Bab 1
Bab 1
BAB I
PENDAHULUAN
usia mereka. Hal ini menjadi salah satu pemicu perilaku kenakalan remaja
seksual pranikah pada remaja sebagai salah satu bahan penelitian kali ini.
Karena yang peneliti lihat perilaku seksual pranikah di kalangan remaja saat
ini kian meningkat, bahkan sampai pada taraf seks bebas (hubungan
senggama). Hal ini ditunjukkan oleh beberapa data yang peneliti temukan,
sebagai berikut.
berdasarkan hasil penelitian pada lima kota di Tanah Air, 16,35% dari 1.388
luar nikah atau seks bebas. Sebanyak 42,5% responden di Kupang Nusa
serta 6,7% responden di Cirebon Jawa Barat. Kasus seks bebas di kota-kota
2
juga sangat tinggi bahkan melebihi angka 50%. Penelitian yang dilakukan
oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis
dalam situs ini menyatakan bahwa angka yang mengejutkan untuk kota
(Administrator, 2011).
terjadi di kota Malang. Dari sebuah situs menyatakan bahwa adanya data
resmi dari Balitbang Pemerintah Kabupaten Malang yang mencatat ada 40%
pelajar pernah melakukan seks bebas. Jika pelajar SMA, MA, SMK dan
siswa yang pernah melakukan seks bebas ada sekitar 16 ribu siswa lebih
Data lain yang peneliti peroleh dari Kantor Urusan Agama (KUA)
pernikahan dini dari tahun 2009-2011 dengan usia 15-19 tahun sebagai
berikut:
3
Tabel. 1
Angka Pernikahan Dini Di Kecamatan Klojen Malang
Tahu 2009-2011
Keterangan: P = Perempuan
L = Laki-laki
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa angka pernikahan dini dari
tahun 2009 ada 46 orang, pada tahun 2010 naik menjadi 51 orang, dan pada
tahun 2011 ini baru tercatat ada 20 orang sampai pada bulan Juni kemarin.
dari 3 tahun terahir ini tercatat ada 116 orang dan beberapa diantaranya
Urusan Agama (KUA) tidak mau memberikan data yang jelas tentang kasus
Data lain yang peneliti temukan dari sebuah situs menyatakan bahwa
mengeluarkan data dalam setahun lalu 60% dari 328 pasangan atau
sebanyak 160 pasangan sudah hamil sebelum menikah. Mereka yang hamil
Surakarta dengan sampel berukuran 1.250 orang yang berasal dari 10 SMU
di Surakarta, yang terdiri dari 611 laki-laki dan 639 perempuan, menyatakan
Fenomena seks bebas tidak akan terjadi jika para remaja memiliki
pengetahuan tentang seks yang baik dan benar sejak dini. Ronald (1995:v-
dan pedoman hidup yang cukup serta pemahaman yang keliru mengenai
5
yang lebih banyak tentang seks. Biasanya mereka mencari informasi itu
bukan dari orang tuanya atau guru, karena kebanyakan mereka masih
merasa malu dan takut. Kebanyakan orang tua atau guru yang ditanyai
masalah seks oleh remaja, selalu menjawab dengan jawaban yang tidak
“Seks itu jorok, jangan diomongin” (Nugraha, 2004:v). Hal itulah yang
film porno bahkan melalui uji coba sendiri seperti bercumbu, bersenggama
dari remaja usia 12-18 tahun, 16% mendapat informasi seputar seks dari
teman, 35% dari film porno, dan hanya 5% dari orang tua (Muzayyanah,
2008).
seks remaja Indonesia masih relatif rendah, pengetahuan remaja laki laki
dengan benar, 42% mengetahui tentang HIV/ AIDS dan hanya 24%
mengetahui tentang penyakit menular seksual (PMS). Selain itu ada 86%
kapan terjadinya masa subur, dan hanya satu diantara dua remaja yang
tentang seks sudah diberikan kepada mereka sejak dini, baik melalui
ini penting agar mereka dapat memahami masalah-masalah seks sejak dini
merupakan hal yang tabu dan vulgar, serta akan mendorong remaja untuk
berhubungan seks.
tentang seks pada remaja dapat mencegah terjadinya perilaku seks bebas
tempati. Disana dapat dilihat laki-laki dapat keluar masuk dengan bebasnya
begitu juga sebaliknya. Selain itu penulis pernah melihat beberapa pasangan
yang berada dalam satu kamar dalam keadaan pintu kamar terbuka maupun
tertutup.
Pernah terjadi juga fonomena yang sangat tidak baik pada tahun 2007
tidak diinginkan (KTD) sehingga kedua pasangan harus menikah, ada juga
Penelitian yang dilakukan oleh Evlyn R.H dan Suza (2007) yang
SMA Negeri 3 Medan dengan nilai korelasi Spearman (ρ) sebesar 0.196 dan
nilai signifikansi (p) sebesar 0.016, (α<0.05). Namun, diperoleh juga bahwa
dengan nilai korelasi Spearman (ρ) sebesar 0.196 dan nilai signifikansi
0.016, hubungan antara persepsi tentang seks dengan sikap seksual remaja
dengan nilai koefisien korelasi Spearman (ρ) sebesar 0.77 dan nilai
signifikansi (p) sebesar 0.349, hubungan antara persepsi tentang seks dan
sebesar -0.14 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0.868, menunjukka tidak
adanya hubungan yang signifikan atau tidak ada hubungan yang bermakna
antara persepsi tentang seks dan perilaku seksual remaja di SMA Negeri 3
Medan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Endarto, Yulian dan Purnomo, P.S
257 siswa, dengan usia 15–20 tahun. Pengambilan sampel dengan berstrata,
siswa. Ditemukan bahwa dari hasil analisis data, remaja yang memiliki
pengetahuan baik adalah yang terbesar yaitu sebanyak 134 responden (52
dari hasil analisis data untuk tingkat perilaku seksual dapat dikemukakan
164 responden (64 %), yang berperilaku kurang baik sebanyak 67 responden
(26 %), dan yang berperilaku cukup baik sebanyak 26 responden (10 %).
nilai t hitung > t tabel (2,699 > 2,000). Nilai R square (R2 ) sebesar 0,076,
hal ini berarti bahwa 7,6 % dari perilaku seksual remaja bisa dijelaskan oleh
sisanya dijelaskan oleh variabel di luar model. Hasil pengujian tersebut juga
B. Rumusan Masalah
yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
IPMA-MUM?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
a. Bagi remaja: agar dapat memahami tentang seks secara baik dan