Anda di halaman 1dari 14

LANGKAH-LANGKAH MENDESAIN PRODUK LEMBAGA

PENDIDIKAN ISLAM

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas Presentasi Mata Kuliah

“Desain Produk dan Pemasaran Lembaga Pendidikan Islam”

Dosen Pengampu: DR. Isa Anshori, Drs., M.Si.

Disusun Oleh:

1. Nur Hidayati Roihannah (D93217068)


2. Rima Wafi A.N (D93217070)
3. Adam Arya Adiwangsa (D93217084)
4. Ayu Mardiana Dewi P.N. (D93217088)
5. Lili Nur Amaliyah (D93217102)
6. Miftahush Shurur (D93217107)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Seraya mengucapkan Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis


sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas segala kenikmatan dan kekuatan-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah “Langkah-Langkah Mendesain Produk
Lembaga Pendidikan Islam”. Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada
baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan warna Ilahiah dalam
hidup dan kehidupan manusia di dunia.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Produk dan
Pemasaran Lembaga Pendidikan Islam. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. Isa Anshori, Drs., M.Si. sebagai dosen pembimbing yang atas
bimbingan dan kebijakannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
2. Orang tua yang selalu mendukung penulis dalam hal material maupun
spiritual.
3. Teman-teman yang telah ikut membantu dan mendukung sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.
Tujuan dibuatnya makalah ini supaya para pembaca dapat lebih mengerti
tentang langkah-langkah mendesain produk lembaga pendidikan. Semoga makalah
ini bermanfaat untuk penulis dan para pembaca. Makalah ini masih memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, penulis meminta untuk kritik dan sarannya,
terimakasih.

Surabaya, 25 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Penelitian Yang Merupakan Proses Penetapan Awal .................... 3
B. Proses Analisis dan Penyusunan Konsep Yang Merupakan Proses
Penyusunan Acuan .................................................................................... 4
C. Proses Pembuatan Rencana Yang Merupakan Proses Penjabaran Konsep
Menjadi Gambar........................................................................................ 5
D. Proses Pembuatan Yang Merupakan Proses Penjabaran Dari Gambar
Menjadi Barang Jadi Berupa Lembaga Pendidikan Islam ........................ 7
E. Contoh Langkah-Langkah Mendesain Produk Dalam Manajemen Lembaga
Pendidikan Islam ....................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Bahkan Pendidikan sendiri merupakan salah satu bagian dari tri
dharma perguruan tinggi. Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.1
Lembaga pendidikan merupakan tempat bagi anak bangsa untuk
mengemban pendidikan. Pada saat ini sudah banyak lembaga pendidikan yang
telah didirikan. Mulai dari kota kota besar bahkan sampai daerah yang terpencil
pun dapat ditemukan lembaga pendidikan. Karena pemerintah sendiri juga
memiliki harapan untuk meratakan pedidikan di seluruh penjuru nusantara.
Seiring berjalannya waktu lembaga pendidikan islam pun hadir di tengah
era milenial ini. Adanya lembaga pendidikan islam diharapkan dapat
membentuk insan yang berkompeten serta yang mulia.
Namun, untuk mendirikan lembaga pendidikan islam tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan. Dikarenakan tantangan zaman sekarang yang
memandang bahwa lembaga pendidikan yang berbasis umum dianggap lebih
baik dari pada lembaga pendidikan yang berbasis islam. Padahal lembaga
pendidikan islam memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga
pendidikan yang berbasis umum.
Oleh sebab itu untuk mendirikan lembaga pendidikan islam diperlukan
langkah-langkah yang jelas agar dapat berjalan dengan baik. Dimulai dari
perencanaan, analisis lingkungan dan sebagainya. Pada pembahasan
selanjutnya akan dipaparkan terkait dengan langkah langkah mendesain produk
lembaga pendidikan islam.

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penelitian yang merupakan proses penetapan awal?
2. Bagaimana proses analisis dan penyusunan konsep yang merupakan proses
penyusunan acuan?
3. Bagaimana proses pembuatan rencana yang merupakan proses penjabaran
konsep menjadi gambar?
4. Bagaimana proses pembuatan yang merupakan proses penjabaran dari
gambar menjadi barang jadi berupa lembaga pendidikan islam?
5. Bagaimana contoh langkah-langkah mendesain produk dalam manajemen
lembaga pendidikan islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses penelitian yang merupakan proses penetapan awal
2. Untuk mengetahui proses analisis dan penyusunan konsep yang merupakan
proses penyusunan acuan
3. Untuk mengetahui proses pembuatan rencana yang merupakan proses
penjabaran konsep menjadi gambar
4. Untuk mengetahui proses pembuatan yang merupakan proses penjabaran
dari gambar menjadi barang jadi berupa lembaga pendidikan islam
5. Untuk mengetahui contoh langkah-langkah mendesain produk dalam
manajemen lembaga pendidikan islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Penelitian Yang Merupakan Proses Penetapan Awal


Terdapat beberapa langkah-langkah dalam hal mendesain produk di manajemen
lembaga pendidikan islam yaitu: proses penelitian yang merupakan proses
penetapan awal, proses analisis dan penyusunan konsep yang merupakan proses
penyusunan acuan, proses pembuatan rencana yang merupakan proses penjabaran
konsep menjadi gambar serta proses pembuatan yang merupakan proses penjabaran
dari gambar menjadi barang jadi yang berupa lembaga pendidikan islam.
Dalam mendesain produk hal yang perlu dilakukan ialah mengenal proses
perencanaan. Pada sejumlah literatur, tahap ini disebut dengan ‘tahap desain’
(design step) atau disebut juga sebagai ‘tahap perancangan’. Pada tahap ini
sebenarnya merupakan tahap membuat rencana berdasarkan suatu acuan berupa
suatu konsep. Pada kasus perencanaan, yang patut dipahami adalah suatu desain
tidak bisa diselesaikan hanya dengan berpikir dan berbicara saja. Untuk dapat
menyelesaikan harus dilakukan berbagai kegiatan, seperti mempelajari, melakukan
percobaan (eksperimen), melakukan analisis, membuat berbagai keputusan dan
bekerja (membuat gambar, model, mok-ap, prototip produk, dan sebagainya).2
Proses penelitian yang merupakan proses penetapan awal.
Untuk mendesain produk, pelaksanaan penelitian (research) merupakan
kegiatan yang harus dilakukan. Dengan memperoleh data awal, masalah, gagasan,
peluang serta ancaman dapat digunakan untuk menyusun suatu ‘kelayakan proyek
desain’ yang komprehensif.3 Dengan melakukan penelitian yang matang
diharapkan dapat membuat lebih mudah dalam hal mendesain produk manajemen
lembaga pendidikan islam.
Jadi dengan melakukan penelitian terlebih dahulu di suatu tempat atau daerah
dapat menjadi acuan cocok atau tidaknya jika akan dibangun lembaga pendidikan
islam serta memperhatikan kondisi lingkungan sekitar seperti sumber daya

2
Bram Palgunadi,Desain Produk:Membuat Rencana (Bandung: Penerbit ITB, 2008),9.
3
Bram Palgunadi,Desain Produk:Membuat Rencana, 15.

3
manusia, sumber daya alam, keadaan sosial, dan ekonomi. Apabila tidak melakukan
penelitian bisa saja akan menimbulkan kesalahan atau bahkan tidak beroperasinya
lembaga pendidikan islam di sekitar daerah tersebut dikarenakan tidak mengerti
kondisi di lingkungan sekitar.

B. Proses Analisis dan Penyusunan Konsep Yang Merupakan Proses


Penyusunan Acuan
Dalam proses ini alokasi waktu harus memadai, guna melaksanakaan proses
analisis untuk menghasilkan kelayakan proyek desain produk suatu pendidikan.4
Dalam proses analisis harus mempertimbangkan hal-hal yang memberi dampak
pada pelaksanaan dan fungsi dari proyek desain suatu pendidikan.
Selanjutnya, Penyusunan konsep adalah sebuah gambaran atau perkiraan
mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk proyek desain. Tingkat dimana
sebuah produk pendidikan dapat memuaskan pelanggan dan dapat sukses di pasaran
tergantung kepada besarnya nilai kualitas yang mendasari konsep. Proses
penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan dan target
spesifikasi produk dan menghasilkan serangkaian konsep produk dimana tim akan
membuat seleksi akhir.5
Adapun metode penyusunan konsep terdiri dari 5 langkah yaitu :
1. Memperjelas masalah Mengerti masalah dan mendekomposisikannya
menjadi submasalah yang lebih sederhana.
2. Pencarian eksternal Mengumpulkan informasi dari pengguna utama, pakar,
patent, literatur yang telah dipublikasikan dan produk yang berhubungan.
3. Pencarian internal Menggunakan metode individu dan kelompok untuk
memperoleh dan mengadaptasi ilmu pengetahuan dari tim.
4. Menggali secara sistematis Menggunakan klasifikasi dan tabel kombinasi
untuk mengatur pemikiran tim dan untuk mengkombinasikan penggalan
solusi.

4
Bram palgunadi, Desain Produk:membuat rencana (bandung: ITB,2008),16
5
Asman Ala, “Perancangan dan pengembangan produk”, (FT UI, 2007), 17

4
5. Merefleksikan pada penyelesaian dan proses Mengidentifikasi peluang
untuk perbaikan pada iterasi berikutnya atau proyek yang akan datang.

C. Proses Pembuatan Rencana yang Merupakan Proses Penjabaran Konsep


Menjadi Gambar
Berbagai tahap pekerjaan yang harus dikerjakan oleh seorang perencana dalam
membuat ‘desain’ suatu produk. Pada sejumlah literatur, tahap ini disebut ‘tahap
desain’. Sedangkan seluruh tahap sebelumnya, disebut ‘tahap pradesain’. Selain itu
ada juga yang menyebut tahap ini sebagai ‘tahap perancangan’. Apapun sebutannya
tahap ini sebenarnya merupakan tahap ‘membuat rencana berdasarkan suatu acuan
berupa konsep’.
Sebuah rencana produk, pada dasarnya merupakan jabaran dari konsep desain.
Yang umumnya sudah bersifat sangat teknis dan mengandalkan kemampuan ‘rasio’
(akal) untuk menyelesaikannya. Meskipun demikian diantara sejumlah besar tahap
yang bersifat sangat teknis itu, terdapat juga sejumlah bagian yang bersifat sangat
tidak teknis yang mengandalkan ‘rasa’ untuk menyelesaikannya.
Pada kebanyakan kasus perencanaan yang patut dipahami adalah suatu desain
tidak bisa diselesaikan hanya dengan berpikir dan berbicara saja. Untuk bisa
menyelesaikannya haruslah dilakukan berbagai kegiatan, misalnya: mempelajari,
melakukan percobaan (eksperimen), melakukan analisis, membuat berbagai
keputusan dan bekerja (membuat gambar, model, mok-ap, propotip produk dan
sebagainya). Perencana yang terlalu banyak berbicara dari pada bekerja, umumnya
diejek sebagai perencana yang ‘mendesain dengan berbicara’ (design by talking).
Sedangkan seharusnya, seorang perencana melakukan proses desain dengan
bermoto ‘mendesain dengan cara belajar, mimikirkannya, mencoba, membuat
konsep, serta bekerja; bukannya berbicara saja’ (design by learning, thinking,
triying, make concept and doing, not just talking).
Pada proses pembuatan rencana yang merupakan proses penjabaran konsep
menjadi gambar memiliki banyak persiapan diantaranya:
1. Persiapan pembuatan rencana produk.

5
Yakni mempersiapkan berbagai hal yang akan digunakan dan dilaksanakan
dalam seluruh proses pelaksanaan pembuatan rencana (desain). Dalam hal ini,
meliputi masalah yang hendak digarap, konsep desain, analisis berbagai aspek
desain, pertimbangan, batasan, jangkauan dan kendala desain yang semuanya
dicakup secara singkat dan menyeluruh dalam ‘acuan desain’ termasuk
penyiapan berbagai perangkat kerja.
2. Perencanaan dan pembuatan tata-kala.
Yakni merencanakan dan membuat jadwal atau pengaturan waktu yang
berkaitan dengan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap
tahap dalam proses pelaksanaan pembuatan desain.
3. Pelaksanaan proses desain dan pengembangan desain
Yakni melaksanakan pengembangan gagasan, sehingga siap menjadi
sebuah desain dari produk yang direncanakan untuk dibuat. Dalam hal ini, sejak
rencana masih berbentuk umum, menyeluruh atau global sampai rencana
berbentuk sangat rinci dan menyangkut berbagai segi.
4. Melakukan pemeriksaan desain, pemeriksaan ulang desain dan
perbaikan desain
Yakni pelaksanaan tahap yang lebih tepat disebut dengan istilah
‘introspeksi’ yaitu melakukan proses pemeriksaan terhadap seluruh hasil kerja
perencana untuk meyakinkan bahwa segala sesuatu yang telah dirumuskan,
ditetapkan atau diputuskan rencana pada kondisi yang benar sesuai serta
objektif dan tepat, kemudian melakukan berbagai perbaikan jika memang
diperlukan.
5. Pembuatan gambar kerja.
Yakni mempersiapkan dan melaksanakan pembuatan gambar-gambar kerja
dan berbagai kelengkapan lainnya, yang pada dasarnya lebih ditunjukan untuk
orang lain.
6. Pembuatan materi presentasi.
Yakni mempersiapkan dan melaksanakan pembuatan bahan-bahan
presentasi yang diperlukan dan berbagai kelengkapan lainnya.
7. Menyiapkan dan melaksanakan presentasi desain.

6
Yakni mempersiapkan dan melaksanakan forum pengenalan produk yang
direncanakannya dalam bentuk desain kepada pihak lain.
8. Memilih, menetapkan dan menggunakan berbagai system/perangkat
bantu kerja serta berbagai sumber daya.
Hal ini diperlukan untuk mempercepat dan mengefisiensikan waktu kerja,
menghasilkan kecepatan kerja yang dikehendaki dan mencapai hasil kerja
seperti yang dikehendaki.6

D. Proses Pembuatan Penjabaran dari Gambar Menjadi Berupa Barang Jadi


Lembaga Pendidikan Islam
Adapun proses pembuatan penjabaran dari gambar menjadi barang jadi
adalah sebagai berikut:7
1. Perlu menghasilkan alternative produk
Pada proses awal penyusunan komponen perencana sebaiknya menghasilkan
sejumlah alternatif susunan komponen produk yang bersifat optimal.
Kebanyakan perencana sangat enggan diminta menghasilkan sejumlah
alternative produk karena kebutuhan adanya sejumlah alternative bersifat
mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar. Perencana bisa memperoleh gambaran
yang realistis tentang keungguluan dan kelemahan cara penyusunan komponen.
2. Memilih dan menetapkan produk optimal
Keserderhanaan dalam pembuatan produk. Kekompakan dalam pembuatan
produk. Kemampuan daya dukung dalam pembuatan barang terhadap fungsi
yang dikehendaki dalam perencanaan. Kemampuan integrasi seluruh
pembuatan produk dalam rangka mendukung sebuah desain yang memenuhi
berbagai persyaratan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pertimbangan yang
berkaitan erat dengan struktur, perangkaan, kekuatan, daya dukung,
keseimbangan secara fisik dan non fisik, perkiraan distribusi berat terhadap
produk, perkiraan dimensi keseluruhan, perkiraan dimensi bentuk dan bagian –
bagian produk, serta kemungkinan bentuk akhir produk.

6
Ibid.
7
Bram Palgunadi, Desain Produk 4, (Bandung: ITB Press, 2008) 175-182

7
3. Mengoptimalkan produk
Melakukan pengamatan dan analisis ulang terhadap sejumlah barang yang
dianggap bermasalah. Melakukan pengubahan penempatan, relokasi, reformasi
atau perbaikan tempat kedudukan suatu barang. Melakukan upaya proses
penyusunan ulang. Melakukan analisis yang berkaitan erat dengan derajat
kesesuaian fungsi yang dikehendaki.

E. Contoh Langkah-Langkah Mendesain Produk dalam Manajemen


Lembaga Pendidikan Islam

Sumber: multidesainarsitek.com
Gambar diatas adalah salah satu contoh gambaran desain suatu produk dalam
lembaga pendidikan islam. Gambar diatas dihasilkan dari langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk membuat suatu desain produk lembaga pendidikan islam.
Mulai dari perencanaan awal atau konsep, menggambar konsep yang telah
difikirkan sebelumnya lengkap dengan model,mok-up, proktotip dan sebagainya.

8
Dalam gambar diatas juga sedikit diberi catatan-catatan kecil untuk mempermudah
saat mempresentasikan gambar kepada pihak yang bersangkutan.
Adanya gambar ini adalah sebagai salah satu wujud dari sebuah pemikiran atau
gagasan , ide-ide pembuatnya yang mana dihasilkan dengan pemikiran konsep yang
matang meskipun masih memerlukan beberapa perbaikan. Gambar diatas juga
sebagai wujud I desaign by learning,thingking,trying,making concept and doing,
karena desain tidak cukup dan tidak akan menjadi suatu produk nyata tanpa adanya
tindakan lenih lanjut dari suatu konsepan yang telah dibuat sebelumnya.8

8
Bram Palgunadi,Desain Produk:Membuat Rencana,9

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Melakukan penelitian terlebih dahulu di suatu tempat atau daerah dapat menjadi
acuan cocok atau tidaknya jika akan dibangun lembaga pendidikan islam serta
memperhatikan kondisi lingkungan sekitar seperti sumber daya manusia,
sumber daya alam, keadaan sosial, dan ekonomi.
2. Penyusunan konsep adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai
teknologi, prinsip kerja, dan bentuk proyek desain. Tingkat dimana sebuah
produk pendidikan dapat memuaskan pelanggan dan dapat sukses di pasaran
tergantung kepada besarnya nilai kualitas yang mendasari konsep.
3. Suatu desain tidak bisa diselesaikan hanya dengan berpikir dan berbicara saja.
Untuk bisa menyelesaikannya haruslah dilakukan berbagai kegiatan, misalnya:
mempelajari, melakukan percobaan (eksperimen), melakukan analisis,
membuat berbagai keputusan dan bekerja (membuat gambar, model, mok-ap,
propotip produk dan sebagainya).
4. Terdapat 3 proses dalam pembuatan penjabaran dari gambar menjadi barang
jadi, antara lain: hasilkan alternatif produk, memilih dan menentukan produk
optimal, dan mengoptimalkan produk.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ala, Asman. 2007. Perancangan dan pengembangan produk (Jakarta: FT UI)


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Palgunadi, Bram. 2008. Desain Produk: Membuat Rencana (Bandung: Penerbit
ITB)

11

Anda mungkin juga menyukai