru pembimbing dan teman-teman sekalian akan kami
terima dengan senang hati.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menjalankan hukum di kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2
C. Manfaat ............................................................................................................ 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas menerangkan dalam pasal 1 ayat (3)
UUD 1945 perubahan ketiga yang berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara
hukum”. Artinya, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berdasar
atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan (machstaat), dan pemerintah
berdasarkan sistem konsitusi (hukum dasar), bukan absolutisme (kekuasaan yang tidak
terbatas). Dan perwujudan hukum tersebut terdapat dalam UUD 1945 serta peraturan
perundangan di bawahnya. Tetapi kenapa sistem hukum di negeri ini selalu menjadi
topik yang tak bosan-bosannya diperbincangkan dan selalu membuat masalah.
Apakah sistem yang berlaku tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia? Apakah
para pelaku hukum yang tidak mengetahui ganjaran setiap tindakan penyelewengan
yang mereka lakukan? Atau apakah ganjaran dari sistem hukum tersebut yang kurang
tegas untuk mengatasi berbagai macam permasalahan tindak pidana?
4
penegakan hukum di Indonesia, hanya 29,8 persen menyatakan puas, sedangkan
sisanya 14,2 persen tidak menjawab. Sebuah fenomena yang menggambarkan betapa
rendahnya wibawa hukum di mata publik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna perlindungan dan penegakan hukum dalam kehidupan bermasyarakat?
2. Bagaimana praktik perlindungan dan penegakan hukum dalam kehidupan
masyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia.
2. Menganalisis praktik perlindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk
menjamin keadilan dan kedamaian.
3. Menyaji hasil analisis praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin
keadilan dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui sistem perlindungan dan penegakan hukum yang berlaku di
Indonesia.
2. Dapat mengetahui mengapa masyarakat tidak puas dengan penegakan hukum di
Indonesia.
3. Dapat mengetahui dan menilai bagaimana solusi dalam pemecahan
permasalahan hukum di Indonesia.
4. Khusus bagi pemerintahan, memberikan gambaran mengenai sistem penegakan
hukum yang berlaku dalam masyarakat, serta diharapkan dapat menilai,
5
menelaah dan membuat suatu keputusan dalam pemecahan masalah penegakan
hukum tersebut.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Menurut Satjipto Rahardjo, penegakan hukum merupakan proses perwujudan
ide-ide (ide keadilan, ide kepastian hukum, dan ide kemanfaatan sosial) yang
bersifat abstrak menjadi kenyataan. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam
penegakan hukum sebagai berikut.
a. Kepastian hukum
Kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiabel terhadap tindakan
sewenang-wenang, yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperoleh
sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu. Masyarakat mengharap
adanya kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib.
b. Kemanfaatan
Hukum adalah untuk manusia, maka hukum atau penegak hukum harus
memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat, jangan sampai timbul
keresahan di salam masyarakat karena pelaksanaan atau penegak hukum.
c. Keadilan
Hukum itu tidak identik dengan keadilan. Hukum itu bersifat umum,
mengikat setiap orang, bersifat menyamaratakan. Sebaliknya keadilan bersifat
subjektif, individualistis, dan tidak menyamaratakan.
8
b. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan
yang telah memperoleh hukum tetap. (UU No 8 tahun 1981 tentang KUHP)
Tugas Jaksa:
1. Sebagai penuntut umum
2. Pelaksana putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap (eksekutor)
d. Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi kewenangan oleh undang-
undang untuk mengadili.
Tugas dan wewenang hakim:
Dalam Bidang Manajemen Peradilan
Membantu pimpinan pengadilan dalam membuat program kerja
jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta
pengorganisasiannya.
Melakukan pengawasan yang ditugaskan ketua untuk mengamati
apakah pelaksanaan tugas, umpamanya mengenai penyelenggaraan
administrasi perkara perdata dan pidana serta pelaksanaan eksekusi,
9
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
melaporkannya kepada Ketua Pengadilan.
Melakukan pengawasan dan pengamatan (KIMWASMAT) terhadap
pelaksanaan putusan pidana di Lembaga pemasyarakatan dan
melaporkannya kepada MA.
Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan peradilan di Pengadilan Negeri yang ditugaskan
kepadanya serta rneneruskannya kepada kepustakaan hukum.
Dalam Bidang Perdata
Menetapkan hari sidang.
Membuat catatan pinggir pada berita acara dan putusan Pengadilan
Negeri mengenai hukum yang dianggap penting.
Bertanggungjawab atas pembuatan dan kebenaran berita acara
persidangan dan menandatanganinya sebelum hari sidang
berikutnya.
Dalam hal Pengadilan Tinggi melakukan pemeriksaan tambahan
untuk mendengar sendiri para pihak dan saksi, maka Hakim
bertanggungjawab atas pembuatan dan kebenaran berita acara
persidangan serta menandatanganinya.
Mengemukakan pendapat dalam musyawarah.
Menyiapkan dan memaraf naskah putusan lengkap untuk
dibacakan.
Menandatangani putusan yang sudah diucapkan dalam persidangan.
Melaksanakan pembinaan dan mengawasi bidang hukum perdata
yang ditugaskan kepadanya.
Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyeleng-
garaan peradilan di Pengadilan Negeri yang ditugaskan kepadanya.
10
Mempelajari dan mendiskusikan secara berkala kepustakaan hukum
yang diterima dari Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung.
11
militer terdiri atas Pengadilan Militer Utama, Pengadilan Militer Tinggi,
Pengadilan Militer, dan Pengadilan Militer Pertempuran.
d. Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan Tata Usaha Negara adalah lingkungan peradilan di bawah
Mahkamah Agung yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara. Kekuasaan
Kehakiman pada Peradilan Tata Usaha Negara dilaksanakan oleh
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan Pengadilan Tata Usaha Negara.
12
pengkhianatan terhadap Negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara R.I. tahun 1945.
Indepedensi Mahkamah Konstitusi disebutkan dalam pasal 2 Undang-
Undang R.I. Nomor 24 tahun 2003 sebagai berikut :
“Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang
melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan“.
3. Kejaksaan
13
Selanjutnya dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 16 tahun
2004 tersebut disebutkan bahwa “Kekuasaan Negara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan secara merdeka”.
4. Kepolisian
Pada awal era reformasi, salah satu tuntutan yang mencuat dan segera
direspon oleh Pemerintah adalah pemisahan Polri dan ABRI. Melalui Inpres
Nomor: 02/1999 telah diambil langkah-langkah kebijakan pemisahan Polri dari
ABRI dan penempatannya untuk sementara pada Dephankam, yang ditandai
oleh suatu upacara bersejarah pada tanggal 1 April 1999 di Mabes ABRI
Cilangkap. Langkah tersebut telah ditindak lanjuti dengan berbagai kebijakan
Menhankam/Panglima TNI yang menyerahkan wewenang pembinaan dan
operasional Polri dari Pangab kepada Menhankam dan Kapolri.
5. Komisi Yudisial
14
Dalam ketentuan Pasal 1 angka (1) UU R.I. Nomor 22 tahun 2004 yang
kemudian telah diubah dan ditambah dengan UU RI Nomor 18 Tahun 2011
tentang Komisi Yudisial disebutkan bahwa Komisi Yudisial adalah lembaga
Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 menegaskan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Ditegaskan pula bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum.
Dalam Pasal 1 angka (7) UU R.I. Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia disebutkan bahwa Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang
selanjutnya disebut Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang berkedudukan
setingkat dalam negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian,
penelitian, penyaluran, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia.
Dalam pasal 75 Undang-Undang R.I. Nomor 39 tahun 1999 disebutkan bahwa
Komnas HAM bertujuan :
15
Hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam kemasyarakatan
hukum. Dalam masyarakat hukum itu harus pula bersendi pada keadilan, yaitu asas-asas
keadilan dalam masyarakat.
16
b. Penyelesaian konflik dengan kekerasan
Penyelesaian konflik dengan kekerasan contohnya ialah pencuri ayam yang
dipukuli warga, pencuri sandal yang dihakimi warga. Konflik yang terjadi di
sekelompok masyarakat di Indonesia banyak yang diselesaikan dengan
kekerasan, seperti kasus tawuran antarpelajar, tawuran antarsuku yang
memperebutkan wilayah, atau ada salah satu suku yang tersakiti sehingga dibalas
dengan kekerasan. Mereka tidak mengindahkan peraturan-peraturan
kepemerintahan, dengan masalah secara geografis. Ini membuktikan masyarakat
Indonesia yang tidak tertib hukum, seharusnya masalah seperti maling sandal
atau ayam dapat ditangani oleh pihak yang berwajib, bukan dihakimi secara
seenaknya, bahkan dapat menghilangkan nyawa seseorang.
c. Pemanfaatan inkonsistensi penegakan hukum untuk kepentingan pribadi
Melihat beberapa kasus di Indonesia, banyak warga negara Indonesia yang
memanfaatkan inkonsistensi penegakan hukum untuk kepentingan pribadi.
Contohnya: pengacara yang menyuap polisi ataupun hakim untuk meringankan
terdakwa, sedangkan polisi dan hakim yang seharusnya bisa menjadi penengah
bagi kedua belah pihak yang sedang terlibat kasus hukum bisa jadi lebih
condong pada banyaknya masteri yang diberikan oleh salah satu pihak yang
sedang terlibat dalam kasus hukum tersebut.
d. Penggunaan tekanan asing dalam proses peradilan
Dalam hal ini kita dapat mengambil contoh pengrusakan lingkungan yang
diakibatkan oleh suatu perusahaan asing yang membuka usahanya di Indonesia,
mereka akan minta bantuan dari negaranya untuk melakukan upaya pendekatan
kepada Indonesia, agar mereka tidak mendapatkan hukuman yang berat, atau
dicabut izin memproduksinya di Indonesia.
17
b. Hukum seharusnya tidak di tegakan dalam bentuk yang paling kaku, arogan, dan
hitam putih. Tapi, harus berdasarkan rasa keadilan yang tinggi, tidak hanya
mengikuti hukum dalam konteks perundang-undangan hitam putih semata.
Karena hukum yang ditegakan yang hanya berdasarkan konteks hitam putih
belaka hanya akan menghasilkan keputusan-keputusan yang kontroversial dan
tidak memenuhi rasa keadilan yang sebenarnya.
c. Hakim sebagai pemberi keputusan seharusnya tidak menjadi corong undang-
undang yang hanya mengikuti peraturan perundang-undangan semata tanpa
mempedulikan rasa keadailan. Hakim seharusnya mengikuti perundang-
undangan dengan mementingkan rasa keadilan seadil-adilnya sehingga
keputusannya dapat memenuhi rasa keadilan yang sebenarnya.
d. Memberikan Pendidikan dan penyuluhan hukum baik formal maupun informal
secara berkesinambungan kepada masyarakat tentang pentingnya penegakan
hukum di Indonesia sehingga masyarakat sadar hukum dan menaati peraturan
yang berlaku.
e. Menyediakan bantuan hukum bagi si miskin dan buta hukum. Melaksanakan
asas proses yang tepat, cepat dan biaya ringan semua tingkat peradilan.
f. Pemberian saksi yang tegas kepada aparat penegak hukum yang tidak
menjalankan tugas dengan semestinya.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosialisasi politik adalah suatu proses untuk memasyarakatkan nilai-nilai atau
budaya politik ke dalam suatu masyakat, sehingga masyarakat menjadi mengerti
tentang politik tersebut. Ada beberapa metode sosialisasi politik diantaranya yaitu;
metode imitasi (peniruan), instruksi (perintah) dan motivasi (dorongan). Adapun
sarana-sarana untuk mensosialisasikan politik kepada masyarakat yaitu melalui;
keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, tempat kerja, media massa dan kontak-kontak
politik secara langsung.
B. Saran
Dalam makalah ini, penulis menyarankan agar kita dapat mensosialisasikan
politik kepada masyarakat dengan sosialisasi yang benar dan tepat sehingga masyarakat
dengan mudah menerimanya. Oleh karena itu, untuk politikus disarankan agar dapat
menjalankan politik itu sesuai dengan ketentuan Undang-undang yang berlaku dan
tidak menjadikan politik untuk kepentingan pribadi.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/fadhlisyar/makalah-pkn?related=1#
http://www.bimbingan.org/contoh-rumusan-masalah.htm
http://www.slideshare.net/iBeDaSilva/perlindungan-hukum
http://www.slideshare.net/ek0hidayat/penegakan-hukum-di-indonesia-21692948
http://sururudin.wordpress.com/2011/03/11/tugas-dan-wewenang-jaksa-dalam-proses-
perkara-pidana/
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt51a4a954b6d2d/soal-penyidik,-penyelidik,-
penyidikan,-dan-penyelidikan
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20140316110618AASEcZu
http://kakpanda.blogspot.com/2013/01/tugas-dan-wewenang-hakim.html
20