Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH SUBSITUSI TEPUNG AMPAS TAHU TERHADAP

KUALITAS KULIT PIE

YOLA VITALOKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA


JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode September 2017
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG AMPAS TAHU TERHADAP KUALITAS
KULIT PIE
Yola Vitaloka1, Anni Faridah2, Wirnelis Syarif 3
Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
FPP Universitas Negeri Padang
Email: ollavitaloka@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pemanfaatan limbah tepung ampas


tahu dalam pengolahan makanan masih sedikit. Tepung ampas tahu memiliki nilai
gizi protein yang cukup tinggi maka dapat diolah menjadi kulit pie. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh substitusi tepung ampas tahu sebanyak
20%, 40%, dan 60% terhadap kualitas bentuk, warna, aroma, tekstur dan rasa kulit
pie. Kualitas bentuk hasil terbaik pada X2 (40%), kualitas warna hasil terbaik
pada X1 (20%), kualitas aroma hasil terbaik pada X2 (40%), kualitas tekstur hasil
terbaik pada X2 (40%) dan kualitas rasa hasil terbaik pada X1 (20%). Jenis
penelitian ini adalah eksperimen murni dengan metode rancangan acak lengkap
sebanyak tiga kali pengulangan. Instrumen yang digunakan adalah angket yang
kemudian dianalisis dengan uji organoleptik. Data yang sudah diperoleh
kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel dan dilakukan analisa varian
(ANAVA). Jika berbeda dilanjutkan dengan uji Duncan. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan nilai terbaik terdapat pada
subsitusi tepung ampas tahu sebanyak 40% (X2).

Kata Kunci : Tepung ampas tahu, Kulit pie, Kualitas

Abstrac

This research was based on the utilization of dregs of waste tofu in the processing
of food is still small. Flour dregs know to have high protein nutritional value. This
study aims to analyze the effect of soybean meal substitution of 20%, 40%, and
60% on the quality of shapes, color, aroma, texture and taste of pie skin. The best
quality results on X2 (40%), best quality of color on X1 (20%), best scent quality
at X2 (40%), best quality texture on X2 (40%) and best taste quality on X1 (20%).
This study was a pure experiment with a complete randomized design method of
three repetitions. The instrument used is a questionnaire which is then analyzed
by organoleptic test. The data that have been obtained is tabulated and analyzed
by variant (ANAVA). If different proceed with Duncan test. Based on the result of
research indicate that overall the best value is found in the substitution of dregs of
tofu waste as much as 40% (X2).
Keywords: Flour dregs tofu, Leather pie, Quality

1
Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga untuk Wisuda periode September 2017
2
Dosen Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga FPP-UNP
A. PENDAHULUAN

Pie merupakan makanan modern yang sudah lama dikenal oleh

masyarakat luas. Hidangan panggang ini ditemukan sejak zaman mesir kuno.

Pie adalah jenis pastry yang populer di Amerika. Sebagaimana diketahui, saat

ini jenis makanan pastry sudah banyak di variasikan. Kehadiran produk

patiseri ikut serta menambah jenis makanan yang ada dimasyarakat.Seiring

dengan meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap olahan patiseri, kreasi

baru dalam olahan patiseri juga bermunculan seperti rainbow cake, perpaduan

cake dengan roti, pie dengan berbagai filling, dan lain sebagainya.

Pie banyak disukai oleh kalangan masyarakat karena pie merupakan

salah satu makanan yang terkesan mewah. Menurut Wheat (1983:274) “Pie

adalah kue dengan dasar adonan pastel berisi buah atau cream, bagian atas

dilapisi marique, slagroom atau pastry cream”. Pie yang berkualitas baik

memiliki ciri khas yaitu rapuh/renyah (crispy) pecah dilidah dan lemak tidak

menempel ditangan/bibir (Suhardjito, 2006:182).

Bahan yang digunakan dalam pengolahan adonan kulit pie yaitu terigu

yang kandungan glutennya lebih rendah.Gluten berasal dari protein yang

terbentuk apabila telah bersentuhan dengan air. Terigu yang digunakan adalah

terigu yang memiliki kandungan protein nya sebesar 9-9,5% atau yang dikenal

dengan merek Segitiga biru. Hal ini sesuai dengan pendapat Marlen dan

Sarifah (2009:49) “Bahwa pie yang renyah akan dihasilkan dari penggunaan

tepung yang kandungan glutennya rendah”. Berdasarkan hal tersebut, bahwa

tidak semua jenis tepung yang dapat menghasilkan pie yang bagus.

1
Berdasarkan komposisi bahan pembuatan kulit pie ini maka muncul

lah ide untuk menggantikan sebagian penggunaan tepung terigu dengan

tepung ampas tahu dengan memanfaatkan limbah padat tahu. Banyaknya

ampas tahu membuat pencemaran yang mengakibatkan bakteri dapat tumbuh

subur dan menghasilkan bau tidak sedap karena, kadar protein yang masih

tinggi pada ampas tahu.Menurut Bertha dkk (2013:57), “Keberadaan bakteri

ini juga berdampak pada pencemaran lingkungan yang serius bila limbah

tersebut dibuang sembarangan tanpa diproses terlebih dahulu”.Sampai saat

ini, ampas tahu hanya digunakan sebagai pakan ternak (Raharjo dalam

Bertha, 2013:57), padahal kandungan protein yang tinggi memungkinkan

ampas tahu dapat diolah menjadi tepung, sehingga dapat digunakan sebagai

bahan pangan.

Menurut Suhartini dalam Ainin Umi Fasikah (2013:19) bahwa,

“Ampas tahu masih mengandung banyak kandungan gizi terutama protein dan

serat, kandungan protein pada ampas tahu kering sebesar 21,16% dan serat

sebesar 24,91% jadi sangat disayangkan jika ampas tahu tidak dimanfaatkan

secara maksimal”. Melihat sifat ampas tahu yang memiliki banyak kelebihan

seperti mengandung protein yang tinggi, banyak mengandung serat, serta

murah dan mudah didapatkan, maka dapat dikembangkan sebagai bahan dasar

dalam pembuatan kulit pie. Menurut Handarsari (2010:36), “Tepung ampas

tahu mengandung amilosa yang sangat rendah yaitu 0,71 %. Sifat tepung

ampas tahu yang kandungan proteinnya cukup tinggi namun amilosanya

sangat redah, lebih tepat untuk pembuatan produk yang tingkat pengembangan

2
volumenya rendah”. Rendahnya kandungan amilosa pada tepung ampas tahu

diharapkan dapat menghasilkan kulit pie yang rapuh, dan renyah, karena pada

proses pengolahan pie tidak membutuhkan tingkat pengembangan volume

yang tinggi.

Penulis ingin menambahkan lagi penganekaragaman olahan tepung

ampas tahu pada produk pastry yaitu kulit pie, karena penelitian tentang

tepung ampas tahu terhadap kualitas kulit pie belum ada, supaya dapat

meningkatkan harga jual dan menambah nilai gizi pada kulit pie. Tujuan

penelitian ini adalah menganalisis pengaruh substitusi tepung ampas tahu

sebanyak 20%, 40%, dan 60% dari jumlah penggunaan tepung terigu yang

digunakan terhadap kualitas bentuk, warna, aroma, tekstur dan rasa kulit pie.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni yaitu dengan melakukan

percobaan langsung tentang pengaruh substitusi tepung ampas tahu terhadap

kualitas kulit pie. Penelitian dilaksanakan di workshop tata boga Universitas

Negeri Padang pada bulan Maret 2017. Variabel bebas (X) terdiri dari empat

yaitu : pemakaian tepung ampas tahu sebanyak 0% (X0), 20% (X₁), 40% gr

(X₂), dan 60% (X₃) dalam pembuatan kulit pie. Variabel terikat (Y) yaitu

kualitas kulit pie yang dihasilkan meliputi, bentuk (Y₁), warna (Y₂), aroma

(Y₃), tekstur (Y₄) dan rasa (Y₅).

Penelitian ini telah dilakukan di Workshop Tata Boga, Jurusan Ilmu

Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Pariwisata Dan Perhotelan, Universitas

Negeri Padang. Jenis penelitian adalah data primer yang diperoleh dari 30

3
orang panelis semi terlatih yang terlibat dalam uji organoleptik dengan 5

jenjang jawaban yang dibuat berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian. Jenis

rancangan penelitian adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3

kali pengulangan dengan kontrol validitas pada setiap penelitian. Data

dianalisis dengan teknik Analisis Varian (ANAVA), jika hasil berbeda nyata

dilanjutkan dengan uji Duncan Multi Range Test (DMRT). Proses pembuatan

tepung ampas tahu mengalami beberapa tahap yaitu memilih ampas yang

masih segar, ampas tahu diperas, dijemur hingga kering, diblender dan

terakhir baru diayak dengan saringan tepung 80 mesh. Prosedur dan bahan

dalam pembuatan kulit pie substitusi tepung ampas tahu dapat dilihat pada

gambar 1 berikut ini:

4
Tepung terigu
Tepung ampas tahu
20%, 40%, dan 60%

Dibuat adonan Margarin 175 gr

Diaduk hingga memasir

Air 75 ml + telur 1 butir +


Diaduk garam 8,5 gr

Digiling setebal 0,5 cm

Dibentuk sesuai cetakan

Dipanggang

Kulit Pie Ampas Tahu

Gambar 1.
Diagram Alir Pembuatan Kulit Pie

C. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian yang telah dilakukan sebanyak 3 kali

pengulangan dengan 4 perlakuan yaitu penggunaan tepung ampas tahu

sebanyak 0% (X0), 20% (X₁), 40% (X₂), dan 60% (X₄). Setelah itu data

akan ditabulasi dalam bentuk tabel. Data tersebut menggambarkan

5
pengaruh penggunaan tepung ampas tahu terhadap kualitas kulit pie.

Kualitas yang dinilai meliputi bentuk, warna, aroma, tekstur dan rasa.

a. Deskripsi Data

4.39
4.37

4.36
4.34
4.33

4.32
4.14

4.11
4.09
4.08
4.08

4.08
4.07

4.07

4.06
4.06

4.06
4.03

4.03

4.01

4.01
4.01

4.01
3.98

3.97
3.96

3.96

3.91
3.79
3.79
5
3.77
3.76
3.71

3.67

3.8
3.46
4
4

2.26

1.94

1.79
3
NILAI

2
1
0

X0 X1 X2 X3
KUALITAS KULIT PIE

Gambar 2. Uji Jenjang Kualitas Kulit Pie

Berdasarkan gambar 2 dapat dijelaskan bahwa : untuk kualitas bentuk

cetakan bulat bergerigi dengan range nilai rata-rata 3,71 – 3,77 dengan

kategori berbentuk cetakan bulat bergerigi berarti substitusi tepung ampas

tahu tidak bepengaruh nyata terhadap kualitas kulit pie. Untuk kualitas

bentuk seragam dengan range nilai rata-rata 4,00 – 4.08 dengan kategori

seragam berarti substitusi substitusi tepung ampas tahu tidak bepengaruh

nyata terhadap kualitas kulit pie. Kualitas bentuk rapi dengan range nilai

rata-rata 4,01 – 4,08 dengan kategori rapi berarti substitusi tepung ampas

tahu tidak bepengaruh nayata terhadap kualitas kulit pie. Kualitas warna

kuning keemasan dengan range nilai rata-rata 4,14 – 2,26 dengan kategori

6
cukup berwarna kuning keemasan berarti semakin banyak substitusi

tepung ampas tahu maka semakin meningkat nilai warna kuning keemasan

kulit pie. Kualitas aroma margarin dengan range nilai rata-rata 4,39 – 4,33

dengan kategori beraroma margarin berarti substitusi tepung ampas tahu

tidak bepengaruh nyata terhadap kualitas kulit pie. Kualitas aroma ampas

tahu dengan range nilai rata-rata 1,94 – 4,36 dengan kategori tidak

beraroma ampas tahu, namun apabila semakin banyak substitusi tepung

ampas tahu maka semakin meningkat nilai rata-rata dari aroma ampas

tahu. Kualitas tekstur renyah dengan range nilai rata-rata 4,09 – 3,96

dengan kategori renyah berarti substitusi tepung ampas tahu tidak

bepengaruh nyata terhadap kualitas kulit pie. Kualitas tekstur rapuh

dengan range nilai rata-rata 4,01 – 3,98 dengan kategori rapuh berarti

substitusi tepung ampas tahu tidak bepengaruh nyata terhadap kualitas

kulit pie. Kualitas rasa gurih dengan range nilai rata-rata 4,01 – 3,80

dengan kategori rasa gurih yang berarti tidak berbeda nyata terhadap

kualitas permen jeli. Dan untuk kualitas rasa ampas tahu dengan range

nilai rata-rata 1,79 – 4,32 dengan kategori tidak beraroma ampas tahu,

namun apabila semakin banyak substitusi tepung ampas tahu maka

semakin meningkat nilai rata-rata dari aroma ampas tahu.

Berdasarkan penjelasan pada gambar 2 bahwa pengaruh yang tidak

signifikan pada kualitas kulit pie adalah bentuk (cetakan bulat bergerigi,

seragam dan rapi), aroma margarin, tekstur (renyah dan rapuh), rasa gurih

tidak berbeda nyata. Sedangkan untuk kualitas warna kuning keemasan,

7
aroma ampas tahu dan rasa ampas tahu berbeda nyata sehinga perlu

dilakukan uji lanjut Duncan yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Hasil Uji Duncan Kualitas Kulit Pie

No Kualitas Nilai Sampel

20% 40% 60%

1. Warna Kuning Keemasan 3,79b 3,67b 2,26c

2. Aroma Ampas Tahu 3,96b 3,46b 4,32a

3. Rasa Ampas Tahu 4,10a 4,11a 4,32b

Keterangan : Huruf berbeda dibelakang angka menyatakan perbedaan


yang nyata.

2. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan metode eksperimen substitusi

tepung ampas tahu terhadap kulit pie sebesar 0% (X0), 20% (X1), 40%

(X2), dan 60% (X3) dengan 3 kali pengulangan, maka dapat dilihat hasil

dari kualitas kulit pie yang meliputi bentuk, warna, aroma, tekstur dan

rasa. Di bawah ini akan dibahas kualitas kulit pie berdasarkan masing-

masing indikator.

a. Kualitas bentuk kulit pie dengan substitusi tepung ampas tahu

Berdasarkan gambar 1 kualitas bentuk cetakan bulat bergerigi

kulit pie yang memiliki nilai terbaik pada 40% (3,79) dengan kategori

bulat bergerigi. Kualitas bentuk seragam kulit pie yang memiliki nilai

terbaik pada 60% (4,07) dengan kategori seragam. Kualitas bentuk rapi

yang memiliki nilai terbaik pada 40% dan 60% (4,08) dengan kategori

rapi. Hasil uji ANAVA menyatakan Ho diterima artinya tidak terdapat

8
pengaruh perbedaan yang signifikan dari pada kualitas kulit pie dengan

substitusi tepung ampas tahu. Bentuk seragam pada kulit pie pada saat

penelitian disebabkan oleh pembentukan adonana pada cetakan dan

proses penekanan pada saat penggilingan yang dilakukan akan

mempengaruhi bentuk seragam kulit pie tersebut. Hal ini didukung

oleh Fajiarningsih (2013:40), “Bentuk seragam terjadi karena

menggunakan rolling pin untuk menggiling adonan atau untuk

menipiskan adonan sehingga dihasilkan adonan dengan ketebalan yang

merata sehingga mudah dicetak dan diperoleh bentuk dan ketebalan

yang sama”.

b. Kualitas warna kulit pie dengan substitusi tepung ampas tahu

Berdasarkan gambar 1 kualitas warna kuning keemasan kulit

pie yang memiliki nilai terbaik pada 20% (3,79) dengan kategori

berwarna kuning keemasan. Dari tabel Duncan dapat dijelaskan bahwa

nilai sampel 20% berada pada kolom yang berbeda dengan 60%,

sedangkan pada 40% berada pada kolom yang sama. Hal ini

disebabkan oleh bahan yang digunakan yaitu tepung ampas tahu yang

mempunyai warna kuning kecoklatan alami. Sesuai dengan pendapat

Winarno (2004:47) yang menyatakan bahwa, “Warna alami dari

produk pangan akan mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh

kandungan komposisi bahan, diupayakan meminimalisasi dan

mengurangi perubahan warna atau mempertahankan warna

9
alaminya”.Semakin banyak tepung ampas tahu yang digunakan maka

semakin bewarna gelap kuning kecoklatan pada kulit pie.

c. Kualitas aroma kulit pie dengan substitusi tepung ampas tahu

Berdasarkan gambar 1 kualitas aroma margarin kulit pie yang

memiliki nilai terbaik pada 20% (4,37) dengan kategori beraroma

harum margarin. Kualitas aroma ampas tahu kulit pie yang memiliki

nilai terbaik pada 40% (3,96) dengan kategori beraroma ampas tahu.

Dari tabel Duncan dapat dijelaskan bahwa pada kualitas aroma ampas

tahu nilai sampel 20% dan 40% berada pada kolom yang berbeda

dengan 60%. Berdasarkan penelitian aroma harum margarin pada kulit

pie ditimbulkan oleh penggunaan lemak. Dimana dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan margarin. Hal ini didukung oleh Cynthia dkk

(2009:35) yang menyatakan bahwa, ”Margarin adalah sebagai

pengganti mentega dengan rupa, aroma, dan konsistensi rasa serta nilai

gizi yang hampir sama dengan mentega”.

d. Kualitas tekstur kulit pie dengan substitusi tepung ampas tahu

Berdasarkan gambar 1 kualitas tekstur renyah kulit pie yang

memiliki nilai terbaik pada 40% (4,08) dengan kategori tekstur renyah.

Kualitas tekstur rapuh kulit pie yang memiliki nilai terbaik pada 20%

(4,06) dengan kategori tekstur rapuh. hal ini dipengaruhi oleh

penggunaan bahan dasar dalam pembuatan kulit pie, salah satunya

penggunaan tepung terigu dengan kandungan protein sedang. Hal ini

sesuai dengan pendapat Marlen dan Sarifah (2009:49), “Bahwa pie

10
yang renyah akan dihasilkan dari penggunaan tepung yang kandungan

glutennya rendah”.

e. Kualitas rasa kulit pie dengan substitusi tepung ampas tahu

Berdasarkan gambar 1 kualitas rasa gurih kulit pie yang

memiliki nilai terbaik pada 20% (3,97) dengan kategori rasa gurih.

Kualitas rasa ampas tahu kulit pie yang memiliki nilai terbaik pada

20% (4,11) dengan kategori rasa ampas tahu. Dari tabel Duncan dapat

dijelaskan bahwa pada kualitas aroma ampas tahu nilai sampel 20%

dan 40% berada pada kolom yang berbeda dengan 60%, Rasa gurih

ditimbulkan dari penggunaan lemak dan garam dalam pengolahan kulit

pie. sesuai dengan pendapat Cynthia dkk (2009:35), “Lemak yang

digunakan dalam pembuatan biskuit berguna untuk memperbaiki cita

rasa”. Semakin tinggi jumlah substitusi tepung ampas tahu, maka

semakin tinggi rasa tepung ampas tahu yang ditimbulkan (Afrianti

dalam Dahniar, 2016:80).

D. SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Berdasarkan hasil uji statistik membuktikan bahwa Ha diterima

yang artinya terdapat pengaruh nyata pada pengaruh substitusi tepung

ampas tahu terhadap kualitas kulit pie pada uji jenjang yang meliputi

kualitas warna kuning keemasan dengan nilai terbaik 20% (X1) aroma

ampas tahu dengan nilai terbaik 40% (X2), dan rasa ampas tahu dengan

11
nilai 20% (X1) serta Ha ditolak yang artinya tidak terdapat pengaruh nyata

pada pengaruh substitusi tepung ampas tahu terhadap kualitas kulit pie

pada uji jenjang yang meliputi kualitas bentuk cetakan bulat bergerigi nilai

terbaik pada 40% (X2), kualitas bentuk seragam nilai terbaik pada 60%

(X3) dan kualitas bentuk rapi nilai terbaik pada 40% (X2) dan 60% (X3),

kualitas aroma margarine nilai terbaik pada 20% (X2), kualitas tekstur

renyah nilai terbaik pada 40% (X2) dan kualitas rapuh nilai terbaik pada

20% (X1) dan kualitas rasa gurih nilai terbaik pada 20% (X1).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan nilai

terbaik terdapat pada substitusi tepung ampas tahu sebanyak 40% (X2).

2. Saran

Setelah dilakukannya penelitian ini maka penulis ingin

memberikan saran sebagai berikut :

a. Peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis agar dapat

melakukan dengan menggunakan variabel atau perlakuan yang

lainnya, seperti penggunaan suhu dan waktu pemanggangan yang

berbeda.

b. Peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis agar dapat

melakukan dengan menggunakan persentase yang lebih tinggi lagi,

seperti 75% dan 100% penggunaan tepung ampas tahu.

c. Jangan mengaduk adonan kulit pie dengan tangan terlalu lama.

Karena panas suhu tangan akan membuat lemak mencair sehingga

adonan menjadi lembek dan berminyak.

12
E. DAFTAR RUJUKAN

Ainin Umi Fasikah. 2013. “ Proporsi Tepung Ampas Tahu dengan Tepung
Terigu dan Jumlah Lemak Terhadap Mutu Organoleptik Biskuit
Berlemak (Rich Biscuit)”.Jurnal Boga, 2 (1): 18-28.

Bertha Rusdi. Indra Topik. Reza Abdul. 2013. “Analisis Kualitas Tepung
Ampas Tahu.” Jurnal Matematika dan Sains,18 (2) : 57-60.

Cynthia Gracia, Sugiyono dan Bambang. 2009. “ Kajian Formulasi Biskuit


Jagung dalam Rangka Substitusi Tepung Terigu. Jurnal Teknologi dan
Industri Pangan. 20 (1):32-4

Dahniar, 2016. “Pengaruh Substitusi Tepung Ampas Tahu Terhadap Kualitas


Brownies Bakar” Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang.

Erna Handasari. 2010. “Eksperimen Pembuatan Sugar Pastry dengan Subsitusi


Tepung Ampas Tahu”. Jurnal Pangan dan Gizi. 1 (1): 35-42.

Marlen Herdiyanto dan Sarifah Hudaya. 2009. Teknologi Pengolahan Roti


dan Kue. Bandung: Widya Padjajaran.

Rahmawati. 2013. “Pengaruh Penggunaan Tepung Ampas Tahu Sebagai


Bahan Komposit Terhadap Kualitas Kue Kering Lidah Kucing”.
Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Ruaida dan Wirnelis Syarif. 2010. Jobsheet Pastry. Fakultas Teknik.


Universitas Negeri Padang.

Suhardjito. 2006. “Pastry dalam Perhotelan”. Yogyakarta: CV Andi Offset.

U.S Associated, Wheat. 1983. Pedoman Pembuatan Roti dan Kue. Jakarta:
PT. Djambatan.

Persantunan:

Jurnal ini disusun berdasarkan skripsi Yola Vitaloka dengan Judul : Pengaruh

Substitusi Tepung Ampas Tahu Terhadap Kualitas Kulit Pie. Penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesarnya kepada Prof. Dr. Ir. Anni Faridah,

M.Si selaki pembimbing 1 dan Dra. Wirnelis Syarif, M.Pd selaku pembimbing 2

dalam penulisan skripsi dan jurnal.

13

Anda mungkin juga menyukai