Anda di halaman 1dari 6

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

1. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis


1.1 Pemahaman Spasial
Analisis spasial ialah suatu teknik atau proses yang melibatkan sejumlah fungsi
hitungan dan evaluasi logika matematis yang dilakukan terhadap data spasial
dalam rangka untuk mendapatkan ekstraksi, nilai tambah, atau informasi baru
yang juga beraspek spasial. Dalam perkembangannya saat ini, informasi yang
bersifat spasial menjadi dasar analisis geografi modern. Penyampaian informasi
dikemas dalam sebuah system informasi spasial yaitu system informasi geografis
(SIG). kerumitan fakta fenomena geograafis sulit untuk digambarkan secara
deskriptif terutama dalam kaitannya dengan fenomena-fenomena yang akan
terjadi sebagai akibat dari fenomena tersebut dimasa sekarang. Pendekatan yang
omprehensif dilakukan dengan menggambarka spasial menjadi sebuah peta baik
manual maupun digital.. SIG menggabungkan analisis spasial dengan penjabaran
deskriptif sehingga dalam perkembangannya SIG banyak digunakan sebagai alat
ataupun cara pandang dalam menyelesaikan permasalahan diberbagai bidang.
Informasi yang dihasilkan dalam SIG memberikan gambaran yang komprehensif,
enyeluruh, sekaligus memberikan kemudahan dalam pendekatan terhadap
fenomena. SIG menggunakan peta digital dan data atribut sebagai dasar
analisisnya.
1.2 Definisi Sistem Informasi geografis
Menurut Prahasta (2002:55) SIG adalah system komputer yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa informasi-
informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi. Pada dasarnya, istilah
sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu
sistem, informasi, dan geografi. Ketiga unsur-unsur pokok itu akan sangat
membantu dalam memahami SIG.
Menurut GIS Center Lund University, SIG merupakan sistem berbasis computer
yang digunakan untuk menyusun, menyimpan, memanipulasi, mengolah,
menampilkan dan menganalisis informasi geogafis dan berbagai atribut yang
menyertainya.
1.3 Ciri-ciri SIG
Menurut Demers (2003:12) ciri-ciri SIG adalah sebagai berikut:
 SIG memiliki sub sistem input data yang menampung dan dapat mengolah
data spasial dari berbagai sumber. Sub sistem ini juga berisi proses
transformasi data spasial yang berbeda jenisnya, misalnya dari peta kontur
menjadi titik ketinggian. SIG mempunyai subsistem penyimpanan dan
pemanggilan data yang memungkinkan data spasial untuk dipanggil,
diedit, dan diperbaharui.
 SIG memiliki subsistem manipulasi dan analisis data yang menyajikan
peran data, pengelompokan dan pemisahan, estimasi parameter dan
hambatan, serta fungsi permodelan
 SIG mempunyai subsistem pelaporan yang menyajikan seluruh atau
sebagian dari basis data dalam bentuk tabel, grafis dan peta.
1.4 Subsistem SIG
Subsistem yang dimiliki oleh SIG terdiri dari sebagai berikut :
a) Data Input : Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan
mempersiapkan data spasial dan data atribut dari berbagai sumber.
Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau
mentransformasi format data-data aslinya ke dalam format yangdigunakan
oleh SIG.
b) Data Output : Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran
seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun
bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.
c) Data Management : Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial
maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga
mudah dipanggil, dan diedit.
d) Data manipulasi dan analisis : Subsistem ini menentukan informasi-
informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga
melakukan manipulasi dan permodelan data untuk menghasilkan
informasi yang diharapkan.

1.5 Komponen SIG


SIG merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan
sistem-sistem computer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan. Menurut
Gistut, komponen SIG terdiri dari sebagai berikut :
a) Perangkat keras (Hardware) : Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai
platform perangkat keras mulai dari PC desktop, workstations, hingga
multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan
dalam jaringan komputer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang
penyimpanan (harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas memori
(RAM) yang besar. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk
SIG adalah komputer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner.
b) Perangkat lunak (Software) : Bila dipandang dari sisi lain, SIG juga
merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana
basisdata memegang peranan kunci.Setiap subsistem diimplementasikan
dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul,
hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari
ratusan modul program yang masing-masing dapat dieksekusi sendiri.
c) Data dan Informasi Geografi : SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan
data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan
cara mengimport-nya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain
maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta
dan memasukkan data atributnya dari table-tabel dan laporan dengan
menggunakan keyboard.
d) Manajemen: Suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan baik
dan dikerjakan oleh orang-orang memiliki keahlian yang tepat pada semua
tingkatan.
1.6 Model Data Dalam Sistem Informasi Geografis
Data digital geografis diorganisir menjadi dua bagian sebagai berikut:
a) Data Spasial: Data spasial adalah data yang menyimpan
kenampakankenampakan permukaan bumi, seperti jalan, sungai, dan lain-
lain. Model data spasial dibedakan menjadi dua yaitu model data vektor
dan model data raster. Model data vektor diwakili oleh simbol-simbol atau
selanjutnya didalam SIG dikenal dengan feature, seperti feature titik
(point), featuregaris (line), dan featurearea (surface). Model data raster
merupakan data yang sangat sederhana, dimana setiap informasi disimpan
dalam grid, yang berbentuk sebuah bidang. Grid tersebut disebut dengan
pixel. Data yang disimpan dalam format in data hasil scanning, seperti
citra satelit digital.
b) Data Non Spasial/Data Atribut: Data non Spasial / data atribut adalah data
yang menyimpan atribut dari kenampakan-kenampakan permukaan bumi.
1.7 Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG)
Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) proses yaitu:
a) Input Data :Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial
dan data non-spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG
harus menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus
dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat
digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay
dengan melakukan proses scanning pada peta analog.
b) Manipulasi Data : Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG
mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang
dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik
untuk data spasial maupun non-spasial.
c) Manajemen Data : Setelah data spasial dimasukkan maka proses
selanjutnya adalah pengolahan data non-spasial. Pengolaha data non-
spasial meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki
ukuran besar.
d) Query dan Analisis
Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara
fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:
o Analisis Proximity : analisis geografi yang berbasis pada jarak
antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun
lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk
menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
o Analisis Overlay : Proses penyatuan data dari lapisan layer yang
berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual
yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara
fisik.
e) Visualisasi : Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik
diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk
menyimpan dan memberikan informasi geografis.
1.8 Unsur-Unsur Terkait Sistem Informasi Geografis
Unsur-unsur terkait dengan SIG dapat digolongkan dalam beberapa kelompok
yaitu disiplin ilmu, pemanfaatan, tipe data dan pengguna akhir dari SIG
(Bernhardsen, 1992). Kompleksitas unsur-unsur terkait menyebabkan banyaknya
pihak-pihak terkait dengan SIG. Kompleksitas menempatkan SIG sebagai sebuah
konsep sekaligus alat yang umum digunakan dalam penanganan berbgai macam
permasalahan.
Perbandingan Kartografi Tradisional dengan Sistem Informasi Geografis Modern

Proses Kartografi SIG


Pengumpulan Foto udara, survei-survei, dll Foto udara, survei-survei, dll
data
Pemrosesan Pemilihan dan pengkelasan, Pemilihan, pengkelasan,
data merupakan proses linear analisis merupakan proses
sirkular
Produksi peta Langkah akhir kecuali untuk Tidak selalu langkah akhir,
direproduksi peta dapat digunakan atau di
produksi lagi
Hasil Peta Peta
Tabel diatas merupakan perbandingan umum antara proses karto grafi dengan
SIG. kartografi berakhir dengan menghasilkan sebuah peta, sedangkan pada SIG
peta bukan hasil akhir secara pasti melainkan peta tersebut dapat digunakan untuk
analisis. SIG melakukan pembuatan peta ditujukan untuk analisis-analisis spasial
tertentu.

Perbandingan antara kartografi dengan SIG sebagai berikut :

Kartografi SIG
Subsistem input
Digambarkan pada kertas. Sumber : Direkam pada computer sumber : seluruh
foto udara, survei,deskripsi visual, sumber kartografi, garis-garis igital,
data sensus, data statistic, dll. DEM, orthophoto digital, basis data
digital, dll.

2. Daftar Pustaka
Budiyanto, Eko, 2007, Avenue Untuk Pengembangan Sistem Informasi
Geografis, Andi, Yogyakarta
Wibowo, Koko Mukti, Kanedi, Indra, dan Juju Jumadi. 2015. Sistem Informasi Geografis
(SIG) Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara Di Provinsi Bengkulu Berbasis Website.
Bengkulu : Jurnal Media Infotama Vol. 11 No.
Wikipedia. Sistem informasi geografis. Diambil dari :
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis ( 20 februari 2018 )

Anda mungkin juga menyukai