Anda di halaman 1dari 9

Nama : Athaya Zelvisena

No. BP : 1710313003

AKIBAT PERNIKAHAN DINI


Ny Narisem usia 45 tahun datang ke dokter layanan primer dengan keluhan keluar
darah dari kemaluan pasca senggama sejak 6 bulan yang lalu dan kadang-kadang keluar duh
yang berbau disertai nyeri saat BAK. Dari anamnesis diketahui bahwa ia menikah pada usia 14
tahun dan pernah melakukan pemeriksaan IVA dengan hasil positif namun tidak mau
memeriksakan diri ke dokter karena tidak merasakan keluhan apa-apa. Ia juga pernah
menderita penyakit tumor jinak payudara 2 tahun yang lalu dan telah menjalani operasi.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan vital sign normal, konjungtiva anemis, pemeriksaan
inspekulo genitalia terlihat massa rapuh dan mudah berdarah pada serviks. Pasien ini dirujuk
ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut. Di rumah sakit dokter
melakukan biopsi dan memeriksakannya ke Laboratorium Patologi Anatomi dengan hasil
squamous cell carsinoma serviks. Dokter lalu menjelaskan bahwa Ny Narisem harus
melakukan beberapa pemeriksaan lagi untuk mengetahui apakah sudah terdapat metastasis
pada organ lain dan mendapatkan tatalaksana selanjutnya. Pasien bertanya apakah
penyakitnya bisa disembuhkan?
Bagaimana saudara menjelaskan apa yang terjadi pada Ny Narisem?

Step 1
Dokter layanan primer : Pasal 8 Ayat 3 UU no.20 tahun 2013. Dokter layanan primer adalah
jenjang baru Pendidikan yang dilaksanakan setelah program profesi dokter dan program
internship, serta setara dengan jenjang Pendidikan profesi spesialis. Dokter layanan primer
dalah dokter yang mengkhususkan diri menjalankan profesi di pelayanan kesehatan primer.
Darah dari kemaluan pasca senggama(post coital bleeding)
Darah : Darah adalah cairan yang beredar melalui jantung, arteri, kapiler, dan vena; dimana
darah berfungsi untuk mengangkut nutrient dan oksigen menuju sel-sel tubuh, dan
mengeluarkan produk-produk sisa dan karbon dioksida; terdiri dari bagian cair (plasma) dan
unsur-unsur padat (eritrosit, leukosit, dan trombosit).(Dorland)
Kemaluan : Kemaluan atau genitalaia adalah organ reproduksi, khususnya organ reproduksi
eksternal, dimana:
- External genitalia adalah organ reproduksi yang terletak diluar tubuh, termasuk
diantaranya adalah pudendum, klitoris, dan uretra pada perempuan, serta skrotum,
penis, dan uretra pada lakilaki.
- Internal genitalia adalah organ reproduksi didalam tubuh, termasuk ovarium, tuba
uterina, uterus, dan vagia pada perempuan, serta testis, epididimis, ductus deferentes,
vesicular seminalis, ductus ejaculatorius, prostat, dan glandula bulbouretralis pada laki-
laki.(Dorland)
Senggama : coitus atau senggama adalah hubungan seksual per vaginam antara pria dan
wanita.(Dorland)
Duh : duh tubuh vagina adalah cairan yang keluar dari vagina. Duh normal tidak memiliki bau
odor dan tidak terkait dengan iritasi vagina. Gejala duh tubuh vagina abnormal merupakan
petunjuk kuat untuk infeksi vagina, namun merupakan pertanda lemah untuk infeksi serviks.(
Menurut Kementrian Kesehatan tahun 2011)
Nyeri(Pain): nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.(International Association for Study of Pain (IASP)
Pemeriksaan IVA : Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat merupakan pemeriksaan skrining
untuk deteksi dini kanker serviks dimana prosedur pemeriksaannya yaitu dengan
memasukkan spekulum ke dalam vagina kemudian mulut rahim di olesi zat asam cuka, apabila
zat asam mengenai sel-sel yang abnormal, warna jaringan akan berubah menjadi putih dan di
katakan sebagai hasil tes positif. Pemeriksaan IVA yang positif biasanya menandakan adanya
suatu lesi pre kanker.
Tumor : Tumor adalah 1) pembengkakan, salah satu tanda utama peradangan; pembesaran
abnormal. 2) neoplasma; pertumbuhan baru jaringan yang multiplikasi selnya tidak terkontrol
dan progrcsif.(Dorland)
Payudara ( Mammae) : Payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu jaringan kelenjar dan
jaringan stromal. Jaringan kelenjar meliputi lobus dan duktus. Sedangkan jaringan stromal
meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat. Unit fungsional terkecil jaringan payudara adalah
asinus. Sel epitel asinus memproduksi air susu dengan komposisi dari unsur protein yang
disekresi apparatus golgi bersama faktor imun IgA dan IgG, unsur lipid dalam bentuk droplet
yang diliputi sitoplasma sel.
Operasi operasi adalah 1) setiap tindakan yang dilakukan dengan alat atau dengan tangan
seorang ahli bedah; prosedur bedah. 2) setiap efek yang ditimbulkan oleh agen
terapeutik.(Dorland)
Vital sign adalah pengukuran fungsi dasar tubuh. Tanda vital normal berubah sesuai dengan
usia, jenis kelamin, berat badan, dan olahraga, Menurut WHO adapun normal tanda-tanda
vital (TTV) sesuai dengan tingkatan usia:
(i) Temperatur/suhu tubuh,
(ii) Denyut nadi
(iii) Laju pernafasan/respirasi
(iv) Tekanan darah.
Konjungtiva: Conjunctiva adalah membran halus yang melapisi kelopak mata dan menutupi
bola mata.(Dorland)
Konjungtiva Anemis(conjunctiva pallor): kondisi dimana konjungtiva (selaput lender yang
melapirisi permukaan dalam kelopak mata dan permukaan luar bola mata) bewarna putih dan
kelihatan pucat. Ini merupakan salah satu gejala anemia.
Pemeriksaan Inspekulo: Pemeriksaaan dengan menggunakan speculum (Protab RSIA
Harapan Bunda Bandung
Serviks
Biopsi biopsi adalah pengambilan dan pemeriksaan, biasanya mikroskopik, jaringan dari
tubuh organisme yang dikerjakan unruk mengetahui diagnosis pasti.
Laboratorium Patologi Anatomi : Pelayanan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis dari
suatu penyakit, melalui pemeriksaan jaringan / sel yang diperoleh dari tindakan biopsi /
operasi secara makroskopik dan mikroskopik.
Squamous cell carcinoma
Metastasis : : Transfer penyakit dari satu organ atau bagian tubuh ke organ atau bagian tubuh
lain yang tidak langsung berhubungan dengannya, baik akibat transfer mikroorganisme
patogenik maupun transfer sel-sel
STEP 2
1. Mengapa bisa terjadi keluar darah dari kemaluan pasca senggama pada
ny.narisem?
Post coital bleeding atau perdarahan pasca senggama penyebabnya banyak.
- Luka/Trauma: luka pada vagina dapat terjadi akibat penetrasi pertama kali akibat
terobeknya hymen atau selaput dara. Selain itu robekan juga dapat terjadi pada dinding
vagina karena senggama dilakukan pada saat masih kurang lubrikasi vagina karena
estergogen rendah (yaitu pada saat breast feeding, dan menopause) dapat juga
disebabkan oleh benda asing yang dimasukkan kedalam vagina.
- Infeksi: infeksi pada dinding vagina bisa menimbulkan keluhan nyeri saat berhubungan
akibat dinding vagina sedang meradang. Namun infeksi pada mulut Rahim (servisitis)
sering kali hanya disertai keluhan keputihan. Servisitis menimbulkan kerapuhan di sel-sel
permukaan serviks, sehingga saat penterasi terjadi sampai di puncak vagina, maka serviks
akan terluka dan menimbulkan perdarahan. Servisitis biasa disebabkan olek infeksi
klamidial.
- Polip Servikal: tumor kecil yang keluar menjuntai dari mulut Rahim. Struktur polip
rapuh dan mudah berdarah
- Mioma Uteri: tumor Rahim yang sifatnya jinak. Lokasinya bisa bermacam-macam, tapi
mioma uteri yang tumbuh kedalam rongga Rahim dapat menjadi besar dan akhirnya
keluar dari Rahim menjadi mioma geburt. Saat melakukan hubungan, mioma geburt akan
mengalami trauma akibat penetrasi berulang sehingga berdarah. Perdarahan dapat
banyak atau sedikit tergantung luas trauma atau ukuran dari mioma geburt.
- Kanker Mulut Rahim: Kanker mulut Rahim menimbulkan tumbuhnya jaringan seperti
bunga kol di mulut Rahim yang sangat rapuh dan mudah berdarah. Biasanya gejala post
coital bleeding yang disebabkan oleh kanker serviks menandakan bahwa kanker serviks
sudah stadium lanjut, dan biasanya keadaan ini akan dilanjutkan dengan perdarahan
yang abnormal diluar senggama
2. Mengapa bisa keluar duh yang berbau disertai dengan nyeri saat BAK pada
Ny.Narisem?
Cairan vagina yang normal adalah tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak disertai rasa
gatal/nyeri. Keluarnya duh yang berbau dapat disebabkan oleh:
- candidiasis
- trichomoniasis
- herpes
- gonorrhea
- servisitis
- kompilkasi dari IUD
- kanker serviks: pada kanker serviks dapat terjadi keputihan atau keluar cairan encer dari
vagina. Getah yang keluar dari vagina ini makin lama makin berbau busuk karena adanya
infeksi dan nekrosis jaringan. Pada tahap invasive dapat muncul cairan berwarna
kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampu darah.
Nyeri saat buang air kecil:
-ISK
-Batu kandung kemih
-Batu ginjal
-Infeksi klamidia
-Prostatitis
-Vaginitis
-Herpes genital
-Kanker Serviks: pada wanita penderita kanker serviks stadium lanjut, bisa ditemukan
nyeri saat berkemih bahkan terkadang terdapat darah dalam urin, disebabkan karena sel
kanker sudang menginfeksi kandung kemih
 Gejala awal munculnya kanker serviks
Biasanya, saat sel serviks mulai berubah tapi belum dikatakan kanker, tubuh tidak
menunjukkan gejala apapun. Padahal, semakin dini perubahan sel serviks ini diketahui,
semakin mudah kanker serviks bisa dicegah dan diobati.
Jika sel serviks yang abnormal ini dibiarkan, maka bisa berubah menjadi sel kanker dan
menimbulkan gejala awal, seperti:
• Pendarahan yang tidak normal pada vagina, seperti pendarahan saat tidak sedang
menstruasi, setelah berhubungan seks, atau setelah menopause
• Sakit saat berhubungan seks
• Keputihan yang tidak normal dan berbau tidak sedap (Sekret vagina yang berbau
terutama pada masa nekrosis lanjut. Nekrosis ini terjadi karena pertumbuhan tumor
yang cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan pembuluh darah (angiogenesis) agar
mendapat aliran darah yang cukup. Nekrosis ini menimbulkan bau yang tidak sedap dan
reaksi peradangan non spesifik)
• Nyeri panggul
3. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan usia Ny. Narisem dengan keluhannya?
1) Usia > 35 tahun
Pada usia tersebut mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher rahim. Semakin tua usia
seseorang, maka semakin meningkat risikoterjadinya kanker laher rahim. Meningkatnya
risiko kanker leher rahim pada usia lanjut merupakan gabungan dari meningkatnya dan
bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen serta makin melemahnya
sistem kekebalan tubuh akibat usia.
2) Wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi, dan sering berganti-ganti pasangan.
Berganti-ganti pasangan akan memungkinkan tertularnya penyakitkelamin, salah satunya
Human Papilloma Virus (HPV).Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga
membelah menjadi lebih banyak sehingga tidak terkendali sehingga menjadi kanker.
3) Penggunaan antiseptik.
Kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun
deodoran akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker.
4) Wanita yang merokok.
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan
dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir serviks pada wanita
perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut
akan menurunkan daya tahan serviks di samping meropakan ko-karsinogen infeksi virus.
Nikotin, mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi
terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru maupun serviks. Namun tidak
diketahui dengan pasti berapa banyak jumlah nikotin yang dikonsumsi yang bias
menyebabkan kanker leher rahim.
5) Riwayat penyakit kelamin seperti kutil genitalia.
Wanita yang terkena penyakit akibat hubungan seksual berisiko terkena virus HPV, karena
virus HPV diduga sebagai penyebab utama terjadinya kanker leher rahim sehingga wanita
yang mempunyai riwayat penyakit kelamin berisiko terkena kanker leher rahim.
6) Paritas (jumlah kelahiran).
Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan jarak persalinan yang
terlalu pendek. Dari berbagai literature yang ada, seorang perempuan yang sering
melahirkan (banyak anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker
leher rahim. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan berdampak pada
seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang akhirnya dampak dari luka tersebut
akan memudahkan timbulnya Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab terjadinya
penyakit kanker leher rahim.

4. Bagaimana hubungan menikah pada usia 14 tahun dengan keluhannya?


Usia pertama kali menikah.
Menikah pada usia kurang 20 tahun dianggap terlalu muda untuk melakukan hubungan
seksual dan berisiko terkena kanker leher rahim10-12 kali lebih besar daripada mereka yang
menikah pada usia > 20tahun. Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita
benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau
belum. Kematangan juga bergantung pada sel-sel mukosa yang terdapat di selaput kulit
bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia
20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usiaremaja, paling
rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal iniberkaitan dengan kematangan sel-sel
mukosa pada serviks. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya,
masih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar
termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma. Karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa
berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel kanker selalu berubah setiap saat yaitu mati dan
tumbuh lagi. Dengan adanya rangsangan, sel bisa tumbuh lebih banyak dari sel yang mati,
sehingga perubahannya tidak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat
menjadi sel kanker. Lain halnya bila hubungan seks dilakukan pada usia di atas 20 tahun,
dimana sel-sel mukosa tidak lagi terlalu rentan terhadap perubahan.
5. Bagaimana hubungan pemeriksaan IVA hasil positif dengan keluhannya?
Tes IVA merupakan pemeriksaan skrining untuk deteksi dini kanker serviks. Pemeriksaan
IVA yang positif biasanya menandakan adanya suatu lesi pre kanker, untuk diagnosis
pasti harus dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti pap smear atau biopsy.
Secara umum hasil pemeriksaan IVA adalah sebagai berikut :
- IVA negative : seviks normal
- IVA radang : pada pemeriksaan serviks didapatkan adanya peradangan pada serviks
(cervitis) atau adanya temuan jinak misalnya polip pada serviks. Pada IVA radang diobati
terlebih dahulu hingga normal baru kemudian diulangi melakukan tes IVA
- IVA positif : pada hasil pemeriksaan didapatkan adanya kelainan yaitu menunjukkan
adanya lesi berwarna putih pada serviks dan ini merupakan kelainan yang menunjukkan
adanya lesi pre kanker.
- IVA kanker serviks : dimana kelainan menunjukkan adanya kelainan sel akibat adanya
kanker serviks
Hasil positif pada IVA mengarah pada diagnosis pra kanker serviks, pengobatannya
adalah dengan Krioterapi dimana menyemprotkn N2O untuk membekukan lesi pre
kanker sehingga sel kanker tersebut diharapkan mati dan luruh lalu tumbuh kembali sel
yang sehat. Penanganan lainnya adalah dengan Kolposkopi, yaitu mengambil sebagian
jaringan dari serviks dan melihatnya dibawah mikroskop untuk menemukan sel kanker.
Jika hasil tes IVA positif maka perlu ditindak lanjuti dengan pemeriksaan lebih lanjut,
misalnya dengan biopsy.
Pemeriksaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman selama pemeriksaan dan
1-2 hari sesudahnya, tergantung ada atau tidaknya perlukaan. Apabila sesudah dua hari
nyeri masih terus berlanjut, mungkin terdapat masalah lain yang mendasari, misalnya
ISK, radang panggul, dan sebagainya.
Syarat untuk melakukan pemeriksaan IVA adalah :
- Sudah pernah melakukan hubungan seksual
- Tidak sedang dalam keadaan menstruasi
- Tidak sedang hamil
- Tidak melakukan hubungan seksual dalam jangka waktu 24 jam sebelum pemeriksaan
Dari pemeriksaan fisik didapatkan vital sign normal, konjungtiva anemis, pemeriksaan
inspekulo genitalia terlihat massa rapuh dan mudah berdarah pada serviks. Pasien ini
dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut. Di rumah sakit
Ny Narisem usia 45 tahun datang ke dokter layanan primer dengan keluhan keluar
darah dari kemaluan pasca senggama sejak 6 bulan yang lalu dan kadang-kadang keluar duh
yang berbau disertai nyeri saat BAK. Dari anamnesis diketahui bahwa ia menikah pada usia 14
tahun dan pernah melakukan pemeriksaan IVA dengan hasil positif namun tidak mau
memeriksakan diri ke dokter karena tidak merasakan keluhan apa-apa. Ia juga pernah
menderita penyakit tumor jinak payudara 2 tahun yang lalu dan telah menjalani operasi.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan vital sign normal, konjungtiva anemis, pemeriksaan
inspekulo genitalia terlihat massa rapuh dan mudah berdarah pada serviks. Pasien ini dirujuk
ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut. Di rumah sakit dokter
melakukan biopsi dan memeriksakannya ke Laboratorium Patologi Anatomi dengan hasil
squamous cell carsinoma serviks. Dokter lalu menjelaskan bahwa Ny Narisem harus
melakukan beberapa pemeriksaan lagi untuk mengetahui apakah sudah terdapat metastasis
pada organ lain dan mendapatkan tatalaksana selanjutnya. Pasien bertanya apakah
penyakitnya bisa disembuhkan?
6. Bagaimana hubungan riwayat tumor jinak payudara 2 tahun yang lalu dengan
keluhannya?
7. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik Ny. Narisem di rumah sakit?
8. Bagaimana intrepertasi dari pemeriksaan inspekulo genitalia Ny.Narisem?
9. Mengapa pasien ini perlu dirujuk ?
10. Bagaimana penatalaksanaan lebih lanjut yang akan diberikan kepada Ny. Narisem?
11. Mengapa perlu dilakukan Biopsi dan memeriksanya di lab Patologi anatomi dan
Bagaimana indikasi dan kontraindikasi nya?
Biopsi serviks seringkali dilakukan untuk memastikan suatu diagnosis. Tindakan ini
dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari serviks agar sel serviks dapat
dianalisis, biasanya untuk mencari kondisi pra-kanker. Dalam beberapa kasus, biopsi
dilakukan untuk mengobati sel abnormal yang ditemukan di serviks.
Biopsi serviks sering digunakan dalam diagnosis dan pengobatan penyakit ginekologi,
seperti:
• HPV atau human papillomavirus – Ini adalah infeksi menular seksual yang dapat
menyebabkan meningkatnya risiko kanker serviks dan jenis kanker pada alat kelamin
lainnya
• Polip serviks
• Kutil kelamin
• Kanker serviks
• Paparan diethylstilbestrol (DES)

Hasil dari biopsi serviks tidak bisa langsung didapatkan setelah tindakan selesai. Pasien
harus menunggu dihubungi dokter untuk mendapatkan hasilnya, yang bisa berupa:
• Negatif – Ini berarti serviks pasien normal
• Positif – Ada sel kanker atau pra-kanker yang ditemukan saat biopsi

Apabila mendapatkan hasil biopsi yang positif, maka pasien dapat membicarakan pilihan
pengobatan dengan dokternya.
indikasi dilakukannya biopsy, Biopsi serviks adalah tindakan ginekologi untuk mengambil
sampel jaringan dari serviks atau leher rahim. Kemudian, sampel akan diperiksa dengan
mikroskop untuk mencari kelainan dan tanda penyakit. Tes ini paling sering digunakan
untuk mendiagnosis kanker atau menilai risiko kanker serviks pada perempuan. Selain
untuk diagnosis, biopsi serviks juga dapat dilakukan untuk mengangkat jaringan abnormal
dari serviks serta memberikan pengobatan untuk sel pra-kanker.
Bagaimana Penyebaran kanker di seluruh tubuh dikenal sebagai metastasis. Penyebaran
kanker dimulai ketika sel-sel kanker memisahkan diri dari tumor awal, dan menyerang
jaringan normal di dekatnya. Dari sini, sel kanker kemudian berkembang biak dan mungkin
memproduksi senyawa tertentu yang merangsang pergerakan sel menuju tempat lainnya.
Sel-sel kanker dapat menyebar melalui satu dari beberapa rute umum metastasis (aliran
darah, sistem limfatik, atau menembus lapisan penutup rongga organ tubuh) untuk menuju
bagian tubuh lainnya.
Ini adalah perjalanan yang cukup rumit dan sebagian besar sel kanker tidak dapat bertahan
hidup. Beberapa sel kanker mungkin dibunuh oleh sistem kekebalan tubuh atau
terperangkap dalam kelenjar getah bening untuk kemudian dihancurkan, tetapi beberapa
dapat bertahan hidup dan tumbuh untuk membentuk tumor baru. Dari ribuan sel-sel kanker
yang berhasil melepaskan dari kanker induk, mungkin hanya akan ada beberapa yang
mampu bertahan untuk membentuk kanker sekunder (metastasis).
Setelah di tempat baru, sel kanker mulai berkembang biak membentuk tumor-tumor kecil
yang disebut micrometastases. Kelompok tumor kecil ini kemudian bergabung dan
bertumbuh menjadi sel tumor “dewasa”, dan menyelesaikan proses siklus metastatik. Ketika
diamati di bawah mikroskop dan diuji dengan cara-cara tertentu, sel-sel kanker metastatik
membawa karakteristik yang menyerupai kanker induk, bukannya menyerupai ciri sel-sel di
tempat baru di mana kanker metastatik ditemukan. Ini yang menjadi pertanda untuk dokter
bisa memastikan bahwa kanker tersebut adalah kanker yang telah menyebar dari sumber
inti di tempat lain dari tubuh, dan bukan jenis kanker yang benar-benar baru.
Metastasis merupakan faktor penting dalam perkembangan kanker karena metastasis
bertanggung jawab atas sebagian besar kematian akibat kanker. Dalam kebanyakan kasus,
pasien kanker dengan tumor lokal memiliki kesempatan untuk bertahan hidup yang lebih
baik dibandingkan dengan tumor metastatic

12. Apa intrepertasi dari pemeriksaan lab PA dari Ny.Narisem?


13. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk mengetahui metastasis pada organ
lain?
14. Apakah penyakit Ny.Narisem bisa disembuhkan?
15. Bagaimana kesimpulan apa yang terjadi pada Ny. Narisem?

Anda mungkin juga menyukai