Tujuan Praktikum:
Mengetahui cara mengukur beda tinggi menggunakan theodolit.
Pelaksanaan Praktikum
Alat / bahan
1. Papan ujian
2. Alat tulis dan kertas
3. Theodolite
4. Rambu Ukur
5. Prosedur kerja
6. Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
7. Dipersiapkan alat ukur dan bahan terlebih dahulu
8.
9. Ditancapkan tiang patok dan rambu ukur pada empat titik yang berbeda
10. dengan jarak maksimal 30 meter
11.
Diukur jarak dari titik awal ke tiang patok menggunakan meteran pita
12.
13.
Dipasang tripot dengan theodolit dan dikalibrasikan bulls eye serta arah
14.
utaranya
15.
16. Dibidik tiang patok dari titik awal menggunakan kompas
17.
Dibidik rambu ukur dari titik awal dengan theodolit dan dibaca benang atas
18.
dan benang bawah
19.
20. Ditetapkan sudut dan arah menngunakan kompas
21.
22. Dicatat dan dihitung data hasil pengukuran sudut, arah serta jarak
23.
24.Pengukuran yang dilakukan diukur hingga titik terakhir bertemu dengan titik
25. awal pengukuran dan membentuk polygon tertutup
∆h:(b1-m1)
A 19 +500
1 5 9 +499,05
2 7 6 +498,2
3 15 8,5 +497,165
B 15 +496,435
= 2,925 - 6,46
= -3,535 m (menurun)
hB = hA - ∆ hAB
= 500 + (-3,535)
= 500 – 3,535
= 496,435 m
Jarak A ke B = ∑b + ∑m
= 46 + 38,5
= 84,5 m
Dengan rincian perhitungannya sebagai berikut :
Data Pengukuran Theodolit
Batas Data 1 Data 2 Data 3 Data 4
Keterangan :
BA = Benang Atas
BT = Benang Tengah
BB = Benang Bawah
Perhitungan Jarak
Data 1 Data 1 Data 1 Data 1
(∆h)
Keterangan :
∆h = (b1 - m1)
Pembahasan
Untuk pengukuran beda tinggi, praktikan terlebih dahulu menyiapkan alat dan
bahan yang diperlukan. Lalu tentukan lokasi yang akan di plot. dalam praktikum
kali ini yaitu mengenai pengukuran beda tinggi menggunakan theodolite, yang
mana pada praktek yg di lakukan theodolite diletakan di tengah tengah rambu ukur
dan di lihat hasilnya, praktikum kali ini menggunakan 4 titik atau yang berbeda-
beda. Dalam praktikum kali ini, pembidikan menggunakan theodolit dengan
peletakan rambu ukur di bagian depan dan belakang.sehingga akan diperoleh sudut
azimuth, jarak antara masing-masing titik dan akan mempermudah dalam
pengukuran beda tinggi dengan menggunakan data benang atas (BA), benang
bawah (BB), benang tengah (BT) dan tinggi alat theodolite (Ta). Namun, tidak lupa
untuk merangkai theodolite dengan meletakan statif atau tripod pada bagian bawah
dan bagian optis di atas. Lalu dirikan theodolite dengan keadaan datar, dilakukan
penyetelan terhadap tripod dan diperhatikan keadaan nifo tabung agar berada di
tengah. Lalu dicatat data data yang diperoleh pada masing-masing titik. Pada
pengukuran ini didapatkan hasil rata rata beda tinggi yaitu sebesar -2,735. Dan
dapat di gambarkan bahwa jalur yang diukur yaitu semakin menurun atau rendah.
Jadi setelah praktikum beda tinggi ini dilakukan praktikan mendapatkan
manfaat yaitu dapat mengetahui beda atau tinggi atau perbedaan tinggi pada suatu
lokasi yang dilakukan pengukuran dengan beberapa titik yang di ukur, secara
simplenya praktikan dapat mengetahui perbedaan tinggi suatu tempat yang di ukur,
Juga mengetahui berapa kelerengan suatu tempat yang belum diketahui sebelumnya
dengan menggunakan angka sebagai pembanding
Pada praktikum ini praktian medapatkan masalah ataupun eror yang
ditemukan pada saat melakukan pembacaan nilai rambu ukur melalui teodolit
karena praktikan tidak menggunakan payung pada saaat melihat hasil pada
theodolite sehingga dalam pembacaannya sedikit buram dan mengakibatkan t
kemungkianan terjadinya eror.
Frick, Heinz. 1979. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta : Kanisius.
Kustarto, D.W Hendro dan J. Andy Hartanto.2012. Ilmu Ukur Tanah Metode dan
Aplikasi Bagian Kedua. Malang : Dioma.