OLEH:
NPM :183112540120594
C. Sasaran
Mahasiswa D4 Kebidanan Kelas B4 Universitas Nasional
D. Materi Penyuluhan :
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS ?
3. Apa tanda dan gejala yang terjadi jika seseorang tertular HIV/AIDS ?
4. Bagaimana cara pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS ?
5. Bagaimana Cara Prngobatan penyakit HIV/AIDS ?
E. Metode
1.Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
Leaflet
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir tepat waktu di tempat penyuluhan
b. Pelaksanaan penyuluhan di PSIK FK UNSRAT
c. Perencanaan pelaksanaan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta sangat antusias dengan materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengerti dan memahami serta dapat menerapkan pencegahan
penularan penyakit HIV/AIDS
b. Jumlah yang hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang
H. Kegiatan Penyuluhan
KEGIATAN
NO WAKTU
Pemberi Materi Peserta Penyuluhan
PEMBUKAAN - Menjawab salam
1 5 menit - Salam - Mendengarkan
- Perkenalan - Memahami
- Menyampaikan Tujuan - Memperhatikan
-
PELAKSANAAN - Mendengarkan
- Menjelaskan pengertian HIV/AIDS danmMemperhati
- Menjelaskan Tahapan kan Penjelasan.
perkembangan penyakit HIV/AIDS - Memahami tanda
2 20 Menit - Menjelaskan tanda dan gejala dan gejala
HIV/AIDS. HIV/AIDS.
- Menerangkan bagaimana cara - Memahami cara
penularan HIV/AIDS. penularan
- Menjelaskan cara mengatasi HIV/AIDS
penularan HIV/AIDS
EVALUASI
3 10 Menit - Memberi umpan balik terhadap
penjelasan HIV/AIDS - Mengajukan
- Memberi kesempatan pada Peserta pertanyaan
pelatihan untuk menanyakan hal-hal - Memperhatikan
yang belum jelas.
- Memberi jawaban atas pertanyaan
Peserta pelatihan.
TERMINASI
- Mengucapkan terimakasih atas - Mendengarkan
4 5 Menit peran serta peserta yang hadir - Menjawab salam
dalam penyuluhan.
- Mengucapkan salam penutup
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN HIV/AIDS
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul
gejala AIDS :
Tahap 1
- HIV masuk ke dalam tubuh.
- Tidak Ada tanda-tanda, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat.
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini.
Tahap 2
- Tidak Ada tanda-tanda, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat.
- Test HIV sudah bisa mendeteksi keberadaan virus ini.
- Virus HIV berkembangbiak dalam tubuh.
Tahap 3
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun.
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan
kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus-menerus, dan flu yang tak
kunjung sembuh.
Tahap 4
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah.
-
Berbagai macam penyakit menginfeksi tubuh, dan lama-kelamaan akan
semakin parah dan tak kunjung sembuh.
B. CARA PENULARAN HIV/AIDS
Melalui Darah
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena
darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb
Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman
lainnya, oral seks, dsb.
Cairan Vagina pada Perempuan
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam
alat bantu seks, oral seks, dll.
Air Susu Ibu / ASI
Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi
pasangannya, dan lain sebagainya.
Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ :
Air liur / air ludah / saliva
Feses / kotoran / tokai / bab / tinja
Air mata
Air keringat
Air seni / urine
C. Berikut beberapa tanda gejala HIV AIDS yang perlu kita waspadai :
Orang yang sedang dalam tahap HIV tidak bisa dikenali. Mereka tampak
sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit apapun. Status terinfeksi HIV
hanya dapat diketahui setelah mengikuti test HIV yang disertai konseling.
Berikut tanda dan gejala umum seseorang yang telah mengalami HIV/AIDS
Hanya saja tanda ciri di atas bila terdapat pada diri seseorang kita juga tak
boleh langsung memvonis bahwa seseorang tersebut mengidap penyakit
AIDS, harus ada beberapa pemeriksaan lebih lanjut untuk bisa membuktikan
kebenaran akan diagnosa penyakit yang satu ini.
1. Hindari Kontak dengan Darah yang terinfeksi HIV Cara yang paling
umum untuk menularkan HIV adalah melalui kontak dengan darah dari
orang yang terinfeksi HIV. Transfusi, atau kontak dengan luka, dapat
menyebabkan virus menyebar dari satu orang ke orang lain. Transmisi
dengan darah dapat dengan mudah dihindari melalui tes darah dan
menghindari kontak dengan luka jika seseorang positif terinfeksi HIV, jika
Anda harus berurusan dengan luka dari pengidap HIV/ AIDS, pastikan untuk
memakai pakaian pelindung seperti sarung tangan karet.
2. Hati-hati dengan Jarum suntik dan peralatan Bedah Obat infus, jarum
suntik dan peralatan tato dapat menjadi sumber infeksi HIV. Jarum tato
senjata,, dan pisau cukur adalah alat yang berpaparan langsung dengan darah
orang yang terinfeksi. Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda
perhatikan ketika menggunakan jarum dan peralatan bedah:
- Jangan menggunakan kembali Alat suntik sekali pakai.
- Bersihkan dan cuci peralatan bedah sebelum menggunakannya.
- Jika Anda ingin tato, pastikan itu dilakukan oleh sebuah toko tato
bersih dan sanitasi.
- Hindari penggunaan obat-obat terlarang dan zat yang dikendalikan
intravena.
3. Gunakan Kondom Cara lain untuk penularan HIV adalah melalui kontak
seksual tidak terlindungi. kondom adalah baris pertama pertahanan Anda
untuk menghindari terinfeksi HIV. Hal ini sangat penting untuk
menggunakan kondom saat berhubungan seks, tidak hanya akan mengurangi
kemungkinan terinfeksi HIV, tetapi juga dapat melindungi diri dari infeksi
menular seksual lainnya. kondom Lateks adalah yang terbaik, tetapi Anda
juga dapat menggunakan kondom polyurethane. Jangan menggunakannya
kembali dan pastikan bahwa tidak ada yang rusak di hambatan saat
menggunakannya.
4. Hindari Seks Bebas HIV dan AIDS yang lebih lazim untuk orang dengan
banyak pasangan seksual. Jika Anda hanya memiliki satu pasangan seksual,
Anda secara dramatis dapat meminimalkan kemungkinan tertular HIV atau
mendapatkan AIDS. Namun itu tidak berarti bahwa Anda dapat berhenti
menggunakan kondom, Anda masih harus melakukan seks dilindungi bahkan
jika Anda setia pada pasangan seksual Anda.