Anda di halaman 1dari 6

JVK 3 (2) (2017)

JVK
JURNAL VOKASI KESEHATAN
http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK

FAKTOR FREKUENSI KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU LANSIA


DI KECAMATAN PONTIANAK TIMUR
Iskandar Arfan dan Sunarti
Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia
Info Artikel Abstrak
Sejarah artikel : Jumlah penduduk lansia di Indonesia telah meningkat dan kesehatan lansia masih
Diterima 4 Juni 2017 rendah, pemerintah mengadakan program khusus yaitu Posyandu Lansia di daerah
Disetujui 9 Juni 2017 tertentu yang telah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat di mana mereka bisa
Dipublikasi 31 Juli 2017 mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun, frekuensi kunjungan lansia ke Posyandu
di beberapa posyandu masih rendah dengan rata-rata kunjungan yaitu, 41,76% hal ini
Keywords: Frekuensi masih jauh dari target yang telah di tetapkan oleh dinas kesehatan yaitu 80%. Tujuan
Kunjungan; Posyandu penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan frekuensi kunjungan
Lansia lansia ke posyandu lansia di Kecamatan Pontianak Timur. Metode penelitian dengan
desain Cross Sectional, Sampel sebanyak 75 responden diambil dengan teknik pur-
posive sampling. Teknik analisis data dengan menggunakan uji statistik chi-sqaure.
Hasil penelitian ada hubungan antara pengetahuan lansia (p=0,035, dukungan kelu-
arga (p= 0,024) dengan frekuensi (keteraturan) kunjungan lansia ke posyandu lansia.
faktor yang tidak berhubungan antara lain persepsi lansia, jarak. Disarankan kepada
petugas kesehatan atau Puskesmas untuk terus meningkatkan sosialisasi dan motivasi
untuk para lansia agar lebih aktif berkunjung ke posyandu lansia.

FACTOR OF ELDERLY FREQUENCY VISITS IN ELDERLY INTEGRATED SERVICE POST


OF EAST PONTIANAK DISTRICT
Abstract
The Indonesia’s elderly population has increased but their health condition is still con-
sidered low. In this regard, the government has conducted a special program, namely
IHC for elderly, in certain areas and run by the local community, so that they can get
health care easily. However, the frequency of the elderly health visit still low with an
average visit of 41.76%. This number is still far from the target that has been set by
the Health Department (80%). This study aimed to determine factors of elderly fre-
quency visit the in integrated health care center of East Pontianak district. Using cross
sectional approach, 75 respondents participated as the samples. They were selected
by using purposive sampling technique. The data were statistically analyzed by using
chi square test. The study revealed that there were correlation of elderly knowledge
(p=0,035), family support (p= 0,024) with elderly frequency in visiting the integrated
service post center of East Pontianak district. The variables that didn’t correlate with
elderly frequency in visiting the integrated service post center were elderly perception
and distance. From the findings, health workers need to encourage the elderly to be
more active in visiting the health center.

©2017, Poltekkes Kemenkes Pontianak

Alamat korespondensi : ISSN 2442-5478


Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia
Email: iskandar_arfan@yahoo.com
1
Iskandar Arfan & Sunarti, Faktor Frekuensi Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia

Pendahuluan pelayanan kesehatan dan komunikasi antara masyar-


akat (Juniardi, 2013).
Lansia merupakan suatu kelompok penduduk Berdasarkan rekapan data laporan kunjungan
yang cukup rentan terhadap masalah baik masalah lansia ke posyandu lansia di beberapa Puskesmas di
ekonomi, sosial, budaya, kesehatan maupun psikolo- Kecamatan Pontianak Timur masih belum mencapai
gis yang menyebabkan lansia menjadi kurang mandiri target yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
dan tidak sedikit lansia yang membutuhkan bantuan yaitu sebesar 80%. Pencapaian kunjungan paling
orang lain untuk melakukan aktivitas sehari hari (Be- tinggi yaitu 61,26%.
ratanegara, 2012).
Perubahan fisik yang terjadi pada lansia erat Metode
kaitannya dengan perubahan psikososialnya. Pen-
garuh yang muncul akibat berbagai perubahan pada Penelitian dilaksanakan di Posyandu Lansia di
lansia tersebut jika tidak teratasi dengan baik, cend- Kecamatan Pontianak Timur pada bulan November
erung akan mempengaruhi kesehatan lansia secara sampai bulan Desember tahun 2016. Metode peneli-
menyeluruh (Yuliati, A, et al, 2014). tian ini menggunakan desain Cross sectional, popula-
Pada kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi pen- si pada penelitian ini sebanyak 685 orang lansia, pe-
ingkatan populasi lansia di Indonesia. Hal ini men- nelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
ingkatkan besarnya permasalahan lansia khususnya sampel dipilih dari proporsi masing-masing posyandu
masalah gizi dan kesehatan karena terjadi peningka- sebanyak 75 orang yang memenuhi kriteria inklusi
tan penyakit degeneratif utamanya penyakit jantung dan eksklusi. Teknik analisis data dengan mengguna-
koroner, hipertensi, diabetes mellitus. Hal ini dipicu kan uji statistik Chi square.
oleh bertambahnya jumlah lansia yang mengalami
obesitas, di samping juga masih bermunculan kasus- Hasil dan Pembahasan
kasus gizi kurang dan penyakit infeksi seperti anemia
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
(Fatmah, 2012).
Upaya peningkatan kesehatan lansia dengan
penyakit kronis adalah melalui peningkatan gaya Variabel n %

hidup sehat sehari-hari. Gaya hidup sehat yang harus Pengetahuan


diterapkan oleh lansia dengan penyakit kronis adalah: Kurang baik 25 33,3
melakukan beberapa program latihan atau olah raga Baik 50 66,7
secara rutin, diet yang sehat (retriksi asupan garam, Total 75 100
lemak ataupun kolesterol), menghentikan kebiasaan Sikap
merokok, menghindari minuman beralkohol dan Kurang Baik 24 32,0
mengandung kafein, menghindari stress emosional, Baik 51 68,0
dan control kesehatan secara rutin minimal setiap bu- Total 75 100
lannya (Zulfitri, 2012). Dukungan Keluarga
Salah satu usaha dari pemerintah dalam mening- Tidak mendukung 13 17,3
katkan kualitas hidup lansia dan meningkatkan derajat Mendukung 62 82,7
kesehatan di Indonesia adalah dengan cara memben- Total 75 100
tuk Posyandu lansia.Posyandu lansia merupakan pro- Persepsi
gram puskesmas melalui kegiatan peran serta masyar- Kurang baik 23 30,7
akat setempat, khususnya lansia. pelayanan kesehatan Baik 52 69,3
di posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan
Total 75 100
fisik, mental emosional yang di catat dan di pantau
Keluhan Penyakit
dengan kartu menuju sehat (KMS) untuk mengetahui
Ada keluhan 70 93,3
lebih awal penyakit yang di derita atau ancaman salah
Tidak ada keluhan 5 6,7
satu kesehatan yang di hadapi (Herman, 2011).
Total 75 100
Posyandu lansia merupakan pos pelayanan ter-
Jarak
padu terhadap lansia di tingkat desa/kelurahan da-
Jauh 25 33,3
lam wilayah kerja masing-masing puskesmas. Ada-
pun tujuan dari pembentukan posyandu lansia yaitu Dekat 50 66,7

meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan Total 75 100

kesehatan usia lanjut di masyarakat, untuk mencapai Frekuensi Kunjungan


masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi keluar- Tidak teratur 28 37,3
ga, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam Teratur 47 62,7
Total 75 100

93
2
JVK 3 (2) (2017) hlm. 92 - 97

Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa ada 2
sebesar 66,7% responden memiliki pengetahuan baik variabel yang berhubungan dengan frekuensi (ketera-
mengenai posyandu lansia, 68% memiliki sikap baik turan) kunjungan pada lansia ke posyandu lansia yak-
mengenai posyandu lansia, 82,7% ada dukungan kel- ni pengetahuan dengan p value (0,035) dan dukungan
uarga, 69,3% memiliki persepsi yang baik,66,7%, keluarga (0,024).
93,3% ada keluhan penyakit, 66,7% memiliki jarak Pengetahuan merupakan faktor yang penting un-
yang dekat, dan 62,7% teratur untuk berkunjung ke tuk terbentuknya tindakan seseorang. Suatu perilaku
posyandu lansia. yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng
sikap, persepsi responden tentang posyandu lansia, (long lasting), sebaliknya bila perilaku tersebut tidak
adanya dukungan, keluhan penyakit, jarak dengan didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka per-
keteraturan kunjungan lansia ke posyandu. Untuk leb- ilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan ber-
ih jelas dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. langsung lama. sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui proses pengalaman dan proses be-
Tabel 2. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan lajar dalam pendidikan baik yang bersifat formal dan
Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia. informal (Notoatmodjo, 2007).
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Kunjungan
Jumlah P value
yang dilakukan oleh Ningsih Rahmalia dkk yakni ada
Tidak
Pengetahuan
Teratur
Teratur hubungan pengetahuan dengan minat lansia mengun-
% % %
jungi posyandu lansia (Ningsih, 2014). Begitu juga
Kurang Baik 18,7 14,7 33,3
penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian yang
Baik 18,7 48,0 66,7
0,035 dilakukan oleh abas bahwa ada pengaruh pengetahuan
terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lan-
Jumlah 37,3 62,7 100
sia (Abas, 2015).
Kunjungan
Jumlah P value
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menar-
Tidak
Sikap
Teratur
Teratur ik kesimpulan Pengetahuan merupakan faktor yang
% % % penting untuk terbentuknya tindakan seseorang den-
Kurang Baik 17,3 14,7 32,0
gan tingkat pengetahuan yang baik responden lebih
Baik 20,0 48,0 68,0
0,070 teratur melakukan kunjungan ke posyandu lansia dari
Jumlah 37,3 62,7 100
pada responden dengan tingkat pengetahuan yang
kurang baik.
Kunjungan
Jumlah P value
Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2012),
Dukungan Tidak
Keluarga Teratur
Teratur Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk ber-
% % % tindak, dan bukan merupakan pelaksana motif terten-
Tidak mendukung 1,3 16,0 17,3 tu. Sikap belum merupakan suatu aktifitas atau tinda-
Mendukung 36,0 46,7 82,7
0,024 kan, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau
Jumlah 37,3 62,7 100
perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
Kunjungan
bukan merupakan reaksi tingkah laku yang terbuka.
Jumlah P value Sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan
Tidak
Persepsi
Teratur
Teratur tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek
% % % (Notoatmodjo, 2012).
Kurang Baik 10,7 20,0 37,3 Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil pe-
0,964 nelitian yang dilakukan oleh Handayani yang meny-
Baik 26,7 42,7 62,7
Jumlah 37,3 62,7 100
impulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan
Kunjungan
pemanfaatan posbindu lansia di Kecamatan Ciomas
Tidak Jumlah P value (Handayani, 2012).
Jarak Teratur Penelitian di atas juga tidak sependapat dengan
Teratur
% % % penelitan yang dilakukan oleh Putra yang menun-
Jauh 5,3 22,7 28,0 jukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
0,076 variabel sikap lansia dengan pemanfaatan Posyandu
Dekat 32,0 40,0 72,0
Jumlah 37,3 62,7 100 Lansia (Putra, 2015).
Sumber: Data Primer, 2016 Dalam penelitian ini peneliti menarik kesim-
pulan bahwa walaupun hasil secara statistik berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya dan sikap
tidak bermakna dengan keteraturan kunjungan lansia

394
Iskandar Arfan & Sunarti, Faktor Frekuensi Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia

ke posyandu lansia ada faktor lain yang lebih kuat baran, kemampuan memotivasi lansia, memberikan
yang dapat mempengaruhi frekuensi kunjungan lan- penyuluhan kesehatan, serta kemampuan mengajak
sia dan sikap merupakan reaksi tertutup yang dapat lansia untuk selalu hadir diposyandu lansia setiap bu-
berbeda dengan perilaku yang sebenarnya. lannya.
Bentuk dukungan keluarga yaitu memberikan Menurut Lawrence Green, peran petugas kese-
informasi dapat berupa sarana pengarahan dan umpan hatan seperti peran kader merupakan penguat (Rein-
balik tentang bagaimana cara memecahkan masalah forcing) yang mendorong atau memperkuat terjadin-
antara lain keluarga mengetahui anggota keluarga- ya perilaku (Notoatmodjo, 2010).
nya telah memasuki masa tua, keluarga mengetahui Menurut teori Green mengatakan peran kader
masalah / penyakit yang biasa terjadi pada orang usia merupakan salah satu faktor pendukung yang berper-
lanjut, keluarga mengetahui sebab-sebab lansia rentan an dalam perilaku kesehatan karena merupakan faktor
terhadap masalah penyakit keluarga mengenali geja- penyerta perilaku yang memberi ganjaran dan berper-
la-gejala yang terjadi apabila lansia mengalami masa- an bagi penetapan atau lenyap perilaku. teori ini tidak
lah / sakit dan keluarga menganggap perawatan pada sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di Ke-
orang tua itu penting (Kurniati, 2014). camatan Pontianak Timur dengan judul faktor-faktor
Peran keluarga dalam perawatan lansia, keluarga yang berhubungan dengan frekuensi kunjungan lansia
merupakan support system utama bagi lansia dalam ke posyandu.
mempertahankan kesehatannya. Peran keluarga da- Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pene-
lam perawatan lansia antara lain menjaga atau mer- litian yang dilakukan oleh Kurniati (2014) hasil pe-
awat lansia, mempertahankan dan meningkatkan sta- nelitian di ketahui bahwa menurut hasil uji statistik
tus mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, dengan Chi-square menunjukan probabilitas (p) lebih
serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutu- kecil dari α (0,005 < 0,05). Hal ini menunjukan adan-
han spiritual bagi lansia (Maryam, 2012). ya pengaruh kader kesehatan terhadap pemanfaatan
Dukungan keluarga sangat berperan dalam men- posyandu lansia (Kurniati, 2014).
dorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti Penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian
kegiatan Posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi mo- Putra (2015) Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
tivator kuat bagi lansia apabila selalu menyempat- p value = 0,251 (p >0,05), maka dapat disimpulkan
kan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara per-
ke Posyandu, mengingatkan Lansia jika lupa jadwal an kader dengan pemanfaatan Posyandu Lansia (Pu-
Posyandu dan berusaha membantu mengatasi segala tra, 2015).
permasalahan bersama lansia (Aryantiningsih, 2014). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menarik
Menurut hasil penelitian Kaur Harkirat dkk kesimpulan, bahwa peran kader tidak mempengaruhi
(2015). Dukungan keluarga dengan kualitas hidup pemanfaatan Posyandu lansia. Walaupun kader mem-
lansia dengan nilai p-value =0,003 artinya ada hubu- punyai peran penting dalam meningkatkan kunjungan
ngan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia ke posyandu. Disebabkan masih rendah kesa-
lansia (Kaur, 2015). daran lansia dalam pemanfaatan posyandu.
Penelitian ini juga sependapat dengan hasil pe- Jarak merupakan kemampuan manusia dalam
nelitian yang dilakukan oleh Fadilah Nur dkk (2015) mengorganisasikan pengamatan. Jarak merupakan
Hasil pengujian dengan uji Chi-square diperoleh hasil salah satu faktor yang mempengaruhi lansia un-
x2 hitung (11.257) > x2 tabel (3.48) dengan n nilai p tuk berkunjung atau tidak berkunjung keposyandu.
value (0,001) < a (0,05). Ini berarti bahwa Ha diteri- Dimana dalam hal ini para lansia mempunyai persep-
ma yaitu ada Hubungan Dukungan Keluarga dengan si dalam menganalisa tentang jauh tidaknya jarak
Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Posyandu pelayanan kesehatan, karena jarak merupakan salah
(Fadilah et al, 2015). satu faktor pendukung yang memungkinkan seseo-
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan rang berperilaku. Hal tersebut sesuai dengan yang di
bahwa dukungan keluarga sangat berperan penting nyatakan oleh Lawrence Green dalam Notoatmodjo
dalam mendorong minat dan kesediaan lansia untuk (2005), bahwa faktor lingkungan fisik /letak geografis
mengikuti kegiatan Posyandu Lansia. Keluarga bisa berpengaruh terhadap perilaku seseorang /masyarakat
menjadi motivator kuat bagi lansia untuk mendampin- terhadap kesehatan. Lansia tidak datang keposyandu
gi atau mengantar lansia ke posyandu dan mengingat- di sebabkan karena rumahnya jauh dan pelayanan
kan jadwal posyandu. kesehatan kurang terjangkau (Notoatmodjo, 2005).
Peran kader yang menjadi fokus penelitian ini Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningsih
adalah persepsi responden tentang pelayanan yang (2014), Berdasarkan hasil uji statistik Chi-square
diberikan oleh kader dalam memberikan pelayanan didapatkan p value = 0,397 < α (0,05), berarti dapat
di posyandu lansia yang meliputi keramahan, kesa- disimpulkan tidak ada hubungan antara jarak tempat

95
4
JVK 3 (2) (2017) hlm. 92 - 97

tinggal dengan minat lansia mengunjungi posyandu ilaku lansia dalam pemanfaatan posyandu (Kosasi,
lansia (Ningsih, 2014). 2014)
Hasil penelitian ini juga sependapat dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2015), Jar- Penutup
ak dan akses tidak memiliki hubungan dengan keakti-
fan lansia mengikuti kegiatan posyandu nilai p-value Faktor yang berhubungan dengan frekuensi
sebesar 1,000 (p>0,005).Jarak posyandu lansia rela- (keteraturan) kunjungan lansia ke posyandu lansia
tif dekat sehingga lansia seharusnya lebih aktif un- adalah pengetahuan dan dukungan keluarga. Sedan-
tuk mengikuti kegiatan posyandu lansia (Anggraini, gkan sikap responden, persepsi responden tentang
2015). posyandu lansia, dan jarak tidak bermakna secara
Hasil penelitian ini juga selaras dengan hasil statistik. Bagi keluarga di harapkan senantiasa mem-
penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2015) has- berikan perhatian, motivasi baik berupa dukungan
il analisis chi-square pada penelitian ini diperoleh maupun informasi kesehatan kepada lansia untuk ra-
nilai x² hitung sebesar 1,991 dengan nilai p <0,005 jin melakukan kunjungan ke posyandu lansia. Bagi
(0,158<0,005),maka Ho di tolak. Artinya tidak ada Kader posyandu diharapkan dapat lebih meningkat-
hubungan antara akses ke posyandu dengan kepatu- kan kemampuannya dalam aspek pengetahuan, sikap
han lansia dalam mengikuti pelayanan posyandu lan- dan keterampilan sebagai motivator kepada masyar-
sia (Yuliana et al, 2015). akat sekitarnya untuk mau dan berperan aktif dalam
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan meningkatkan kunjungan ke posyandu. Bagi Pusk-
bahwa jarak tempat tinggal yang dekat dengan fasil- esmas diharapkan mengadakan kegiatan penyuluhan
itas kesehatan (posyandu lansia), lansia lebih teratur kesehatan secara kontinyu khususnya mengenai man-
melakukan kunjungan di bandingkan yang mempun- faat, tujuan dan jenis pelayanan yang di berikan di po-
yai jarak jauh. syandu kepada lansia untuk selalu berkunjung setiap
Peneliti menemukan adanya ketidaksesuaian bulannya.
antara teori dengan hasil penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara Akses Daftar Pustaka
ke Posyandu dengan kepatuhan Lansia ke Posyandu.
Peneliti menganalisis bahwa hasil penelitian ini tidak Abas Fadli Ricky, (2015). Faktor Yang Mempengaru-
sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa jarak hi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu
tempuh atau akses yang mudah mendukung kepatuhan Lansia Di Wilayah Puskesmas Buko Kabu-
lansia untuk ke Posyandu. Namun sebaliknya bahwa paten Bolaang Mongondong Utara. Http://
adapun akses yang mudah belum tentu mendukung Eprints.Ung.Ac.Id/Id/Eprint/12450
kepatuhan Lansia ke Posyandu karena didukung pula Anggraini, D., Zulpahiyana, Z., & Mulyanti, M.
oleh faktor-faktor lain yang menghambat kepatuhan (2015). Faktor Dominan Lansia Aktif
Lansia ke Posyandu. Mengikuti Kegiatan Posyandu Di Dusun
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (62,7%), Ngentak. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indo-
responden teratur dalam melakukan kunjungan ke- nesia, 3(3), 150-155.
posyandu lansia. Hal ini menunjukkan bahwa ban- Aryantiningsih, D. S. (2014). Faktor-Faktor Yang Ber-
yak dari lansia di Kecamatan Pontianak Timur sudah hubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu
melakukan kunjungan keposyandu untuk memantau Lansia Di Kota Pekanbaru. An Nadaa Jurnal
kesehatan lansia secara mandiri. Sebagian besar ala- Kesehatan Masyarakat, 1(2), 42-47.
san responden melakukan kunjungan kerena untuk Bratanegara, A. (2012). Gambaran Dukungan Keluar-
memantau kesehatan mereka terutama tekanan darah, ga Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia
gulah darah, asam urat, kolesterol dan lain-lain. Di Kelurahan Karasak Kota Bandung. Stu-
Posyandu lansia merupakan wahana pelayanan dents E-Journal, 1(1), 28
bagi kaum usia lanjut,yang dilakukan dari ,oleh ,dan Fadilah, Et Al. (2015). Hubungan Dukungan Keluar-
untuk kaum usila yang menitikberatkan pada pe- ga Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu
layanan promotif dan preventif, tanpa mengabaikan Lansia Di Posyandu Bugenvel 50 Desa Ggut
upaya kuratif dan rehabilitatif, kegiatannya adalah Kabupaten. Jurnal Kesehatan Dr. Soebandi
pemeriksaan kesehatan secara berkala, peningkatan . 3(2). Http://Jurnal.Stikesdrsoebandi.Ac.Id/
olahraga, pengembangan keterampilan, bimbingan Index.Php/Jkes/Article/Download/8/9)
pendalaman agama, dan pengelolaan dana sehat. Fatmah, F., & Nasution, Y. (2012). Peningkatan Peng-
Keberhasilan program posyandu lansia terlihat etahuan Dan Keterampilan Kader Posbindu
dari pemanfaatan atau kunjungan lansia ke posyandu. Dalam Pengukuran Tinggi Badan Prediksi
Keteraturan kunjungan lansia menggambarkan per- Lansia, Penyuluhan Gizi Seimbang Dan Hi-

96
5
Iskandar Arfan & Sunarti, Faktor Frekuensi Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia

pertensi Studi Di Kecamatan Grogol Petam- Putra Deri, (2015). Faktor Yang Berhubungan Dengan
buran, Jakarta Barat. Media Medika Indone- Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah
siana, 46(1), 61-68 Kerja Puskesmas Sikapak Kota Pariaman
Handayani, (2012).Pemanfaatan Pos Pembinaan Ter- Tahun 2015. Skripsi, Padang. Fakultas Kese-
padu Oleh Lanjut Usia Di Kecamatan Ci- hatan Masyarakat Universitas Andalas.
omas Kabupaten Bogor Tahun 2012 Dan Yuliana, Et Al. (2015). Faktor Yang Berhubungan
Faktor Yang Berhubungan. Skripsi, Bogor : Dengan Kepatuhan Lansia Dalam Mengi-
Fakultas Ilmu Kesehatan – Universitas In- kuti Pelayanan Posyandu Lansia Di Desa
donesia. Egon Kecamatan Wagete Kabupaten Sikka
Herman, (2011).Hubungan Antara Pengetahuan Dan Propinsi Ntt.Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Sikap Lansia Serta Peran Kader Posyandu Http://Www.Stikmakassar.Ac.Id/Home/
Dengan Perilaku Pemanfaatan Posyandu Download_File/37)
Lansia Di Kelurahan Kedamin Hulu Ke- Yuliati, A., & Ririanty, M. (2014). Perbedaan Kuali-
camatan Putussibau Selatan Kabupaten tas Hidup Lansia Yang Tinggal Di Komuni-
Kapuas Hulu. Skripsi, Pontianak : Fakultas tas Dengan Di Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadi- (The Different Of Quality Of Life Among
yah Pontianak (Tidak Dipublikasikan) The Elderly Who Living At Community
Juniardi, F. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaru- And Social Services). Pustaka Kesehatan,
hi Rendahnya Kunjungan Lansia Ke Po- 2(1), 87-94.
syandu Lansia Di Puskesmas Batang Beruh Zulfitri, R. (2012). Konsep Diri Dan Gaya Hidup
Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. Lansia Yang Mengalami Penyakit Kronis Di
Welfare State, 2(1). Panti Sosial Tresna Werdha (Pstw) Khusnul
Kaur, H., Kaur, H., & Venkateashan, M. (2015). Fac- Khotimah Pekanbaru. Jurnal Ners Indone-
tors Determining Family Support And Qual- sia, 1(02).
ity Of Life Of Elderly Population. Int J Med
Sci Public Health, 4, 1049-53.
Kosasi, S. M., & Sobirin, C. (2016). Hubungan Peng-
etahuan Tentang Posyandu Lansia Den-
gan Kunjungan Posyandu Pada Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Guguak Panjang
Bukittinggi. Jurnal Kesehatan, 5(1).
Kurniati Hadi Citra, (2014). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan
Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Ke-
dondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten
Banyumas.Jurnal Prosiding Seminar Has-
il Penelitian Lppm Ump : Isbn 978-602-
14930-21.Purwokerto.Http://Download.
Portalgaruda.Org/Article.Php
Maryam, S.R, (2012). Mengenal Usia Lanjut Dan Per-
awatannya. Salemba Medika.Jakarta
Ningsih,R., Arneliwati & Lestari, (2014). Faktor-Fak-
tor Yang Mempengaruhi Minat Lansia Men-
gunjungi Posyandu Lansia. Jom Psik. 1
(2).1-10
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan :Teori
Dan Aplikasi. Rinika Cipta. Jakarta
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu
Dan Seni. Rinika Cipta.Jakarta
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan.
Rinika Cipta. Jakarta
Notoatmodjo ,S. (2012). Promosi Kesehatan Dan
Ilmu Perilaku Kesehatan. Rinika Cipta. Ja-
karta

97
6

Anda mungkin juga menyukai