Anda di halaman 1dari 32

GAMBAR STRUKTUR BANGUNAN

Dosen : Harmiyati, ST.,MSi


Pendahuluan
Struktur merupakan bagian dari sebuah
bangunan yang menahan beban-beban yang
diberi padanya. Fungsi struktur dapat
disimpulkan untuk memberikan kekuatan dan
kekakuan yang diperlukan untuk mencegah
sebuah bangunan mengalami keruntuhan.

Untuk memenuhi fungsinya sebagai tumpuan


bangunan dalam merespon beban apapun
yang mungkin dibebankan di atasnya, sebuah
struktur harus memenuhi 4 hal : Struktur
tersebut harus mampu mencapai keadaan
setimbang, harus stabil, harus mempunyai
kekuatan yang cukup dan kekakuan yang
cukup.
4 hal yang harus diperhatikan dalam
perencanaan bangunan :

Estetika

Fungsional

Struktural

Ekonomis
Tahapan yang harus dilakukan dalam
perancangan dan analisis bangunan bertingkat :

Tahap Arsitektural

Tahap Struktural

Tahap Finishing
Bangunan bertingkat adalah suatu sistem
struktur yang mempunyai lapis lantai lebih dari
satu, umumnya bertingkat ke atas walaupun ada
juga yang bertingkat ke dalam tanah.
Bila luas lantai atas sama dengan luas lantai
dasarnya, disebut bertingkat penuh. Bila luas
lantai atas lebih kecil dari pada luas lantai
dasarnya, maka disebut bertingkat sebagian.
Untuk mengetahui jumlah lantai tingkat dan nomor
urut tingkatnya, maka pada masing-masing lantai
diberi nomor urut sebagai berikut :
Lantai- 1 (ground floor) : Lantai dasar, terletak diatas
tanah dan langsung berhubungan dengan halaman,
diberi peil ±0,00.
Lantai- 2 (first floor) : Lantai tingkat di atas lt 1
Lantai- 3 (second floor) : Lantai tingkat di atas lt 2.
Atap (roof) : puncak bangunan, berfungsi sebagai
penutup/pelindung bangunan dan penghuninya.
Besmen (basement) : Ruang di bawah lantai-1
dalam tanah, umumnya digunakan sebagai tempat
parkir, gudang, ruang mesin
Pondasi

Pondasi dalam pengertian umum erat hubungannya dengan mekanika tanah


yaitu suatu ilmu yang berhubungan dengan penelitian susunan tanah,
penggolongannya, konsolidasi, kekuatan, aliran air, serta desakan tanah aktif
dan pasif.
Pengertian pondasi dari sebuah bangunan gedung adalah suatu konstruksi
dari bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah yang
bertugas memikul/mendukung bangunan diatasnya termasuk gaya-gaya yang
bekerjan pada bangunan tersebut.
Persyaratan Pondasi

Cukup kuat untuk mencegah/menghindarkan timbulnya


patah geser yang disebabkan muatan tegak ke bawah.

Dapat menyesuaikan terhadap adanya kemungkinan gerakan-


gerakan tanah antara lain, tanah mengembang, tanah
menyusut, tanah tidak stabil, kegaiatn pertambangan dan
gaya mendatar dari gempa bumi.

Menahan gangguan dari unsur-unsur kimiawi di dalam


tanah baik organik maupun anorganik.

Dapat menahan tekanan air yang mungkin terjadi.


Jenis-jenis Pondasi
Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
• Pondasi Dangkal (Shallow Foundation), di
dalamnya terdiri dari :
- Pondasi Setempat ( Single Footing)
- Pondasi Menerus (Continuous Footing)
- Pondasi Pelat (Plate Foundation)
• Pondasi Dalam (Deep Foundation). Digunakan
untuk menyalurkan beban bangunan melewati
lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke
lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara
lain Tiang Pancang, Tiang Bor, kaison, pondasi
sumuran, dan semacamnya. Penyebutannya
dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau
pasarannya.contohnya: Pondasi Tiang Pancang
(Pile Foundation)
Gambar Pondasi tiang pancang kayu
• Kombinasi Pondasi Pelat dan Tiang Pancang
(Combination of Plate-Pile Foundation)
• Pondasi Tiang Pancang Beton
Pondasi tiang beton dipergunakan untuk bangunan-bangunan
tinggi (high rise building). Proses pelaksanaannya dilakukan
sebagai berikut :
1). Melakukan test “ boring” untuk menentukan kedalaman
tanah keras dan klasifikasi panjang tiang pancang, sesuai
pembebanan yang telah diperhitungkan.
2). Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran
tiang pancang.
3). Melakukan pemancangan pondasi dengan mesin pondasi
tiang pancang.
Pondasi tiang pancang beton pada prinsipnya terdiri dari :
pondasi tiang pancang beton cor di tempat dan tiang
pancang beton sistem fabrikasi.
• Pondasi tiang pancang beton cor ditempat
Proses pelaksanaannya pondasi tiang pancang beton cor di tempat sebagai berikut :
1). Melakukan pemboran tanah sesuai kedalaman yang ditentukan dengan
memasukkan besi tulangan beton.
2). Memompa tanah bekas pengeboran ke atas permukaan tanah.
3). Mengisi lubang bekas pengeboran dengan adukan beton, dengan sistem
dipompakan dan desakan/tekanan.
4). Pengecoran adukan beton setelah selesai sampai di atas permukaan tanah,
5). Pemudian dipasang stek besi beton sesuai dengan aturan teknis yang telah
ditentukan.
• Pondasi tiang pancang beton sistem fabrikasi
Kemajuan teknologi khususnya pada bidang rancang bangun beton
bertulang telah menemukan pondasi tiang pancang sistem fabrikasi.
Cetakan-cetakan pondasi dengan beberapa variasi diameter tiang pancang
dan panjang tiang pancang dibuat dalam pabrik dengan sistem “Beton Pra-
Tekan”

Pondasi pemasangan pondasi tiang pancang sistem fabrikasi, sebagai berikut :


1). Dilakukan pengeboran sambil memancangkan tiang pondasi bagian per-
bagian. Kedalaman pengeboran sampai dengan batas kedalaman tanah
keras yang dapat dilihat secara otomatis dari mesin tiang pancang.
2). Kemudian setiap bagian tertentu dilakukan penyambungan dengan plat
baja yang telah dilengkapi dengan “joint” atau ulir penyambungan
Desain Pondasi
• Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung
dengan penurunan / settlement tertentu oleh para
Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya
mempertimbangkan penurunan dan daya dukung
tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi /
lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan.
Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan
biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi
turun bersama-sama) dan penurunan
diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring).
Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang
didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari
kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi(
tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai
kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan
tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga
pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah
serta perubahan-perubahan yang terjadi di
dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena
itu para ahli geoteknik membatasi beban yang
bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari
kekuatan desainnya.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat
diproyeksikan menjadi:
• Beban Horizontal/Beban Geser, contohnya beban
akibat gaya tekan tanah, transfer beban akibat gaya
angin pada dinding.
• Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik,
contohnya:
- Beban Mati, contoh berat sendiri bangunan
- Beban Hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan
salju
- Gaya Gempa
- Gaya Angkat Air (Lifting Force)
• Momen
• Torsi
Gambar-gambar struktur pondasi

Anda mungkin juga menyukai