Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, nuansa pendidikan


tiap daerah berbeda-beda,sehingga banyak bermunculan pemikiran –pemikiran
yang dianggap sebagai adaptasi proses pendidikan dengan kebutuhan yang
diperlukan. Dengan banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang
bermuara pada munculnya berbagai aliran pendidikan. Pemahaman terhadap
pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan akan membekali tenaga
kependidikan dengan wawasan kesejarahan,yakni kemampuan memahami
kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lalu,tuntutan dan kebutuhan masa
sekarang,serta perkiraan atau antisipasi masa yang akan datang.
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal manusia, karena setiap
kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda yang
memerlukan pendidikan yang lebih berkualitas dari orang tuanya.
Pendidikan merupakan hal yang paling penting untuk menuju kehidupan
yang lebih baik, dan sukses tidaknya pendidikan tidak terlepas dari faktor
pembawaan dan lingkungan. Pembawaan dan lingkungan merupakan hal
yang tidak mudah dijelaskan sehingga memerlukan penjelasan dan uraian yang
tidak sedikit.
Dalam hal ini akan dipaparkan beberapa pendapat dari aliran klasik,
diantaranya aliaran Nativisme, Naturalisme, Emperisme dan Konvergensi.

B. Rumusan Masalah
.
1. Apa yang di maksud dengan aliran pendidikan?
2. Apa saja macam-macam aliran pendidikan?
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian aliran pendidikan
Gagasan dan pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan dinamika
manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu,kini maupun dimasa depan
pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan
sosial budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran yang membawa
pembaharuan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.Kajian tentang
berbagai aliran pendidikan tersebut berguna sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan para tenaga kependidikan.Hal ini sangat penting
agar para tenaga kependidikan dapat memahami dan memberikan konstribusi
terhadap dinamika pendidikan dalam sebuah kondisi masyarakat.

B. Macam-macam Aliran Pendidikaan


1. Aliran Empirisme
Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang
mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia.,dan
menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan,
sedangkan pembawaan yang tidak dipenting.Tokoh utama aliran ini
adalah filsuf Inggris bernama Johan Lock (1704-1932) yang
mengembangkan teori “Tabula Rasa”,yakni anak lahir didunia bagaikan
kertaas putih yang bersih.
Dengan demikian,menurut aliran ini anak-anak yang lahir ke dunia
tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa, sebagai kertas putih
yang polos.oleh karena itu,anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan
keinginan orang dewasa yang memberikan warna pendidikannya.
Aliran Empirisme dipandang sebagai aliran yang sangat optimis terhadap
pendidikan,sebab aliran ini hanya mementingkan peranan pengalaman
yang diperoleh dari lingkungan. Adapun kemampuan dasar yang dibawa
anak sejak lahir dianggap tidak menetukan keberhasilan seseorang.Aliran
ini masih menganggap manusia sebagai makhluk yang pasif,mudah
3

dibentuk atau direkayasa,sehingga lingkungan pendidikan dapat


menentukan segalanya.
2. Aliran Nativisme
Teori ini merupakan kebalikan dari teori empirisme menentang paham
Empirisme yang dikemukakan John Lock.Nativs ( dari bahasa latin)
memiliki arti terlahir.Menurut paham ini,dengan tokohnya seorang filsuf
JermanSchopenhauer (1788-1860),dikatakan bahwa anak-anak yang lahir
kedunia sudah memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang
menurut arahnya masing-masing.pembawaan tersebut ada yang baik dan
ada pula yang buruk.
Oleh karena itu,menurut paham ini perkembangan anak tergantung dari
pembawaannya sejak lahir.Berdasarkan aliran ini,keberhasilan pendidikan
anak ditentukan oleh anak itu sendiri.Aliran ini pun berkeyakinan bahwa
manusia yang jahat akan menjadi jahat dan sebaliknya,yang baik anak
menjadi baik.
Jadi jelas disini,bahwa menurut teori ini anak tumbuh dan
berkembangnya tidak dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan baik
lingkungan sekitar yang ada sehari-hari maupun lingkungan yang
direkayasa oleh orang dewasa yang disebut pendidikan.
3. Naturalisme
Aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme padahal
mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu.Aliran naturalisme yang
dipelopori oleh seorang filsuf prancis J.J.Rousseau (1712-1778).Berbeda
dengan Schopenhauer,Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru
dilahirkan mempunyai pembawaan buruk.Ajaran dalam teori ini
mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah memiliki pembawaan sendiri-
sendiri baik bakat minat,kemampuan, sifat, watak dan pembawaan-
pembawaan lainnya.Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai
untuk perkembangan bakat itu pembawaan baik.Namun pembawaan baik
yang terdapat pada setiap anak itu anak berubah sebaliknya karena
4

dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan tersebut dapat berupa,lingkungan


keluarga,lingkungan sekolah,atau lingkungan masyarakat di sekitar dimana
anak tumbuh dan berkembang.
4. Konvergensi
Printis aliran ini adalah William Stern (1871-1939),seorang ahli
pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan
di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan
buruk.Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan
anak,baik faktor pembawaan dan faktor lingkungan mempunyai peranan
yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai
dengan perkembangan bakat itu.
Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan
perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak
terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh
hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata, adalah juga
hasil konvergensi. Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara
melalui situasi lingkungan, anak belajar berbicara dalam bahasa tertentu.
Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan
pembawaan bahasanya.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai
pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh-kembang manusia.
Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana
yang yang paling penting dalam menentukan tumbuh-kembang itu. Seperti
telah dikemukakan bahwa variasi-variasi itu tercermin antara lain dlam
perbedaan pandangan tentang strategi yang tepat untuk memahami prilaku
manusia, Seperti strategi disposisional / konstitusional, strategi
phenomenologist / humanistik,strategi behavioral, strategi psikodinamik /
psiko - analitik, dan sebagainya. Dalam belajar mengajar variasi pendapat
itu menyebabkan munculnya berbagai teori belajar atau teori/model
mengajar. Contoh dikenal berbagai pendapat tentang model model mengajar
5

seperti rumpun model behavioral (umpama model belajar tuntas,model


belajar control diri sendiri, model belajar simulasi, dan model belajar
asertif), rumpun model pemrosesan informasi (Model mengajar inkuiri,
model presentase kerangka dasar atau advance organizer dan model
pengembangan berpikir), dan lain-lain. Dari sisi-sisi lain, variasi pendapat
itu melahirkan berbagai pendapat atau gagasan tentang belajar mengajar,
seperti peran guru sebagai fasilitator atau informator, teknik penilaian
pencapaian siswa dengan tes objektif atau tes esai , perumusan tujuan
pengajaran yang sangat behavioral ,penekanan pada peran teknologi
pengajaran (the teaching machine, belajar berprogram, dan lain-lain) dan
sebaginya.

5. Pengaruh aliran klasik terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di


Indonesia
Aliran-aliran pendidikan yang klasik mulai dikenal di Indonesia melalui
upaya-upaya pendidikan, utamanya persekolahan , dari penguasa penjajah
Belanda dan disusul kemudian oleh orang-orang Indonesia yang belajar
dinegeri Belanda pada masa penjajahan. Setelah kemerdekaan Indonesia,
gagasan-gagasan dalam aliran-aliran pendidikan itu masuk ke Indonesia
melalui orang-orang Indonesia yang belajar diberbagai negara di Eropa,
Amerika Serikat, dan lain-lain. Seperti diketahui, sistem persekolahan
diperkenalkan oleh pemerintah colonial Belanda di Indonesia, sebelum masa
itu pendidikan di Indonesia terutama oleh keluarga dan oleh masyarakat
(kelompok belajar/padepokan,lembaga keagamaan/pesantren,dan lain-lain).
Meskipun dalam hal-hal tertentu sangat diutamakan bakat dan potensi
lainnya dari anak (umpama pada bidang kesenian,keterampilan tertentu,dan
sebagainya), namun upaya penciptaan lingkungan untuk mengembangkan
bakat dan kemampuan itu diusahakan pula secara optimal. Dengan kata lain,
meskipun peranan pandangan empirisme dan nativisme tidak sepenuhnya
ditolak, tetapi penerimaan itu dilakukan dengan pendekatan elektif fungsional
yakni diterima sesuai denga kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar
6

pandangan yang konveregensi. Seperti telah dikemukakan tumbuh-kembang


manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni herditas,lingkungan,proses
perkembangan itu sendiri, dan anugrah. Faktor terakhir itu merupakan
pencerminan pengakuan atas adanya kekuasaan yang ikut menentukan nasib
manusia (Sulo Lipu La Sulo, 1981: 38-46)
Khusus dalam latar persekolahan , ini terdapat sejumlah pendapat yang
lebih menginginkan agar peserta didik lebih ditempatkan pada posisi yang
seharusnya , yakni sebagai manusia yang dapat dididik dan juga dapat
mendidik dirinya sendiri. Hubungan pendidik dan peserta didik seyogianya
adalah hubungan yang setara antara dua pribadi , meskipun yang satu lebih
berkembang dari yang lain (Raka Joni, 1983:29;Sulo Lipu La Sulo, 1984).
Hubungan kesetaraan dalam interaksi edukatif tersebut seyogianya diarahkan
menjadi suatu hubungan transaksional, suatu hubungan antar pribadi yang
memberi peluang baik bagi peserta didik yang belajar, maupun bagi pendidik
yang ikut belajar (Colearner).
Dengan demikian, cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diwujudkan
melalui belajar seumur hidup. Hubungan tersebut sesuai dengan asas ing
ngarsa sung tulada , ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani, serta
pendekatan cara belajar siswa aktif (Cbsa) dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam UU RI No.2 Tahun 1989 tentang sisdiknas,peran peserta didik dalam
mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya itu telah diakui dan
dilindungi (antara lain:pasal 23 ayat 1, pasal 24, pasal 26, dan lain-lain).
7

BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa
pembaharuan pada pendidikan. Sejak dulu, kini maupun dimasa depan
pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan
social budaya dan perkembangan iptek.
Macam-macam aliran pendidikan yaitu :
1. Aliran Empiris
Aliran Empiris menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung
kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
2. Aliran Nativisme
Aliran nativisme menyatakan bahwa anak-anak yang lahir kedunia sudah
memiliki pembawaan atu bakatnya yang akan berkembang menurut
arahnya masing-masing. Pembawaan tersebut ada yang baik dan ada pula
yang buruk. Aliran inipun berkeyakinan bahwa manusia yang jahat akan
menjadi jahat dan sebaliknya, yang baik akan menjadi baik.
3. Aliran Naturalisme
Aliran ini berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai
pembawaan baik. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena
dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah
dapat merusak pembawaan baik anak itu.
4. Aliran konvergensi
Aliran konvergensi berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan didunia
sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun lingkungan sama-
sama mempunyai peranan sangat penting.
8

Daftar Pustaka

hadi, A. S. (2005). pendidikan (suatu pengantar). Surakarta, Jawa Tengah: Lembaga


Pengembangan Pendidikan.

Husamah, Restian, A., & Widodo, R. (2015). Pengantar Pendidikan. Malang: UMM
Press.

Sulo, D. S., & Tirtarahardja, P. U. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT


RINEKA CIPTA.

Anda mungkin juga menyukai