Anda di halaman 1dari 5

e-ISSN: 2442-7667

p-ISSN: 1412-6087
Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif
Mahasiswa pada Materi Larutan Penyangga

Ratna Azizah Mashami dan Raehanah


FPMIPA IKIP Mataram
Email: ratna1742@gmail.com

Abstract: Learning sources which served macroscopic, submicroscopic, and symbol level in one unity weren’t
suitable yet. Whereas those learning sources very needed in order chemistry concept which still abstract could
be understood by students. This research aimed to develop interactive multimedia with macroscopic,
submicroscopic, and symbol approach on buffer material. This research was Research and Development.
Procedure of developing product consisted of five stages, namely analysis, design, develop, implementation,
and evaluation. On implementation stage was conducted try out effect of interactive multimedia toward
students’ creative thinking skills. The data of creative thinking was gotten from essay test and analyzed used
score of N-gain. Result of research showed that interactive multimedia was proper used and could improve
students’ creative thinking skills with mean score of N-gain was 73,74% (high category).

Abstrak: Sumber belajar yang menyajikan level makroskopik, submikroskopik, dan simbolik dalam satu
kesatuan belum tersedia. Padahal sumber belajar tersebut sangat diperlukan agar konsep kimia yang abstrak
dapat dipahami oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan multimedia interaktif dengan
pendekatan makroskopik, submikroskopik, dan simbolik pada materi larutan penyangga. Penelitian ini temasuk
Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Prosedur pengembangan produk terdiri dari lima
tahap, yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Pada tahap implementasi dilakukan
uji coba pengaruh multimedia interaktif terhadap keterampilan berpikir kreatif mahasiswa. Data keterampilan
berpikir kreatif didapatkan dari tes uraian dan selanjutnya dianalisis menggunakan skor gain ternormalisasi
(N-gain). Hasil penelitian menunjukkan bahwa multimedia interaktif layak digunakan dan dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif mahasiswa dengan skor rata-rata N-gain sebesar 73,74% (katagori tinggi).

Kata kunci: Multimedia Interaktif, Keterampilan Berpikir Kreatif.

Pendahuluan perilaku molekul di dalam larutan. Sebagian


Proses pembelajaran kimia saat ini besar buku pegangan mahasiswa
kurang memperhatikan aspek maksroskopik, menampilkan penjelasan makroskopik dan
submikroskopik, dan simbolik dari suatu simbolik saja. Sumber belajar yang
materi. Karakteristik ilmu kimia dibagi menyajikan level makroskopik,
menjadi tiga, yaitu fenomena yang dapat submikroskopik, dan simbolik belum
dilihat dan dirasakan oleh panca indra tersedia. Padahal sumber belajar tersebut
(makroskopik), penjelasan fenomena sangat diperlukan agar konsep kimia yang
makroskopik ditinjau dari segi molekuler abstrak dapat diterima oleh mahasiswa
(submikroskopik), dan pernyataan secara utuh.
kuantitatif dan kualitatif fenomena Perkembangan teknologi komputer
menggunakan simbol (simbolik) (Gilbert kemudian menjadi salah satu peluang dalam
dan Treagust, 2009). Representasi mengembangkan media yang tepat dan
submikroskopik dipelajari terpisah dari level sesuai dengan kebutuhan belajar mahasiswa.
makroskopik dan simbolik. Padahal Hal ini karena metode dan alat pendukung
representasi submikroskopik merupakan pembelajaran yang sesuai dapat
konsep kimia yang bersifat abstrak seperti menghilangkan miskonsepsi peserta didik

© 2016 LPPM IKIP Mataram


Jurnal Kependidikan 15 (3): 265-269

terhadap materi kimia (Barke et al., 2009). berpikir ini perlu dilatih dalam proses
Penjelasan pada tingkat molekuler dapat pembelajaran.
menggunakan animasi. Animasi secara Menurut Munir (2013), pemanfaatan
visual dapat membantu peserta didik multimedia dapat memberikan dampak
memahami konsep yang sulit tentang sistem positif dalam proses pembelajaran.
kimia yang kompleks seperti molekul dan Multimedia akan membantu peserta didik
reaksi (Kozma dan Russell, 2005). menjadi lebih aktif dan kreatif dalam belajar.
Keterbatasan sumber belajar dan Multimedia interaktif membuat konsep
konsep yang abstrak dapat diatasi dengan kimia dalam aspek makroskopik,
menggunakan multimedia interaktif. submikroskopik, serta simbolik menjadi
Multimedia memuat unsur-unsur media lebih konkrit sehingga lebih mudah
secara lengkap yang meliputi audio, animasi, dipahami oleh mahasiswa. Pemahaman yang
video, teks, dan grafis yang memungkinkan tuntas (mastery learning) terhadap konsep
pengguna berinteraksi secara interaktif kimia yang abstrak ini dapat menjadi bekal
melalui fitur-fitur yang tersedia (Gunawan, bagi mahasiswa untuk mengembangkan
2015). Multimedia dapat menyajikan aspek kemampuan berpikir seperti kemampuan
makroskopik, submikroskopik, dan simbolik mengenal adanya suatu masalah dan
dalam satu kesatuan. Selain itu, multimedia kemampuan membangun ide yang beragam.
didesain interaktif agar mahasiswa terlibat Oleh karena itu, multimedia interaktif
aktif dalam menerima informasi atau konsep diharapkan dapat meningkatkan
kimia. Konsep kimia perlu diubah menjadi keterampilan berpikir kreatif mahasiswa.
suatu bentuk yang mudah dimengerti dan
dicerna oleh mahasiswa karena ketercernaan Metode Penelitian
(accessibility) pengetahuan menjadi unsur Penelitian ini menggunakan metode
penting dalam belajar (Tim Pengembang penelitian dan pengembangan (Research and
Ilmu Pendidikan, 2007). Development). Produk yang dikembangkan
Keterampilan berpikir mahasiswa adalah multimedia interaktif dengan
dalam proses pembelajaran belum pendekatan makroskopik, submikroskopik,
berkembang secara optimal. Mahasiswa dan simbolik pada pembelajaran larutan
sering mengalami kebingungan dalam penyangga. Prosedur pengembangan produk
menyelesaikan soal pada satu konsep yang terdiri dari lima tahap, yaitu analisis, desain,
memiliki bentuk berbeda dengan bentuk soal pengembangan, implementasi, dan evaluasi.
yang pernah mereka selesaikan sebelumnya. Populasi dalam penelitian ini adalah
Kemampuan mahasiswa dalam membangun mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
ide yang beragam dan kemampuan untuk Kimia Dasar II sebanyak 29 orang. Teknik
mencoba berbagai pendekatan dalam pengambilan sampel yang digunakan adalah
memecahkan masalah masih rendah. sampling jenuh karena populasi berjumlah
Padahal kemampuan tersebut merupakan sedikit. Data mengenai kelayakan
indikator seseorang memiliki keterampilan multimedia interaktif pada materi larutan
berpikir kreatif (Jazuli, 2009). Keterampilan penyangga yang telah dikembangkan

266
Ratna Azizah Mashami & Raehanah, Pengembangan Multimedia Interaktif …

diperoleh dari angket. Data berupa percobaan sederhana. Konsep komponen


keterampilan berpikir kreatif mahasiswa dan cara kerja larutan penyangga akan lebih
diperoleh melalui tes berbentuk uraian yang jelas jika menampilkan aspek
diberikan sebelum dan setelah perlakuan. submikroskopik dalam penyajiannya. Hal ini
Selanjutnya data dianalisis menggunakan juga untuk menjelaskan percobaan yang
skor gain ternormalisasi (N-gain). dilakukan dari sisi submikroskopiknya.
Konsep pH dan peran larutan penyangga
Hasil Penelitian dan Pembahasan memadukan ketiga aspek dalam
Tahap Analisis penyajiannya. Selain itu, pada tahapan ini
Pada tahap awal dilakukan analisis dihasilkan instrumen penelitian, yaitu angket
terhadap informasi yang terkait dengan validasi multimedia interaktif, angket uji
masalah yang dikaji pada penelitian ini. coba terbatas, angket respon mahasiswa,
Berdasarkan studi literatur dan penelitian soal uraian untuk tes awal dan tes akhir.
sebelumnya, diperoleh informasi bahwa
media yang dikembangkan berdasarkan Tahap Pengembangan
konsep makroskopik, submikroskopik, dan Multimedia interaktif dibuat
simbolik sangat penting dalam pembelajaran berdasarkan storyboard menggunakan
kimia, seperti yang telah dikemukakan program Macromedia Flash 8. Beberapa
dalam latar belakang. Hal tersebut menjadi tampilan multimedia interaktif dapat dilihat
alasan yang kuat untuk mengembangkan pada Gambar 1. Multimedia interaktif
multimedia interaktif. Analisis juga selanjutnya divalidasi oleh dua orang
dilakukan pada materi larutan penyangga. validator. Hasil validasi lalu dianalisis dan
Larutan penyangga terdiri dari lima konsep menghasilkan nilai A dan tidak ada revisi.
utama, yaitu sifat, komponen, cara kerja, pH, Hal ini berarti multimedia interaktif
dan peran larutan penyangga. Konsep dinyatakan layak dan dapat digunakan pada
larutan penyangga sangat kental dengan tahap selanjutnya. Selanjutnya dilakukan uji
aspek makroskopik, submikroskopik, dan coba terbatas untuk menilai beberapa aspek.
simbolik. Uji coba terbatas dilakukan pada sepuluh
orang mahasiswa dengan rincian tiga
Tahap Desain mahasiswa semester 2, empat mahasiswa
Pada tahap ini dihasilkan sebuah semester 4, dan tiga mahasiswa semester 6.
storyboard yang dibuat berdasarkan analisis Hasil uji coba terbatas menyatakan
konsep pada tahap sebelumnya. Storyboard multimedia interaktif sangat baik dari segi
berisi jalan cerita atau gambaran bagian tampilan multimedia interaktif secara
yang akan muncul dalam multimedia keseluruhan, keterbacaan tulisan,
interaktif. Konsep sifat larutan penyangga keterbacaan gambar, kejelasan ilustrasi
dominan dengan aspek makroskopik gambar, kemudahan dalam menggunakan,
sehingga penyajian konsep tersebut berupa dan ketercapaian penyampaian konsep.

267
Jurnal Kependidikan 15 (3): 265-269

Gambar 1 Tampilan Multimedia Interaktif

Tahap Implementasi gambar, audio, dan animasi dalam satu


Tahap implementasi dilakukan untuk kesatuan yang saling mendukung dan
melihat efektifitas penggunaan multimedia menambah motivasi mahasiswa selama
interaktif dalam meningkatkan keterampilan proses belajar mengajar hingga didapatkan
berpikir kreatif mahasiswa. Tes awal dan tes tujuan pembelajaran yang diinginkan
akhir dilakukan untuk mendapatkan data (Munir, 2013). Mahasiswa yang
keterampilan berpikir kreatif. Indikator yang mempelajari multimedia interaktif tersebut
digunakan untuk mengukur keterampilan dapat memahami konsep larutan penyangga
berpikir kreatif ada empat, yaitu problem dengan benar karena penyajian materi dari
sensitivity (kepekaan masalah), fluency semua aspek yang penting dalam
(kelancaran), flexibility (keluwesan), dan mempelajari ilmu kimia, yaitu makroskopik,
originality (keaslian). Berdasarkan hasil submikroskopik, dan simbolik. Pemahaman
analisis data diperoleh skor rata-rata N-gain konsep ini menjadi bekal ketika mahasiswa
sebesar 73,74% dengan katagori tinggi. Hal dihadapkan pada masalah atau pertanyaan.
ini berarti multimedia interaktif efektif Mereka dapat menghasilkan berbagai
meningkatkan keterampilan berpikir kreatif macam alternatif jawaban dari informasi
mahasiswa. Dari 29 orang mahasiswa, yang tersedia, termasuk membuat kombinasi
sebanyak 16 orang mendapat skor N-gain tak terduga, menemukan hubungan, serta
dengan katagori tinggi sedangkan sisanya merubah informasi menjadi bentuk lain.
mendapat katagori sedang (Gambar 2). Bagaimana pun bentuk masalah yang
Multimedia interaktif yang dihadapi, jika mahasiswa memiliki
dikembangkan ini memiliki kelebihan pemahaman konsep larutan penyangga yang
mampu menggabungkan antara teks, benar maka mahasiswa dapat mengatasinya.

268
Ratna Azizah Mashami & Raehanah, Pengembangan Multimedia Interaktif …

Gambar 2 Grafik Jumlah Mahasiswa Pada Setiap Katagori N-gain


Tahap Evaluasi Daftar Pustaka
Pada tahap akhir, multimedia
interaktif yang telah dikembangkan dan Barke, H.D., Hazari, A., dan Yitbarek, S.
diimplemetasikan dievaluasi secara (2009). Misconceptions in
menyeluruh. Hasil evaluasi ini digunakan Chemistry- Addressing Perceptions
untuk melihat ketercapaian tujuan yang telah in Chemical Education. Springer
ditetapkan di awal. Multimedia interaktif Gilbert, J.K. dan Treagust, D. 2009. Multiple
telah dikembangkan berdasarkan aspek Representation in Chemical
makroskopik, submikroskopik, dan Education, Models and Modeling in
simbolik. Penilaian yang diberikan oleh Science Education 4.
validator, rekan dosen, dan mahasiswa Gunawan. (2015). Model Pembelajaran
menunjukkan hasil yang sangat baik. Sains Berbasis ICT. Mataram: FKIP
Multimedia interaktif yang diterapkan dalam UNRAM.
pembelajaran dapat meningkatkan Jazuli, Akhmad. (2009). Berpikir Kreatif
keterampilan berpikir kreatif mahasiswa. dalam Kemampuan Komunikasi
Oleh karena itu, pengembangan multimedia Matematika. Prosiding Seminar
interaktif sesuai dengan tujuan yang Nasional Matematika dan
diinginkan. Pendidikan Matematika UNY.
Kozma, R. dan Russell, J. (2005). Students
Simpulan Becoming Chemists: Developing
Berdasarkan hasil penelitian dapat Representational Competence. In JK.
disimpulkan bahwa multimedia interaktif Gilbert (Ed.), Visualization in
telah berhasil dikembangkan dengan Science Education. Vol 7: 121-145.
pendekatan makroskopik, submikroskopik, Munir. (2013). Multimedia: Konsep &
dan simbolik pada pembelajaran larutan Aplikasi dalam Pendidikan.
penyangga, dan multimedia interaktif Bandung: Alfabeta.
tersebut dapat meningkatkan keterampilan Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI.
berpikir kreatif mahasiswa. (2007). Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: IMTIMA.

269

Anda mungkin juga menyukai