Faktor Frekuensi Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lans PDF
Faktor Frekuensi Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lans PDF
JVK
JURNAL VOKASI KESEHATAN
http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK
93
2
JVK 3 (2) (2017) hlm. 92 - 97
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa ada 2
sebesar 66,7% responden memiliki pengetahuan baik variabel yang berhubungan dengan frekuensi (ketera-
mengenai posyandu lansia, 68% memiliki sikap baik turan) kunjungan pada lansia ke posyandu lansia yak-
mengenai posyandu lansia, 82,7% ada dukungan kel- ni pengetahuan dengan p value (0,035) dan dukungan
uarga, 69,3% memiliki persepsi yang baik,66,7%, keluarga (0,024).
93,3% ada keluhan penyakit, 66,7% memiliki jarak Pengetahuan merupakan faktor yang penting un-
yang dekat, dan 62,7% teratur untuk berkunjung ke tuk terbentuknya tindakan seseorang. Suatu perilaku
posyandu lansia. yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng
sikap, persepsi responden tentang posyandu lansia, (long lasting), sebaliknya bila perilaku tersebut tidak
adanya dukungan, keluhan penyakit, jarak dengan didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka per-
keteraturan kunjungan lansia ke posyandu. Untuk leb- ilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan ber-
ih jelas dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. langsung lama. sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui proses pengalaman dan proses be-
Tabel 2. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan lajar dalam pendidikan baik yang bersifat formal dan
Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia. informal (Notoatmodjo, 2007).
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Kunjungan
Jumlah P value
yang dilakukan oleh Ningsih Rahmalia dkk yakni ada
Tidak
Pengetahuan
Teratur
Teratur hubungan pengetahuan dengan minat lansia mengun-
% % %
jungi posyandu lansia (Ningsih, 2014). Begitu juga
Kurang Baik 18,7 14,7 33,3
penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian yang
Baik 18,7 48,0 66,7
0,035 dilakukan oleh abas bahwa ada pengaruh pengetahuan
terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lan-
Jumlah 37,3 62,7 100
sia (Abas, 2015).
Kunjungan
Jumlah P value
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menar-
Tidak
Sikap
Teratur
Teratur ik kesimpulan Pengetahuan merupakan faktor yang
% % % penting untuk terbentuknya tindakan seseorang den-
Kurang Baik 17,3 14,7 32,0
gan tingkat pengetahuan yang baik responden lebih
Baik 20,0 48,0 68,0
0,070 teratur melakukan kunjungan ke posyandu lansia dari
Jumlah 37,3 62,7 100
pada responden dengan tingkat pengetahuan yang
kurang baik.
Kunjungan
Jumlah P value
Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2012),
Dukungan Tidak
Keluarga Teratur
Teratur Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk ber-
% % % tindak, dan bukan merupakan pelaksana motif terten-
Tidak mendukung 1,3 16,0 17,3 tu. Sikap belum merupakan suatu aktifitas atau tinda-
Mendukung 36,0 46,7 82,7
0,024 kan, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau
Jumlah 37,3 62,7 100
perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
Kunjungan
bukan merupakan reaksi tingkah laku yang terbuka.
Jumlah P value Sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan
Tidak
Persepsi
Teratur
Teratur tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek
% % % (Notoatmodjo, 2012).
Kurang Baik 10,7 20,0 37,3 Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil pe-
0,964 nelitian yang dilakukan oleh Handayani yang meny-
Baik 26,7 42,7 62,7
Jumlah 37,3 62,7 100
impulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan
Kunjungan
pemanfaatan posbindu lansia di Kecamatan Ciomas
Tidak Jumlah P value (Handayani, 2012).
Jarak Teratur Penelitian di atas juga tidak sependapat dengan
Teratur
% % % penelitan yang dilakukan oleh Putra yang menun-
Jauh 5,3 22,7 28,0 jukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
0,076 variabel sikap lansia dengan pemanfaatan Posyandu
Dekat 32,0 40,0 72,0
Jumlah 37,3 62,7 100 Lansia (Putra, 2015).
Sumber: Data Primer, 2016 Dalam penelitian ini peneliti menarik kesim-
pulan bahwa walaupun hasil secara statistik berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya dan sikap
tidak bermakna dengan keteraturan kunjungan lansia
394
Iskandar Arfan & Sunarti, Faktor Frekuensi Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia
ke posyandu lansia ada faktor lain yang lebih kuat baran, kemampuan memotivasi lansia, memberikan
yang dapat mempengaruhi frekuensi kunjungan lan- penyuluhan kesehatan, serta kemampuan mengajak
sia dan sikap merupakan reaksi tertutup yang dapat lansia untuk selalu hadir diposyandu lansia setiap bu-
berbeda dengan perilaku yang sebenarnya. lannya.
Bentuk dukungan keluarga yaitu memberikan Menurut Lawrence Green, peran petugas kese-
informasi dapat berupa sarana pengarahan dan umpan hatan seperti peran kader merupakan penguat (Rein-
balik tentang bagaimana cara memecahkan masalah forcing) yang mendorong atau memperkuat terjadin-
antara lain keluarga mengetahui anggota keluarga- ya perilaku (Notoatmodjo, 2010).
nya telah memasuki masa tua, keluarga mengetahui Menurut teori Green mengatakan peran kader
masalah / penyakit yang biasa terjadi pada orang usia merupakan salah satu faktor pendukung yang berper-
lanjut, keluarga mengetahui sebab-sebab lansia rentan an dalam perilaku kesehatan karena merupakan faktor
terhadap masalah penyakit keluarga mengenali geja- penyerta perilaku yang memberi ganjaran dan berper-
la-gejala yang terjadi apabila lansia mengalami masa- an bagi penetapan atau lenyap perilaku. teori ini tidak
lah / sakit dan keluarga menganggap perawatan pada sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di Ke-
orang tua itu penting (Kurniati, 2014). camatan Pontianak Timur dengan judul faktor-faktor
Peran keluarga dalam perawatan lansia, keluarga yang berhubungan dengan frekuensi kunjungan lansia
merupakan support system utama bagi lansia dalam ke posyandu.
mempertahankan kesehatannya. Peran keluarga da- Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pene-
lam perawatan lansia antara lain menjaga atau mer- litian yang dilakukan oleh Kurniati (2014) hasil pe-
awat lansia, mempertahankan dan meningkatkan sta- nelitian di ketahui bahwa menurut hasil uji statistik
tus mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, dengan Chi-square menunjukan probabilitas (p) lebih
serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutu- kecil dari α (0,005 < 0,05). Hal ini menunjukan adan-
han spiritual bagi lansia (Maryam, 2012). ya pengaruh kader kesehatan terhadap pemanfaatan
Dukungan keluarga sangat berperan dalam men- posyandu lansia (Kurniati, 2014).
dorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti Penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian
kegiatan Posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi mo- Putra (2015) Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
tivator kuat bagi lansia apabila selalu menyempat- p value = 0,251 (p >0,05), maka dapat disimpulkan
kan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara per-
ke Posyandu, mengingatkan Lansia jika lupa jadwal an kader dengan pemanfaatan Posyandu Lansia (Pu-
Posyandu dan berusaha membantu mengatasi segala tra, 2015).
permasalahan bersama lansia (Aryantiningsih, 2014). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menarik
Menurut hasil penelitian Kaur Harkirat dkk kesimpulan, bahwa peran kader tidak mempengaruhi
(2015). Dukungan keluarga dengan kualitas hidup pemanfaatan Posyandu lansia. Walaupun kader mem-
lansia dengan nilai p-value =0,003 artinya ada hubu- punyai peran penting dalam meningkatkan kunjungan
ngan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia ke posyandu. Disebabkan masih rendah kesa-
lansia (Kaur, 2015). daran lansia dalam pemanfaatan posyandu.
Penelitian ini juga sependapat dengan hasil pe- Jarak merupakan kemampuan manusia dalam
nelitian yang dilakukan oleh Fadilah Nur dkk (2015) mengorganisasikan pengamatan. Jarak merupakan
Hasil pengujian dengan uji Chi-square diperoleh hasil salah satu faktor yang mempengaruhi lansia un-
x2 hitung (11.257) > x2 tabel (3.48) dengan n nilai p tuk berkunjung atau tidak berkunjung keposyandu.
value (0,001) < a (0,05). Ini berarti bahwa Ha diteri- Dimana dalam hal ini para lansia mempunyai persep-
ma yaitu ada Hubungan Dukungan Keluarga dengan si dalam menganalisa tentang jauh tidaknya jarak
Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Posyandu pelayanan kesehatan, karena jarak merupakan salah
(Fadilah et al, 2015). satu faktor pendukung yang memungkinkan seseo-
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan rang berperilaku. Hal tersebut sesuai dengan yang di
bahwa dukungan keluarga sangat berperan penting nyatakan oleh Lawrence Green dalam Notoatmodjo
dalam mendorong minat dan kesediaan lansia untuk (2005), bahwa faktor lingkungan fisik /letak geografis
mengikuti kegiatan Posyandu Lansia. Keluarga bisa berpengaruh terhadap perilaku seseorang /masyarakat
menjadi motivator kuat bagi lansia untuk mendampin- terhadap kesehatan. Lansia tidak datang keposyandu
gi atau mengantar lansia ke posyandu dan mengingat- di sebabkan karena rumahnya jauh dan pelayanan
kan jadwal posyandu. kesehatan kurang terjangkau (Notoatmodjo, 2005).
Peran kader yang menjadi fokus penelitian ini Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningsih
adalah persepsi responden tentang pelayanan yang (2014), Berdasarkan hasil uji statistik Chi-square
diberikan oleh kader dalam memberikan pelayanan didapatkan p value = 0,397 < α (0,05), berarti dapat
di posyandu lansia yang meliputi keramahan, kesa- disimpulkan tidak ada hubungan antara jarak tempat
95
4
JVK 3 (2) (2017) hlm. 92 - 97
tinggal dengan minat lansia mengunjungi posyandu ilaku lansia dalam pemanfaatan posyandu (Kosasi,
lansia (Ningsih, 2014). 2014)
Hasil penelitian ini juga sependapat dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2015), Jar- Penutup
ak dan akses tidak memiliki hubungan dengan keakti-
fan lansia mengikuti kegiatan posyandu nilai p-value Faktor yang berhubungan dengan frekuensi
sebesar 1,000 (p>0,005).Jarak posyandu lansia rela- (keteraturan) kunjungan lansia ke posyandu lansia
tif dekat sehingga lansia seharusnya lebih aktif un- adalah pengetahuan dan dukungan keluarga. Sedan-
tuk mengikuti kegiatan posyandu lansia (Anggraini, gkan sikap responden, persepsi responden tentang
2015). posyandu lansia, dan jarak tidak bermakna secara
Hasil penelitian ini juga selaras dengan hasil statistik. Bagi keluarga di harapkan senantiasa mem-
penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2015) has- berikan perhatian, motivasi baik berupa dukungan
il analisis chi-square pada penelitian ini diperoleh maupun informasi kesehatan kepada lansia untuk ra-
nilai x² hitung sebesar 1,991 dengan nilai p <0,005 jin melakukan kunjungan ke posyandu lansia. Bagi
(0,158<0,005),maka Ho di tolak. Artinya tidak ada Kader posyandu diharapkan dapat lebih meningkat-
hubungan antara akses ke posyandu dengan kepatu- kan kemampuannya dalam aspek pengetahuan, sikap
han lansia dalam mengikuti pelayanan posyandu lan- dan keterampilan sebagai motivator kepada masyar-
sia (Yuliana et al, 2015). akat sekitarnya untuk mau dan berperan aktif dalam
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan meningkatkan kunjungan ke posyandu. Bagi Pusk-
bahwa jarak tempat tinggal yang dekat dengan fasil- esmas diharapkan mengadakan kegiatan penyuluhan
itas kesehatan (posyandu lansia), lansia lebih teratur kesehatan secara kontinyu khususnya mengenai man-
melakukan kunjungan di bandingkan yang mempun- faat, tujuan dan jenis pelayanan yang di berikan di po-
yai jarak jauh. syandu kepada lansia untuk selalu berkunjung setiap
Peneliti menemukan adanya ketidaksesuaian bulannya.
antara teori dengan hasil penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara Akses Daftar Pustaka
ke Posyandu dengan kepatuhan Lansia ke Posyandu.
Peneliti menganalisis bahwa hasil penelitian ini tidak Abas Fadli Ricky, (2015). Faktor Yang Mempengaru-
sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa jarak hi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu
tempuh atau akses yang mudah mendukung kepatuhan Lansia Di Wilayah Puskesmas Buko Kabu-
lansia untuk ke Posyandu. Namun sebaliknya bahwa paten Bolaang Mongondong Utara. Http://
adapun akses yang mudah belum tentu mendukung Eprints.Ung.Ac.Id/Id/Eprint/12450
kepatuhan Lansia ke Posyandu karena didukung pula Anggraini, D., Zulpahiyana, Z., & Mulyanti, M.
oleh faktor-faktor lain yang menghambat kepatuhan (2015). Faktor Dominan Lansia Aktif
Lansia ke Posyandu. Mengikuti Kegiatan Posyandu Di Dusun
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (62,7%), Ngentak. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indo-
responden teratur dalam melakukan kunjungan ke- nesia, 3(3), 150-155.
posyandu lansia. Hal ini menunjukkan bahwa ban- Aryantiningsih, D. S. (2014). Faktor-Faktor Yang Ber-
yak dari lansia di Kecamatan Pontianak Timur sudah hubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu
melakukan kunjungan keposyandu untuk memantau Lansia Di Kota Pekanbaru. An Nadaa Jurnal
kesehatan lansia secara mandiri. Sebagian besar ala- Kesehatan Masyarakat, 1(2), 42-47.
san responden melakukan kunjungan kerena untuk Bratanegara, A. (2012). Gambaran Dukungan Keluar-
memantau kesehatan mereka terutama tekanan darah, ga Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia
gulah darah, asam urat, kolesterol dan lain-lain. Di Kelurahan Karasak Kota Bandung. Stu-
Posyandu lansia merupakan wahana pelayanan dents E-Journal, 1(1), 28
bagi kaum usia lanjut,yang dilakukan dari ,oleh ,dan Fadilah, Et Al. (2015). Hubungan Dukungan Keluar-
untuk kaum usila yang menitikberatkan pada pe- ga Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu
layanan promotif dan preventif, tanpa mengabaikan Lansia Di Posyandu Bugenvel 50 Desa Ggut
upaya kuratif dan rehabilitatif, kegiatannya adalah Kabupaten. Jurnal Kesehatan Dr. Soebandi
pemeriksaan kesehatan secara berkala, peningkatan . 3(2). Http://Jurnal.Stikesdrsoebandi.Ac.Id/
olahraga, pengembangan keterampilan, bimbingan Index.Php/Jkes/Article/Download/8/9)
pendalaman agama, dan pengelolaan dana sehat. Fatmah, F., & Nasution, Y. (2012). Peningkatan Peng-
Keberhasilan program posyandu lansia terlihat etahuan Dan Keterampilan Kader Posbindu
dari pemanfaatan atau kunjungan lansia ke posyandu. Dalam Pengukuran Tinggi Badan Prediksi
Keteraturan kunjungan lansia menggambarkan per- Lansia, Penyuluhan Gizi Seimbang Dan Hi-
96
5
Iskandar Arfan & Sunarti, Faktor Frekuensi Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia
pertensi Studi Di Kecamatan Grogol Petam- Putra Deri, (2015). Faktor Yang Berhubungan Dengan
buran, Jakarta Barat. Media Medika Indone- Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah
siana, 46(1), 61-68 Kerja Puskesmas Sikapak Kota Pariaman
Handayani, (2012).Pemanfaatan Pos Pembinaan Ter- Tahun 2015. Skripsi, Padang. Fakultas Kese-
padu Oleh Lanjut Usia Di Kecamatan Ci- hatan Masyarakat Universitas Andalas.
omas Kabupaten Bogor Tahun 2012 Dan Yuliana, Et Al. (2015). Faktor Yang Berhubungan
Faktor Yang Berhubungan. Skripsi, Bogor : Dengan Kepatuhan Lansia Dalam Mengi-
Fakultas Ilmu Kesehatan – Universitas In- kuti Pelayanan Posyandu Lansia Di Desa
donesia. Egon Kecamatan Wagete Kabupaten Sikka
Herman, (2011).Hubungan Antara Pengetahuan Dan Propinsi Ntt.Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Sikap Lansia Serta Peran Kader Posyandu Http://Www.Stikmakassar.Ac.Id/Home/
Dengan Perilaku Pemanfaatan Posyandu Download_File/37)
Lansia Di Kelurahan Kedamin Hulu Ke- Yuliati, A., & Ririanty, M. (2014). Perbedaan Kuali-
camatan Putussibau Selatan Kabupaten tas Hidup Lansia Yang Tinggal Di Komuni-
Kapuas Hulu. Skripsi, Pontianak : Fakultas tas Dengan Di Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadi- (The Different Of Quality Of Life Among
yah Pontianak (Tidak Dipublikasikan) The Elderly Who Living At Community
Juniardi, F. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaru- And Social Services). Pustaka Kesehatan,
hi Rendahnya Kunjungan Lansia Ke Po- 2(1), 87-94.
syandu Lansia Di Puskesmas Batang Beruh Zulfitri, R. (2012). Konsep Diri Dan Gaya Hidup
Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. Lansia Yang Mengalami Penyakit Kronis Di
Welfare State, 2(1). Panti Sosial Tresna Werdha (Pstw) Khusnul
Kaur, H., Kaur, H., & Venkateashan, M. (2015). Fac- Khotimah Pekanbaru. Jurnal Ners Indone-
tors Determining Family Support And Qual- sia, 1(02).
ity Of Life Of Elderly Population. Int J Med
Sci Public Health, 4, 1049-53.
Kosasi, S. M., & Sobirin, C. (2016). Hubungan Peng-
etahuan Tentang Posyandu Lansia Den-
gan Kunjungan Posyandu Pada Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Guguak Panjang
Bukittinggi. Jurnal Kesehatan, 5(1).
Kurniati Hadi Citra, (2014). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan
Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Ke-
dondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten
Banyumas.Jurnal Prosiding Seminar Has-
il Penelitian Lppm Ump : Isbn 978-602-
14930-21.Purwokerto.Http://Download.
Portalgaruda.Org/Article.Php
Maryam, S.R, (2012). Mengenal Usia Lanjut Dan Per-
awatannya. Salemba Medika.Jakarta
Ningsih,R., Arneliwati & Lestari, (2014). Faktor-Fak-
tor Yang Mempengaruhi Minat Lansia Men-
gunjungi Posyandu Lansia. Jom Psik. 1
(2).1-10
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan :Teori
Dan Aplikasi. Rinika Cipta. Jakarta
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu
Dan Seni. Rinika Cipta.Jakarta
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan.
Rinika Cipta. Jakarta
Notoatmodjo ,S. (2012). Promosi Kesehatan Dan
Ilmu Perilaku Kesehatan. Rinika Cipta. Ja-
karta
97
6