Anda di halaman 1dari 2

SD Negeri Kedungmundu berada di Jalan Amposari Raya No.

3, Kelurahan
Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Sekolah
dasar ini terletak jauh dari pusat kota. Didirikan sejak tanggal 1 Oktober 1985, SD Negeri
Kedungmundu memiliki 6 tingkatan dimana setiap tingkatan terdiri dari kelas A dan kelas B.
Jumlah siswa kelas 1 sampai kelas 6 terdapat 341 siswa.
Permasalahan gigi karies di SD Negeri Kedungmudu sangatlah tinggi. Berdasarkan
data terkahir pemeriksaan gigi tahun 2018 , 70 % siswa siswi SD Negeri Kedungmundu
memiliki masalah gigi karies.
Karies gigi adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan
sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang
diragikan. Ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti
oleh kerusakan bahan organiknya (Kidd, 2010) Dibandingkan penyakit yang lain,
permsalahan gigi karies menjadi peringkat pertama masalah yang sereing dialami siswa dan
siswi SD Negeri Kedungmndu karena disebabkan kurang pebgetahuan tentang menjga
kesehaatan gigi dan mulut.
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah karies
dan penyakit jaringan periodontal (Pulu, 2012).. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013,
menunjukan prevalensi anak yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut berdasarkan
karakteristik adalah anak umur 5-9 tahun sebesar 27,7% dan anak umur 10-14 tahun sebesar
22, 4% (RISKESDAS, 2013).
Menurut Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), dalam pemeliharaan kesehatan
gigi anak melibatkan interaksi antara anak, orang tua dan dokter gigi. Sikap dan perilaku
orang tua, terutama ibu, dalam pemeliharaan kesehatan gigi memberikan pengaruh yang
cukup signifikan terhadap perilaku anak. Namun, masih banyak orang tua yang beranggapan
bahwa gigi sulung hanya sementara dan akan digantikan oleh gigi permanen, sehingga
mereka sering memandang bahwa kerusakan pada gigi sulung bukan merupakan suatu
masalah (Rahayu, 2013). Adapun peranan orang tua terhadap keberhasilan perawatan gigi
anak yaitu sebagai teladan yang akan dijadikan oleh seorang anak yang akan memberikan
contoh yang baik terhadap perawatan gigi, orang tua juga berperan sebagai kontroler untuk
tetap mengawasi anaknya untuk tetap memperhatikan kebersihan giginya, orang tua sebagai
figur yang dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada anak tentang apa yang
baik untuk perawatan gigi anak dan orang tua sebagai motivator yang akan selalu
memberikan bimbingan kepada seorang anak untuk tetap memperhatikan kebersihan giginya
(Sunanti, 2012).
Pengetahuan orang tua merupakan faktor predisposisi yang penting dalam mendasari
terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut
anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu
melalui proses pendidikan (Riyanti, 2012). Berdasarkan survey tingkat pengetahuan orang
tua terhadap kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan Noreba, menyatakan bahwa orang tua
yang berpengetahuan cukup sebanyak 82 orang (54,67%), diikuti dengan orang tua yang
berpengetahuan kurang sebanyak 37 orang (24,67%) dan orang tua yang berpengetahuan
baik sebanyak 31 orang (20,67%) (Noreba, 2015).

SD Negeri Kedungmundu berada di Jalan Amposari Raya No. 3, Kelurahan


Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Sekolah
dasar ini terletak jauh dari pusat kota. Didirikan sejak tanggal 1 Oktober 1985, SD Negeri
Kedungmundu memiliki 6 tingkatan dimana setiap tingkatan terdiri dari kelas A dan kelas B.
Jumlah siswa kelas 1 sampai kelas 6 terdapat 341 siswa.
Permasalahan gigi karies di SD Negeri Kedungmudu sangatlah tinggi. Berdasarkan
data terkahir pemeriksaan gigi tahun 2018 , 70 % siswa siswi SD Negeri Kedungmundu
memiliki masalah gigi karies. Dibandingkan penyakit yang lain, permsalahan gigi karies
menjadi peringkat pertama masalah yang sereing dialami siswa dan siswi SD Negeri
Kedungmndu karena disebabkan kurang pebgetahuan tentang menjga kesehaatan gigi dan
mulut.
Berdasarkan masalah tersebut, penulis memberikan solusi sebuah kartu yang
bernama CARICA OREN (Caries Risk Card for Children). Kartu tersebut digunakan untuk
mengedukasi, memonitoring dan mengevaluasi kesehatan gigi dan mulut siswa di SD Negeri
Kedungmundu.

Anda mungkin juga menyukai