Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan Ke :5

Judul Praktikum : Pengukuran Beda Tinggi


Hari / Tanggal : Jumat / 02-11-2018
Tempat : Jalan Belakang Balairung
Nama / Nim : Baihaqi Nasution / F1D117028
Kelas : Teknik Pertamabangan
Asisten Praktikum : 1. Adi Parulian Lubis
2. Ardi Satriawan
Prinsip Teori:
Geodetic Surveying ini digunakan dalam pengukuran daerah yang luas dengan
menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung (bola/ellipsoid). Plane
Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan
mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane Surveying ini digunakan untuk
pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu
bidang datar (Frick,1979).
Bearing merupakan sudut arah yang diukur dari utara atau selatan magnet bumi
ke titik lain yangsearah/berlawanan dengan arah putaran jarum jam, dengan sudut
kisaran antara 0-90. Azimuth merupakan sudut arah yang diukur dari utara magnet
bumi ke titik yang lain searah jarum jam sehingga mempunyai kisaran antara 0-360.

Pembacaan sudut miring (V)Sudut miring merupakan sudut yang dibentuk


oleh garis bidik teropong dengan bidang horisontal. Pada umumnya besarnya sudut
horisontal dan vertikal terdapat dalam satu mikrometer, namun ada pula yang
dipisahkan. Selain itu, juga dilakukan pengukuran jarak (D) dan beda tinggi (BT)
Jarak horisontal (H) dan Jarak (D). Dengan rumus sebagai berikut :

Data yang diambil meliputi :

1) Sudut horizontal (𝛽) → azimuth (𝛼)


2) Sudut miring (m) / sudut zenith (z)
3) Tinggi alat dari permukaan tanah / titik BM (TA)
4) Bacaan pada rambu ukur (BT, BA, BB) (Kustarto, 2012 : 27).

Tujuan Praktikum:
Mengetahui cara mengukur beda tinggi menggunakan theodolit.
Pelaksanaan Praktikum
 Alat / bahan
1. Papan ujian
2. Alat tulis dan kertas
3. Theodolite
4. Rambu Ukur
5. Prosedur kerja
6. Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
7. Dipersiapkan alat ukur dan bahan terlebih dahulu
8.
9. Ditancapkan tiang patok dan rambu ukur pada empat titik yang berbeda
10. dengan jarak maksimal 30 meter
11.
Diukur jarak dari titik awal ke tiang patok menggunakan meteran pita
12.
13.
Dipasang tripot dengan theodolit dan dikalibrasikan bulls eye serta arah
14.
utaranya
15.
16. Dibidik tiang patok dari titik awal menggunakan kompas
17.
Dibidik rambu ukur dari titik awal dengan theodolit dan dibaca benang atas
18.
dan benang bawah
19.
20. Ditetapkan sudut dan arah menngunakan kompas
21.
22. Dicatat dan dihitung data hasil pengukuran sudut, arah serta jarak

23.
24.Pengukuran yang dilakukan diukur hingga titik terakhir bertemu dengan titik
25. awal pengukuran dan membentuk polygon tertutup

26.Digambarkan secara grafis pada bidang kartesian menggunakan milimeter


block
27.
28. Didokumentasikan alat-alat praktikum
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengukuran Beda Tinggi
Keterangan

Hasil Pengukuran Perhitungan

Stasion Pembacaan Rambu (Benang Jarak Beda Tinggi


Tengah)
Tinggi (h)
Belakang (b) Muka (m) Belakang (b) Muka (m)
(∆h)

∆h:(b1-m1)

A 19 +500

0,9 1,85 -0,95

1 5 9 +499,05

0,88 1,73 -0,85

2 7 6 +498,2

0,575 1,61 -1,035

3 15 8,5 +497,165

0,57 1,3 -0,73

B 15 +496,435

∑ 2,925 6,46 46 38,5 -3,565 2.490,85

∆hAB = ∑b1 - ∑m1

= 2,925 - 6,46
= -3,535 m (menurun)
hB = hA - ∆ hAB
= 500 + (-3,535)
= 500 – 3,535
= 496,435 m

Jarak A ke B = ∑b + ∑m
= 46 + 38,5
= 84,5 m
Dengan rincian perhitungannya sebagai berikut :
Data Pengukuran Theodolit
Batas Data 1 Data 2 Data 3 Data 4

Belakang Muka Belakang Muka Belakang Muka Belakang Muka

BA 1,19 1,89 0,9 1,76 0,61 1,655 0,65 1,38

BT 0,9 1,85 0,88 1,73 0,575 1,61 0,57 1,3

BB 1 1,8 0,85 1,7 0,54 1,57 0,5 1,23

Keterangan :
BA = Benang Atas
BT = Benang Tengah
BB = Benang Bawah

Perhitungan Jarak
Data 1 Data 1 Data 1 Data 1

Belakang Muka Belakang Muka Belakang Muka Belakang Muka

BA 1,19 1,89 0,9 1,76 0,61 1,655 0,65 1,38

BB 1 1,8 0,85 1,7 0,54 1,57 0,5 1,23

Jarak (d) 19 9 5 6 7 8,5 15 15


Keterangan :
Jarak (d) = (BA – BB) x 100
Perhitungan Beda Tinggi
BT 1 BT 2 BT 3 BT 4

Belakang (b1) 0,9 0,88 0,575 0,57

Muka (m1) 1,85 1,73 1,61 1,3

Beda Tinggi -0,95 -0,85 -1,035 -0,73

(∆h)

Keterangan :
∆h = (b1 - m1)

Pembahasan
Untuk pengukuran beda tinggi, praktikan terlebih dahulu menyiapkan alat dan
bahan yang diperlukan. Lalu tentukan lokasi yang akan di plot. dalam praktikum
kali ini yaitu mengenai pengukuran beda tinggi menggunakan theodolite, yang
mana pada praktek yg di lakukan theodolite diletakan di tengah tengah rambu ukur
dan di lihat hasilnya, praktikum kali ini menggunakan 4 titik atau yang berbeda-
beda. Dalam praktikum kali ini, pembidikan menggunakan theodolit dengan
peletakan rambu ukur di bagian depan dan belakang.sehingga akan diperoleh sudut
azimuth, jarak antara masing-masing titik dan akan mempermudah dalam
pengukuran beda tinggi dengan menggunakan data benang atas (BA), benang
bawah (BB), benang tengah (BT) dan tinggi alat theodolite (Ta). Namun, tidak lupa
untuk merangkai theodolite dengan meletakan statif atau tripod pada bagian bawah
dan bagian optis di atas. Lalu dirikan theodolite dengan keadaan datar, dilakukan
penyetelan terhadap tripod dan diperhatikan keadaan nifo tabung agar berada di
tengah. Lalu dicatat data data yang diperoleh pada masing-masing titik. Pada
pengukuran ini didapatkan hasil rata rata beda tinggi yaitu sebesar -2,735. Dan
dapat di gambarkan bahwa jalur yang diukur yaitu semakin menurun atau rendah.
Jadi setelah praktikum beda tinggi ini dilakukan praktikan mendapatkan
manfaat yaitu dapat mengetahui beda atau tinggi atau perbedaan tinggi pada suatu
lokasi yang dilakukan pengukuran dengan beberapa titik yang di ukur, secara
simplenya praktikan dapat mengetahui perbedaan tinggi suatu tempat yang di ukur,
Juga mengetahui berapa kelerengan suatu tempat yang belum diketahui sebelumnya
dengan menggunakan angka sebagai pembanding
Pada praktikum ini praktian medapatkan masalah ataupun eror yang
ditemukan pada saat melakukan pembacaan nilai rambu ukur melalui teodolit
karena praktikan tidak menggunakan payung pada saaat melihat hasil pada
theodolite sehingga dalam pembacaannya sedikit buram dan mengakibatkan t
kemungkianan terjadinya eror.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang di lakukan Pratikan dapat menentukan beda tinggi
pada suatu lokasi yang di ukur dan menggambarkannya pada kertas millimeter
berdasarkan skala tertentu.
Saran
Sebaiknya alat-alat untuk praktikum geodesi ini lebih di perhatikan lagi baik
itu kelengkapan alat maupun keadaan alatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Frick, Heinz. 1979. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta : Kanisius.

Kustarto, D.W Hendro dan J. Andy Hartanto.2012. Ilmu Ukur Tanah Metode dan
Aplikasi Bagian Kedua. Malang : Dioma.

Anda mungkin juga menyukai